Anda di halaman 1dari 6

BAB 1.

PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang

Transportasi merupakan proses berpindahnya manusia atau barang dari satu tempat ke
tempat lainnya. Proses perpindahan ini dilakukan dengan sebuah kendaraan yang
digerakkan oleh manusia atau mesin. Transportasi digunakan untuk memudahkan
manusia dalam melakukan aktivitas sehari hari. Berdasarkan tempatnya, jenis
tranportasi dibagi menjadi 3 yaitu transportasi darat, transportasi laut, transportasi
udara.
Transportasi di masa global saat ini memiliki salah satu masalah utama yaitu polusi
udara dan kemacetan terutama pada transportasi darat di kota kota besar Indonesia.
Polusi udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di
atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan
tumbuhan, menggangu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti.
Pembangunan pusat perdagangan baru yang tidak terkendali di wilayah yang lalu
lintasnya padat dapat menambah kemacetan. Jumlah kendaraan yang banyak dalam
keadaan macet mengakibatkan kendaraan membuang polusi lebih besar sehingga
menurunkan kualitas udara. Masalah polusi udara di sektor transportasi ini terjadi pada
daerah perkotaan karena padatnya volume kendaraan.
Beberapa penelitian tentang polusi udara dengan segala resiko telah dipublikasikan,
termasuk resiko kanker darah dan asma. Polusi udara yang kebanyakan dari kendaraan
bermotor akan berdampak lebih buruk pengaruhnya pada anak anak daripada orang
dewasa.
Tumbuhan memiliki peran penting dalam menjaga kualitas udara. Kita bisa merasakan
langsung perbedaan kualitas udara dengan membandingkan udara di perkebunan dan
perkotaan yang memiliki arus transportasi yang padat. Kualitas udara di perkebunan
akan terasa jauh lebih segar dibandingkan dengan perkotaan yang memiliki arus
transportasi yang padat. Menambah jumlah tumbuhan dan mengurangi jumlah
kendaraan yang lewat merupakan cara yang dapat dilakukan untuk menjaga kualitas
udara di tempat berarus transportasi padat. Keadaan siang dan malam yang dialami
tumbuhan juga akan memiliki pengaruh terhadap polusi udara.

1.2.

Perumusan Masalah
Untuk mengatasi masalah pencemaran udara, perlu disusun rumusan masalah dalam
penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana hubungan antara tumbuhan dan jumlah kendaraan terhadap kualitas
udara?
2. Bagaimana penanganan kualitas udara yang buruk di suatu jalan ?

1.3.

Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini sebagai berikut:
1. Menganalisis jumlah kendaraan dan tumbuhan terhadap kualitas udara.
2. Menentukan metode penanganan kualitas udara yang buruk di suatu jalan.

1.4.

Hipotesis :
Berdasarkan perumusan masalah, teori dan tujuan penelitian maka hipotesis
yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Jika ada hubungan banyaknya jumlah kendaraan terhadap kualitas udara
maka kualitas udara semakin buruk.
2. Jika ada hubungan sedikitnya jumlah tumbuhan terhadap kualitas udara
maka kualitas udara semakin buruk.

1.5. Batasan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka dalam
penelitian ini perlu adanya pembatasan masalah agar pengkajian masalah dalam
penelitian ini dapat lebih terfokus dan terarah. Karena keterbatasan yang dimiliki
peneliti baik dalam hal kemampuan, dana, waktu dan tenaga maka penelitian ini hanya
membatasi masalah pada Jalan Setiabudi dan Jalan Letnan Jenderal S.Parman kota
Semarang dengan mengukur kadar CO2 di udara pada siang dan malam.
1.6.

Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki manfaat :
1. Bagi masyarakat umum :
1. Penelitian ini akan meningkatkan kesadaran masyarakat akan polusi yang
disebabkan kendaraan bermotor.
2. Penelitian ini akan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya
tumbuhan terhadap kualitas udara.

2. Bagi Masyakrakat Akademik


1. Hasil penelitian ini dapat menjadi literatur tambahan bagi penelitian
selanjutnya
3. Bagi Pemerintah
1. Penelitian ini akan membantu pemerintah pusat maupun daerah dalam
menentukan jumlah dan jenis tanaman di suatu jalan yang optimal untuk
menjaga kualitas udara.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Pengumpulan Data

Bagan alir yang akan digunakan untuk pelaksanaan penelitian :

Menentukan jalan yang memiliki arus lalu


lintas padat transportasi untuk dijadikan
tempat penelitian

Jalan yang memiliki arus lalu


lintas padat dan memiliki
sedikit tumbuhan

Jalan yang bertransportasi


padat dan memiliki banyak
tumbuhan

Melakukan pengukuran
seberapa besar polusi pada jalan
tersebut pada keadaan siang dan
malam

Melakukan pengukuran
seberapa besar polusi pada
jalan tersebut pada keadaan
siang dan malam

Hasil Pengukuran :
Hasil Pengukuran :
Data pengukuran polusi pada
keadaan siang
Data pengukuran polusi pada
keadaan malam

Data pengukuran polusi


pada keadaan siang
Data pengukuran polusi
pada keadaan malam

Membandingkan hasil
Membandingkan hasil
Bandingka
pengukuran polusi pada
pengukuran polusi pada
n
keadaan siang
dan malam
dari
keadaan siang dan malam dari
Langkah
Penelitian
:
data yang diperoleh
data yang diperoleh
1. Menentukan jalan yang memiliki transportasi padat untuk dilakukan
penelitian.
Dalam tahap ini peneliti harus menentukan dua jalan berbeda yang memiliki
transportasi padat.Memperoleh
Faktor pembeda
jalan
tersebut adalah
jumlah (banyak dan
jumlah
tumbuhan
yang optimum
sedikit) tumbuhan yang ada.
Penentuan
dengan
faktor
pembeda tersebut
untuk
menjaga
kualitas
udara
bermaksud menghasilkan perbedaan kualitas udara yang signifikan di kedua
jalan.

2. Melakukan pengukuran seberapa besar polusi pada saat siang dan malam di
masing masing jalan.
Dalam tahap ini peneliti melakukan pengukuran kadar CO2 pada saat siang
dan malam di masing masing jalan. Pengukuran ini bertujuan untuk
memperoleh data kadar CO2 . Pengukuran dapat dilakukan dengan
menggunakan Alat Ukur Ambient Air Monitoring (alat ukur polusi udara)
selama 1 jam. Alat ini memiliki kemampuan ukur Ozone (O3), Nitrogen
Dioxide (NO2), Nitrogen Oxides (NOX), Carbon Monoxide (CO), Carbon
Dioxide (CO2), Sulphur Dioxide (SO2), Hydrogen Sulphide (H2S), Volatile
Organic Compounds (VOC), Non-methane Hydrocarbons (NMHC).
3. Mencatat hasil pengukuran kadar CO2 di masing masing jalan.
Hasil pengukuran harus berupa data yang didapat dalam keadaan siang dan
malam dari masing masing ruas jalan.
4. Membandingkan hasil pengukuran kadar CO2 di masing masing jalan
dalam keadaan siang dan malam.
Dalam hal ini data yang sudah kita dapat berupa :
1. Data pengukuran polusi pada keadaan siang
2. Data pengukuran polusi pada keadaan malam
dari masing masing jalan.
Kadar polusi CO2 tentunya akan memiliki perbedaan pada saat keadaan
siang dan malam di masing masing jalan.
Sehingga peneliti akan menemukan 2 perbandingan yaitu,
1. Jalan yang memiliki arus transportasi yang padat dengan sedikit
tumbuhan pada keadaan siang dan malam.
2. Jalan yang memiliki arus transportasi yang padat dengan banyak
tumbuhan pada keadaan siang dan malam.
Dari dua perbandingan keadaan siang dan malam tersebut nantinya akan
menghasilkan masing masing data dari setiap ruas jalan.
5. Membandingkan kualitas udara (kadar CO2) kedua ruas jalan.
Data yang sudah di dapat dari masing masing jalan kembali dibandingkan
sehingga dapat menemukan jumlah tumbuhan yang optimal untuk menjaga
kualitas udara.
6. Menemukan jumlah tumbuhan yang optimal untuk menjaga kualitas udara.

3.2. Analisis Data


Tabel 3.1. Nilai Polusi Udara Siang

No.
Nama Jalan
1.
Jalan Setiabudi
2.
Jalan Letnan Jenderal S.Parman

Kadar CO2 Udara Siang

Tabel 3.2. Nilai Polusi Udara Malam

No. Nama Jalan


1.
Jalan Setiabudi
2.
Jalan Letnan Jenderal S.Parman

Kadar CO2 Udara Malam

Tabel 3.1. Nilai Polusi Udara Siang dan Tabel 3.2. Nilai Polusi Udara
Malam
menyatakan kadar CO2 yang telah diukur dengan alat Ambient Air

Monitoring.
Tabel 3.3. Perbandingan Kadar CO2 di masing masing jalan.
No
.

Nama Jalan

1.
2.

Kadar
CO2
Udara
Siang
(1)

% Kadar
CO2
siang

% Kadar
CO2
malam

Jumlah
pohon/radius
alat

Jalan Setiabudi

60

40

50

Jalan Letnan
Jenderal
S.Parman

30

70

80

%Kadar CO2 siang =

* 100%

%Kadar CO2 malam =

* 100%

Kadar
CO2
Udara
Malam
(2)

Anda mungkin juga menyukai