STATUS OBSTETRIK
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOJA
Nama Mahasiswa
NIM
: 11.2013.195
Dokter Pembimbing
I.
Tanda Tangan :
IDENTITAS
Identitas Pasien
Nama
: Ny. T
Umur
: 24 tahun
Agama
: Islam
Alamat
Jakarta Utara
Pekerjaan
Suku
: Sunda
Pendidikan
: SMP
No. Telefon
: 081293656111
Identitas Suami
Nama
: Tn. P
Umur
: 26 tahun
Agama
: Islam
Alamat
Jakarta Utara
Pekerjaan
: Karyawan swasta
Suku
: Betawi
Pendidikan
: SMP
II. ANAMNESIS
Masuk RSU Koja
Keluhan Utama
Os datang dari Poli KIA kerana tekanan darah tinggi.
Keluhan Tambahan
Tidak ada
Riwayat Penyakit Sekarang
Os datang ke poli KIA RSU KOJA dengan rujukan dari puskesmas kerana tekanan darah tinggi. Os
juga datang dengan maksud untuk mengontrol kehamilan. Os tidak mual dan tidak muntah. Ini
merupakan kehamilan pertama, hari pertama haid terakhir tanggal 20/01/2014 . Pasien sering
memeriksakan kehamilannya di bidan dengan hasil bahwa keadaan ibu dan janinnya baik-baik saja
namun tidak pernah dilakukan USG. Pasien mengaku tekanan darah setiap kali periksa selalu normal
120/80, tidak pernah mengalami tekanan darah tinggi dan tidak pernah minum obat tekanan darah
tinggi. Pasien tidak sesak dan jantung tidak berdebar-debar. Adanya nyeri ulu hati dan mata kabur
disangkal oleh os. Os mengaku tidak sedang stress. Gerakan janin masih dirasakan sewaktu
: 12 tahun
Siklus
: Teratur/ 28 hari
Lama
: 7 Hari
HPHT
: 20/01/2014
Taksiran Persalinan
: 27/10/2014
: Baik
Kesadaran
: Compos Mentis
Tinggi badan
: 156 cm
Berat badan
: 70 kg
Tanda vital
Tekanan Darah
: 150/100 mmHg
Nadi
: 82 kali/menit
Nafas
: 21 kali/menit
Suhu
: 36,4 0C
Mata
Jantung
Paru-paru
Abdomen
Ekstremitas
STATUS OBSTETRI
Pemeriksaan Luar
Inspeksi
Palpasi
Leopold I
:Teraba
lunak,
tidak
bulat,
tidak
melenting
-
Leopold II
Leopold III
Leopold IV
His
: Tidak ada
Auskultasi
: DJJ + , 148x/menit
Pemeriksaan Genital
Anogenital
Inspeksi : vulva dan vagina tenang, lender dan darah tidak ada, edema -,
varises -, anus tidak membuka, perineum tidak menonjol.
Pemeriksaan dalam (VT)
Tidak dilakukan
Hb
: 11,4 g/dl
( 12 16g/dL)
Ht
: 32,5%
( 35 45 % )
Lekosit
: 10,800/ul
Protrombin time
: 8
APTT
: 31
Natrium (Na)
Kalium (K)
Klorida ( Cl)
Golongan darah
: AB
Rhesus
SGOT
: 21 U/L
(<32)
SGPT
: 13 U/L
(<33)
Ureum
: 25,9 mq/dL
(16.6 48.5)
Creatinin : 0.80
: +/Pos
(0.51 0.95)
XIV. RESUME
Ny. T datang ke poli KIA RSU KOJA dengan rujukan dari puskesmas kerana tekanan darah tinggi.
Os juga datang dengan maksud untuk mengontrol kehamilan. Os tidak mual dan tidak muntah. Ini
merupakan kehamilan pertama, hari pertama haid terakhir tanggal 20/01/2014. Pasien sering
memeriksakan kehamilannya di bidan dengan hasil bahwa keadaan ibu dan janinnya baikbaik saja namun tidak pernah dilakukan USG. Pasien mengaku tekanan darah setiap kali
periksa selalu normal 120/80. Pasien mengaku tidak mempunyai riwayat hipertensi, asma,
penyakit jantung, DM dan alergi. Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum baik,
kesadaran compos mentis. Tekanan darah 150/100 mmHg, nadi 82x/menit, pernafasan
21x/menit, suhu 36,4oC.
Pada pemeriksaan obstetrik didapatkan :
Pemeriksaan Luar
Inspeksi
Palpasi
Leopold I
:Teraba
lunak,
tidak
bulat,
tidak
melenting
-
Leopold II
Leopold III
Leopold IV
Auskultasi
: DJJ + , 148x/menit
His
: Tidak ada
Pemeriksaan Genital
Anogenital
Inspeksi : vulva dan vagina tenang, lender dan darah tidak ada, edema -,
varises -, anus tidak membuka, perineum tidak menonjol.
Pemeriksaan dalam (VT)
Tidak dilakukan
XV . DIAGNOSIS
Ibu: G1 P0 A0 hamil 32 minggu dengan Preeklampsia Berat
Janin: tunggal, hidup, intra uterin, letak memanjang, presentasi kepala.
XVI. PENATALAKSANAAN
Rencana Diagnostik
Periksa laboratorium (darah rutin, hemostasis, urinalisa, elektrolit, fungsi hati dan
ginjal)
Cardiotocography (CTG)
Bedrest
Rencana USG
Pasang cateter
XVII. EDUKASI :
-
Memberitahukan kepada pasien dan keluarga pasien tentang keadaan pasien dan tindakan
persalinan yang akan dilakukan serta resiko yang dapat terjadi selama proses persalinan.
Meminta keluarga pasien untuk menandatangani surat informed consent berkaitan dengan
tindakan persalinan dan pengobatan yang akan dilakukan.
XVIII. PROGNOSIS
Ibu
: dubia ad bonam
Bayi
: dubia ad bonam
FOLLOW UP
18 Sep 2014
Jam 12.45
18 Sep 2014
Jam 17.00
S
Tidak ada
keluhan
Tidak ada
keluhan
O
Ku: baik, Kes:
CM
TD: 150/100
N : 82
RR: 21
S: 36.4
A
GIP0A0 hamil 32 mgg
P
Bolus MgSO4 4 g dlm 15
menit
Infus RL +MgSo4 6 g
intrauterine,
16tpm
presentasi
kepala
18 Sep 2014
jam 22.00
Tidak ada
keluhan
19 September
2014
Tidak ada
keluhan
intrauterine,
presentasi
16tpm
kepala
20 Sep 2014
Tidak ada
keluhan
Pasien pulang pada tanggal 21/9/2014 siang hari dan direncanakan untuk dilakukan USG di
poli [ada tanggal 24/9/2014
PEMBAHASAN
PRE EKLAMPSIA BERAT
I.
DEFINISI
Preeklampsia dan eklampsia merupakan salah satu komplikasi kehamilan yang
disebabkan langsung oleh kehamilan itu sendiri.
Preeklampsia adalah timbulnya hipertensi, oedema disertai proteinuria akibat
kehamilan, setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Gejala ini
dapat timbul sebelum 20 minggu bila terjadi penyakit trofoblastik.
Eklampsia adalah kelainan akut pada wanita hamil, dalam persalinan atau nifas yang
ditandai dengan timbulnya kejang atau koma. Sebelumnya wanita tadi menunjukkan gejalagejala Preeklampsia.
II.
ETIOLOGI
Etiologi penyakit ini sampai sekarang belum dapat diketahui dengan pasti. Banyak
teori-teori dikemukakan tetapi belum ada yang mampu memberi jawaban yang memuaskan
tentang penyebabnya sehingga disebut sebagai penyakit teori. Teori yang dapat diterima
harus dapat menerangkan hal-hal sebagai berikut:
1. Sebab bertambahnya frekuensi pada primigravida, kehamilan ganda, hidramnion,
dan mola hidatidosa.
2. Sebab bertambahnya frekuensi pada bertambahnya usia kehamilan.
3. Sebab dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin
intrauterin.
4. Sebab jarangnya ditemukan kejadian preeklampsia pada kehamilan berikutnya.
5. Sebab timbulnya hipertensi, edema, proteinuria, kejang, dan koma.
III.
FAKTOR RESIKO
Insidens preeklamsia relatif stabil antara 4-5 kasus per 10.000 kelahiran hidup pada
negara maju. Pada negara berkembang insidens bervariasi antara 6-10 kasus per 10.000
kelahiran hidup. Angka kematian ibu bervariasi antara 0%-4%. Kematian ibu meningkat
karena komplikasi yang dapat mengenai berbagai sistem tubuh. Penyebab kematian
terbanyak ibu adalah perdarahan intraserebral dan oedem paru. Kematian perinatal berkisar
antara 10%-28%. Penyebab terbanyak kematian perinatal disebabkan karena prematuritas,
pertumbuhan janin terhambat, dan meningkatnya karena solutio plasenta. Sekitar kurang
lebih 75% eklampsi terjadi antepartum dan 25% terjadi pada postpartum. Hampir semua
kasus ( 95% ) eklampsi antepartum terjadi pada terjadi trisemester ketiga.
IV.
GEJALA KLINIS
Hipertensi
Hipertensi biasanya timbul lebih dahulu daripada tanda-tanda lain. Untuk
menegakkan diagnosis preeklampsia, kenaikan tekanan sistolik harus 30 mmHg atau
lebih diatas tekanan yang biasanya ditemukan, atau mencapai 140 mmHg atau lebih.
Kenaikan tekanan diastolik sebenarnya lebih dapat dipercaya. Apabila tekanan diastolik
naik dengan 15 mmHg atau lebih atau menjadi 90 mmHg atau lebih, maka diagnosis
hipertensi dapat dibuat. Penentuan tekanan darah dilakukan minimal 2 kali dengan jarak
waktu 6 jam pada keadaan istirahat.
Proteinuria.
Proteinuria berarti konsentrasi protein dalam air kencing yang melebihi 0,3 gr/liter
dalam air kencing 24 jam atau pemeriksaan kualitatif menunjukkan 1 atau 2 +/liter atau
lebih dalam air kencing yang dikeluarkan dengan kateter atau midstream yang diambil
minimal 2 kali dengan jarak waktu 6 jam. Biasanya proteinuria timbul lebih lambat
daripada hipertensi dan kenaikan berat badan , karena itu harus dianggap sebagai tanda
yang cukup serius.
Edema
Edema adalah penimbunan cairan secara umum dan berlebihan dalam jaringan tubuh,
dan biasanya dapat diketahui dari kenaikan berat badan serta pembengkakan kaki, jari
tangan dan muka. Edema pretibial yang ringan sering ditemukan kehamilan biasa,
sehingga tidak seberapa berarti untuk penentuan diagnosis preeklampsia. Kenaikan berat
badan kg setiap minggu dalam kehamilan masih dianggap normal, tapi bila kenaikan 1
kg seminggu beberapa kali, hal ini perlu menimbulkan kewaspadaan terhadap timbulnya
preeklampsia.
V.
KLASIFIKASI
Klasifikasi hipertensi dalam kehamilan :
Diagnosis
Tekanan darah
Tanda Lain
Hipertensi Karena
Kehamilan :
Hipertensi gestasional
Proteinuria (-)
Kehamilan >20
minggu
Preeklampsia ringan
Proteinuria 1+
Preeklampsia berat
Tekanan sistolik >= 160,
tekanan diastolik >=110
Proteinuria 2+
Oligouria
Creatinin >1,2 mg/dl
Trombosit
100.00/mm
Mikroamingo-pati
hemolisis
Peningkatan enzim
hati
Hiperrefleksia
Gangguan
penglihatan
Nyeri epagastrium
Eklampsia
Kejang
Hipertensi
Hipertensi Kronik
Hipertensi Kronik
Hipertensi
Kehamilan < 20
minggu
Superimposed Pre-
Hipertensi kronik
eclampsia
New onset
Proteinuria + tandatanda lain dari
preeklampsia
VI.
PATOLOGI
Preeklampsia berat sering menyebabkan kematian ibu. Pada penyelidikan akhir-akhir
ini dengan biopsi hati dan ginjal ternyata bahwa perubahan anatomi patologi pada alatalat itu pada preeklampsia tidak jauh berbeda dari pada yang ditemukan pada eklampsia.
Perubahan-perubahan
tersebut
mungkin
sekali
disebabkan
oleh
vasospasmus
arteriola.Penimbunan fibrin dalam pembuluh darah merupakan faktor penting juga dalam
patogenesis kelainan-kelainan tersebut.
mengatur retensi air dan natrium. Pada preeklampsia permeabilitas pembuluh darah
terhadap protein meningkat.
PATOFISIOLOGI
10
Kelahiran yang kurang baik pada kehamilan sebelumnya (PJT< IUFD) dan Genetik
Penyakit vaskular
Faulty placentation
Invasi trofoblas
Yang abnormal
Faktor imunologi,
Genetic, infalmasi
Agen vasokatif :
Agen Noxious :
- Prostaglandin
- Nitrit oxide
- Endotelin
- Cytokin
- Lipid
peroksidase
Aktivasi endotel
Vasokontriksi
Peningkatan permeabilitas kapiler
Hipertensi
Kejang
Oligouria
Abortus
Iskemia hati
Edema
Hemokonsentrasi
Pengaktifan
Faktor
Koagulasi
Proteinuria
aaiaaaaa
Trombositopenia
VIII.
DIAGNOSIS
Diagnosis dini harus diutamakan bila diinginkan angka morbiditas dan mortalitas
rendah bagi ibu dan anaknya. Walaupun terjadinya preeklampsia sukar dicegah, namun
11
preeklampsia barat dan eklampsia biasanya dapat dihindari dengan mengenal secara dini
penyakit itu dan dengan penanganan secara sempurna.
Pada umumnya diagnosis preeklampsia didasarkan pada anamnesis, pemeriksaan fisik
dan penunjang. Diagnosis preeklampsia yaitu dengan adanya 2 dari trias tanda utama :
hipertensi, edema dan proteinuria. Gejala tersebut timbul setelah usia kehamilan 20 minggu
Secara umum preeklampsia dibagi dalam ; ringan, berat, Bila tidak terdapat gejala pada
preeklampsia berat , maka penyakit tersebut ringan (preeklampsia ringan).
Perbedaan antara PER dan PEB
Abnormalitas
Tekanan diastol
Proteinuria
Sakit kepala
Gangguan visual
Nyeri epigastrium
Oligouria
Serum creatinin
Trombositopeni
Peningkatan enzim liver
Kematian janin
Edema pulmo
PER
< 100mmHg
+1
Normal
Minimal
-
PEB
110 mmHg atau lebih
+2 atau lebih
+
+
+
+
Meningkat
+
Jelas
Jelas
+
DIAGNOSIS BANDING
l. Hipertensi kronik
2. Proteinuria
Infeksi kandung kencing, anemia berat, payah jantung, partus lama dapat
12
menyebabkan proteinuria
X. PENATALAKSANAAN
Penanganan Pre-eklamsi Ringan
1. Rawat Jalan
a. Banyak istirahat (berbaring atau tidur miring).
b. Diit cukup protein dan vitamin, rendah karbohidrat, lemak dan garam.
c. Sedatif ringan : diazepam 3 x 2 mg atau luminal 3 x 30 mg selama 7 hari kalau
pasien tidak bisa istirahat.
d. Pemeriksaan laboratorium :
darah dan urin rutin
jumlah trombosit
uji faal hati dan ginjal
e. Monitor keadaan janin : estriol, urin, amnioskopi, USG dan lainnya.
f. Kontrol tiap minggu atau 2x/minggu.
2. Rawat Inap
a. Dalam dua minggu rawat jalan tidak menunjukkan perubahan.
b. Kenaikan berat badan 1 kg/minggu
c. Timbul salah satu gejala preeklamsia berat
13
Respirasi 16 x/menit
5 mg IV, tunggu 5 menit, bila tidak ada respon ulangi 5 mg IV sampai dosis
total 25 mg.
b. Klonidin
Satu ampul (0,15 mg) dilarutkan dalam 9 ml aqua for injection atau NaCl
fisiologi disuntikkan IV sebanyak 5 ml.
Tunggu 5 menit, bila tekanan darah belum turun, ulangi sampai 4 x dalam 30
menit.
Bila tekanan darah turun, klonidin diberikan secara IM 3-4 jam sebanyak 0,15
mg.
6. Diuretika
Indikasi : edema umum, edema paru, dan kegagalan jantung kongestif. Contoh :
lasix 1 ampul IV
7. Tindakan Obstetrik
a. Konservatif : kehamilan dipertahankan, tunggu sampai persalinan spontan.
b. Aktif :
Indikasi bila terdapat satu atau lebih keadaan di bawah ini :
14
Terdapat tanda IUGR yang kurang dari 10 persentil dari kurva normal
Primigravida
Kala I laten
:Seksio Caesar
Kala I aktif
Kala II
Osborn positif.
15
Indikasi
Vakum
Forceps
Ibu :
presentasi belakang
kepala
- Kelelahan ibu
- Ruptura uteri iminen
- Toksemia gravidarum
meninggi,lokia berbau
- Partus tidak maju-maju,
misalnya pada putar paksi
salah,ubun-ubun kecil
melintang
- Eklampsia mengancam
- Ibu-ibu yang tidak boleh
mengejan lama
- Ibu-ibu yang kehabisan
tenaga
Tujuan dan
kegunaan
- Traksi
- Koreksi
Mengubah letak kepala
bila ubun-ubun kecil
terletak di kiri atau kanan
depan,melintang kiri dan
kanan,letak belakang kiri
dan kanan
- Kompresi
Untuk menambah moulage
16
kepala
Waktu untuk
melahirkan janin
ekstraksi forceps
ekstraksi vakum
17
XI. Komplikasi
Komplikasi terberat dari pre-eklamsi adalah kematian ibu dan janin. Komplikasi di bawah ini
biasanya terjadi pada pre-eklamsi berat dan eklamsi, antara lain adalah:
1. Solusio plasenta
Biasanya terjadi pada ibu yang menderita hipertensi akut dan lebih sering terjadi pada
pre-eklamsi
2. Hipofibrinogenemia
3. Hemolisis
Penderita dengan pre-eklamsi berat kadang akan menunjukkan gejala klinis hemolisis
yang dikenal dengan ikterus. Belum diketahui pasti apakah hal ini merupakan
kerusakan sel-sel hepar atau destruksi sel-sel darah.
4. Perdarahan otak
Merupakan penyebab utama kematian maternal pada penderita eklamsi
5. Kelainan mata
Kehilangan penglihatan untuk sementara dapat berlangsung selama seminggu.
Kadang-kadang dapat terjadi perdarahan pada retina, hal ini merupakan tanda gawat
akan terjadi apopleksi serebri
6. Edema paru-paru
Dapat terjadi karena adanya payah jantung
7. Nekrosis hepar
Nekrosis periportal hepar pada pre-eklamsi dan eklamsi merupakan akibat dari
vasospasme arteriola sistemik
8. Sindrom HELLP (Haemolysis, Elevated Liver enzymes, and Low Platelet)
9. Kelainan ginjal
Berupa endoteliosis glomerulus, yaitu pembengkakan sitoplasma sel endotel tubulus
ginjal tanpa adanya kelainan struktur lainnya. Kelainan lain yang dapat timbul adalah
anuria sampai dengan gagal ginjal
10. Prematuritas, dismaturitas, dan kematian janin intra uterin
11. Komplikasi-komplikasi lainnya
18
PROGNOSIS
Kematian ibu dan bayi karena preeklampsia berat dikarenakan kurang cermatnya
19
DAFTAR PUSTAKA
1. Cunningham Gary F,at all. William Obstetrics.21st edition. Hipertensi Disorder In
Pregnancy.Mc.Graw Hill.Medical Publishing division. New York.2001; 567-618
2. Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan, Edisi Ketiga. Cetakan keenam. Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta 2002, Hal 281-300.
3. Saifudin AB . Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta 2002. hal M
4. Masjoer A. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi ketiga Jilid 1. Media Aesculapius
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta 2001.
5. Wibowo N, Patogenesis Preeklampsia. Seminar Konsep Mutakhir Preeklampsia.
Jakarta, 28 April 2001. Hal 1-5
6. J.Simpsson Leigh Joe. Ilipertention. Obstetrics Normal and Problem Pregnance. In
Editor Gebe B Steven. Churchill Livingston. Philadelphia 2002
7. Mochtar R, Lutan D, editor. Sinopsis Obstetri : Obstetri Operatif, Obstetri Sosial
Edisi 2 jilid 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta 1998 Hal 63-88
8. Deborah
EC,MD.
Preeklampsia
(Toksemia
of
Pregnancy).
20