Anda di halaman 1dari 21

Modul Praktikum Petrologi

Modul Praktikum Petrologi

2014
2014
BAB I
BATUAN BEKU

Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari pembekuan larutan silikat cair liat,
pijar, bersifat mudah bergerak yang kita kenal dengan nama magma, pembentukan batuan
beku dapat terjadi di atas permukaan bumi maupun di bawah permukaan bumi. Ciri khas atas
batuan beku adalah secara kristalin dan membentuk hubungan kristal kristal yang saling
erat mengunci. Penggolongan batuan beku dapat dikelompokan menjadi 3 (tiga) yaitu :
a; Berdasarkan genetik batuan

Sifat genetik batuan beku yakni merujuk kepada genesa atau tempat terbentuknya batuan
beku yakni : Batuan beku ekstrusi dan batuan beku Intrusi.
b; Berdasarkan senyawa kimia terkandung
Senyawa kimia membentuk mineral mineral penyusun batuan beku seperti SiO 2, Fe2O3,
k AlSi3O8, Na2O, dan sebagainya. Dari susunan kimia tersebut mencerminkan jenis batuan
beku dan lingkungan pembentukan dari batuan beku
c; Berdasarkan susunan mineraloginya
Hubungan susunan mineralogi sangat mempengaruhi jenis penggolongan batuan beku
(Mineral Felsik dan Mineral Mafik) seperti contoh Plagioklas, Feldspar, muskovit, olivin,
dan lain sebagainya.
Batuan beku dapat dibagi menjadi :
A; Batuan Beku Ekstrusi
Batuan beku sebagai hasil pembekuan magma yang keluar di atas permukaan bumi
secara langsung dari lubang kepundan gunungapi atau melalui rekahan baik di darat maupun
di bawah muka air laut secara lelehan aliran ataupun ledakan. Pada saat mengalir di
permukaan masa tersebut membeku relative cepat dengan melepaskan kandungan gasnya,
oleh karena itu sering memperlihatkan struktur aliran dan banyak lubang gasnya (vesikuler).
Magma yang keluar di permukaan atau lava setidaknya ada dua jenis : Lava Aa dan Lava
Pahoehoe. Lava Aa terbentuk dari masa yang kental, memiliki tekstur permukaan yang kasar
dan jauh dengan sumbernya, sedangkan lava Pahoehoe terbentuk oleh masa yang encer,
dengan tekstur permukaan porfiritik halus tersusun oleh lapisan gelas tipis obsidian, dan
dekat dengan sumbernya (Sri Mulyaningsih, 2013).

B; Batuan Beku Intrusi

1
1

Lab. Geologi Dinamik


Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
2014
Lab. Geologi Dinamik
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
2014

Modul Praktikum Petrologi


Modul Praktikum Petrologi

2014
2014

Batuan hasil pembekuan magma di bawah permukaan bumi, ukuran mineralnya kasar,
> 1 mm atau 5 mm.

Gambar 1.1 Jenis-jenis intrusi


a; Batolit adalah intrusi yang berbentuk tidak teratur dengan dinding yang curam dan

tidak diketahui batas bawahnya, yang memiliki penyebaran > 100 km 2, apabila kurang
dari 100 km2 dikenal dengan stock sedangkan yang lebih kecil dan relatif membuat
disebut boss. Ketiganya merupakan peristilahan dalam batuan plutonik.
b; Intrusi berbentuk tabular yang memotong struktur setempat (diskordan) disebut
dyke/korok sedangkan yang konkordan disebut sill atau lakolit kalau cembung ke
atas.
c; Intrusi berdimensi kecil dan membulat sering dikenal dengan intrusi silinder atau
pipa (pipe).

1; Pengenalan Magma

Magma adalah cairan atau silikat pijar yang terbentuk secara alamiah bersifat mobile,
bersuhu antara 9000 12000 C atau lebih berasal dari kerak bumi bagian bawah atau selubung
bumi bagian atas (F.F. Grouth, 1947; Tumer dan verhogen, 1960, H. William, 1962).
Komposisi kimiawi magma dari contoh-contoh batuan beku terdiri dari :

2
2

Lab. Geologi Dinamik


Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
2014
Lab. Geologi Dinamik
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
2014

Modul Praktikum Petrologi


Modul Praktikum Petrologi

2014
2014

a; Senyawa-senyawa yang bersifat non-volatil dan merupakan senyawa oksida dalam

magma, jumlahnya sekitar 99% dari seluruh isi magma, sehingga merupakan mayor
element, terdiri dari SiO2, Al2O3, Fe2O3, FeO, MnO, CaO, Na2O, K2O, TiO2, P2O5.
b; Senyawa volatile yang banyak pengaruhnya terhadap magma, terdiri dari fraksi-fraksi
gas CH4, CO2, HCl, H2S, SO2 dsb.
c; Unsur-unsur lain yang disebut unsure jejak (trace element) dan merupakan minor
element seperti Rb, Ba, Sr, Ni, Li, Cr, S dan Pb.

(Dally 1933, Winkler 1957, Vide W.T. Huang 1962) berpendapat lain yaitu magma asli
(primer) adalah bersifat basa yang selanjutnya akan mengalami proses differensiasi menjadi
magma yang bersifat lain.
(Bunsen 1951, W. T. Huang 1962) mempunyai pendapat bahwa ada dua jenis magma
primer, yaitu basaltis dan granitis dan batuan beku merupakan hasil campuran dari dua
magma ini yang kemudian mempunyai komposisi lain.

2; Evolusi Magma

Magma dapat berubah menjadi magma yang bersifat lain oleh proses-proses sebagai
berikut :
;
;
;

Hibridasi : Pembentukan magma baru karena percampuran dua magma yang


berlainan jenisnya.
Sinteksis : Pembentukan magma baru karena proses asimilasi dengan batuan samping.
Anateksis : Proses pembentukan magma dari peleburan batuan pada kedalaman yang
sangat besar.

Dari magma dengan kondisi tertentu ini selanjutnya mengalami diffrensiasi magma.
Differensiasi magma ini meliputi semua proses yang mengubah magma dari keadaan awal
yang homogeny dalam skala besar menjadi masa batuan beku dengan komposisi yang
bervariasi.
Proses-proses differensiasi magma meliputi :

3
3

Lab. Geologi Dinamik


Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
2014
Lab. Geologi Dinamik
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
2014

Modul Praktikum Petrologi


Modul Praktikum Petrologi
;

;
;

2014
2014

Fragnisasi adalah pemisahan kristal dari larutan magma, karena proses Kristalisasi
berjalan tidak seimbang atau kristal-kristal pada waktu pendinginan tidak dapat
mengikuti perkembangan.komposisi larutan magma yang baru ini terjadi terutama
karena adanya perubahan temperature dan tekanan yang menyolok dan tiba-tiba.
Crystal Settling / Gravitional Settling adalah pengendapan kristal oleh gravitasi dari
kristal-kristal berat Ca, Mg, Fe yang akan memperkaya magma pada bagian dasar
waduk, disini mineral silikat berat akan terletak di bawah mineral silikat ringan.
Liquid Immisibillity adalah larutan magma yang mempunyai suhu rendah akan pecah
menjadi larutan yang masing-masing akan membeku membentuk bahan yang
heterogen.
Crystal Flotation adalah pengembangan kristal ringan dari Sodium (Na) dan
Potassium (K) yang akan memperkaya magma pada bagian atas dari waduk magma.
Vesiculation adalah proses dimana magma yang mengandung komponen seperti CO2,
SO2, S2, Cl2, dan H2O sewaktu naik kepermukaan membentuk gelembunggelembung gas dan membawa serta komponen volaltile Sodium (Na) dan Potasium
(K).
Diffusion adalah bercampurnya batuan dinding dengan magma di dalam waduk
magma secara lateral.

Gambar 1.2 Skema differensiasi magma (Atlas of Volcanic USGS)

3; Seri Reaksi Bowen (Bowen Reaction Series)


4
4

Lab. Geologi Dinamik


Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
2014
Lab. Geologi Dinamik
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
2014

Modul Praktikum Petrologi


Modul Praktikum Petrologi

2014
2014

Seri Reaksi Bowen merupakan suatu skema yang menunjukan urutan kritalisasi dari
mineral pembentuk batuan beku yang terdiri dari dua bagian.
Mineral-mineral tersebut dapat digolongkan dalam dua golongan besar yaitu :
a; Golongan mineral berwwarna gelap atau mafik mineral
b; Golongan mineral berwarna terang atau felsik mineral

Dalam proses pendinginan magma, dimana magma itu tidak langsung semuanya
membeku, tetapi mengalami penurunan temperatur secara perlahan bahkan mungkin cepat.
Penurunan temperatur ini disertai mulainya pembentukan dan pengendapan mineral-mineral
tertentu yang sesuai dengan temperaturnya pembentukan mineral dalam magma karena
penurunan temperatur telah disusun oleh Bowen.
Mineral sebelah kiri mewakili mineral-mineral mafik, yang pertama kali terbentuk
dalam temperatur sangat tinggi adalah mineral Olivin, akan tetapi jika magma tersebut jenuh
oleh SiO2 maka mineral Piroksenlah yang terbentuk pertama kali. Mineral Olivin dan mineral
Piroksen merupakan pasangan Incongruent Melting dimana setelah pembentukannya
mineral Olivin akan bereaksi dengan larutan sisa membentuk mineral Piroksen. Temperatur
menurun terus dan pembentukan mineral berjalan sesaui dengan temperaturnya. Mineral yang
terakhir terbentuk adalah Biotit, terbentuk dalam temperatur yang rendah.
Discontinue series
14000C

Continue series
Ultrabasa

Olivin
(Mg-Fe Silikat)

Anortit (Ca-Al Siliikat)

Pyroxene
(Ca-Mg-Fe-Na-Al-Ti Siliikat)

Basa
Bitownit (Ca-Na-Al Siliikat)
Labradorit (Ca-Na-Al Siliikat)

9000C Hornblende
(Ca-Na-Mg-Fe-Al-OH Siliikat)

Andesin (Na-Ca-Al Siliikat)

Intermediet

Oligoklas (Na-Ca-Al Siliikat)


Biotit Albit (Na-Al Silikat)
(K-Mg-Fe-Al-F-OH Siliikat)

Asam

Kalium Feldspar (K-Al Silikat)

6000C

Muskovit (K-Al-Cr Silikat)


Kuarsa(SiO2)

5
5

Lab. Geologi Dinamik


Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
2014
Lab. Geologi Dinamik
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
2014

Modul Praktikum Petrologi


Modul Praktikum Petrologi

2014
2014

Gambar 1.3 Skema yang menunjukan Seri Reaksi Bowen

Mineral sebelah kanan diwakili oleh mineral kelompok Plagioklas, karena mineral ini
paling banyak terdapat dan tersebar luas. Anortite adalah mineral yang pertama kali terbentuk
pada suhu yang tinggi dan banyak terdapat pada batuan beku basa seperti Gabro atau Basalt.
Andesin terbentuk pada suhu menengah dan terdapat batuan beku Diorit atau Andesit.
Sedangkan mineral yang terbentuk pada suhu rendah adalah Albit, mineral ini banyak
tersebar pada batuan asam seperti Granit atau Riolit.
Reaksi berubahnya komposisi Plagioklas ini merupakan deret : Solid Solution yang
merupakan reaksi menerus, artinya kristalisasi Ca-Plagioklas Na-Plagioklas, jika reaksi
setimbang akan berjalan menerus. Dalam hal ini Anortite adalah jenis Plagioklas yang kaya
Ca, sering disebut juga Calcic Plagioklas, sedangkan Albit adalah Plagioklas kaya Na
Sodic Plagioklas / Alkali Plagioklas.
Mineral sebelah kanan dan sebelah kiri bertemu pada mineral Potasium Feldspar ke
mineral Muskovit dan yang terakhir mineral Kuarsa, maka mineral kuarsa merupakan mineral
yang paling stabil diantara seluruh mineral Felsik atau mineral Mafik, dan sebaliknya mineral
yang terbentuk pertama kali adalah mineral yang sangat tidak stabil dan mudah sekali terubah
menjadi mineral lain.
Garis putus-putus merupakan batasan golongan batuan yang ditandai dengan
komposisi mineral yang dominan dalam pembatasannya, misalnya Kuarsa, Muskovit, Biotit,
Kalium Feldspar tergolong ke dalam Batuan Asam. Selanjutnya amati apakah batuan tersebut
Plutonik atau Vulkanik, lalu perhatikan antara perbandingan Plagioklas dengan Kalium
Feldspar.

4; Jenis Batuan Beku


;

Klasifikasi berdasarkan tekstur dan komposisi mineral


Berdasarkan ukuran besar butir dan tempat terbentuknya, batuan beku dapat dibagi

menjadi dua : yaitu Batuan beku vulkanik dan Batuan beku plutonik

6
6

Lab. Geologi Dinamik


Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
2014
Lab. Geologi Dinamik
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
2014

Modul Praktikum Petrologi


Modul Praktikum Petrologi

2014
2014

a; Batuan Beku Vulkanik

Batuan beku vulkanik adalah batuan beku yang terbentuk di atas atau di dekat
permukaan bumi (intrusi dangkal). Menurut Williams, 1983 batuan beku yang berukuran
kristal < 1 mm adalah kelompok batuan vulkanik, terutama kehadiran masa gelas.

b; Batuan Beku Plutonik

Batuan beku yang terbentuk pada kedalaman yang sangat besar dan mempunyai
ukuran kristal > 1 mm.

Klasifikasi berdasarkan kimiawi


Klasifikasi ini telah lama menjadi standar dalam Geologi (Hughes, 1962) dan dibagi

dalam empat golongan, yaitu :


a; Batuan beku asam, apabila batuan beku tersebut mengandung > 66% SiO2.

Contoh : Batuan Granit dan Riolit


b; Batuan beku menengah atau Intermediet, apabila batuan tersebut mengandung
52% - 66% SiO2.
Contoh : Batuan Diorit dan Andesit
c; Batuan beku basa, apabila batuan tersebut mengandung 45% - 52% SiO2.
Contoh : Batuan Gabro dan Basalt
d; Batuan beku ultra basa, apabila batuan beku tersebut mengandung < 45% SiO2.
Contoh : Batuan Peridotite dan Dunit.
;

Klasifikasi berdasarkan kejenuhan silica (SiO2)


Berdasarkan kejenuhan silika (SiO2) batuan beku dapat dikelompokan menjadi 3

(tiga), yaitu :
a; Over saturated rock, apabila batuan tersebut lewat jenuh silika

Contoh : Batuan tridimit


b; Saturated rock, apabila batuan beku tersebut jenuh silica.
Contoh : batuan mengandung Feldspar, Piroksen, Amphibole bervariasi dengan
mineral sphene, zircon, apatit, dll.
c; Under saturated rock, apabila batuan beku tersebut tidak jenuh silica.

7
7

Lab. Geologi Dinamik


Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
2014
Lab. Geologi Dinamik
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
2014

Modul Praktikum Petrologi


Modul Praktikum Petrologi

2014
2014

Contoh : batuan yang non-feldspatoid yaitu batuan yang tidak muncul mineral
felspatoid biasanya pada fase Olivin magnesian.

5; Struktur Batuan Beku

Struktur batuan beku adalah bentuk batuan beku dalam skala yang besar, seperti lava
bantal yang berbentuk di lingkungan air (laut), seperti lava bongkah, struktur aliran dan lainlain. Suatu bentuk struktur batuan sangat erat sekali dengan waktu terbentuknya.
Macam-macam struktur batuan beku adalah :
a; Massif, apabila tidak menunjukan adanya fragmen batuan lain yang tertanam dalam
b;

c;

d;

e;
f;

8
8

tubuhnya.
Pillow lava atau lava bantal, merupakan struktur yang dinyatakan pada batuan ekstrusi
tertentu, yang dicirikan oleh masa berbentuk bantal dimana ukuran dari bentuk ini
adalah umumnya 30 60 cm dan jarak berdekatan, khas pada vulkanik bawah laut.
Struktur Kekar, merupakan kenampakan bidang bidang pemisah dalam sistem
tertentu yang terbagi atas :
- Kekar Tiang, kenampakan membentuk belahan belahan tubuh batuan beku
menjadi kolom kolom yang memotong secara tegak (membentuk meniang).
- Kekar Lembar atau Lempeng, yaitu bentukan bentukan retakan yang
memotong sejajar permukaan bumi menghasilkan struktur perlapisan dan
umumnya akan semakin tipis mendekati permukaan bumi (membentuk
lempeng atau lembaran).
Vesikuler, merupakan struktur batuan beku ekstrusi yang ditandai dengan lubanglubang sebagai akibat pelepasan gas selama pendinginan, dalam struktur versikuler
terbagi atas :
- Scoria, adalah struktur batuan yang terjadi pada magma berjenis basa dimana
lubang lubang akibat pelepasan gas (vesikuler) tidak beraturan.
- Pumice, adalah struktur batuan yang membentuk lubang lubang sebagai
hasil keluarnya gas pada magma berjenis asam.
Amygdaloidal, struktur dimana lubang-lubang keluar gas terisi oleh mineral-mineral
sekunder seperti zeolit, karbonat dan bermacam silika.
Struktur Weldeel, adalah struktur pada batuan beku dengan kenampakan lubang
lubang yang merupakan bentukan akibat bekas bekas mineral yang terlepas dari
batuan induk karena proses pencucian.
Lab. Geologi Dinamik
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
2014
Lab. Geologi Dinamik
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
2014

Modul Praktikum Petrologi


Modul Praktikum Petrologi

2014
2014

g; Xenolith, struktur yang memperlihatkan adanya suatu fragmen batuan yang masuk

atau tertanam ke dalam batuan beku. Struktur ini berbentuk sebagai akibat peleburan
tidak sempurna dari suatu batuan samping di dalam magma yang menerobos.
h; Xenokris, merupakan kristal yang berasal dari batuan dinding yang masuk ke dalam
tubuh batuan oleh karena magma yang menerobos.
i; Struktur Aliran, struktur yang memperlihatkan akibat lava yang berjenis homogen
dalam proses terbentuknya (perjalanan menuju permukaan) terjadi perubahan seperti
komposisi, gas, visikositas, dan derajat kristalisasi sehingga menjadikan tidak
homogen dan membentuk seperti aliran.
j; Autobreccia, struktur pada lava yang memperlihatkan fragmen-fragmen dari lava itu
sendiri.

6; Tekstur Batuan Beku

Tekstur dalam batuan beku merupakan hubungan antar mineral atau mineral
dengan masa gelas yang membentuk masa yang merata pada batuan. Selama pembentukan
tekstur dipengaruhi oleh kecepatan dan stadia kristalisasi, suhu (temperatur), komposisi
kandungan gas, kekentalan magma dan tekanan. Sehingga tekstur merupakan fungsi dari
sejarah pembentukan batuan beku.
Sehingga dalam hal ini tekstur tersebut menunjukan Derajad kristalisasi (dergree of
crystalllinity), ukuran butir (grain size), granularitas dan kemas (fabric), Williams, 1982;
Huang, 1962.
a; Derajat Kristalisasi

Derajat kristalisasi merupakan keadaan proporsi antara masa kristal dan masa
gelas dalam batuan, ada tiga derajat kristalisasi, yaitu :
; Holokristalin
: apabila batuan tersusun seluruhnya oleh masa kristal
; Hipokristalin
: apabila batuan tersusun oleh masa kristal dan gelas
; Holohylalin
: apabila batuan seluruhnya tersusun oleh masa gelas
b; Granularitas
Granularitas merupakan ukuran butir kristal dalam batuan beku, dapat sangat
halus yang tidak dapat dikenal meskipun menggunakan mikriskop, tetapi dapat pula
sangat kasar, umumnya dikenal dua kelompok ukuran butir :
; Afanitik

9
9

Lab. Geologi Dinamik


Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
2014
Lab. Geologi Dinamik
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
2014

Modul Praktikum Petrologi


Modul Praktikum Petrologi

2014
2014

Apabila ukuran butir individu kristal sangat halus, sehingga tidak dapat dibedakan
dengan mata telanjang.
; Fanerik
Kristal individu yang termasuk kristal fanerik dapat dibedakan menjadi ukuranukuran :
Halus, ukuran diameter rata-rata kristal individu < 1 mm
Sedang, ukuran diameter kristal 1 mm 5 mm
Kasar, ukuran diameter kristal 5 mm 30 mm
Sangat kasar, ukuran diameter kristal > 30 mm
c; Kemas
;

Kemas meliputi bentuk butir dan susunan hubungan kristal dalam suatu batuan.
Bentuk kristal
Ditinjau dari pandangan dua dimensi, dikenal tiga macam :
Euhedral, apabila bentuk kristal dan butiran mineral mempunyai bidang
kristal yang sempurna
Subhedral, apabila bentuk kristal dari butiran mineral dibatasi oleh sebagian
bidang kristal yang sempurna.
Anhedral, apabila bentuk kristal dari butiran mineral dibatasi oleh sebagian
bidang kristal yang tidak sempurna.
Secara tiga dimensi dikenal :
Equidimensional, apabila bentuk kristal ketiga dimensinya sama panjang
Tabular, apabila bentuk kristal dua dimensi lebih panjang dari satu dimensi
lain.
Irregular, apabila bentuk kristal tidak teratur.
Relasi
Merupakan hubungan antara kristal satu dengan yang lain dalam suatu batuan dari

ukuran dikenal :
;

10
10

Granularitas (Equigranular), apabila mineral mempunyai ukuran butir yang


relative seragam, terdiri dari :
- Panidiomorfik granular, yaitu sebagain besar mineral berukuran seragam
dan euhedral. Bentuk butir euhedral merupakan penciri mineral-mineral
yang terbentuk paling awal, hal ini dimungkinkan mengingat ruangan yang
tersedia masih sangat luas sehingga mineral-mineral tersebut sampai
membentuk kristal secara sempurna.
Lab. Geologi Dinamik
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
2014
Lab. Geologi Dinamik
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
2014

Modul Praktikum Petrologi


Modul Praktikum Petrologi

2014
2014

Hipidiomorfik granular, yaitu sebagian besar mineralnya berukuran


relative seragam dan subhedral. Bentuk butiran penyusunnya subhedral
atau kurang sempurna yang merupakan penciri bahwa pada saat mineral
terbentuk, maka rongga atau ruangan yang tersedia sudah tidak memadai
untuk dapat membentuk kristal secara sempurna.
- Allotiomorfik granular, yaitu sebagian besar mineralnya yang berukuran
relative seragam dan anhedral. Bentuk anhedral atau tidak beraturan sama
sekali merupakan tanda bahwa pada saat mineral-mineral penyusun ini
terbentuk hanya dapat mengisi rongga yang tersedia saja. Sehingga dapat
ditafsirkan bahwa mineral-mineral anhedral tersebut terbentuk paling akhir
dari rangkaian proses pembentukan batuan beku.
; Inequigranular, apabila mineralnya mempunyai ukuran butir tidak sama,
antara lain terdiri dari :
- Porfiritik, adalah tekstur batuan beku dimana kristal besar (fenokris)
tertanam dalam masa dasar kristal yang lebih halus.
- Vitroverik, apabila fenokris tertanam dalam masa dasar berupa gelas,
Terbagi atas :
- Gelasan (Glassy), merupakan tekstur yang tersusun
seluruhnya atas mineral mineral gelas.
- Fragmental, yakni tekstur yang tersusun atas fragmen
fragmen batuan beku sebagai hasil letusan eksplosif.
d; Tekstur khusus batuan beku
Karakter tekstur ditentukan oleh bentuk kristal, struktur, relasi, atau karakter
internal telah memberikan bentuk khusus. Dalam beberapa kasus ditemukan bahwa
detail dari suatu batuan tidak bisa ditentukan tanpa menggunakan mikroskop. Selain
tekstur menunjukan bentuk dan relasi antar kristal juga menunjukan pertumbuhan
bersama antara mineral-mineral yang berbeda.
Berikut beberapa tekstur khusus dari batuan beku :
; Diabasik, yaitu tekstur dimana plagioklas tumbuh bersama dengan piroksen, di
sini piroksen tidak terlihat jelas dan plagioklas radier terhadap piroksen.
; Trachitik, yaitu tekstur dimana fenokris sanidin dan piroksen tertanam dalam
masa dasar kristal sanidin yang relatif tampak penjajaran dengan isian butir-butir
piroksen, oksida besi dan aksesori mineral.
; Intergranular adalah tekstur batuan beku yang memiliki ruang antar plagioklas
ditempati oleh kristal-kristal piroksen, olivin atau bijih besi.
-

11
11

Lab. Geologi Dinamik


Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
2014
Lab. Geologi Dinamik
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
2014

Modul Praktikum Petrologi


Modul Praktikum Petrologi

2014
2014

7; Komposisi Mineral

Menurut Walker T. Huang, 1962, komposisi mineral dikelompokan menjadi 3 (tiga)


kelompok mineral yaitu :
a; Mineral Utama

Mineral-mineral ini terbentuk langsung dari kristalisasi magma dan kehadirannya


sangat menentukan dalam penamaan batuan.
1; Mineral felsic (mineral berwarna terang dengan densitas rata-rata 2,5 2,7), :
; Kuarsa (SiO2)
; Kelompok feldspar, terdiri dari seri feldspar alkali (K, Na) AlSi3O8. Seri
feldspar alkali terdiri dari sanidin, orthoklas, anorthoklas, adularia dan
mikrolin. Seri plagioklas terdiri dari albit, oligoklas, andesin, labradorit,
bitownit dan anortit.
; Kelompok felspatoid (Na, K Alumina silika), terdiri dari nefelin, sodalit,
leusit.
2; Mineral mafik (mineral-mineral feromagnesia dengan warna gelap dan densitas
rata-rata 3,0 3,6), yaitu :
; Kelompok olivin, terdiri dari fayalite dan forsterite
; Kelompok piroksen, terdiri dari enstatite, hiperstein, augit, pigeonit, diopsid
; Kelompok mika, terdiri dari biotit, muskovit, plogopit
; Kelompok amphibole, terdiri dari antofilit, cumingtonit, hornblende, rieberkit,
tremolit, aktinolit, glaukofan, dll.
b; Mineral Sekunder
Merupakan mineral-mineral ubahan dari mineral utama,dapat dari hasil
pelapukan, hydrothermal maupun metamorfisme terhadap mineral-mineral utama,
dengan demikian mineral-mineral ini tidak ada hubungannya dengan pembekuan
magma (non pirogenetik).
Mineral sekunder terdiri dari :
;

12
12

Kelompok kalsit (kalsit, dolomite, magnesit, siderite) dapat terbentuk dari


hasil ubahan mineral plagioklas.

Lab. Geologi Dinamik


Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
2014
Lab. Geologi Dinamik
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
2014

Modul Praktikum Petrologi


Modul Praktikum Petrologi
;
;
;
;

2014
2014

Kelompok serpentin (antigorit dan krisotil), umumnya terbentuk dari hasil


ubahan mineral mafik (terutama kelompok olivin dan piroksen)
Kelompok klorit (proctor, penin, talk) umumnya terbentuk dari hasil ubahan
mineral kelompok plagioklas
Kelompok serisit sebagai ubahan mineral plagioklas
Kelompok kaolin (kaolin, hallosit) umumnya ditemukan sebagai hasil
pelapukan batuan beku.

c; Mineral Tambahan

Merupakan mineral-mineral yang terbentuk pada kristalisasi magma, umumnya dalam


jumlah sedikit. Termasuk dalam golongan ini antara lain :
Hematite, Kromit, Muskovit, Rutile, Mganetite, Zeolit, Apatit dan lain-lain.

Tabel 1.1 Pengenalan Mineral dan Sifatnya


Nama Mineral

Amphibole

Anhidrit

Warna

Hitam cokelat
Putih, abu-abu, biru
pucat

Asbes

Putih, abu-abu kehijauan

Biotit

Hitam cokelat

Feldspar Alkali Merah jambu/putih/hijau


Garnet

Cokelat merah-hitam

Gypsum

Tidak berwarna, putih

Halit
Kalsit

13
13

Tidak berwarna, putih


kekuningan, merah
Tidak berwarna, putih

Bentuk dan Perawakan


kristal
Prismatik panjang,
menyerat dan membutir
Massif, membutir
Menyerat, masa fiber
asbestos
Tabular, berlembar
(memika)
Prismatik, tabular,
panjang, massif,
membutir
Poligonal, membutir
Memapan, membutir,
menyerat

Belahan
2 arah
membentuk

membutir

Kilap arang

sudut lancip
Sempurna

Karena evaporasi

Kilap lemak

2 arah

Kilap kaca

2arah

Kilap kaca/lemak

Sempurna

Kubus, massif, membutir Sempurna


Rombohedral, massif,

Keterangan

Sempurna

Kilap kaca/mutiara
Lembar-lembar tipis
terjadi karena evaporasi
Sebagai garam evaporit
Kilap kaca, berbuih
dengan HCl

Lab. Geologi Dinamik


Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
2014
Lab. Geologi Dinamik
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
2014

Modul Praktikum Petrologi


Modul Praktikum Petrologi

2014
2014
Umumnya pada batuan

Klorit

Hijau

Berlembar, memika

Sempurna

metamorfik dan lapukan


batuan beku basa

Kuarsa

Tidak berwarna

Muskovit

Putih transparan

Olivin

Hijau

Piroksen

Hijau tua Hitam

Plagioklas

Putih susu, abu-abu

Tidak teratur, membutir


dan masif
Tabular, berlembar
(memika)
Tidak teratur, membutir

3 arah

Kilap kaca/lemak

1 arah

Kilap kaca/mutiara

Tidak

Kilap kaca

dan massif
Prosmatik pendek,

sempurna
2 arah saling

Kilap kaca dan

massif, membutir
Prismatik/tabular

tegak lurus

permukaannya halus

panjang, massif,

3 arah

Kilap kaca/lemak

membutir

Tabel 1.2 Dasar Penamaan Batuan Beku


Berdasarkan perbandingan K.Feldspar dengan Total Plagioklas
Asam
Vulkanik
Plutonik

KF > 2/3 Plagioklas KF > 2/3 < Plagioklas KF < 1/3 Plagioklas
Riolit
Riodasit
Dasit
Granit
Adamelit
Granodiorit
Intermediet

Vulkanik
Plutonik

KF > 2/3 Plagioklas KF > 2/3 < Plagioklas KF < 1/3 Plagioklas
Trachyt
Trachyandesit
Andesit
Syenit
Monzonit
Diorit

Berdasarkan Teksturnya
Basa
Vulkanik
Plutonik

Basalt
Gabro
Ultarbasa

Plutonik

14
14

Peridotite dan Dunite

Lab. Geologi Dinamik


Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
2014
Lab. Geologi Dinamik
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
2014

Modul Praktikum Petrologi


Modul Praktikum Petrologi

2014
2014

Tabel 1.3 Pembagian Batuan Beku dari berbagai aspek


VARIABEL
DASAR

ULTRABASA

BASA

INTERMEDIET

ASAM

SiO2

< 45%

45 52%

52 66%

>66%

Warna

Gelap

Gelap
Abu-abu
Terang
Mafik (40
Mafelsik (10
Indeks warna
Ultra mafik > 70%
Felsik 10%
70%)
40%)
Melanokratik
Hipermelanik
Mesokromatik
Mineralogi
(60-90%
Leukokratik (30% mafik)
(90% mafik)
(30% mafik)
mafik)
Magma/lava
Encer
Kental
Holo Hipokristalin
Holohyalin
hipokristalin
VesikulerVesikuler (kand. gas Vesikuler (kand. gas
skoria (kand.
Kecenderungan
sedang)
rendah)
gas tinggi)
V
tekstur
Tak adaU
Gelas umum
Gelas umum-banyak
sedikit gelas
L
AfirikPorfiritik
Porfiritik; vitroverik
K
porfiritik
A
Olivine,
N
piroksen,
Piroksen,
Biotit,<hornblende,
I
Fenokris
plagioklas hornblende, biotit, kuarsa, plagioklas,
K
basa,
plagioklas
fledspar alkali
feldspatoid
BASALT /
ANDESIT /
BASANIT /
Nama
TRAKIANDESIT / DASIT / RIOLIT
TEPRIT /
TRAKIT
SPILIT
Hornblende,
Olivine,
Biotit, kuarsa,
P
Olivine, piroksen,
piroksen <<,
Komposisi
piroksen,
feldspar alkali,
L
plagioklas, spinel,
plagioklas, biotit,
mineral
plagioklas
hornblende <<,
U
hornblende
feldspar, alkali
basa
plagioklas, muskovit
T
kuarsa <<
O
Tekstur
Holokristalin
DUNIT,
N
GABRO,
DIORIT,
GRANIT,
PERIDOTIT,
I
Nama
DIABAS /
MONZONIT,
ADAMELIT,
HORNBLENDIT,
K
DOLERIT
SYENIT
GRANODIORIT
SERPENTINIT

15
15

Lab. Geologi Dinamik


Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
2014
Lab. Geologi Dinamik
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
2014

Modul Praktikum Petrologi


Modul Praktikum Petrologi

16
16

2014
2014

Lab. Geologi Dinamik


Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
2014
Lab. Geologi Dinamik
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
2014

Modul Praktikum Petrologi


Modul Praktikum Petrologi

2014
2014

DIAGRAM ALIR DESKRIPSI BATUAN


Warna :
Hitam bintik-bintik putih / hijau gelap dll (warna yang mewakili)

Struktur :
Massif/vesikuler/amygdaloidal/kekar akibat pendinginan dll

Tekstur

Granularitas/Besar butir

Kasar 5 mm 3 cm, Sedang 1 mm 5 mm

Tekstur

Fanerik

Afanitik

Derajad kristalisasi

Holokristalin

Kasar 5 mm 3 cm, Sedang 1 mm 5 mm

Holohyalin

Keseragaman Butir / Kristal

Equigranular

Inequigranular

Porfiritik/Vitroverik

Panidiomorfik
Granular

Hipidiomorfik
Granular

Alotriomorfik
Granular

Fenokris

Komposisi mineral :
Kuarsa (%), cirri-cirinya, dll

Nama Batuan :
Granitoid / Syenitoid / Dioritoid,dll (gunakan diagram dari IUSGS)

17
17

Lab. Geologi Dinamik


Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
2014
Lab. Geologi Dinamik
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
2014

Modul Praktikum Petrologi


Modul Praktikum Petrologi

18
18

2014
2014

Lab. Geologi Dinamik


Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
2014
Lab. Geologi Dinamik
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
2014

Modul Praktikum Petrologi


Modul Praktikum Petrologi

19
19

2014
2014

Lab. Geologi Dinamik


Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
2014
Lab. Geologi Dinamik
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
2014

Tabel 1.4 Determinasi batuan beku menurut Russel B. Travis


K.Feldspar 2/3 total Feldspar

Mineral Utama

Mineral Tambahan
Khas

Retas, sil, Lakolit, Retas, Lakolit,


Batolit, Lopolit,
aliran
sil, aliran
Retas, sil, Stocks, Lakolit,
permukaan
permukaan Stock kecil
Retas, sill
aliran
permukaan, Tepi
Retas dan Sill

(Glassy)Vitrofirik Mikrokristalin

Terutama : Hornblende, Biotit, Piroksen,


Muskovit
Juga Na-Amfibol, Aegirin, Kankrinit,
Tourmalin, Sodalit
10
15
20

Kuarsa 10%,
Kuarsa 10% Feldspatoid
10%

Feldspatoid
10%

K. Feldspar
10% total
Feldspar

Na- Plagioklas

Terutama : Hornblende, Biotit, Piroksen


(dalam Andesit)

Juga Na-Amfibol, Aegirin

Juga Na-Amfibol, Feldspatoid

25

30

20

Terutama :
Serpentin , Bijih
Hornblende,
Besi
Biotit Bijih Besi
Juga Hornblende, Biotit, Kuarsa, Juga Hornblende,
Aegirin, Na-Amfibol
Biotit
30
60
95
55
Terutama : Piroksen, Uralit,
Olivin

20

25

Diorit Kuarsa
(Tonalit)

Diorit

Porfiri Monsonit Porfiri Grano Porfiri Diorit


Nefelin
Diorit
Kuarsa

Porfiri
Diorit

Porfiri Gabro

Porfiri Teralit Porfiri Peridotit

Porfiri Tefrit Porfiri Limburgit

Gabro, Norit,
Traktolit,
Anortit, Gabro
Kuarsa

Granit

Syenit

Syenit Nefelin

Monsonit
Kuarsa
( Adamelit)

Monsonit

Porfiri
Granit

Porfiri Syenit

Porfiri Syenit
Nefelin

Porfiri
Monsonit
Kuarsa

Porfiri Monsonit

Porfiri
Riolit

Porfiri Trakhit Porfiri Fonolit

Porfiri Latit
Kuarsa

Porfiri Latit

Porfiri Latit
Nefelin

Porfiri Dasit

Porfiri
Andesit

Porfiri Basalt

Latit Kuarsa
(Delenit)

Latit (TrakitAndesit)

Latit Nefelin

Dasit

Andesit

Basalt

Riolit

Trakit

Fonolit

Sedikit / tidak ada Feldspar


Terutama:
Terutama: Mineral
Piroksen atau
Fe/Mg dan
Olivin
Feldspatoid

Kuarsa
Feldspatoid
10%
Kuarsa 10%
Kuarsa 10%
10% Piroksen
Feldspatoid Feldspatoid 10%
Kuarsa 10%
10%
10%

Terutama : Hornblende, Biotit, Piroksen

20

Ca-Plagioklas

Monsonit Nefelin Grano Diorit

Obsidian, Pitchstone, Vitrofir, Perlit, Pumis, Skoria

Diabas

Afanitik
PorfiritikFanerik
Ekuigranular
&
Fanerik &

Indeks Warna

Kuarsa 10%
Kuarsa
Feldspatoid
Feldspatoid
10%
10%
10%

Plagioklas 2/3 total Feldspar


K. Feldspar 10% total Feldspar

K. Feldspar 1/3 -2/3 total Feldspar

Teralit

Tefrit

Peridotit,
Hazburgit, Dunit,
Ijolit, Messorite
Pikrit, Piroksenit,
Serpentinit

Limburgit

Nefelit Lesitit,
Melilitit Olivin,
Nefelinit

CONTOH DESKRIPSI BATUAN BEKU


Nama / NPM
Nomor Sampel

: Ign-01

Jenis Batuan

: Batuan Beku Asam Plutonik

Warna

: Cokelat

Struktur

: Masif

Tekstur

: Derajad Kristalisasi

Sketsa Sampel

Foto Sampel

: Holokristalin

Derajad Granularitas : Fanerik Kasar ( 5 mm 30 mm)


Kemas :

Komposisi

Surabaya, 26 Mei 2014

B. Kristal

: Euhedral

Relasi

: Panidiomofik Granular

: Orthoklas

40%

Kuarsa

35%

Plagioklas

10%

Biotit

7%

Hornblende

6%

Asisten Laboratorium Petrologi


Asisten Laboratorium Petrologi
Acc
praktikum
Nama
NPM
Nama
NPM

Nama Batuan

: Batuan Granit

Genesa

: Batuan beku granit pada sampel Ign-01 terbentuk pada zona Plutonik ...... dengan proses terbentuknya.... dst.

Anda mungkin juga menyukai