Anda di halaman 1dari 6

Kondisi Perbenihan Tanaman Jagung Di Indonesia

Tugas Individu
Diajukan sebagai salah satu tugas untuk memenuhi tugas mata kuliah Industri Perbenihan

Di susun Oleh:
Adam Fauzan
150510110039

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR, 2014

Kondisi Perbenihan Tanaman Jagung Di Indonesia


A. Potensi Pengembangan Komoditas
Potensi dalam pengembangan benih jagung di Indonesia volume produksi benih jagung
bersertifikat juga mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir yakni sejak tahun 2005.
Tahun 2007 24,3% menjadi 38349 ton.
Tahun 2008 49,3% menjadi 57266 ton.
Rata-rata pada tahun 2003 hingga 2008 mencapai 70 persen dari total produksi benih jagung
bersertifikat. Penggunaan benih jagung hibrida di Indonesia mencapai 56 persen dari total benih
jagung yang digunakan pada tahun 2008.

B. Ketersediaan dan Penyedia Benih


Sejak tahun 2006, industri benih tanaman pangan di Indonesia mulai berkembang pesat
ditandai dengan berdirinya

beberapa perusahaan swasta

nasional maupun asing yang

memproduksi benih jagung hibrida dengan volume yang cukup berarti. Benih unggul
konvesional bersertifikat terutama dihasilkan oleh badan pembenihan milik negara dan
perusahaan BUMN dibidang pembenihan yaitu PT Sang Hyang Seri dan PT Pertani. Selain itu
juga banyak perusahaan pembenihan swasta dalam skala lebih kecil yang telah mendapatkan
sertifikasi dari Departemen Pertanian. Jumlah produsen benih jagung hibrida di Indonesia saat
ini mencapai 18 produsen padahal pada tahun 2005 baru ada 2 perusahaan.
Sebagian besar dari produsen ini adalah perusahaan swasta dan ada 2 produsen yang
merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yakni PT Sang Hyang Seri (SHS) dan PT
Pertani. Beberapa produsen swasta antara lain PT. Dupont Indonesia. PT. Triusaha Sari Tani,
Bayer Indonesia, PT. Karya Niaga Beras Mandiri, PT. Sumber Alam Sutera, serta SHS.
Beberapa produsen ini adalah produsen berafiliasi dengan perusahaan global seperti DuPont
(Pioneer), Monsanto, Bayer,dll.
PT. Sang Hyang Seri memproduksi jenis komposit terdiri dari h 2 varietas jagung
bersari bebas dan 2 varietas jenis hibrida hasil kerja sama dengan mitra luar negeri. Disamping
itu dihasilkan juga 2 varietas hibrida dan 5 varietas jagung manis bekerja sama dengan mitra
dalam negeri.
PT. Dupont Indonesia telah memasarkan benih jagung hibrida di Indonesia sejak tahun
1988 dengan merek Pioneer. Total jumlah varietas jagung hibrida yang sudah dilepas oleh

Kondisi Perbenihan Tanaman Jagung Di Indonesia


Dupont di Indonesia sebanyak 23 jenis meskipun yang kini masih diproduksi dan dipasarkan
tinggal 6 jenis saja yakni varietas P7, P11, P12, P13, P21, dan P23.

C. Permasalahan dan Kendala


Terjadinya penolakan terhadap budidaya tanaman transgenik muncul karena dianggap
berpotensi mengganggu keseimbangan ekosistem. Salah satunya adalah terbentuknya hama atau
gulma super (yang lebih kuat atau resisten) di lingkungan. Kekhawatiran ini terlihat jelas pada
perdebatan mengenai jagung hasil bioteknologi yang memiliki racun hasil bioteknologi untuk
membunuh hama lepidoptera berupa ngengat dan kupu-kupu tertentu. Ada kemungkinan hama
yang ingin dibunuh dapat beradaptasi dengan tanaman tersebut dan menjadi hama yang lebih
tahan atau resisten terhadap racun hasil bioteknologi. Selain itu, kupu-kupu Monarch, yang
bukan merupakan hama jagung, ikut terkena dampak berupa peningkatan kematian akibat
memakan daun tumbuhan perdu (Asclepias) yang terkena serbuk sari dari jagung hasil
bioteknologi.
Kontroversi lain yang berkaitan dengan isu ekologi adalah timbulnya perpindahan gen
secara tidak terkendali dari tanaman transgenik ke tanaman lain di alam melalui penyerbukan
(polinasi). Serbuk sari dari tanaman transgenik dapat terbawa angin dan hewan hingga
menyerbuki tanaman lain. Akibatnya, dapat terbentuk tumbuhan baru dengan sifat yang tidak
diharapkan dan berpotensi merugikan lingkungan. Sebagai tindakan pencegahan, beberapa
tanaman yang disisipi gen untuk mempercepat pertumbuhan dan reproduksitanaman, seperti:
alfalfa (Medicago sativa), kanola, dan bunga matahari. Disarankan untuk dibudidayakan pada
daerah tertutup (terisolasi) atau dibatasi dengan daerah penghalang. Hal itu dilakukan untuk
menekan perpindahan serbuk sari ke tanaman lain, terlebih gulma. Apabila gulma memiliki gen
tersebut maka pertumbuhannya akan semakin tidak terkendali dan dengan cepat dapat merusak
berbagai daerah pertanian di sekitarnya. Hingga sekarang belum terdapat petunjuk bahwa
transfer horizontal ini telah menyebabkan munculnya gulma super, meskipun telah diketahui
terjadi transfer horizontal.

D. Perspektif Pemecahan Masalah


Penggunaan Benih Varietas Unggul Bersertifikat

Kondisi Perbenihan Tanaman Jagung Di Indonesia


Penggunaan benih varietas unggul bersertifikat di tingkat petani perlu diperbaharui untuk
bisa mempertahankan tingkat produktifitas secara berkelanjutan guna menghindari munculnya
serangan hama dan penyakit tumbuhan. Penggunaan benih bersertifikat harus melalui
penangkaran dengan menanam benih yang berkelas atau benih bermutu. Benih unggul yang
diperbanyak oleh penangkar perlu pembinaan dan pengawasan oleh PBT setempat agar benih
yang ditangkarkan melalui proses sertifikasi. Cara memproduksi benih bermutu perlu
menggunakan benih yang dihasilkan dari penelitian Badan Litbang Pertanian yaitu meproduksi
Benih Dasar (Foundation Seed), varietas benih bersertifikat dari Benih Penjenis (Bredder Seed)
yang daya hasilnya lebih tinggi. Selanjutnya Benih Dasar tersebut diproduksi menjadi Benih
Pokok (Stock Seed) di balai benih tingkat Kabupaten. Benih Pokok tersebut lalu diperbanyak di
tingkat petani penangkar menjadi Benih Sebar (Extention Seed) untuk dijual kepada para petani
calon pengguna.Selain itu, sosialisasi kepada petani penangkar dan pengusaha tentang
pentingnya penggunaan benih varietas unggul bersertifikat produksi tinggi. Maka tingkat
produksi yang lebih tinggi bisa terus menerus dicapai dan dijaga ketahannya dari serangan hama
dan penyakit untuk mendukung peningkatan produksi tanaman pangan.
Penggunaan benih varietas unggul yang berproduksi tinggi yang mempunyai adaptasi
luas dan umurnya relatif pendek. Dengan demikian secara bertahap varietas yang berproduksi
rendah, sedang serta berumur panjang secara otomatis bisa digantikan oleh varietas yang
memiliki potensi hasil tinggi. Jika varietas yang memiliki produktifitas yang tinggi ini sudah
semakin banyak, otomatis sudah bisa mendukung peningkatan produksi pangan nasional.
Adapun Kebijakan, Strategi dan Program Perbenihan Nasional :
1. Kebijakan
a) Meningkatkan penggunaan benih varietas unggul bermutu
b) Menggantikan varietas lokal, produktifitas rendah dan sedang menjadi varietas untuk
berproduksi tinggi
c) Meningkatkan dukungan dalam pemuliaan dan penyebaran benih
d) Memantapkan alur perbanyakan benih
e) Mengoptimalkan pengawasan mutu dalam produksi dan peredaran benih
f) Memantapkan kelembagaan produksi dan pengawasan mutu benih
g) Menumbuhkembangkan produsen penangkar dan penyalur benih

Kondisi Perbenihan Tanaman Jagung Di Indonesia


2. Strategi
a. Penelitian, Pemuliaan dan Pelepasan Varietas

Diperoleh varietas unggul baru

Diketahuinya komposisi penyebaran varietas baru

b. Produksi dan Distribusi

Meningkatkan ketersediaan benih sumber dan benih sebar

Meningkatkan penyerapan benih sumber dan benih sebar

c. Pengawasan Mutu dan Sertifikasi Benih

Teroptimalisasinya pengawasan mutu dan sertifikasi benih

Teroptimalisasinya pengawasan peredaran benih

d. Penunjang kelembagaan, infrastruktur, sarana dan prasarana peraturan SDM, permodalan


dan lain-lain

Teroptimalisasinya

kinerja

lembaga

dan

meningkatkan

kemampuan

usaha

perbenihan

3. Program Perbenihan
a) Peningkatan ketersediaan benih bermutu varietas unggul untuk mendukung
pencapaian sasaran produksi tanaman pangan
b) Optimalisasi penggunaan benih bermutu varietas unggul
c) Aktualisasi data dan informasi perbenihan melalui sistem informasi perbenihan
d) Optimalisasi kinerja kelembagaan perbenihan untuk mendukung peningkatan
ketersediaan benih bermutu
e) Penyempurnaan peraturan perbenihan yang tidak relevan dengan kondisi perbenihan
saat ini
f) Peningkatan penyebaran varietas unggul baru yang sesuai dengan agroekologi masingmasing daerah dan keinginan petani
g) Mendorong berkembangnya produsen benih di daerah
h) Sistem sertifikasi benih yang mengacu pada SNI dan pengembangan sistem sertifikasi
mandiri bagi produsen yang memenuhi persyaratan
i) Mendorong terciptanya iklim yang kondusif bagi perbenihan nasional
j) Mendorong berkembangnya komoditas spesifik tanaman pangan.

Kondisi Perbenihan Tanaman Jagung Di Indonesia


Nasution A, Z. 2013. Strategi Sistem Perbenihan. http://www.bangazul.com/strategi-sistemperbenihan/. Jakarta (Di akses pada tanggal 02 September 2014 Pukul 13.00)
http://www.datacon.co.id/Seed1-2009Ind.html (Di akses pada tanggal 02 September 2014 Pukul
11.00)

Anda mungkin juga menyukai