Anda di halaman 1dari 6

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang

Alum merupakan bahan koagulan yang sering digunakan pada


instalasi penjernihan air minum untuk proses koagulasi-flokulasi.
Umumnya, alum digunakan untuk menurunkan kekeruhan. Pada
proses pengendapan partikel-partikel koloid, instalasi penjernihan
air minum menggunakan koagulan yang berfungsi sebagai
penggumpal partikel koloid menjadi gumpalan flok. Gumpalan
flok kemudian akan mengendap dalam air dengan cara
sedimentasi maupun filtrasi dan dibuang sebagai lumpur alum.
Lumpur alum merupakan hasil samping dari proses instalasi
penjernihan air minum yang masih cukup banyak mengandung
senyawa SiO 2 dan Al 2 O 3 . Lumpur alum mengandung beberapa
zat kimia seperti Al, Fe, Mg, dan Ca (Georgantas dan
Grigoropoulou, 2005). Proses penjernihan air ini berlangsung
secara kontinyu, sehingga dihasilkan limbah lumpur alum yang
semakin banyak. Lumpur alum tersebut oleh beberapa instalasi
penjernihan air minum biasanya tidak dimanfaatkan dan langsung
dibuang kembali ke badan air, tetapi pada beberapa instalasi
penjernihan air minum lainnya, lumpur alum tersebut sebelum
dibuang dilakukan proses pengolahan yaitu melalui filter press
yang kemudian dikeringkan pada bak pengering lumpur.
Pemanfaatan lumpur alum ini telah banyak diteliti sebagai salah
satu bahan pengolah limbah. Penelitian dilakukan untuk
mengurangi lumpur alum yang menumpuk di IPAM. Beberapa
penelitian tersebut diantaranya lumpur alum dapat diolah kembali
melalui proses recovery menjadi tawas cair serta dapat direcovery
melalui proses asidifikasi. Pemanfaatan lumpur alum dengan
proses asidifikasi, membran, dan sebagainya membutuhkan biaya
yang cukup mahal sehingga diperlukan suatu alternatif

2
pemanfaatan lumpur yang biayanya cukup murah dan efisien.
Salah satunya yaitu dengan memanfaatkan lumpur alum sebagai
adsorben. Adsorben dengan lumpur alum ini dapat digunakan
untuk pengolahan air limbah.
Air limbah merupakan salah satu masalah lingkungan yang masih
sulit diatasi di perkotaan. Air limbah ini terdiri dari limbah
domestik maupun limbah industri. Air limbah tersebut
mengandung berbagai zat pencemar yang dapat mencemari
lingkungan. Salah satu industri yang limbahnya mengandung
logam berat adalah industri elektroplating. Industri elektroplating
ini merupakan industri pelapisan logam dengan bantuan arus
listrik. Proses pelapisan logam terdiri atas pencucian,
pembersihan, pelapisan, pembilasan, dan pengeringan. Air yang
digunakan untuk proses pencucian logam, pembersihan, dan
pembilasan mengandung logam berat seperti Cu, Zn, Cr, Cd, Ni,
dan Pb.
Limbah elektroplating sebagian besar belum dimanfaatkan dan
langsung dibuang. Kandungan logam berat pada limbah
elektroplating sangat berbahaya jika tercemar ke badan air karena
dapat mengganggu kesehatan manusia. Salah satu logam berat
yang dihasilkan oleh industri elektroplating adalah seng (Zn).
Seng merupakan zat yang penting untuk kehidupan sebagai
mikronutrien, tetapi jika terlalu banyak akan menjadi racun bagi
manusia (Bhattacharya et al., 2006). Kadar dosis Zn yang
berlebihan menyebabkan depresi, kelesuan, penyakit syaraf
seperti serangan jantung dan ataxia (Zhang et al., 2010).
Adsorpsi merupakan salah satu proses pengolahan limbah yang
dapat menurunkan kandungan logam berat yang ada pada limbah.
Adsorpsi juga merupakan salah satu pengolahan limbah yang
cukup murah dan mulai banyak dikembangkan dengan berbagai
macam adsorben. Salah satu adsorben yang akan digunakan
dalam penelitian ini adalah menggunakan lumpur alum yang
dihasilkan oleh instalasi penjernihan air minum (IPAM).

3
Penggunaan adsorben lumpur alum ini telah dilakukan oleh
beberapa peneliti dengan berbagai macam jenis limbah. Pada
penelitian ini adsorben lumpur alum digunakan untuk
menurunkan kandungan seng (Zn) dalam limbah cair industri
elektroplating. Penggunaan adsorben lumpur alum ini harus
dikalsinasi terlebih dahulu sebelum digunakan sebagai adsorben.
Kalsinasi merupakan proses pemanasan dengan suhu tertentu.
Proses kalsinasi dapat meningkatkan diameter dan ukuran
distribusi pori lebih luas yang berfungsi untuk menyerap gas atau
cairan (adsorbat) (Sun et al., 2008).
1.2

Rumusan Masalah

Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah :


1. Berapa suhu kalsinasi, waktu kontak, dan dosis adsorben
optimum adsorpsi yang dibutuhkan untuk menurunkan
konsentrasi Zn2+ dalam limbah buatan?
2. Bagaimana kemampuan lumpur alum sebagai adsorben untuk
menurunkan konsentrasi Zn2+ dalam limbah buatan dan limbah
cair industri elektroplating?
3. Bagaimana model isoterm adsorpsi Zn2+ dan kinetika adsorpsi
Zn2+ dengan adsorben lumpur alum?
1.3

Tujuan

Tujuan dari penelitian ini yaitu:


1. Menentukan suhu kalsinasi, waktu kontak, dan dosis
adsorben optimum adsorpsi yang dibutuhkan untuk
menurunkan konsentrasi Zn2+ dalam limbah buatan.
2. Menentukan kemampuan lumpur alum sebagai adsorben
untuk menurunkan konsentrasi Zn2+ dalam limbah buatan dan
limbah cair industri elektroplating.
3. Menentukan model isoterm adsorpsi Zn2+ dan kinetika
adsorpsi Zn2+ dengan adsorben lumpur alum.

4
1.4

Ruang Lingkup

Ruang lingkup pada penelitian ini adalah:


1. Penelitian dilakukan dalam skala laboratorium.
2. Sampel air limbah menggunakan limbah buatan seng (Zn2+)
dibuat dari padatan Zn(SO 4 ).7H 2 O yang dilarutkan dalam
aquadest dan air limbah industri elektroplating.
3. Lumpur alum yang digunakan berasal dari filter press instalasi
penjernihan air minum (IPAM) Surabaya Unit Karang Pilang
III, lumpur sungai berasal dari bak prasedimentasi instalasi
penjernihan air minum (IPAM) Surabaya Unit Karang Pilang
III.
4. Lumpur alum dan lumpur sungai yang digunakan adalah
lumpur yang sudah dikeringkan, dihaluskan dan selanjutnya
diayak dengan ayakan 200 mesh.
5. Kecepatan pengadukan shaker yang digunakan yaitu 150 rpm.
6. Variabel penelitian yang digunakan yaitu :
Suhu kalsinasi antara lain: 105C, 250C, 400C, dan
550C
Konsentrasi limbah antara lain: 225 mg/L, 400 mg/L,
dan 900 mg/L
Dosis adsorben antara lain: 0,3 g/L, 0,5 g/L, 0,8 g/L, 1
g/L, 2 g/L, 3 g/L, dan 4 g/L
Waktu kontak antara lain: 0,5 menit, 1 menit, 1,5 menit,
2 menit, 3 menit, 4 menit, dan 5 menit.
7. Analisis
Zn2+
dilakukan
dengan
menggunakan
Spektrofotometer dan Inductively Coupled Plasma-Atomic
Emission Spectroscopy (ICP-AES).
8. Analisis karakteristik lumpur alum dilakukan dengan
menggunakan X-Ray Diffraction (XRD), Scanning Electron
Microscope (SEM), X-Ray Fluoresence (XRF) dan adsorpsi
nitrogen yang dikembangkan oleh Brunauer-Emmett-Teller
(BET).

5
1.5

Manfaat

Manfaat dari penelitian ini yaitu dapat memberikan informasi


mengenai kinerja lumpur alum dengan berbagai variasi dalam
menurunkan kadar Zn2+ dalam limbah cair industri elektroplating
serta memberikan rekomendasi untuk alternatif pengolahan
limbah cair yang murah dan efektif pada industri elektroplating
sehingga dapat teratasinya masalah buangan limbah industri serta
limbah lumpur alum di PDAM.

6
Halaman ini sengaja dikosongkan

Anda mungkin juga menyukai