Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN IB DENGAN OPEN

FRAKTUR PATELLA SINISTRA DI RUANG BOUGENVILE


RSUD TABANAN TANGGAL 27 29 OKTOBER 2014

I. PENGKAJIAN
Pengkajian atau pengumpulan data dilakukan pada tanggal 27 Oktober 2014,
Pukul 10.00 WITA, di Ruang Bougenvile Kamar 5 RSUD Tabanan. Sumber
data atau informasi diperoleh dari pasien, keluarga pasien dan rekam medis
pasien.
A. Data Dasar
Identitas Pasien

Penanggung Jawab

Nama

: IB

AP

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Laki laki

Usia

: 55 tahun

30 tahun

Status Perkawinan

: Sudah Menikah

Sudah Menikah

Agama

: Hindu

Hindu

Suku Bangsa

: Bali, Indonesia

Bali, Indonesia

Pendidikan

: Tamat SMA

Tamat SMA

Bahasa yg Digunakan : Bali/Indonesia

Bali/Indonesia

Pekerjaan

Supir Ambulan

Alamat

: Br. Sude Nyitdah

Diagnosa Medis

: Open Fraktur Patella Sinistra

No. RM

: 412590

Sumber Biaya

: Jamkesmas

Tanggal MRS

: 24 Oktober 2014, Pukul 15.26 WITA

Hubungan dg. Pasien :

Anak Kandung

B. Alasan Masuk Rumah Sakit


1. Keluhan Utama
Pasien mengeluh nyeri pada kaki kirinya di bagian yang mengalami
fraktur.

2. Riwayat Kesehatan Sekarang


Pasien mengalami Open Fraktur Patella Sinistra karena mengalami
kecelakaan pada tanggal 24 Oktober 2014 Pukul 11.00 WITA. Setelah
mengalami kecelakaan keluarga pasien membawa pasien ke IGD
Rumah Sakit Umum Daerah Tabanan. Di IGD RSUD Tabanan pasien
mendapat terapi infus RL 28 tpm dan keterolac 3 x 30 mg IV. Setelah
dilakukan pemeriksaan dan anamnesa dari pasien dan keluarga, pasien
disarankan untuk dirawat inap di Ruang Bougenvile pada tanggal 24
Oktober 2014. Pasien dirawat di Kamar V dengan Diagnosa Medis
Open Fraktur Patella Sinistra.
3. Kronologis Keluhan
Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien mengalami kecelakaan
pada tanggal 24 Oktober 2014. Saat itu pasien berangkat bekerja,
namun ditikungan pasien menabrak lereng, tubuh pasien pun terbentur
aspal dan seketika terkapar tak berdaya. Pada saat kejadian tersebut,
pasien mendapatkan pertolongan dan segera dilarikan ke IGD Rumah
Sakit Umum Daerah Bangli untuk mendapatkan penanganan lebih
lanjut karena kondisi pasien cukup parah dan mengalami patah tulang
yang harus mendapatkan penanganan medis lebih intensif. Pasien
mendapatkan terapi obat Ceftriaxone 2 x 1 gr IV, Ketorolac 3 x 30 mg
IV dan infus RL 28 tpm. Setelah dilakukan pemeriksaan dan anamnesa
dari pasien dan keluarga, pasien disarankan untuk dirawat inap di
Ruang Bougenvile pada tanggal 24 Oktober 2014. Pasien dirawat di
Kamar V dengan Diagnosa Medis Open Fraktur Patella Sinistra.
Pasien mendapatkan terapi obat Ceftriaxone 2 x 1 gr IV dan infus RL
28 tpm.

C. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
a. Riwayat Imunisasi
Keluarga pasien mengatakan pasien sudah mendapatkan semua
jenis imunisasi DPT, BCG, Polio, Hepatitis B, Campak dan lainlain.
b. Riwayat Alergi
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi obat. Terlihat dari
tidak adanya gelang berwarna merah yang dikenakan oleh pasien
pada tangannya.
c. Riwayat Kecelakaan
Sebelumnya pasien tidak pernah mengalami kecelakaan lalu lintas
separah ini. Ini merupakan pertama kali pasien menjalani
perawatan di Rumah Sakit. Pasien pernah mengalami kecelakaan
kecil, seperti jatuh dari sepeda motor namun dengan luka ringan
dan hanya diobati sendiri di rumah menggunakan obat merah yang
dibeli di Apotek.
d. Riwayat Dirawat di Rumah Sakit
Pasien mengatakan pasien belum pernah dirawat di Rumah Sakit
sebelumnya dan ini merupakan yang pertama kalinya pasien
dirawat di Rumah Sakit.

2. Riwayat Kesehatan Keluarga


Pasien mengatakan di keluarganya tidak memiliki penyakit yang sama
dengan yang dideritanya dan tidak ada yang menderita penyakit
keturunan, seperti : Hipertensi, DM, Asma.
D. Data Bio Psiko Sosial Spiritual
1. Bernapas
Sebelum masuk Rumah Sakit pasien tidak memiliki keluhan ketika
bernapas. Saat pengkajian, pasien mengatakan tidak mengalami

kesulitan maupun keluhan ketika bernapas. RR = 20 x/menit, suara


napas normal, otot bantu napas (-), pernapasan cuping hidung (-),
pasien tidak memakai bantuan O2 Kanul.
2. Makan dan Minum
Makan : Sebelum dirawat di Rumah Sakit, biasanya pasien makan 3
kali sehari dengan menghabiskan makan 1 porsi penuh, mual (-),
muntah (-). Saat pengkajian, pasien mengatakan mampu menghabiskan
1 porsi makanan dan makan sebanyak 3 kali, kesulitan menelan (-),
keluhan tersedak (-)..
Minum : Sebelum masuk Rumah Sakit, pasien mengatakan minum
3000 cc setiap hari. Saat pengkajian, pasien mengatakan minum 3000
cc air dalam sehari.
3. Eliminasi
BAB : Sebelum masuk Rumah Sakit, pasien mengatakan BAB 1 kali
sehari tanpa dibantu keluarganya, feses berwarna kuning kecoklatan,
konsistensi lembek. Saat pengkajian, pasien mengatakan belum BAB
pada pagi harinya, rasa mulas ingin BAB hilang timbul.
BAK : Sebelum masuk Rumah Sakit, pasien mengatakan bisa BAK 3 4 kali dalam sehari. Saat pengkajian, pasien mengatakan BAK 3 - 4
kali dalam sehari.
4. Gerak Aktivitas
Sebelum masuk Rumah Sakit, pasien mengatakan kegiatan sehari hari bisa dilakukan sendiri tanpa dibantu. Saat pengkajian, pasien
mengatakan mengalami kesulitan dalam bergerak, setiap bergerak
pasien pasti merasakan nyeri dan susah untuk miring kanan ataupun
kiri. Pasien tidak mampu melakukan ADL secara mandiri dan harus
dibantu oleh orang lain.
5. Istirahat Tidur
Sebelum masuk rumah sakit, pasien mengatakan biasa tidur malam
pukul 22.00 WITA. Pada saat pengkajian, pasien mengatakan dapat

tertidur dan kadang sesekali terbangun karena nyeri yang dirasakan


pada kakinya.
6. Pengaturan Suhu Tubuh
Sebelum masuk Rumah Sakit, pasien mengatakan suhu tubuhnya
normal (360C 370C ). Saat pengkajian suhu tubuh pasien 36,5oC.
7. Kebersihan Diri
Sebelum masuk Rumah Sakit, pasien biasanya mandi 2 kali sehari,
yaitu pada pagi dan sore hari.
8. Rasa Nyaman
Sebelum masuk Rumah Sakit pasien mengatakan tidak mengalami
keluhan mengenai rasa nyaman. Saat pengkajian, pasien mengeluh
merasa tidak nyaman karena nyeri pada kaki kirinya dengan skala
nyeri 4 (0 10) dengan nyeri seperti tertusuk tusuk. Pasien tampak
meringis saat ingin menggerakkan kakinya dan harus memerlukan
bantuan setiap kali bergerak.
9. Rasa Aman
Pasien merasa cemas dengan keadaan kakinya yang patah, karena
pasien merasa takut tidak bisa beraktivitas seperti biasanya.
10. Sosialisasi dan Komunikasi
Pasien mampu berkomunikasi dengan baik dan lancar dengan semua
anggota keluarganya, perawat, dokter.
11. Pengetahuan
Pada saat pengkajian pasien mengatakan sudah diberitahu oleh dokter
kalau terjadi patah tulang pada tulang belakangnya, tetapi belum
mengerti tentang perawatan, pengobatan dan penyembuhannya.
12. Prestasi
Pasien mengatakan tidak memiliki prestasi khusus..
13. Rekreasi
Sebelum masuk Rumah Sakit pasien mengatakan biasa menonton
televisi di rumah bersama anggota keluarga yang lain, terkadang di

hari tertentu saat memiliki waktu luang, pasien pergi ke objek wisata
bersama keluarga untuk melepaskan kepenatan.
14. Spiritual / Pola Ibadah
Pasien dan keluarganya beragama Hindu.

E. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaaan Umum
a. Keadaan Umum

: Lemah

b. GCS

: E4V5M6

c. Kesadaran

: Compos Mentis

d. Bentuk Tubuh

: Sedang

e. Warna Kulit

: Sawo Matang

f. Turgor Kulit

: Cukup baik

g. Tinggi Badan

: 179 cm

h. Berat Badan

: 40 kg

2. Gejala Cardinal
a. TD

: 150/90 mmHg

b. Nadi

: 88 x/menit

c. Suhu

: 36,5oC

d. RR

: 20 kali/menit

3. Keadaan Fisik
a. Kepala

: Simetris, bentuk bulat lonjong, rambut beruban,


rambut tersebar merata, tidak ada benjolan, tidak
ada nyeri tekan dan tidak ada lesi.

b. Mata

: Simetris, kornea normal, reflek pupil +/+, sklera


putih, pupil isokor.

c. Telinga

: Simetris, pendengaran baik, kebersihan terjaga.

d. Mulut

: Kebersihan gigi dan mulut cukup.

e. Leher

: Pembesaran kelenjar tiroid maupun karotis (-)


bendungan vena jugularis (-), nyeri menelan (-).

f. Thorax
Inspeksi

: Bentuk simetris, retraksi dinding dada waktu


bernapas (-)

Palpasi

: Tidak teraba pembesaran/tumor di daerah dada.

Auskultasi : Suara nafas vesikuler pada dada kanan dan kiri.


Ronchi (-), Wheezing (-). Suara jantung S1-S2
tunggal regular.
g. Abdomen

: Simetris, tidak ada lesi, tidak kembung, nyeri


tekan(-).

h. Ekstremitas
Ekst. Atas

: Rentang gerak maksimal, kekuatan otot baik.

Ekst. Bawah Kiri

: Rentang gerak terbatas, kekuatan otot


menurun, nyeri dirasakan saat hendak
menggerakkan kakinya.

Ekst. Bawah Kanan

: Rentang gerak terbatas, kekuatan otot


menurun

dan

lemah

saat

akan

menggerakkan kakinya.
i. Genetalia

: Tidak terkaji.

F. Data Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium Tanggal 24 Oktober 2014
No

Parameter

Hasil

Satuan

Nilai Rujukan

Metode

Glukosa

139

mg/dL

74 - 106

GHOD - PAP

BUN

13

mg/dL

8 - 18

GLDH

Creatinin

1,1

mg/dL

0,60 1,10

Jaffe

SGOT

32

u/L

0 - 50

IFCC

SGPT

32

u/L

0 - 50

IFCC

No.

Parameter

Hasil

Nilai Normal

Unit

Leukosit

16,2

4 - 10

10 e3/uL

Eritrosit

4,18

4,5 5,5

10 e6/uL

Hemoglobin

12,5

13,0 16,0

g/dL

Hematokrit

36,8

40 - 48

DRW - CV

11,3

11,5 14,5

MPV

5,7

7,2 11,1

fL

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN


A. Analisa Data
No. Data Fokus
1

Data Standar

DS : Pasien mengeluh nyeri - Nyeri hilang/terkontrol


pada

kaki

kirinya - Skala nyeri 1 2.

dengan skala nyeri 4 (0


10).
Kaji Nyeri
P : Nyeri saat digerakkan.
Q : Nyeri ditusuk tusuk.
R : Kaki kiri.
S : Skala nyeri 4.
T : Tiba tiba.

DO : Pasien tampak meringis - Pasien tidak meringis


dan menahan nyeri
saat
menggerakkan
pada
saat
ingin
kakinya.
menggerakkan
kakinya.
TD : 150/90 mmHg
S

: 36,50C

Masalah
Keperawatan
Nyeri Akut

N : 88 x/menit.
RR : 20 x/menit.
2

DS : Pasien mengeluh susah - Pasien


untuk

menggerakkan

kakinya,

setiap

dalam

akan

tidak

susah Kerusakan

bergerak

dan mobilitas fisik

terasa tidak sakit.

bergerak kakinya terasa


sakit.
DO :
- Adanya

keterbatasan - Rentang gerak tidak

rentang gerak.
- Pasien

terbatas.

dibantu

dalam - Pasien

dapat

ADL-nya di atas tempat

melakukan ADL secara

tidur.

mandiri.

DS : Pasien bertanya apakah


pasien

akan

lama

Pasien dan keluarga Kurang


dapat mengerti serta pengetahuan

tinggal di rumah sakit,

memahami tentang tentang

keluarga

pasien

perawatan penyakit dan

bertanya

tentang

keadaan

pasien

yang dialami pasien.

dan

pasien bertanya kapan


pasien

dapat

serta

pulang

bagaimana

perawatan yang harus


dilakukan di rumah.
DO : Pasien tampak bertanya
-

tanya

tentang

Pasien dan keluarga


tidak

bagaimana perawatan

bingung

yang harus dilakukan

bertanya

di

tentang

rumah

serta

tampak
dan

tanya

bagaimana

kondisi
kebutuhan

pengobatan

keluarga
tampak

pasien
bertanya

keadaan pasien serta

perawatan

yang

tanya tentang keadaan

harus dilakukan di

pasien.

rumah.

B. Analisa Masalah
1. P : Nyeri Akut.
E : Pergeseran fragmen tulang dan spasme otot.
S : Pasien mengeluh nyeri pada kaki kirinya, Skala Nyeri 4 (0 10),
pasien tampak meringis dan menahan nyerinya saat ingin
menggerakkan kakinya. TD : 150/90 mmHg, S : 36,5C, N : 88
x/menit, RR : 20 x/menit.
Proses

Terjadinya

Adanya

pergeseran

fragmen

tulang

menyebabkan terjadinya spasme otot. Spasme otot akan memicu


pelepasan histamine atau zat zat kimia bioaktif lain yang dapat
merangsang ujung ujung saraf.
Akibat Bila Tidak Ditanggulangi : Syok Neurogenik.

2. P : Kerusakan Mobilitas Fisik.


E : Nyeri/ketidaknyamanan,

kerusakan

muskuloskletal,

terapi

pembatasan aktivitas dan penurunan kekuatan/tahanan.


S : Pasien mengeluh susah untuk menggerakkan kakinya, setiap ingin
bergerak kakinya sakit, adanya keterbatasan rentang gerak, pasien
dibantu dalam ADL-nya di atas tempat tidur.
Proses Terjadinya : Trauma pada tulang akan menyebabkan
terjadinya patah tulang (fraktur). Jepitan saraf siatika yang
disebabkan oleh fraktur menyebabkan kerusakan jalur saraf.
Kerusakan jalur saraf tersebut akan menurunkan kemampuan
pergerakan otot sendi dan menyebabkan hambatan mobilitas fisik.
Akibat Bila Tidak Ditanggulangi

Pasien

tidak

melakukan ADL secara mandiri dan dapat terjadi dekubitus.

dapat

3. P : Kurang pengetahuan tentang kondisi dan kebutuhan pengobatan.


E : Kurangnya informasi tentang perawatan, pengobatan penyakitnya.
S : Pasien bertanya apakah pasien akan lama tinggal dirumah sakit,
keluarga pasien bertanya tentang keadaan pasien, pasien juga
bertanya kapan pasien dapat pulang dan bagaimana perawatan
yang harus dilakukan di rumah, keluarga pasien tampak bertanya
tentang bagaimana tentang keadaan pasien, pasien bertanya tanya
tentang bagaimana perawatan yang dilakukan di rumah.
Proses Terjadinya :

Karena kurangnya informasi pasien dan

keluarga pasien tentang fraktur menyebabkan pasien dan keluarga


pasien tidak memahami tentang pengobatan yang didapat untuk
pasien.
Akibat Bila Tidak Ditanggulangi : Keluarga dan pasien akan
mengalami ansietas.

C. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan pergeseran fragmen tulang dan
spasme otot ditandai dengan pasien mengeluh nyeri pada kaki kirinya
dengan skala nyeri 4 (0 10), pasien tampak meringis dan menahan
rasa nyerinya saat ingin menggerakkan kakinya, TD : 150/90 mmHg,
S : 36,5C, N : 88 x/menit, RR : 20 x/menit.
2. Kerusakan

imobilitas

fisik

berhubungan

dengan

nyeri/ketidaknyamanan, kerusakan muskuloskletal, terapi pembatasan


aktivitas dan penurunan kekuatan/tahanan ditandai dengan pasien
mengeluh susah untuk menggerakkan kakinya, setiap akan bergerak
kakinya sakit, adanya keterbatasan rentang gerak, pasien dibantu
dalam ADL-nya di atas tempat tidur.
3. Kurang pengetahuan tentang kondisi dan kebutuhan pengobatan
berhubungan

dengan

kurangnya

informasi

tentang

perawatan,

pengobatan penyakitnya ditandai dengan pasien bertanya apakah


pasien akan lama tinggal di rumah sakit, keluarga pasien bertanya

tentang keadaan pasien, pasien bertanya kapan pasien dapat pulang dan
bagaimana perawatan yang harus dilakukan di rumah, keluarga pasien
tampak bertanya tentang bagaimana tentang keadaan pasien, pasien
bertanya tanya tentang bagaimana perawatan yang dilakukan di
rumah.

III. INTERVENSI KEPERAWATAN


A. Prioritas Diagnosa
1. Nyeri akut berhubungan dengan pergeseran fragmen tulang dan
spasme otot ditandai dengan pasien mengeluh nyeri pada kaki kirinya
dengan skala nyeri 4 (0 10), pasien tampak meringis dan menahan
rasa nyerinya saat ingin menggerakkan kakinya, TD : 150/90 mmHg,
S : 36,5C, N : 88 x/menit, RR : 20 x/menit.
2. Kerusakan

imobilitas

fisik

berhubungan

dengan

nyeri/ketidaknyamanan, kerusakan muskuloskletal, terapi pembatasan


aktivitas dan penurunan kekuatan/tahanan ditandai dengan pasien
mengeluh susah untuk menggerakkan kakinya, setiap akan bergerak
kakinya sakit, adanya keterbatasan rentang gerak, pasien dibantu
dalam ADL-nya di atas tempat tidur.
3. Kurang pengetahuan tentang kondisi dan kebutuhan pengobatan
berhubungan

dengan

kurangnya

informasi

tentang

perawatan,

pengobatan penyakitnya ditandai dengan pasien bertanya apakah


pasien akan lama tinggal di rumah sakit, keluarga pasien bertanya
tentang keadaan pasien, pasien bertanya kapan pasien dapat pulang dan
bagaimana perawatan yang harus dilakukan di rumah, keluarga pasien
tampak bertanya tentang bagaimana tentang keadaan pasien, pasien
bertanya tanya tentang bagaimana perawatan yang dilakukan di
rumah.

B. Intervensi Keperawatan
Hari/

Diagnosa

Tanggal/
Waktu
Senin,

Tujuan

Keperawatan
27 1. Nyeri

Intervensi

akut Setelah

Rasional

1) Pertahankan

Oktober

berhubungan

diberikan

imobilisasi

2014, Pukul

dengan

asuhan

bagian

10.00

pergeseran

keperawatan

WITA

1) Menghilangkan
nyeri

dan

yang

mencegah

sakit

dengan

kesalahan

fragmen tulang selama 3 x 24

tirah

baring,

posisi tulang /

dan

spasme jam diharapkan

gips, pembebat,

tegangan

otot

ditandai nyeri

traksi.

jaringan

yang

dengan pasien dirasakan


mengeluh

pasien

yang

cedera.
dapat 2) Tinggikan

dan 2) Meningkatkan

nyeri pada kaki berkurang,

dukung

aliran

balik

kirinya dengan dengan kriteria

ekstremitas yang

vena,

skala nyeri 4 (0 hasil :

terkena.

menurunkan

10), pasien 1. Nyeri hilang

edema,

tampak

atau

menurunkan

terkontrol.

nyeri.

dan

meringis

dan

menahan

rasa 2. Skala nyeri 1 3) Evaluasi keluhan 3) Mempengaruhi

nyerinya

saat

2. Pasien

nyeri/ketidaknya

pilihan

ingin

menyatakan

manan,

/pengawasan

menggerakkan

nyeri

perhatikan lokasi

keefektifan

kakinya, td :

berkurang.

dan karakteristik,

intervensi.

150/90 mmHg, 3. Pasien

termasuk

S : 36,5C, N :

tampak

intensitas (Skala

88 x/menit, RR

rileks,

0 10).

: 20 x/menit.

mampu

4) Perhatikan

berpartisipasi

petunjuk

dalam

nonverbal

4) Tingkat
nyeri

ansietas dapat
mempengaruhi

aktivitas/

(perubahan pada

persepsi/reaksi

tidur/istirahat

tanda vital dan

terhadap nyeri.

dengan tepat.

emosi/perilaku).

4. Tekanan

5) Lakukan

darah

awasi

normal.

rentang

5. Tidak

ada

dan 5) Mempertahanlatihan
kan
gerak
kekuatan/mobil

aktif/pasif.

-itas otot yang

peningkatan

sakit

Nadi dan RR.

memudahkan

dan

resolusi
inflamasi pada
jaringan

yang

cedera.
6) Berikan

6) Meningkatkan

alternatif

sirkulasi

tindakan

umum,

kenyamanan,

menurunkan

contoh

area

pijatan,

tekanan

perubahan

lokal

posisi.

kelelahan otot.

7) Lakukan

dan

7) Menurunkan

kompres

edema/pemben

dingin/es 24 48

-tukan

jam pertama dan

hematoma,

sesuai keperluan.

menurunkan
sensasi nyeri.

8) Kolaborasi
pemberian
analgetik.

8) Menurunkan
nyeri.

Senin,

27 2. Kerusakan

Setelah

1) Kaji

derajat 1) Pasien mungkin

Oktober

imobilitas fisik diberikan

imobilisasi yang

dibatasi

2014, Pukul

berhubungan

asuhan

dihasilkan

pandangan

10.00

dengan

keperawatan

cedera/

diri/persepsi diri

WITA

nyeri/ketidak-

selama 3 x 24

pengobatan dan

tentang

nyamanan,

jam,

perhatikan

keterbatasan

kerusakan

diharapkan

persepsi

muskulos-

pasien

terhadap

memerlukan

imobilisasi.

informasi/

kletal,

maka

mampu

terapi bermobilisasi

pembatasan
aktivitas

oleh

pasien

secara bertahap

hasil :

ditandai

kemajuan

mobilitas

dengan pasien

pada

mengeluh

paling

aktual,

meningkatkan

kekuatan/tahan 1) Meningkatkan
an

fisik

intervensi untuk

dan dengan kriteria

penurunan

oleh

2) Instruksikan

2) Meningkatkan

pasien

aliran darah ke

untuk/bantu

otot dan tulang

yang

dalam

untuk mencegah

mungkin.

gerak

kontraktur/atrofi

kakinya, setiap 2) Mempertahan

pasien/aktif pada

meningkatkan

akan

ekstremitas yang

tonus

sakit dan tidak

mempertahan-

sakit.

kan gerak sendi,

susah

untuk

menggerakkan

bergerak

kakinya

sakit,

adanya

kan

tingkat

kesehatan.

tinggi

posisi

fungsional.
3) Meningkatkan

rentang

otot,

keterbatasan

kekuatan/fung

dan

rentang gerak,

si yang sakit.

kalsium karena

pasien dibantu 4) Menunjukkan


dalam
nya

ADLdi

atas

tempat tidur.

responsi

tidak digunakan.

teknik mampu 3) Berikan/bantu

3) Mobilisasi dini

melakukan

dalam mobilisasi

menurunkan

aktivitas.

dengan

kursi

komplikasi tirah

roda,

kruk,

baring

dan

tongkat, sesegera

meningkatkan

mungkin.

penyembuhan

Instruksikan

dan normalisasi

keamanan dalam

fungsi

menggunakan

Belajar

alat mobilitas.

memperbaiki

organ.

cara
menggunakan
alat

penting

untuk
mempertahankan

mobilisasi

optimal

dan

keamanan
pasien.
4) Berikan
kaki,

papan 4) Berguna dalam


bebat

mempertahan-

pergelangan,

kan

posisi

gulungan

fungsional

trokanter/tangan

ekstremitas,

yang sesuai.

tangan/kaki dan
mencegah
komplikasi
(contoh

kontraktur/kaki
jatuh).
5) Awasi

TD 5) Hipotensi

dengan

postural adalah

melakukan

masalah umum

aktivitas.

menyertai tirah

Perhatikan

baring lama dan

keluhan pusing.

dapat
memerlukan

intervensi
khusus (contoh
kemiringan
meja

dengan

peninggian
secara bertahap
sampai

posisi

tegak).
6) Kolaborasi untuk 6) Berguna dalam
konsultasi
dengan

membuat
ahli

aktivitas

terapi

individual/prog-

fisik/okupasi

ram

dan/atau

Pasien

rehabilitasi

memerlukan

spesialis.

bantuan jangka

latihan.
dapat

panjang dengan
gerakan,
kekuatan,

dan

aktivitas

yang

mengandalkan
berat

badan,

juga
penggunaan
alat, contoh :
walker,
tongkat

kruk,

Senin,

27 3. Kurang

Setelah

pasien 1) Kaji

Oktober

pengetahuan

2014, Pukul

tentang kondisi asuhan

prognosis

10.00

dan kebutuhan keperawatan

harapan

WITA

pengobatan

selama 3 x 24

akan datang.

berhubungan

jam, diharapkan

pilihan

dengan

pasien mengerti

informasi.

kurangnya

akan sakit yang 2) Beri

informasi

dialami dengan

metode mobilitas

memerlukan

tentang

kriteria hasil :

dan

ambulasi

gips,

bebat,

perawatan,

1) Menyatakan

sesuai

instruksi

atau

penjepit

pengobatan

pemahaman

dengan

penyakitnya

kondisi,

fisik

ditandai dengan

prognosis

diindikasikan.

pasien bertanya

dan

lanjut

apakah

pengobatan.

pelambatan

akan

diberikan

ulang 1) Memberikan

pasien

patologi,

dasar
dan
yang

di

rumah

sakit,

dimana pasien
dapat membuat

penguatan 2) Banyak fraktur

terapis
bila

selama proses
penyembuhan.
Kerusakan

lama 2) Melakukan

tinggal

pengetahuan

dan

penyembuhan

dengan

dapat

benar

sekunder

keluarga pasien

prosedur

terhadap

bertanya

yang

ketidaktepatan

tentang

diperlukan

penggunaan

keadaan pasien,

dan

alat ambulasi.

pasien bertanya

menjelaskan 3) Dorong

kapan

pasien

alasan

dapat

pulang

dan bagaimana

terjadi

pasien 3) Mencegah

untuk

kekakuan

alasan

melanjutkan

sendi,

tindakan.

latihan

aktif

kontraktur dan

perawatan yang

untuk sendi di

kelelahan otot,

harus dilakukan

atas

meningkatkan

di

bawah fraktur.

rumah,

keluarga pasien

dan

di

kembalinya
aktivitas sehari

tampak

hari secara

bertanya

dini.

tentang
bagaimana
tentang
keadaan pasien,
pasien bertanya
tanya tentang
bagaimana
perawatan yang
dilakukan
rumah.

di

C. Implementasi Keperawatan
Hari/Tgl/Jam

No.

Implementasi

Evaluasi Formatif

Paraf

Mengobservasi

Keadaan

keadaan umum pasien.

Kesadaran : Compos Mentis.

Dx
Senin,

27 1,2,3

Oktober

2014

Pukul

10.00

Umum

pasien

baik,

GCS : E4V5M6.

WITA

Pukul

11.30 1

WITA

Mengkaji tingkat nyeri P : Peningkatan tekanan vaskuler.


pasien.

Q : Nyeri seperti ditusuk-tusuk atau


kesemutan.
R : Di kaki sebelah kiri pada bagian
yang mengalami fraktur.
S : 4 (Skala 0 10).
T : Saat melakukan pergerakan
maupun

tidak

melakukan

pergerakan.

Pukul

12.30 1,2,3

WITA

Mengobservasi

Vital TD : 140/80 mmHg


S : 36,50C

Sign.

N : 80 x/menit
RR : 20 x/menit

Pukul
WITA

14.00 3

Memberikan informasi Pasien


baik

kepada

dan

keluarganya

pasien mendengarkan dengan seksama dan

maupun

keluarga penuh perhatian setiap informasi

mengenai

penyakit yang

diberikan

serta

mereka

yang dialami pasien, kooperatif / bersedia melakukan


tindakan dan perawatan yang diinstruksikan oleh dokter
yang diberikan serta maupun perawat.
kebutuhan pengobatan.

Pukul

15.00 1,3

WITA

Mengkolaborasikan

Obat masuk melalui injeksi IV,

pemberian obat

reaksi alergi (-)

Cefriaxone

1gr

oplos

(IV)

dengan

aquabidest 5 ml.

Pukul

17.00 2

WITA

Mengkaji kemampuan Pasien mengatakan susah untuk


pasien

dalam bergerak, kaki kiri rentang gerak

mobilisasi

dan terbatas.

kekuatan otot.

Pukul

19.00 2

WITA

Menginstruksikan

Pasien mengerti tentang penjelasan

pasien untuk/membantu yang diberikan oleh perawat.


dalam rentang gerak
pasien/aktif

pada

ekstremitas yang sakit


dan tidak sakit.

Pukul

20.00 1,2,3

WITA

Mengobservasi

TTV TD : 120/80mmHg
S : 36,30C

pasien.

RR: 20 x/menit
N : 88 x/menit

Pukul

21.00 3

WITA

Berikan informasi yang Pasien kooperatif dan bersedia


akurat

dan

nyata untuk

melakukan

tentang tindakan medis diinstruksikan oleh perawat.


yang dilakukan kepada
klien.

Pukul
WITA

22.00 2

Menganjurkan
melakukan

pasien Pasien kooperatif

mobilisasi

yang

sesuai indikasi dengan


posisi yang nyaman

Pukul

24.00 1,3

WITA

Mengkolaborasikan

Obat masuk melalui injeksi IV,

pemberian obat

reaksi alergi (-)

Cefriaxone

1gr

oplos

(IV)

dengan

aquabidest 5 ml.

Selasa,

28 1,2,3

Oktober 2014
Pukul

Mengobservasi

TTV TD: 120/80 mmHg


S : 36,50C

pasien.

05.00

RR: 84 x/menit

WITA

Pukul

N : 80 x/menit

06.00 1,2,3

WITA

Mengobservasi

Pasien

dan

pengetahuan pasien dan menjelaskan


keluarga

keluarga
kembali

mampu
mengenai

mengenai prosedur perawatan, baik di Rumah

penyakit yang dialami Sakit maupun di Rumah nantinya.


oleh pasien.

Pukul

08.00 1,2

WITA

Pukul

Mengobservasi

Keadaan umum lemah, kesadaran

Keadaan Umum pasien. Compos Mentis.

09.00 1

WITA

Mengkaji tingkat nyeri Pasien mengatakan masih merasa


pasien.

nyeri pada kaki kirinya dengan


skala nyeri 3.

Pukul
WITA

11.00 3

Mendorong

dan Pasien mau melakukannya dengan

membantu klien dalam bantuan perawat dan keluarga.


hal

perawatan

diri

(Mandi, BAK, BAB).

Pukul

12.00 2

WITA

Menganjurkan
untuk

pasien Pasien mau melakukannya dan

melakukan merasa lebih rileks.

teknik relaksasi serta


distraksi.

Pukul

14.00 1

WITA

Mengobservasi

Keadaan Umum lemah, kesadaran

Keadaan Umum pasien Compos Mentis, pasien tampak


dan

tingkat

nyeri tidak meringis pasien mengatakan

pasien.

masih merasa nyeri pada kaki


kirinya dengan Skala Nyeri 2 (0
10).

Pukul

17.00 2

WITA

Memberikan

bantal Pasien mengatakan merasa lebih

penyangga pada kaki nyaman.


pasien

untuk

mengurangi rasa nyeri


pasien.

Pukul

20.00 2

WITA

Menginstruksikan

Pasien kooperatif dan dibantu oleh

pasien untuk/membantu keluarga serta perawat


dalam rentang gerak
pasien/aktif

pada

ekstremitas yang sakit


dan tidak sakit.

Pukul

21.00 1,2,3

WITA

Mengobservasi
pasien.

TTV TD : 120/80mmHg
S : 36,30C
RR: 20 x/menit
N : 88 x/menit

Pukul

22.30 3

Berikan informasi yang Pasien tampak mengerti

WITA

akurat

dan

nyata

tentang tindakan medis


yang dilakukan kepada
klien.

Pukul

24.00 1,2

WITA

Mengkolaborasikan

Obat masuk melalui injeksi IV,

pemberian obat

reaksi alergi (-)

Cefriaxone

1gr

oplos

(IV)

dengan

aquabidest 5 ml.

Rabu,

29 1,2,3

Oktober 2014
Pukul

Mengobservasi

S : 36,50C

pasien.

05.00

RR: 84 x/menit

WITA

Pukul

TTV TD: 120/80 mmHg

N : 80 x/menit

06.00 1,2,3

WITA

Mengobservasi

Pasien

dan

pengetahuan pasien dan menjelaskan


keluarga

keluarga
kembali

mampu
mengenai

mengenai prosedur perawatan, baik di Rumah

penyakit yang dialami Sakit maupun di Rumah nantinya.


oleh pasien.

Pukul

08.00 1,2

WITA

Pukul
WITA

Mengobservasi

Keadaan umum lemah, kesadaran

Keadaan Umum pasien. Compos Mentis.

10.00 1

Mengkaji tingkat nyeri Pasien mengatakan masih merasa


pasien.

nyeri pada kaki kirinya dengan


skala nyeri 2.

D. EVALUASI
No.

No. Hari/Tgl/Jam
1.

Rabu,

Evaluasi Sumatif

Dx
29 1

S : Pasien mengatakan masih merasa nyeri pada kaki

Oktober 2014

kirinya sedikit saat ingin menggerakkan kakinya.

Pukul

Skala nyeri 2 (dari 0 10).

10.30

WITA

O : Pasien tidak meringis.


A : Tujuan belum tercapai.
P : Lanjutkan intervensi

2.

Rabu,

29 2

Oktober 2014
Pukul

S : Pasien mengatakan belum bisa menggerakkan kaki


kirinya.

10.30

WITA

O : ADL pasien dibantu penuh, pasien hanya mampu


miring kanan dan kiri dengan bantuan keluarga
maupun perawat.
A : Tujuan belum tercapai.
P : Lanjutkan intervensi

3.

Rabu,

29 3

Oktober 2014
Pukul
WITA

10.30

S : Pasien dan keluarga mengerti dan memahami tentang


kondisi/sakit yang dialaminya.
O : Pasien dan keluarga tidak tampak bingung dan
bertanya tanya lagi mengenai kondisinya.
A : Tujuan tercapai, masalah teratasi.
P : Pertahankan status kesehatan dan pengetahuan pasien.
Anjurkan untuk tetap menjalani KIE yang diberikan.

Mengetahui

Tabanan, 29 Oktober 2014

Pembimbing Praktik

Mahasiswa

Ni Nyoman Rai Darmini, A.Md.Kep

Ni Komang Putri Kusuma Sari

NIP.196706251988032009

NIM.P07120012039

Mengetahui
Pembimbing Akademik

Ns. Drs. I Made Oka Bagiarta,S.Kep


NIP. 195201261978031003

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN IB DENGAN OPEN


FRAKTUR PATELLA SINISTRA DI RUANG BOUGENVILE
RSUD TABANAN TANGGAL 27 29 OKTOBER 2014

NAMA

: NI KOMANG PUTRI KUSUMA SARI

NIM

: P07120012039

TINGKAT

: III.1 REGULER

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR


JURUSAN KEPERAWATAN
2014

Anda mungkin juga menyukai