Anda di halaman 1dari 14

TANDA-TANDA DINI BAHAYA/ KOMPLIKASI IBU DAN JANIN MASA

KEHAMILAN MUDA
A. ERDARAHAN PERVAGINAM
1. Abortus
2. Kehamilan Mola
3. Kehamilan Ektopik
Abortus
Abortus adalah berakhirnya kehamilan oleh akibat-akibat tertentu pada atau sebelum kehamilan
22 minggu atau buah kehamilan belum mampu hidup diluar kandungan.
Abortus spontan, abortus yang terjadi secara alamiah tanpa intervensi luar untuk
mengakhiri kehamilan tersebut.
Abortus buatan, terjadi akibat intervensi tertentu yang bertujuan untuk mengakhiri proses
kehamilan (abortus provokatus).
Abortus infeksius, abortus yang disertai komplikasi infeksi. Penanganan dengan
pengosongan uterus.
Missed abortion, perdarahan disertai dengan retensi hasil konsepsi yang telah mati hingga
8 minggu atau lebih. Penanganannya dengan tindakan dilatasi.
Tabel Tanda dan Penanganan Abortus Sesuai Jenisnya
Jenis Abortus
Tanda
Penanganan
Iminen
Flek (darah coklat)
Bed rest total
Insipien
Ostium terbuka, darah +, nyeri
Dilatasi & kuterase
Inkomplit
Darah -/+, nyeri, sebagian konsepsi keluar Digital, uterotonika & antibiotika
Komplit
Hasil konsepsi keluar
Uterotoni
Kehamilan Mola
Suatu kehamilan dimana setelah fertilisasi, hasil konsepsi tidak berkembang menjadi embrio
tetapi terjadi proliferasi dari vili korealis disertai dengan degenerasi hidropik. Tandanya adanya
perdarahan, besar uterus tidak sesuai umur kehamilan, tidak ada tanda pasti hamil, keluar
jaringan mola, kadar HCG positif, muka dan badan pucat kekuningan dan saat USG ada
gambaran seperti badai salju. Penanganannya adalah evakuasi mola secepatnya dan periksa ulang
secara teratur.
Kehamilan Ektopik
Kehamilan ektopik adalah kehamilan dimana setelah fertilisasi implantasi terjadi di luar
endometrium kavum uteri, seperti di ovarium, serviks dan tuba fallopi.
Tanda dan gejalanya adalah HCG positif, amenorea, perdarahanvagina, nyeri abdomen bagian
bawah, pucat/ anemi, kesadaran menurun dan lemah, syok hipovolemik, nyeri goyang porsio dan
perut kembung. Penanganannya dilakukan stabilisasi dengan merestorasi cairan tubuh dengan
larutan kristaloid dan tindakan operatif.
B. HIPERTENSI GRAVIDARUM
Hipertensi dalam kehamilan berarti bahwa wanita telah menderita hipertensi sebelum hamil atau
disebut pre eklamsia tidak murni. Hipertensi dalam kehamilan sering dijumpai dalam klinis, yang
terpenting adalah menegakkan diagnosis seawal mungkin.
Tabel Klasifikasi Hipertensi Menurut JNC VII (2003)

Klasifikasi

Sistolik
< 120
120 139
140 159
>= 160

Diastolik
< 180
80 89
90 99
>= 10

Normal
Pre hipertensi
Hipertensi stadium I
Hipertensi stadium II
Definisi Hipertensi
Definisi hipertensi dalam kehamilan menurut WHO :
Tekanan sistol ? 140 atau tekanan diastol ? 90 mmHg.
Kenaikan tekanan sistolik ? 15 mmHg dibandingkan tekanan darah sebelum hamil atau
pada trimester pertama kehamilan.
Klasifikasi Hipertensi
Hipertensi Essensial Hipertensi terjadi sebelum kehamilan atau pada 20 pekan pertama
kehamilan yang menetap sampai 12 pekan pasca persalinan.
Hipertensi Gestasional Kenaikan tekanan darah diatas normal pada waktu kehamilan
tanpa terjadi proteinuria, dan kembali normal dalam 12 pekan pasca persalinan.
Pre-Eklampsia dan Eklampsia Hipertensi ringan sampai berat dengan proteinuria (>0,3
gr dalam 24 jam). Jika tidak ada proteinuria, tersangka preeklampsia bila terjadi kenaikan
tekanan darah dan ada keluhan sakit kepala, gangguan penglihatan, nyeri perut. Pada
pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar creatinin serum >1,2 mg/dl, jumlah
trombosit < 100.000 sel /mm3, anemia hemolitik dan kenaikan SGOT, SGPT.
Pre-Eklampsia dengan Hipertensi Kronik Pre eklampsia yang terjadi pada penderita
hipertensi esensial.
Penatalaksanaan Hipertensi
Penatalaksanaan hipertensi dalam kehamilan dengan memberikan obat anti hipertensi antara lain
Methyldopa, Labetalol, Nifedipin SR dan Hydralazine.
C. NYERI PERUT BAGIAN BAWAH
Nyeri perut / abdomen yang tidak berhubungan dengan persalinan normal adalah normal. Nyeri
abomen yang menunjukkan masalah yang mengancam jiwa adalah yang hebat, menetap, dan
tidak hilang meskipun telah istirahat. Hal ini bisa terjadi pada apendisitis, kehamilan ektopik,
abortus, penyakit radang pelvik, persalinan preterm, gastritis, penyakit kantong empedu, solusio
plasenta, infeksi saluran kemih atau infeksi lain.

TANDA-TANDA BAHAYA/ KOMPLIKASI IBU DAN JANIN PADA MASA


KEHAMILAN LANJUT
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia:
Deteksi : adalah usaha menemukan dan menentukan keberadaan, anggapan atau kenyataan
Dini : adalah seawal mungkin, selekas-lekasnya
Deteksi Dini Risiko Kehamilan:Adalah usaha menemukan seawal mungkin adanya kelainan,
komplikasi dan penyulit kehamilan serta menyiapkan ibu untuk persalinan normal.
Tujuannya adalah untuk menurunkan angka morbiditas dan mortalitas maternal dan neonatal.
PENDAHULUAN
Waspada terhadap tanda tanda bahaya dalam kehamilan
Mengajarkan ibu hamil dan mengenali tanda tanda bahaya selama kehamilan dan
menganjurkan datang ke klinik segera jika mengalami tanda tanda bahaya tersebut.
Memeriksa tanda tanda bahaya ini setiap kunjungan untuk mengidentifikasi/ menemukan
suatu tanda bahaya sehingga dapat membuat suatu assesmen atau diagnosa dan membuat suatu
rencana penatalaksanaan yang sesuai.
Tanda-tanda bahaya jika tidak terdeteksi dapat mengakibatkan kematian ibu.

(1). Perdarahan Pervaginam


Pada kehamilan lanjut perdarahan yang tidak normal adalah merah, banyak, dan kadang
kadang, tetapi tidak selalu disertai dengan rasa nyeri.
Jika bidan menemukan ibu hamil dengan keluhan perdarahan pervaginam maka :
Tanyakan pada ibu karakteristik perdarahannya, kapan mulai, seberapa banyak, apa warnanya,
adakah gumpalan, dan lain lain.
Tanyakan pada ibu apakah ia merasakan nyeri/ sakit ketika mengalami perdarahan tersebut
Selanjutnya dapat dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui penyebab dari perdarahan tersebut.
Perdarahan pervaginam pada kehamilan lanjut disebut juga dengan perdarahan
antepartum/Haemorrhage Antepartum (HAP) yaitu perdarahan dari jalan lahir setelah kehamilan
22 minggu
Frekuensi HAP 3% dari semua persalinan
Klasifikasi HAP:
Plasenta previa
Solusio plasenta
Perdarahan yang belum jelas sumbernya (ruptura sinis marginalis, plasenta letak rendah, vasa
previa)

Plasenta Previa
Definisi
Keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat abnormal, yaitu pada sekmen bawah rahim
sehingga menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir.
Klasifikasi
Belum ada kata sepakat dikalangan para ahli mengenai klasifikasi plasenta Previa, dikarenakan
keadaan yang berubah-ubah seiring dengan bertambahnya usia kehamilan (besarnya uterus).
Misalnya pada bulan ke tujuh masuk dalam klasifikasi plasenta Previa totalis, namun pada akhir
kehamilan berubah menjadi plasenta previa lateralis. Ada beberapa ahli yang menganjurkan
untuk menegakan diagnosis yang sesuai dengan keadaan saat diperiksa (moment opname).
Menurut De Snoo, diagnosis plasenta previa ditegakan berdasarkan pada pembukaan 4 5 cm,
dan jika dikombinasikan dari pendapat beberapa ahli kebidanan di Amerika, maka ditetapkan
tiga klasifikasi plasenta previa, yaitu sebagai berikut :
- Plasenta Previa totalis (sentralis) : seluruh ostium ditutupi plasenta.
- Plasenta previa parsialis (lateralis) : sebagian ostium ditutupi plasenta.
- Plasenta previa letah rendah (marginalis) : tepi plasenta berada 3-4 cm diatas pinggir
pembukaan, pada pemeriksaan dalam tidak teraba.
Faktor-faktor yang meningkatkan kejadian PP :
1.Umur
Umur muda endometrium masih belum sempurna
Umur tua endometrium tumbuh kurang subur
2.Paritas
Paritas meningkatkan kejadian plasenta previa makin besar karena ndometrium belum sempat
tumbuh
3.Endometrium yang cacat
- Bekas persalinan berulang dengan jarak pendek
- Bekas operasi, kuret/plasenta manual
- malnutrisi
Diagnosis dan gambaran klinis
Anamnesia
1.Keluhan utama pasien ketika datang ke fasilitas kesehatan biasanya karena ada perdarahan
pada kehamilan lanjut (trimester III).
2.Sifat perdarahannya tanpa sebab, tanpa nyeri, dan berulang.
Kadang terjadi pada bangun tidur di pagi hari, tanpa disadari tempat tidur sudah dipenuhi dengan
darah. Jumlah dara yang keluar biasanya akan bertambah banyak dari jumlah darah yang keluar

sebelumnya. Banyak sedikitnya darah yang keluar bergantung pada seberapa besar bagian
plasenta yang lepas dan pembuluh darah yang putus oleh pelepasan atau robeknya plasenta.
Inspeksi
1.Adanya perdarahan pervagina dengan jumlah banyak atau sedikit dan berwarna merah segar.
2.Jika perdarahan banyak, Ibu akan tampak pucat.
Palpasi Abdomen
1.Janin sering dalam keadaan belum cukup bulan, sehingga TFU masih rendah.
2.Sering dijumpai kesalahan letak janin (sungsang, lintang).
3.Bagian terbawah janin belum turun, jika presentasi kepala, biasanya masih dapat digoyangkan.
Pemeriksaan Inspekulo
Dengan memakai spekulum secara hati-hati, untuk melihat sumber perdarahan, apakah dari
dalam uterus, kelainan vagina, atau pecahnya varises .
Pemeriksaan USG
Pada pemeriksaan USG terlihat letak plasenta disekmen bawah rahim.
Pemeriksaan Dalam
Pemeriksaan ini merupakan tekhnik yang paling jelas dalam menegakan diagnosis plasenta
previa, namun bahayanya juga paling besar. Bahaya pemeriksaan dalam pada plasenta previa
antara lain, yaitu dapat menyebabkan perdarahan yang hebat, dapat menimbulkan insfeksi, dan
merangsang his (kontraksi rahim) yang akan memicu terjadinya partus prematurus.(Pemeriksaan
dalam dapat di lakukan di meja operasi)

SOLUSIO PLASENTA
- Terlepasnya plasenta yang letaknya normal sebelum janin lahir
- Frekuensi 1 dari 50 persalinan
Penyebab :
Trauma langsung terhadap uterus hamil (terjatuh, tendangan anak yang sedang
digendong/trauma langsung lainnya)
Trauma kebidanan : karena tindakan kebidanan yang dilakukan :
Setelah versi luar
Seteleh memecahkan ketuban
Persalinan anak kedua pada Gemelli
.Pada kehamilan dengan tali pusat pendek

Secara klinis solusio plasenta dibagi :


1.Solusio plasenta ringan
- Terlepasnya sebagian kecil plasenta
- Tidak berdarah banyak
- Tidak mempengaruhi keadaan ibu/janinnya
- Apabila terjadi perdarahan pervaginam, warnanya kehitam-hitaman sedikit sekali
2.Solusio plasenta sedang
Terlepas lebih dari nya
Dapat timbul perlahan-lahan dari solusio plasenta ringan
Mendadak, sakit perut ters-menerus kemudian perdarahan pervaginam
Ibu syok
Uterus teraba tegang terus-menerus, nyeri tekan sehingga bagian janin susah teraba
3. Solusio plasenta berat
Terlepas lebih dari 2/3 permukannya
Terjadi tiba-tiba
Ibu syok
Janin telah meninggal
Uterus tegang seperti papan dan sangat nyeri
Perdarahan pervaginam tampaknya tidak sesuai dengan keadaan syok ibu kadang perdarahan
pervaginam mungkin belum sempat terjadi
Diagnosis Solusio Plasenta :
1. Anamnesa
Terdapat perdarahan yang disertai rasa nyeri
Terjadi spontan/trauma
Perut terasa nyeri
Diikuti penurunan sampai terhentinya gerakan janin
2. Pemeriksaan
Pemeriksaan fisik umum
Keadaan umum tidak sesuai dengan jumlah perdarahan
TD menurun, nadi danrnafasan meningkat
Penderita tampak anemis
3. Palpasi abdomen
Perut tegang terus-menerus
Terasa nyeri pa aaat palpasi
Bagian janin sukar ditentukan
4. Auskultasi
DJJ bervariasi dari asfiksia ringan sampai dengan berat

5. Pemeriksaan dalam
Terdapat pembukaan
Ketuban tegang dan menonjol

(2) Sakit kepala yang hebat


Batasan
Masalah : wanita hamil mengeluh nyeri kepala yang hebat. Sakit kepala seringkali merupakan
ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit kepala yang menunjukan suatu masalah
serius adalah sakit kepala yang menetap dan tidak hilang dengan beristirahat.
Kadang kadang dengan sakit kepala yang hebat Ibu mungkin menemukan bahwa
penglihatannya menjadi kabur atau berbayang. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah
gejala dari preklamsia.
Sakit kepala bisa terjadi selama kehamilan dan seringkali merupakan ketidaknyamanan yang
normal dalam kehamilan
Sakit kepala yang merupakan masalah serius adalah sakit kepala hebat yang menetap dan tidak
hilang dengan beristirahat
Jika disertai dengan penglihatan kabur/berbayang merupakan gejala pre eklampsia
Tanyakan pada ibu, apakah ia mengalami edema pada muka/tangan atau gangguan visual
Periksa TD, protein urine, refleks dan edema
Periksa suhu dan jika tinggi, lakukan pemeriksaan darah untuk mengetahui adanya parasit
malaria

(3) Penglihatan Kabur


Batasan
Masalah : Wanita hamil mengeluh penglihatan yang kabur. Karena pengaruh hormonal,
ketajaman penglihatan Ibu dapat berubaha dalam kehamilan. Perubahan ringan (minor) adalah
normal.
Tanda dan Gejala
1.Masalah visual yang mengindikasikan keadaan yang mengancam adalah perubahan visual yang
mendadak, misalnya pandangan kabur dan berbanyang.
2.Perubahan penglihatan ini mungkin disertai sakit kepala yang hebat dan mungkin menandakan
pre-eklamsia.
Deteksi Dini
Pemeriksaan Data
Pemeriksaan TD, protein urine, refleks dan edema.

(4) Bengkak di wajah dan jari-jari tangan


Penjelasan Gejala dan Tanda
Bengkak bisa menunjukan adanya masalah serius jika muncul pada muka dan tangan, tidak
hilang setelah beristirahat, dan disertai dengan keluhan fisik yang lain. Hal ini bisa merupakan
pertanda anemia gagal jantung, atau pre-eklamsia.
Hampir separuh dari ibu-ibu akan mengalami bengkak yang normal pd kaki yang biasanya
muncul pada sore hari dan biasanya hilang setelah beristirahat/meninggikan kakinya
Bengkak bisa menunjukkan masalah serius jika muncul pada muka dan tangan, tidak hilang
setelah beristirahat dan disertai dengan keluhan fisik yang lain.
Hal ini dapat merupakan pertanda anemia, gagal jantung atau pre eklampsia
Deteksi Dini
1.Pengumpulan data
Tanyakan pada Ibu apakah ia mengalami sakit kepala atau masalah visual.
2.Pemeriksaan
a). Periksa adanya pembengkakan
b). Ukur TD dan protein urine Ibu.
c). Periksa haemoglobin Ibu (atau warna konjungtifa) dan tanyakan tentang tanda dan gejala lain
dari anemia.

(5) Keluar Cairan Per Vaginam


1. Abortus
a. Abortus imminens
Sering juga disebut dengan keguguran membakat dan akan terjadi jika ditemukan perdarahan
pada kehamilan muda, namun pada tes kehamilan masih menunjukan hasil yang positf. Dalam
kasus ini keluarnya janin masih dapat dicegah dengan memberikan terapi hormonal dan
antispasmodic serta istirahat.
Jika setelah beberapa minggu ternyata perdarahan masih ditemukan dan dalam dua kali tes
kehamilan menunjukan hasil yang negative, maka harus dilakukan kuretase karena hal teresbut
menandakan abortus sudah terjadi.
b. Abortus insipiens (keguguran sedang berlangsung)

Abortus insipiens terjadi apabila ditemukan adanya perdarahan pada kehamilan muda
disertaidengan membukanya ostium uteri dan teraba selaput ketuban. Penanganannya sama
dengan abortus inkomplitus.
c. Abortus habitualis (keguguran berulang)
Pasien termasuk dalam abortus tipe ini jika telah mengalami keguguran berturut-turut selama
lebih dari tiga kali.
d. Abortus inkomplitus (keguguran bersisa)
Tanda pasien dalam abortus tipe ini adalah jika terjadi perdarahan per vagina disertai
pengeluaran janin tanpa pengeluaran desidua atau plasenta.Gejala yang menyertai adalah
amenore, sakit perut karena kontraksi, perdarahan yang keluar bisa banyak atau sedikit. Pada
pemeriksaan dalam ditemukan ostium yang terbuka dan kadang masih teraba jaringan, serta
ukuran uterus yang lebih kecil dari usia kehamilannya.
Jika terdapat tanda-tanda syok, maka atasi terlebih dahulu dengan pemberian transfusi darah dan
cairan, kemudian keluarkan jaringan secepatnya dengan metode digital (menggunakan dua jari)
atau kuretase, dan selanjutnya berikan obat-obatan uterotonika dan antibiotik.
e. Abortus kompletus (keguguran lengkap)
Pada abortus jenis ini akan ditemukan pasien dengan perdarahan per vagina disertai dengan
pengeluaran seluruh hasil konsepsi (janin dan desidua) sehingga rahim dalam keadaan kosong.

(6).Gerak janin Tidak Terasa


a.Masalah : Ibu tidak merasakan gerakan janin sesudah kehamilan trimester 3.
b. Normalnya Ibu mulai merasakan gerakan janinnya selama bulan ke lima atau ke enam,
beberapa Ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal.
c. Jika bayi tidur, gerakannya akan melemah.
d. Gerakan bayi akan lebih mudah terasa jika Ibu berbaring atau beristirahat dan jika Ibu makan
dan minum dengan baik.
1). Tanda dan gejala
Gerakan bayi kurang dari 3 kali dalam periode 3 jam.
2). Deteksi Dini
a. Pengumpulan data
Jika bayi sebelumnya bergerak dan sekarang tidak bergerak, tanyakan pada Ibu kapan terkahir
bergerak.

b. Pemeriksaan
- Raba gerakan bayi
- Dengarkan DJJ.
- Jika pemeriksaan radiologi tersedia, konfirmasi kematian janin setelah 5
hari.
c. USG : merupakan sarana diagnostik yang baik untuk memastikan
kematian janin.

(7). Nyeri Perut yang Hebat


a. Masalah : Ibu mengeluh nyeri perut pada kehamilan trimester 3.
b. Nyeri abdomen yang berhubungan dengan persalinan normal adalalah normal.
c. Nyeri abdomen yang mungkin menunjukan masalah yang mengancam keselamatan jiwa
adalah yang hebat, menetap, dan tidak hilang setelah beristirahat.
d. Hal ini bisa berarti epindisitis, kehamilan ektopik, aborsi, penyakit radang panggul, persalinan
preterm, gastritis, penyakit kantung empedu, uterus yang iritabel, abrupsio plasenta, ISK atau
insfeksi lain.
Deteksi Dini
a. Pengumpulan data
- Tanyakan pada Ibu tentang karakteristik dari nyeri, kapan terjadi, seberapa hebat, kapan mulai
dirasakan.
- Tanyakan pada Ibu apakah ia mempunyai tanda atau gejala lain seperti muntah, diare dan
demam.
b. Pemeriksaan
- Ukur TD, suhu dan nadi.
- Lakukan pemeriksaan eksternal (luar), pemeriksaan internal (dalam), raba
kelembutan abdomen atau rebound tenderness (kelembutan yang berulang)
- Periksa protein urine.

ASUHAN KEHAMILAN ULANG


1. Mengevaluasi penemuan masalah yang terjadi, aspek-aspek yang menonjol pada wanita
hamil
a. Deskripsi
1. Konstipasi aadalah gangguan rasa nyaman yang umum terjadi pada trimester pertama
kehamilan
2. Ini juga merupakan msalah nutrisi yang umum terjadi pada kehamilan
3. Konstipasi cenderung terjadi pada kehamilan akibat tekanan pada peristaltik usus dari
uterus yang terus membesar, pengaruh hormon relaksin plasenta, dan kemungkinan
akibat menngkatnya kadar progesteron
4. Konstipasi menyebabkan rasa begah dan penuh serta hilang nafsu makan
b. Temuan Pengkajian
1. Adanya rasa begah dan penuh pada abdomen
2. Hilang nafsu makan
3. Perubahan pola eliminasi usus
c. Implikasi Keperawatan
1. Kaji nutrisi klien dan pola eliminasi yang mungkin menjadi faktor penyebab
2. Anjurkan klien untuk mengosongkan ususnya secara teratur
3. Anjurkan pada klien untuk meningkatkan kandungan serat dalam makanan dengan
mengkonsumsi buah dan sayuran dan minum air dalam jumlah lebih dari biasanya setiap
hari
4. Jika klien mengkonsumsi suplemen besi oral, daripada melarang klien mengkonsumsi
suplemen tersebut yang berguna untuk menambah simpanan besi, lebih baik kita membantu
klien untuk konstipasi melalui cara lain
5. Ingatkan klien untuk tidak mengkonsumsi obat umum untuk mencegah konstipasi,
terutama minyak mineral yang akan mengganggu absorpsi vitamin larut lemak yang
diperlukan bagi pertumbuhan janin dan kesehatan ibu
6. Beri tahu klien untuk menghindari enema karena tindakan ini dapat mencetuskan
persalinan

7. Anjurkan klien untuk menghindari obat-obatan yang dijual bebas selama kehamilan
kecuali diresepkan oleh dokter
8. Berikan pelunak feses, laksatif ringan dan supositora sesuai instruksi
9. Nasehatkan klien untuk menghindari makanan pembentuk gas, seperti kubis atau buncis,
sehingga flatus dapat dikontrol
2. Mengevaluasi data dasar
1. Pada tahap ini bidan melakukan evaluasi data dasar yang dipertimbangkan dalam
menegakkan diagnosis pada kunjungan yang pertama
2. Evaluasi tersebut dapat dicermati pada tabel berikut ini\
Data Dasar
Amenore
Tanggal menstruasi terakhir
Keluhan yang disampaikan
pasien
Hasil pemeriksaan fisik
- Kenaikan BB
- Tes urin kehamilan ( tes HCG )
positif
- Cloasma gravidarum
- Perubahan pada payudara
- Linea nigra
- Tanda Chadwick
- Tanda hegar

Pertimbangan
Diagnosis kehamilan
Diagnosis kehamilan
Pemberian konseling
Diagnosis kehamilan

3. Mengevaluasi Keefektifan
a. Bidan melakukan penilaian mengenai efektifitas asuhan yang sudah dilaksanakan
pada kunjungan sebelumnya
b. Kegiatan ini bertujuan agar hal yang kurang efektif yang dilakukan pada asuhan
sebelumnya tidak terulang lagi serta mmemastikan aspek mana yang efektif agar tetap
dipertahankan
c. Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan oleh bidan adalah :
Menanyakan kembali kepada pasien mengenai apa yang sudah dilakukan pada
kunjungan sebelumnya
Melakukan pemeriksaan fisik terutama hal - hal yang berfokus pada pemantauan
kesehatan ibu dan janin
d. Beberapa hal yang perlu ditanyakan kepada pasien antara lain sebagai berikut :

Kesan pasien secara keseluruhan mengenai proses pemberian asuhan pada kunjungan
sebelumnya
Hal - hal yang membuat pasie kurang merasa nyaman
Peningkatan pengetahuan pasien mengenai perawatan kehamilan hasil dari proses KIE
yang lalu
Berkurangnya ketidaknyamanan yang dirasakan pada kunjungan yang lalu setelah
dilakukan penatalaksanaan
4. Mengembangkan Rencana sesuai dengan Kebutuhan dan Perkembangan Kehamilan
a.
b.
c.
d.

Jelaskan mengenai ketidaknyamanan normal yang dialaminya


Sesuai dengan usia kehamilan ajarkan ibu tentang materi pendidikan kesehatan pada ibu
Diskusikan mengenai rencana persiapan kelahiran dan jika terjadi kegawatdaruratan
Ajari ibu untuk mengenal tanda - tanda bahaya, pastikan untuk memahami apa yang
dilakukan jika menemukan tanda bahaya
e. Buat kesepakatan untuk kunjungan berikutnya

Pengkajian Data Fokus


Riwayat
a. Menayakan bagaimana perasaan pasien sejak kunjungan terakhirnya
b. Menanyakan apakah pasien mempunyai pertanyaan atau kekhawatiran yang timbul sejak
kunjungan terakhir
c. Gerakan janin dalam 24 jam terakhir
Deteksi ketidak nyamanan
a. Menanyakan keluhan - keluhan yang biasa dialami oleh ibu hamil
b. Menanyakan kemungkinan tanda - tanda bahaya yang dialami oleh ibu

Anda mungkin juga menyukai