PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan imunoglobulin?
2. Bagaimana struktur dari imunoglobulin?
3. Bagaimana klasifikasi imunoglobulin?
4. Bagaimana antiglobulin test ( coombs test )?
5. Bagaimana cara melakukan tes alergi?
C. Tujuan
1. Umum
Mengetahui segala yang berhubungan dengan imunoglobulin.
2. Khusus
1) Mengerti pengertian imunoglobulin.
2) Memahami struktur dari imunoglobulin.
3) Mengerti pembagian klasifikasi imunoglobulin.
4) Memahami mekanisme antiglobulin test ( coombs test ).
5) Memahami tes alergi.
BAB II
PEMBAHSAN
A. Pengertian Imunoglobulin
Immunoglobulin atau antibody adalah sekelompok glikoprotein yang terdapat
dalam serum atau cairan tubuh pada hampir semua mamalia. Immunoglobulin
termasuk kedalam kelompok glikoprotein yang mempunyai struktur dasar yang
sama,terdiri dari 83-96% polipeptida dan 4-18% karbohidrat. Komponen
polipeptida membawa sifat biologik molekul antibodi tersebut. Molekul antibodi
mempunyai dua fungsi yaitu mengikat antigen secara spesifik dan memulai reaksi
fiksasi komplemen serta pelepasan histamin dari sel mast. Pada manusia dikenal 5
kelas imunoglobulin. Tiap kelas mempunyai perbedaan sifat fisik, tetapi pada
semua kelas terdapat tempat ikatan antigen spesifik dan aktivitas biologik
berlainan.
Molekul antibody mempunyai dua fungsi yaitu :
Meningkatkan antigen secara spesifikmemulai reaksi fiksasi komplemen serta
pelepasan histamin dari sel matimembantu imunitas melawan beberapa agen infeksi
yang disebarkan melalui darah seperti bacteria, virus, parasit, dan beberapa
jamurmemberi aktifitas antibody dalam
B. Struktur Imunoglobulin
Struktur dasar imunoglobulin terdiri atas 2 macam rantai polipeptida yang
tersusun dari rangkaian asam amino yang dikenal sebagai ranta H (rantai berat)
dengan berat molekul 55.000 rantai l (rantai ringan) dengan berat molekul 22.000.
Tiap rantai dasar imunoglobulin (satu unit) terdiri dari 2 rantai h dan 2 rantai l.
Kedua rantai ini diikat oleh suatu ikatan disulfida sedemikian rupa sehingga
membentuk struktur yang simetris. Yang menarik dari susunan imunoglobulin ini
adalah penyusunan daerah simetris rangkaian asam amino yang dikenal sebagai
daerah domain, yaitu bagian dari rantai h atau rantai l, yang terdiri dari hampir 110
asam amino yang diapit oleh ikatan disulfid interchain, sedangkan ikatan antara 2
rantai dihubungkan oleh ikatan disulfid interchain. Rantai l mempunyai 2 tipe yaitu
kappa dan lambda, sedangkan rantai h terdiri dari 5 kelas, yaitu rantai g (), rantai a
(), rantai m (), rantai e () dan rantai d (). Setiap rantai mempunyai jumlah
domain berbeda. Rantai pendek l mempunyai 2 domain; sedang rantai g, a dan d
masing-masing 4 domain, dan rantai m dan e masing-masing 5 domain.
Rantai dasar imunoglobulin dapat dipecah menjadi beberapa fragmen. Enzim
papain memecah rantai dasar menjadi 3 bagian, yaitu 2 fragmen yang terdiri dari
bagian h dan rantai l. Fragmen ini mempunyai susunan asam amino yang bervariasi
sesuai dengan variabilitas antigen. Fab memiliki satu tempat tempat pengikatan
antigen (antigen binding site) yang menentukan spesifisitas imunoglobulin. Fragmen
lain disebut fc yang hanya mengandung bagian rantai h saja dan mempunyai susunan
asam amino yang tetap. Fragmen fc tidak dapat mengikat antigen tetapi memiliki
sifat antigenik dan menentukan aktivitas imunoglobulin yang bersangkutan, misalnya
kemampuan fiksasi dengan komplemen, terikat pada permukaan sel makrofag, dan
yang menempel pada sel mast dan basofil mengakibatkan degranulasi sel mast dan
basofil, dan kemampuan menembus plasenta.
Enzim pepsin memecah unit dasar imunoglobulin tersebut pada gugusan
karboksil terminal sampai bagian sebelum ikatan disulfida (interchain) dengan akibat
kehilangan sebagian besar susunan asam amino yang menentukan sifat antigenik
determinan, namun demikian masih tetap mempunyai sifat antigenik. Fragmen fab
yang tersisa menjadi satu rangkaian fragmen yang dikenal sebagai f(ab2) yang
mempunyai 2 tempat pengikatan antigen.
C. Klasifikasi Imunoglobulin
Pada manusia dikenal 5 kelas immunoglobulin,tiap kelas mempunyai perbedaan
fisik, tetpai pada semua kelas terdapat tempat ikatan antigen spesifik dan aktivitas
biologic berlaianan.
Adapun klasifikasi immunoglobulin anatara lain di bagi menjadi lima kelas
yakni :
1. IgG (immunoglobulin G) dengan proporsi 76%
IgG memiliki rantai berat gamma, yang bedakan menjadi 4 subkelas yaitu IgG1,
IgG2, IgG3 dan IgG4. IgG memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Merupakan imunoglobulin terbanyak pada serum
b. Merupakan imunoglobulin terbanyak pada daerah ekstravaskuler
c. Transfer plasental. IgG adalah satu-satunya Ig yang dapat menembus barier
plasenta menuju janin dan memberikan imunitas pada masa-masa awal
kehidupan bayi.
d. Mengikat komplemen.
e. Berikatan dengan sel. Makrofag, monosit, netrofil dan beberapa limfosit
memiliki Fc reseptor yang berikatan dengan regio Fc pada IgG. Sel-sel yang
terikat IgG akan lebih mengenal antigen. Ig menyiapkan antigen agar lebih
mudah ditelan oleh fagosit. Opsonin merupakan substansi yang memicu
fagositosis.
2. IgM (immunoglobulin G) dengan proporsi 8%
IgM memiliki rantai berat Mu, dengan karakteristik sebagai berikut:
a. Merupakan imunoglobulin terbanyak ketiga dalam serum
b. IgM adalah imunoglobulin yang dibuat pertama kali oleh fetus. Imunoglobulin
pertama dibuat oleh sel B virgin saat distimulasi oleh antigen.
c. Pengikat komplemen terbaik karena berstruktur pentamer. Oleh karena itu IgM
sangat efisien untuk melisiskan mikroorganisme
d. Memiliki fungsi aglutinasi terbaik karena berstruktur pentamer. Oleh karena
itu IgM sangat membantu untuk menggumpalkan mikroorganisme untuk
dikeluarkan
e. Berikatan dengan beberapa sel
f. Merupakan imunoglobulin pada permukaan sel B sebagai reseptor antigen.
3. IgA (immunoglobulin G) dengan proporsi 15%
IgA memiliki rantai berat alfa, yang bedakan menjadi 2 subkelas yaitu IgA1 dan
IgA2. IgA memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Merupakan imunoglobulin terbanyak kedua dalam serum
b. Merupakan imunoglobulin terbanyak pada sekresi (air mata, saliva, kolostrum,
mukus). IgA penting untuk imunitas lokal.
c. Tidak mengikat komplemen
d. Berikatan dengan beberapa sel (netrofil dan limfosit).
b. Terlibat dalam reaksi alergi. Akibat terikat kuat dengan basofil dan mast cell,
IgE terlibat dalam reaksi alergi. Pengikatan alergen ke IgE pada sel
menimbulkan pelepasan berbagai mediator yang mengakibatkan gejala alergi.
c. Berperan dalam melawan parasit cacing. Eosinofil berikatan dengan IgE
kemudian menyelubungi cacing lalu membunuhnya.
d. Tidak mengikat komplemen.
dilakukan tes golongan darah dan tes cross dan hasilnya negative atau boleh
dilakukan transfuse. Bisa terjadinya reaksi ini karena pasien/recipient
mempunyai antibody incomplete. Setelah dilakukan coombs tes ternyata
hasilnya positif, gak bisa ditransfusi walaupun tes golongan darah dan tes
silangnya cocok. Jadi harus dapat donor dari orang yang golongan darah sama
dan punya antibody incomplete juga. Intinya test coomb ini fungsinya untuk
mengetahui keberadaan incomplete antibody yang bisa menyebabkan
negative palsu.
2.
E. Tes alergi
1. Tes Elisa
Cara imunenzim : ELISA (Enyme linked immunosorbent assay). Cara ini
mirip dengan teknik antibody fluoresensi, kecuali di sini antibody terikat pada
enzim (misalnya horse radish peroxidase). Dasar dari cara ini ialah penempelan
antigen pada permukaan lempeng plastic (misalnya lempeng mikrotiter).
Kemudian dimasukkan antibody berlabel enzim, dibiarkan untuk mengadakan
ikatan, setelah itu kelebihannya dibuang. Antibody yang terikat dideteksi dengan
penambahan substrat enzim dan warna yang timbul diukur pada spektrofotometer.
Cara ini dipergunakan untuk mendeteksi adanya antigen pada contoh yang
diperiksa dengan menambahkan bahan yang diperiksa bersama-sama dengan
antibody yang berlabel enzim pada lempeng plastic yang sudah ditempel dengan
antigen yang sudah diketahui, sehingga antigen yang ada pada bahan yang
diperiksa akan bersaing dengan antigen yang menempel pada lempeng plastic.
10
Jadi antibody yang terikat pada antigen yang jumlahnya sudah tertentu tadi akan
berkurang dan akan timbul warna yang lebih muda. Cara ini sudah dipergunakan
secara luas pada diagnosis laboratorium diagnosis AIDS.
2. Tes Alergi
Tes alergi dilakukan untuk :
Menentukan penyebab alergi (alergen) dan menghidari allergen pencetus
merupakan bagian penting dari pengelolaan penyakit alergi dan asma. Dokter
biasanya akan menanyakan beberapa pertanyaan untuk meng-indentifikasi faktorfaktor yang ada di lingkungan yang dapat mencetuskan gejala-gejala reaksi alergi.
Tes kulit membantu dokter untuk meng-konfirmasi sensitivitas sehingga dokter
dapat memberikan nasehat yang sesuai untuk menghindari alergi tersebut.
Selanjutnya dokter akan menyarankan untuk melakukan tes alergi (skin prick
testing)
untuk
membantu
meng-konfirmasi
atau
menyingkirkan
adanya
sensitivitas. Hasil tes alergi dapat diperoleh dalam waktu 15 sampai 20 menit.
Untuk mendapatkan hasil yang baik, harus memperhatikan beberapa hal sebelum
tes alergi dilakukan.
Sekurang-kurangnya 3 (tiga) hari sebelum tes alergi di lakukan, hentikan
semua obat yang di minum, karena beberapa jenis obat dapat mempengaruhi hasil
tes. Bilamana ada keraguan, dapat berkonsultasi dengan dokter.Tiga hari sebelum
tes alergi dilakukan, hindari pemakaian krim dan pelembab pada lengan
bawah.Tiga hari sebelum tes dilakukan, jangan mengkonsumsi beberapa jenis
makanan, sebagai berikut :Susu dan makanan yang mengandung susu, misalnya :
kue, es krim, keju, dsb.Telur dan makanan yang mengandung telur, misalnya :
mie, kue, dsb.Makanan yang berasal dari laut, misalnya : ikan, undang, terasi,
kerupuk undang, petis, dsb.Biji-bijian dan kacang-kacangan, misalnya : emping
melinjo, kacang tanah, kedelai, coklat, dsb.Ragi dan makanan yang diragikan,
11
12
mast. Sel-sel ini dirancang untuk membunuh cacing dan prasit, dan mengandung
granul-granul yang berisi bahan-bahan kimia iritan (termasuk histamin). Sel mast
juga dipersenjatai dengan protein yang disebut antibody IgE yang mampu
mengenali bentuk allergen tungau debu rumah tersebut, dengan cara sebaga mana
sebuah gembok mengenali bentuk anak kunci. Bilamana hal ini terjadi, sel mast
terpicu untuk melepaskan isinya ke dalam jaringan, yang memicu reaksi alergi.
Tes tusuk kulit (skin prick testing) biasanya dikerjakan pada lengan bawah,
kadang-kadang di pumggumg. Mula-mula lengan dibersihkan dengan alcohol,
kemudian setetes ekstra allergen yang diproduksi secara komersial diteteskan pada
daerah kulit yang telah ditandai. Dengan menggunakan lanset steril, dilakukan
tusukan kecil menembus tetesan tadi. Dengan cara ini sejumlah kecil allergen
dapat memasuki kulit.
Jika anda alergi, maka akan tampak benjolan kecil menyerupai gigitan
nyamuk pada tempat tusukan dalam waktu 15-20 menit.
Incoming search terms:tes imunhasil alergi skin testmemberi tanda sebelum
periksa alergites imunitas untuk balita
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Imunoglobilin merupakan sekumpulan glikoprotein yang terdapat didalam
serum atau zat cair yang terdapat pada tubuh setiap mamalia yang mempunyai
struktur dasar sama terdiri dari82%-96% polipeptida dan 4-8% karbohidrat.
Adapun klasifikasi immunoglobulin dibagi menjadi dua sub kelas yakni :
immunoglobulin sebagai rantai panjang dan immunoglobulin sebagai rantai pendek.
Imunoglobulin sebagai rantai panjang dibagi menjadi:
Immunoglobulin,
aimmunoglobulin,
eimmunoglobulin,
mimmunogloblulin
dimmunoglobulin g
Sedangkan sebagai rantai pendeknya antara lain:
1. Antibodi imunantibodipoliklonal
2. antibodi monoklonalantibodi alamiah
14
B. Saran
Penulis mengharapkan,semoga dengan hadirnya makalah ini dapat menambah
wawasan bagi para pembaca,dan merupakan tambahan referensi untuk ilmu
pengetahuan khususnya tentang.
Imunoglobulin. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
15