Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH SISTEM VIRTUAL

REALITY
DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS PIK
Dosen : Richi Dwi Agustia, M.Kom.

Oleh :
(10110680)

Maulana Hidayat

(10110681)

Ervan Fauzi Pranasta

(10110721)

Windia Septianti Utami

(10110733)

Dadan Setiadi

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER


JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufik
serta hidayahNya, sehingga Makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa pula kami
mengucapkan terima kasih kepada orang tua, dosen, dan teman teman yang telah membantu
dalam proses penulisan makalah ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa terdapat banyak kekurangan dalam Makalah ini.
Oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun dari pembaca sangat diharapkan.
Akhirnya kami berharap semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca,
mahasiswa, peneliti untuk masa yang datang.

Bandung, 01 Januari 2015

Penulis

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 . Latar Belakang...................................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...............................................................................................................1
1.3. Tujuan.................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Definisi dari Sistem Virtual Reality....................................................................................3
2.2. Cara Kerja dari Sistem Virtual Reality...............................................................................3
2.3. Implementasi atau Penerapan System Virtual Reality........................................................4
2.4. Pembuatan dan Penggunaan dari Sistem Virtual Reality..................................................12
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan........................................................................................................................15
3.2. Saran..................................................................................................................................15
Daftar Pustaka..........................................................................................................................16

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang

Semakin berkembangnya teknologi informasi pada saat ini membuat kehidupan kita semakin
mudah, salah satunya semakin pesatnya penelitian dan evolusi Artificial intelligent atau
kecerdasan buatan, yang membantu dalam berbagai bidang kehidupan, salah satunya dalam
kemiliteran dan angkatan bersenjata untuk meningkatkan kemampuan SDM yang ada dengan
bantuan pembelajaran melalui computer yang mensimulasikan object virtual yang memiliki sikap
(behavior) dan pemikiran (intelektual) seperti pada object nyata, seperti manusia, tumbuhan,
hewan, dll.
Pengembangan system virtual ini juga dimaksudkan untuk melakukan pengukuran secara tidak
langsung antara kemampuan computer dan manusia, dalam pembahasan ini didasari oleh sebuah
pilihan cerdas untuk efisiensi kerja dan biaya, bayangkan saja untuk mengadakan latihan militer
suatu angkatan ersenjata dibutuhkan banyak dana untuk keperluan senjata, kendaraan, waktu,
tempat, dan lain-lain.
Sistem Virtual Reality (SVR dapat dibayangkan seperti dunia game, dimana sebuah object dapat
dikendalikan secara langsung oleh pemakai denganvisual 3 dimensi, dalam simulasi kita dapat
membuat sebuah percobaan secara software dan dapat diulang ulang.
1.2.

Rumusan Masalah

1. Definisi dari Sistem Virtual Reality ?


2. Cara Kerja dari Sistem Virtual Reality ?
3. Implementasi atau penerapan dari Sistem Virtual Reality ?
4. Pembuatan dan Penggunaan dari Sistem Virtual Reality ?

1.3.

Tujuan

Dalam berbagai aspek VR digunakan untuk membantu pekerjaan atau sebagai hiburan, dalam hal
ini yang akan dibahas mengenai salah satu aplikasi AI yang dikembangkan untuk militer dan
latihan perang angkatan bersenjata. Tujuan utama pada pembahasan makalah ini adalah untuk
mengetahun bagaimana System AI dalam Virtual Reality diimplementasikan pada bidang militer
Virtual Reality adalah suatu teknologi yang dapat mengizinkan pengguna untuk berinteraksi
dengan lingkunagn simulasi Komputer baik itu yang berdasarkan objek yata ataupun imajinasi.
Dengan menggunakn teknologi Virtual Reality perusahaan dapat dengan mudah mengumpulkan
reaksi konsumen terhadap rancangan mobil baru, tata letak interior rumah, dan tawaran potensial
yang lain (Philiph Kloter).
Salah satu contoh aplikasi virtual reality yang digunakan pada saat ini yaitu dalam bidang
militer. Virtual realiy dipakai untuk simulasi latihan perang, simulasi latihan terjun payung dan
sebagainya. Dimana dengan pemakaiaan teknologi ini bisa menghemat biaya dan waktu
dibandingkan dengan cara konvensional.
Menurut Morton Heilig dalam tulisannya tentang Experience Theater tahun 1950 meliputi
semua indera dengan suatu cara efektif, sehingga menarik penonton ke dalam kegiatan di layar.
Ia membangun suatu prototype dari visinya yang dinamakan Sensorama pada 1962, bersama
dengan lima film pendek untuk dipertunjukkan di dalamnya dengan melibatkan berbagai indera
(penglihatan, pendengaran, penciuman dan sentuhan). Sensorama adalah sebuah alat mekanis
yang dilaporkan masih berfungsi hingga hari ini. Pada tahun 1968, Ivan Shuterland dengan
bantuan dari siswanya Bob Sproull menciptakan apa yang secara luas dianggap sebagai
pendahulu dari virtual reality.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi dari Sistem Virtual Reality


Sistem Virtual Reality adalah suatu teknologi yang dapat mengizinkan pengguna untuk
berinteraksi dengan lingkungan simulasi komputer baik itu berdasarkan objek nyata maupun
imajinasi. Dengan manggunakan teknologi Virtual Reality perusahaan dapat dengan mudah
mengumpulkan reaksi konsumen terhadap rancangan mobil baru, tata letak interior rumah,
eksterior rumah, dan tawaran potensial yang lainnya (Philiph Kotler). VRML merupakan
kepanjangan dari Virtual Reality Modeling Language. VRML sendiri adalah suatu format
komputer yang dapat menjelaskan object 3 dimensi untuk digunakan secara online maupun off
line. VRML memiliki kemampuan menampilkan object 3 dimensi statis maupun dinamis dan
object multimedia melalui hyperlink seperti text, suara, gambar, dan film. Berdasarkan badan
standarisasi internasional atau ISO, VRML memiliki dua standard. Bagian pertama merupakan
(ISO/IEC 14772-1) yang menerangkan tentang fungsi-fungsi standard dan text encoding pada
bahasa pemrograman VRML. Bagian kedua ialah (ISO/IEC FDIS 14772-2 )yang menerangkan
tentang fungsi-fungsi standard dan semua penggabungan VRML dengan tata muka eksteranal.
Definisi virtual reality menurut pendapat beberapa ahli sebagai berikut :
A. Virtual Environment (reality) merupakan teknologi yang membuat pengguna dapat
berinteraksi dengan suatu lingkungan yang disimulasikan oleh komputer (computersimulated environment), dimana suatu lingkungan sebenarnya yang ditiru atau benarbenar suatu lingkungan yang hanya ada dalam imaginasi.
B. Sebuah simulasi komputer realitas, menggunakan grafis 3D dan efek suara, dengan
antarmuka pengguna seperti kacamata khusus dan sarung tangan, untuk menciptakan
lingkungan manusia hidup untuk hiburan, eksperimentasi, dan pelatihan.
C. Teknologi ini memungkinkan seseorang melakukan suatu simulasi terhadap suatu objek
nyata dengan menggunakan komputer yang mampu membangkitkan suasana tiga dimensi
sehingga membuat pemakai seolah-olah terlibat secara fisik.
2.2 Cara Kerja dari Sistem Virtual Reality
Cara kerja sistem virtual reality pada prinsipnya adalah seperti berikut. Pemakai melihat suatu
dunia semu, yang sebenarnya berupa gambar-gambar yang bersifat dinamis. Melalui perangkat
headphone atau speaker,pemakai dapat mendengar suara yang realistis. Melalui headset, glove
dan walker,semua gerakan pemakai dipantau oleh sistem dan sistem memberikan reaksi yang

sesuai sehingga pemakai seolahmerasakan sedang berada pada situasi yang nyata, baik secara
fisik maupun secara psikologis.
Contoh aplikasi di bidang yang pertama yaitu :
A. Manufaktur:
Pengujian Rancangan, Prototipe Semu (autocad, 3dmax), Analisis ergonomik, simulasi semu
dalam perakitan, produksi dan pemeliharaan
B. Arsitektur:
Perancangan gedung
C. Militer:
Virtual reality dipakai untuk melakukan simulasi latihan perang, simulasi latihan terjun payung,
dan sebagainya. Dimana dengan pemakaian teknologi ini bisa lebih menghemat biaya dan waktu
dibandingkan dengan cara konvensional.
D. Kedokteran:
pelatihan pembedahan, terapi fisik
E. Penelitian / pendidikan:
Studi tentang topan, konfigurasi galaksi, pengujian matematika kompleks.
F. Hiburan:
Museum Virtual, Permainan balap, Simulasi pertempuran udara, Taman Virtual, Simulasi Ski,
dan lain sebagainya.

2.3 Implementasi atau Penerapan System Virtual Reality


Salah satu contoh aplikasi AI yang digunakan pada saat ini yaitu dalam bidang militer. Virtual
reality dipakai untuk melakukan simulasi latihan perang, simulasi latihan terjun payung. dan
sebagainya. Dimana dengan pemakaian teknologi ini bisa lebih menghemat biaya dan waktu
dibandingkan dengan cara konvensional. Istilah Realitas maya tidak pasti asalnya. Pengembang
realitas maya, Jaron Lanier mengakui bahwa ia menggunakan istilah itu pertama kali dan ada

istilah yang terkait digunakan olehMyron Krueger adalah kenyataan tiruan telah digunakan
sejak 1970.
Virtual Reality sering digunakan untuk menggambarkan berbagai aplikasi, umumnya terkait
dengan mendalam, sangat visual, 3D lingkungan.Biasanya piranti Virtual Reality ini juga
memonitor apa yang dilakukan user. Misalnya kacamata yang mengontrol pergerakkan bola
mata pengguna dan meresponnya dengan mengirim masukkan video yang baru.
Virtual Reality kadang digunakan untuk menyebut dunia virtual yang disajikan ke dalam
komputer, seperti pada berbagai macam game permainan komputer yang kini marak
perkembangannya, meskipun hanya berbasis representasi teks, suara dan grafis.
Sekarang, istilah Virtual Reality mulai tergantikan oleh istilah Virtual Envoronment oleh para
ahli komputer. Konsepnya tetap sama, yaitu mensimulasikan lingkungan 3-D yang bisa dijelajahi
oleh pengguna seolah-olah benar-benar bisa dirasakan lewat indera.

A. Teknologi Virtual Reality


Virtual reality adalah sebuah teknologi yang memungkinkan seseorang melakukan simulasi
terhadap suatu objek nyata dengan menggunakan komputer yang mampu membangkitkan
suasana tiga dimensi (3-D) sehingga membuat pemakai seolah-olah terlibat secara fisik. Virtual
Reality atau VR tidak hanya mensimulasikan apa yang ingin disimulasikan seseorang yang
diprogramkan di Komputer seperti dunia nyata atau sesuatu yang lain, tetapi juga menciptakan
kemampuan intelegensi dalam dunia virtual tersebut, dalam bahasan ini mengenai simulai militer
dalam angkatan bersenjata.
Sistem seperti ini juga dapat digunakan untuk farmasi, arsitek, pekerja medis, dan bahkan orang
awam untuk melakukan aktivitas-aktivitas yang meniru dunia nyata. Sebagai contoh, pilot dapat
menggunakan sistem virtual reality untuk melakukan simulasi penerbangan sebelum melakukan
penerbangan yang sesungguhnya. Ini sangat membantu dalam menekan biaya dan sumber daya

manusia maupun sumberdaya alam yang dibutuhkan untuk membantu dalam melakukan hal-hal
tertentu. Dalam VR juga dapat dimasukkan system pembelajaran, karena tidak nyata maka
simulasi dapat dilakukan terus menerus, seperti halnya ketika main game hanya saja system ini
jauh lebih cerdas karena dapat membantu kita mengenali object virtual dan berinteraksi langsung
dengan system, VR dibuat untuk mengenali sentuhan, gerakan, tekanan,bahasa, dan lain-lain.
VR bisa disebut gabungan dari beberapa aplikasi AI yang ada yaitu Cognitive architectures,
Games, Motion and manipulation, Natural language processing, semua yang ada disimulasikan
dengan system yang dibuat seperti apa yang dikenali manusia melalui penglihatan, sentuhan, dan
pendengaran.
B. Peranti Virtual Reality
Untuk mewujudkan suasana yang menyerupai dunia nyata, virtual reality menggunakan
peralatan-peralatan yang dinamakan glove, headset, dan walker. Glove adalah peranti masukan
yang dapat menangkap gerakan tangan dan mengirimkan informasi gerakan ke sistem virtual
reality. Headset adalah peranti yang berfungsi untuk memonitor gerakan kepala. Selain itu,
peranti inilah yang memberikan pandangan lingkungan yang semu kepada pemakai sehingga
seolah-olah pemakai melihat dunia nyata. Walker adalah peralatan yang dimaksudkan untuk
memantau gerakan kaki. Peralatan ini dapat digunakan untuk mengatur kaki pemakai agar
merasakan beban seperti kalau melangkah dalam dunia nyata. Sebagai contoh, kaki akan terasa
berat untuk melangkah ketika pemakai sedang menghadapi dunia semu berupa rawa atau medan
berlumpur.

Piranti Dalam Mensimulasikan Dunia Virtual

C. Virtual Reality dalam Bidang Militer


Cara kerja sistem virtual reality pada prinsipnya adalah seperti berikut, pemakai melihat suatu
dunia semu, yang sebenarnya berupa gambar-gambar yang bersifat dinamis. Melalui perangkat
headphone atau speaker, pemakai dapat mendengar suara yang realistis. Melalui headset, glove
dan walker, semua gerakan pemakai dipantau oleh sistem dan sistem memberikan reaksi yang
sesuai sehingga pemakai seolahmerasakan sedang berada pada situasi yang nyata, baik secara
fisik maupun secara psikologis.

Latihan tempur udara


melawan pesawat virtual

US Navy latihan menggunakan Future Immersive Training Environment (FITE) dan


Joint Capabilities Technology Demonstration (JCTD)

(Real Human .VS. Virtual Human : mana yang lebih baik ?)


Dari gambar diatas kita dapat melihat bagaimana VR diaplikasikan dalam simulasi latihan militer
yang sesungguhnya. Konsep dalam pembangunan VR sebagai artifisial intellegent terpadu yaitu :

Membangun Objek 3 Dimensi

seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, VR dapat dijelaskan secara sederhana seperti sebuah
gama yang dapat kita kendalikan langsung dengan panca indra. Sebuat lingkungan dan objek 3D
dibuat sedetail mungkin sifatnya, bentuk, dan teksturnya. Seperti senjata misalnya AK47, M16,
Sniper Riffle Dragon, kendaraan berat misalnya tank, pesawat tempur, area latihan, misal hutan,
padang pasir, dalam sebuah gedung dan tentu saja objek manusia sebagai latihan dinamis seperti
musuh misalnya teroris atau sandra dan mungkin kerumunan (crowd) orang dalam situasi latihan
tertentu.

Membangun AI

kita masih membicarakan pengolahan grafis, object 3D yang dibuat kemudian dihidupkan secara
dinamis seperti dunia nyata, bagaimana air mengalir, pohon tertiup angin, bagaimana api
membara, bagaimana manusia hidup, bagaimana alam berbicara. Disini mulai dapat dilihan
konsep kecerdasan buatan yang ada dalam VR, dalam latihan militer tentu yang dibutuhkan

adalah peralatan militer, objek hidup dan bahan pendukung lainnya, misalnya seorang teroris
diciptakan memiliki kemampuan menggunakan senjata, memiliki kepandaian untuk menyerang
tentara dan berusaha (survive) mempertahankan dirinya, ini sebuah kemampuan yang jauh lebih
tinggi dari AI yang diciptakan dalam game perang misalnya Call of Dutty atau Ranbow Six. AI
yang dirancang untuk teroris virtual ini harus dibuat dengan sangat dinamis, tidak mudah
ditebak, memiliki perhitungan militer seperti tentara yang sesungguhnya. AI tidak dibuat hanya
untuk ini tetapi juga dalam simulasi lainnya seperti latiahn pesawat tempur atau terjun payung,
VR memandu pengguna untuk belajar untuk diterapkan dalam dunia nyata. VR tidak sekedar
sebuat media simulasi tetapi sebuah lingkungan cerdas untuk membantu kita dalam
menyelesaikan masalah karena keterbatasan SDM dan SDA.

Kontrol AI

Setelah AI dirancang dalam system virtual, kita membicarakan hardware untuk kontrol dunia
virtual oleh prajurit yang menggunakannya. Sebuah kacamata khusus, headset, glove dan baju
khusus yang memungkinkan pengguna dapat merasakan dirinya ada dalam dunia simulasi
menggunakan panca indranya. Misalnya bagaimana system membaca gerakan kepala, mata,
tangan atau kaki, dan mungkin diciptakan sensor untuk membaca semua gerak tubuh, untuk
mengkondisikan sebuah gerakan yang sama pada VR.

VRML

VRML merupakan kepanjangan dari Virtual Reality Modeling Language. VRML sendiri adalah
suatu format komputer yang dapat menjelaskan objek 3 dimensi untuk digunakan secara online
maupun offline. VRML memiliki kemampuan menampilkan objek 3 dimensi statis maupun
dinamis, dan objek multimedia melalui hyperlink seperti suara, text, gambar dan video. VRML
merupakan salah satu system yang digunakan untuk memodelkan Virtual Reality.

SIMNET

SIMNET adalah jaringan area luas dengan simulator kendaraan dan menampilkan simulasi
tempur yang real-time: tank, helikopter dan pesawat di medan perang virtual. SIMNET
dikembangkan dan digunakan oleh militer Amerika Serikat. SIMNET dibangun dimulai pada
pertengahan 1980-an, kemudian mulai diterjunakan ke lapangan pada tahun 1987, dan digunakan
untuk pelatihan sampai program penggantinya datang pada tahun tahun 1990-an.
Peralatan simulasi interaktif ini sangat mahal, fasilitas pelatihan untuk memproduksinya juga
mahal dan memakan waktu. Pada awal tahun 1980, DARPA memutuskan untuk menciptakan
sebuah sistem prototipe penelitian untuk menyelidiki kelayakan membuat simulator real-time
didistribusikan untuk simulasi pertempuran. SIMNET, aplikasi yang dihasilkan, untuk
membuktikan baik atau kelayakan dan efektivitas suatu proyek (Pimental dan Blau 1994).
Pelatihan menggunakan peralatan yang sebenarnya sangat mahal dan berbahaya. Simnet dapat
digunakan dengan jarak jauh secara bersamaan, misalnya latihan antar Negara, mampu
mensimulasikan skenario perang tertentu, sangat mengurangi biaya pelatihan dan risiko cedera
pribadi (Rheingold 1992). Network SIMNET awalnya dijalankan kecepatan sekitar 56 kbit / s
jalur dial-up, menggunakan prosesor paralel untuk kompres paket melalui link data. Lalu lintas
ini tidak hanya berisi data kendaraan, tetapi suara juga terkompresi.
SIMNET dikembangkan oleh tiga perusahaan: Delta Graphics, Inc; Perceptronics, Inc; dan Bolt,
Beranek dan Newman (BBN), Inc SIMNET simulator, faktor personil dan tim manufaktur
dirancang, dikembangkan dan dibangun lebih dari 300 penuh awak simulator, mengintegrasikan
kontrol, sistem suara dan sistem visual ke system simulator khusus, mereka juga menginstal
simulator di sejumlah fasilitas di Amerika Serikat dan Jerman, melatih operator dan didukung
sistem untuk beberapa tahun.
Selain jaringan, tantangan mendasar kedua di SIMNET saat dikandung adalah ketidakmampuan
sistem grafis untuk menangani sejumlah besar model yang bergerak. Sebagai contoh, simulator

penerbangan paling kontemporer digunakan Partisi Ruang Biner yang efektif untuk lingkungan
komputasi diperbaiki sejak urutan tampilan poligon (yaitu, koherensi kedalaman) dapat pradihitung. Sementara cocok untuk simulator penerbangan, yang sebagian besar memiliki sudut
pandang tetap di atas permukaan bumi, teknik ini tidak efektif dekat tanah, di mana urutan yang
overlay poligon setiap perubahan lain dengan lokasi titik pandang.
SIMNET secara aktif digunakan oleh Angkatan Darat AS untuk pelatihan terutama di Fort
Benning, Fort Rucker, dan Fort Knox. Lokasi sementara dan permanen tambahan di Fort
Leavenworth dan Grafenwoehr, Jerman. Tindak-on protokol untuk SIMNET disebut Simulasi
Interaktif Didistribusikan; Angkatan Darat AS utama tindak program adalah Trainer Tempur
Tutup Taktis (CCTT). Para SIMNET-D (Pembangunan) program yang digunakan sistem
simulasi yang dikembangkan dalam program SIMNET untuk melakukan eksperimen dalam
sistem senjata, konsep, dan taktik. Ini menjadi Simulasi Demonstrasi Advanced Technology
(ADST) program. Ini mendorong penciptaan Labs Pertempuran di Angkatan Darat AS, termasuk
testbed Warfare Mounted di Ft Knox, Ky, Pertempuran Soldier Lab di Ft Benning, GA, yang
Manuver Udara Lab Pertempuran di Ft Rucker, AL, Pertempuran Kebakaran Lab di ft Sill, OK.
2.4 Pembuatan dan Penggunaan dari Sistem Virtual Reality
Lingkungan virtual reality pada saat ini umumnya menyajikan pengalaman visual, yang
ditampilkan pada sebuah layar komputer atau melalui sebuah penampilan stereokopik. Namun
beberapa simulasi mengikutsertakan tambahan informasi hasil penginderaan, seperti suara
melalui speaker atau headphone.
Berdasarkan apa yang telah dijelaskan sebelumnya, pengalaman yang dihasilkan oleh virtual
reality umumnya harus memenuhi kriteria yaitu berpikir dari sudut pandang pengguna dimana
objek yang digunakan dalam lingkungan virtual reality harus hidup seperti ukuran dan
menghasilkan tampilan dan nuansa/rasa dari objek-objek dunia nyata. Kriteria selanjutnya yaitu
alat yang digunakan harus melacak aktivitas pengguna secara

sangat efektif dan efisien.

Pergerakan tangan, mata dan leher pemakai, tindakan, dan semua gerakan harus terlacak oleh

aplikasi/alat secara hati-hati. Hasil atau akhir dari pelacakan gerakan tersebut adalah untuk
mencocokkan dengan tindakan pengguna dalam dunia maya dimana perubahan pergerakan
tersebut harus muncul kembali di layar.

Hal yang menarik selanjutnya yaitu peralatan apa aja sih yang sebenarnya digunakan untuk
membuat virtual reality??
Untuk mewujudkan suasana yang menyerupai dunia nyata, virtual reality menggunakan
peralatan-peralatan yang dinamakan glove (peranti masukan yang dapat menangkap gerakan
tangan dan mengirimkan informasi gerakan ke sistem virtual reality), headset (peranti yang
berfungsi untuk memonitor gerakan kepala, selain itu peranti inilah yang memberikan pandangan
lingkungan yang semu kepada pemakai sehingga seolah-olah pemakai melihat dunia nyata), dan
walker (peralatan yang digunakan untuk memantau gerakan kaki dan mengatur kaki pemakai
agar merasakan beban seperti kalau melangkah dalam dunia nyata).
Selain kegunaan tersebut, ada kegunaan lain dari peranti input virtual reality yaitu melalui
perangkat headphone atau speaker, pemakai dapat mendengar suara yang realistis. Melalui
headset, glove dan walker, semua gerakan pemakai dipantau oleh sistem dan sistem memberikan
reaksi yang sesuai sehingga pemakai seolah merasakan sedang berada pada situasi yang nyata,
baik secara fisik maupun secara psikologis. Beberapa pembuatan virtual reality menggunakan
perangkat input yang paling umum adalah joysticks (untuk main game, ex: Playstation), force
balls/tracking balls, controller wands, data gloves, voice recognition, motion trackers/bodysuits,
dan treadmills.

Beberapa contoh peralatan input VR (Gloves, Headset, motion trackers/bodysuits, force


balls/tracking balls)

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Setelah beberapa tahun pengembangan yang berawal dari imajinasi untuk hidup di dunia maya
akhirnya terwujud dengan saat ini sudah banyak digunakan VR dalam industri, personal dan
militer, VR adalah sebuah teknologi yang membawa kita untk melihat dan mensimulasikan
sesuatu didalam komputer, dalam VR, objek dapat dibuat objek statis maupun dinamis, kita
dapat berinteraksi langsung menggunakan peralatan yang ada.
Di gunakannya VR dalam militer adalah untuk membantu angkatan bersenjata berltih prang
menggunakan musuh virtual, ini akan sangat membantu dari segi finansial dan tempat yang
dibutuhkan, sistem dapat selalu dimaintain dan diperbaiki, sebuah kecerdasan buatan didalamnya
dapat diperbaharui seperti software pada umumnya.
Glove, headset, dan walker digunakan untuk melakukan interaksi dalam VR, dalam
pengembangannya ada 3 tahapan sederhana, yaitu memodelkan dunia 3 dimensi dalam VR,
menciptakan sebuah AI dalam objek 3 dimensi yang dibuat kemudian membuat control antara
hardware dan software untuk dapat dilakukan interaksi virtual antara pemakai dan system.
Dengan teknologi VRML dan pengembangan SIMNET dalam dunia militer diharapkan dapat
membantu SDM yang dilatih untuk lebih baik dan mengembangkannya lebih lanjut.

3.2 Saran
Pengembangan Virtual Reality tidaklah murah, hal ini yang menyebabkan VR mungkin
digunakan oleh orang orang tertentu, dan banyak juga penyalahgunaan VR ini untuk hal yang
negative, diharapkan teknologi ini dapat digunakan untuk hal hal yang bermanfaat, hasil dari
penggunaannya tentu akan sebanding dengan harganya, mungkin Indonesia juga sudah mulai

menggunakan VR dalam militernya tapi hanya sebatas flight simulator, untuk combat simulator
akan sangat membantu karena parajurit yang berlatih akan merasakan dalam kondisi yang
sebenarnya.

Daftar pustaka

http://firmanabd.blogspot.com/2012/12/multimedia-dan-virtual-reality.html
http://angga17kireina.wordpress.com/2011/09/30/makalah-virtual-reality-artificial-intellegent/
http://thetoyzareboyz.blogspot.com/2010/02/virtual-reality.html
http://gunturwidyanto.blogspot.com/2013/04/augmented-reality-virtual-reality.html

Anda mungkin juga menyukai