Dari tabel diatas, maka jika rahin ingin meminjam dana sebesar rp.
10.000.000, maka Rahin tersebut termasuk kedalam golongan Marhun Bih
(MB) yang E dan harus membayar biaya administrasi per SBR Rp. 25.000.
4.3.
Perhitungan pelunasan pada pegadaian syariah
Surat bukti pada pegadaian syariah disebut surat bukti rahn,
dimana pada surat bukti rahn tersebut tertera nama rahin, alamat, profesi
rahin, tujuan pinjaman, golongan, tanggal akad, jatuh tempo, tanggal
lelang. Dari tanggal akad ke tanggal jatuh tempo, jangka waktunya
adalah 4 bulan atau selama 4 bulan nasabah tersebut bisa menebus atau
melakukan pelunasan. Dimana pelunasan tersebut sebesar uang pinjaman
(UP) + Ijaroh (jasa simpan). Ijaroh tersebut terhitung per 10 hari dari
akad kredit, jika lama pinjaman selam 25 hari berarti pelunasannya
sebesar uang pinjaman (UP) + (Ijaroh x 3)
1. Cara melakukan pelunasan / mengambil Marhun :
a. Membawa Surat Bukti Rahn (SBR) kepada petugas kasir.
b. Menunjukan KTP asli, jika surat atas nama sendiri.
c. Jika mewakili, menunjukan KTP asli keduanya dan menandatangan
pengalihan hak uang tertera dibelakang surat dan melampirkan fotocopy
KTP kedua belah pihak.
d. Membayar uang pelunasan/penembusan yang telah disebutkan oleh
petugas kasir.
e. Menerima bukti pembayaran dari kasir untuk mengambil
Marhun/Barang Jaminan.
4.4 Tindakan yang dilakukan jika nasabah tidak bisa melunasi sesuai
pada waktunya
Biasanya nasabah tersebut akan dihubungi oleh pihak pegadaian
sebagai pemberitahuan karena waktu sudah hampir mendekati jatuh
tempo, jika nasabah tersebut tidak datang juga, maka sesuai dengan
perjanjian pada Surat Bukti Rahn barang tersebut akan dilelang sesuai
dengan tanggal lelang yang tertera pada Surat Buktu Rahn.
4.5 Sistem perpanjangan dan pelelangan barang jaminan
Sistem perpanjangan dan pelelangan barang jaminan baik
pegadaian syariah maupun pegadaian konvensional pada dasarnya
hampir sama. Berikut akan dijelaskan system perpanjangan dan
pelelangan barang jaminan.
1. Sistem perpanjangan pada pegadaian syariah yaitu jika nasabah
tersebut belum bisa melunasi, maka ia bisa membayar Ijarohnya saja
sebesar 10 hari x 12, karena lamanya jatuh tempo adalah 4 bulan +
dengan biaya administrasi setelah nasabah membayar perpanjangan
maka oleh pegadaian dibuatkan surat baru dengan tanggal akad
terhitung dari saat ia membayar biaya ijaroh tersebut dan jatuh
temponyapun adalah 4 bulan ke depan. Biasanya oleh pegadaian
barang akan ditaksir kembali, jika taksirann naik, nasabah bisa
menambah uang pinjamannya. Biasanya pegadaian akan
menyarankan untuk menambah uang pinjamannya dan tambahan itu
akan dipotong untuk biaya Ijaroh dan administrasi, jika ada selisih
nasabah tersebut akan menerima sisanya.
2. Sistem pelelangan yaitu barang akan dijual kepada umum dengan
harga sesuai dengan harga pasar saat itu. Setelah barang tersebut
terjual, maka hasilnya akan dipotong biaya lelang. Uang kelebihan =
Harga lelang Uang pinjaman Jasa simpanan Biaya lelang
penjualan.
Uang kelebihan = Harga lelang Uang pinjaman Jasa
simpanan
Biaya lelang
penjualan
Uangkelebihan
itu adalah
hak nasabah yang bisa di ambil selama 1
tahun ke depan, nasabah akan di beritahu bahwa ia mempunyai uang
kelebihan di pegadaian tersebut. Setelah lebih dari 1 tahun uang
kelebihan tersebut tidak bisa di ambil lagi oleh nasabah dan uang itu
akan hangus dan akan disetorkan kepada Negara.
4.6 Sistem pegadaian konvensional dalam memberikan pembiayaan
kepada calon mitra usahanya.
Sistem pembiayaan pada pegadaian konvensional tidak terdapat biaya
ijaroh, tetapi hanya biaya administrasi yang dibayar pada saat pelunasan.
Pada pegadaian konvensional terdapat beberapa objek yang dapat
digadaikan oleh nasabah, seperti :
a. Emas dan berlian yang tarifnya tergantung pada penggolongan pinjaman
b. Alat elektronik yang dapat berupa televisi, tape dan lain-lain yang tarif
pinjamannya sebesar 60% dari taksiran barang tersebut. Barang tersebut
harus disertai kardus dan lengkap dengan remotnya, jika tidak disertai
dengan kardus dan remot tidak akan diterima oleh pihak pegadaian.
c. Kendaraan bermotor yang tarif pinjamannya sebesar 75% dari taksiran
barang tersebut. Ada beberapa syarat yang harus dibawa dalam
menggadaikan kendaraan bermotor, yaitu BPKB, STNK yang masih
aktif/belum mati, faktur, dan motor yang diterima 5 tahun terakhir dari
pembuatan, lebih dari 5 tahun tidak akan diterima oleh pihak pegadaian.
Sumber pendanaan pada pegadaian konvensional berasal dari Bank
BRI, BCA, dan lain-lain.
Berikut penggolongan pinjaman dan sewa modal pada pegadaian
konvensional yang akan dijelaskan pada tabel 4.2
Tabel 4.2
Tarif Sewa Modal Pegadaian Konvensional
Surat Edaran No.07/UI.I.00211/2008
Golongan
Uang Pinjaman
Sewa
modal / 15
hari
Sewa
Modal
maksimal
Peraentase
uang
pinjaman
terhadap
taksiran
A
B
C1
C2
D1
D2
Rp 20.000 Rp 150.000
Rp 151.000 Rp 500.000
Rp 505.000 Rp 1.000.000
Rp 1.010.000 Rp 20.000.000
Rp 20.500.000 Rp 50.000.000
Rp 50.100.000 Rp 200.000.000
1%
1,45%
1,45%
1,45%
1%
1%
8%
11,60%
11,60%
11,60%
8%
8%
95%
92%
91%
91%
93%
93%
4.8
Jurnal:
Dr. Kas
Rp 4.290.000
Cr. Utang
Rp 4.290.000
ii. Bayar uang untuk biaya pemeliharaan dan penyimpanan
Jurnal:
Dr. Biaya ijaroh
Rp 320.000
Cr. Kas
Rp 320.000
iii. Ketika dilakukan pelunasan atas utang
Jurnal:
Dr. Utang
Rp 4.290.000
Cr. Kas
Rp 4.290.000
iv. Jika pada saat jatuh tempo, utang tidak dapat dilunasi sehingga
barang gadai dijual
Pada saat penjualan barang gadai
Jurnal:
Dr. Kas
Rp 4.350.000
Dr. Akumulasi Penyusutan Rp 429.000
Dr. Kerugian (apabila rugi) xxx
Cr. Keuntungan (apabila untung)
Rp 489.000
Cr. Aset
Rp 4.290.000
Pelunasan utang atas barang yang dijual pihak yang menggadai
Jurnal:
Dr. Utang
Rp 4.290.000
Cr. Kas
Rp 4.290.000
Jika masih ada kekurangan pembayaran utang setelah penjualan barang
gadai tersebut, maka berarti pihak yang menggadaikan masih memiliki
saldo utang kepada pihak yang menerima gadai.
1. Pegadaian Konvensional
Biaya Administrasi Pegadaian Konvensional = 1% x Uang Pinjaman
Perhitungan :
- Pinjaman yang diberikan : Taksiran
x
91%
= Rp 4.761.376 x
91%
= Rp 4.332.852,= Rp 4.333.000,- (pembulatan)
- Sewa Modal (Bunga) per 15 hari :
Uang pinjaman x bunga
=Rp 4.333.000 x 1,3%
=Rp 56.329 / 15 hari,=Rp 56.329 x 6
=Rp 337.974
=Rp 338.000,- (pembulatan)
- Nasabah termasuk golongan C2
- Biaya Administrasi : 1% x Uang Pinjaman
1% x Rp 4.333.000
= Rp 43.330,-
iii.
iv.
Cr. Kas
Rp 338.000
Ketika dilakukan pelunasan atas utang
Jurnal:
Dr. Utang
Rp 4.333.000
Cr. Kas
Rp 4.333.000
Jika pada saat jatuh tempo, utang tidak dapat dilunasi sehingga
barang gadai dijual
Pada saat penjualan barang gadai
Jurnal:
Dr. Kas
Rp 4.350.000
Dr. Akumulasi Penyusutan Rp 433.300
Dr. Kerugian (apabila rugi) xxx
Cr. Keuntungan (apabila untung)
Rp 450.300
Cr. Aset
Rp 4.333.000
Pelunasan utang atas barang yang dijual pihak yang menggadai
Jurnal:
Dr. Utang
Rp 4.333.000
Cr. Kas
Rp 4.333.000
Jika masih ada kekurangan pembayaran utang setelah penjualan barang
gadai tersebut, maka berarti pihak yang menggadaikan masih memiliki
saldo utang kepada pihak yang menerima gadai.
5. KESIMPULAN
Dari data perhitungan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya dapat
diambil kesimpulan bahwa Unit Layanan Gadai Syariah (ULGS) cabang Dewi
Sartika ternyata mampu menarik masyarakat dalam memperleh pembayaran
dengan proses yang cepat, praktis dan menentramkan. Hal ini terbukti dengan
banyaknya nasabah yang meminjam dana pada pegadaian syariah :
1. Prosedur operasional pembiayaan Ar-Rahn pada pegadaian syariah
dan pegadaian konvensional
a.
Sistem pembiayaan pegadaian syariah dan konvensinal
Dalam sistem pembayaran pegadaian syariah dikenal beberapa
istilah seperti biaya ijaroh yang dikenakan per 10 hari, golongan
marhun bih, plafon marhun bih, biaya administrasi per SBR. Jenis
marhun (objek yang digadaikan) oleh nasabah adalah rata-rata
adalah emas atau berlian dengan berat yang berbeda, dan pinjaman
yang ditetapkan sebesar 90% dari taksiran.
Sedangkan pada pegadaian konvensional terdapat bunga atau sewa
modal yang telah ditentukan oleh pihak pegadaian konvensional
tersebut, dengan sewa modal atau bunga berbeda-beda tiap
golongan. Jenis marhun pada pegadain konvensional lebih banyak
dan berfariasi seperti emas, alat elektronik, dan kendaraan
bermotor, serta besarnya taksiran pada pegadaian konvensional
berbeda-beda.
b.