Anda di halaman 1dari 14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.

Tinjauan Penelitian Terdahulu


Beberapa Penelitian yang telah dilakukan berkaitan dengan Suku Bunga,

Pemberian Kredit (Debitur Bank), dan Rentabilitas Bank diantaranya :


1. Fangki Saputra (2010), mengadakan penelitian dengan judul Analisis
Pengaruh Tingkat Suku Bunga Pinjaman Terhadap Jumlah Kredit Yang
Diberikan Dan Dampaknya Pada Laba Operasional. Dengan populasi
sasaran (Target Population) seluruh Bank yang terdaftar di BEI yang
berjumlah 28 Bank.
Metode penelitian yang digunakan dalam penyelesaian usulan
penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Dan menggunakan
Operasionalisasi Variabel. Dimana dalam penelitian ini terdapat dua
variabel independen dan satu variabel dependen variabel independen
yang digunakan ialah tingkat suku bunga pinjaman sebagai X1 dan
jumlah kredit yang diberikan sebagai X2 dan variabel dependen yang
digunakan ialah laba operasional bank sebagai Y.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan,
maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut:
1. Tingkat suku bunga pinjaman tidak berpengaruh signifikan
terhadap jumlah kredit yang diberikan Bank yang terdaftar di
BEI.

2. Tingkat suku bunga pinjaman tidak berpengaruh signifikan


terhadap laba operasional Bank yang terdaftar di BEI.
3. Jumlah kredit yang diberikan berpengaruh signifikan terhadap
laba operasional Bank yang terdaftar di BEI.
4. Tingkat suku bunga pinjaman dan jumlah kredit yang diberikan
secara simultan mempunyai pengaruh yang berarti terhadap laba
operasional Bank yang terdaftar di BEI.
1. Irma Anindita (2011), mengadakan penelitian dengan judul Analisis

Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Car, Npl Dan Ldr Terhadap


Penyaluran Kredit Umkm Studi Pada Bank Umum Swasta Nasional.
Penelitian ini menggunakan Bank Umum secara keseluruhan sebagai
satu unit obyek penelitian dengan Teknik analisis yang digunakan
adalah regresi linier berganda, sementara uji hipotesis menggunakan
uji - t untuk menguji pengaruh variabel secara parsial serta uji - F
untuk menguji pengaruh variabel secara serempak dengan tingkat
signifikansi 5%. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh
tingkat suku bunga, Capital Adequacy ratio(CAR), Non Performing
Loan (NPL), dan Loan Deposit Ratio (LDR) terhadap Penyaluran
Kredit UMKM pada Bank Umum di Indonesia. Data yang digunakan
runtut waktu (time series) mulai tahun 2003 sampai dengan tahun
2010. Metode analisis yang digunakan

dalam penelitian ini ialah

regresi dimana yang merupakan variabel bebasnya adalah


a. Suku Bunga Kredit (SBK)

b. Capital Adequacy Ratio (CAR)


c. Non Performing Loan (NPL)
d. Loan Deposit Ratio (LDR)

Variabel terikat atau dependen yang dilakukan dalam


penelitian ini adalah total dana kredit UKM yang disalurkan. Dari
hasil pengujian yang dilakukan terhadap penelitian ini diketahui
secara simultan bahwa CAR, LDR, NPL dan suku bunga dengan
uji F berpengaruh secara signifikan. Hasil secara parsial dengan uji
t, diperoleh hasil bahwa variabel CAR, NPL dan tingkat suku
bunga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penyaluran
kredit UMKM dengan tingkat signifikansi 0,000, 0,000 dan 0,035,
sedangkan variabel LDR tidak berpengaruh signifikan terhadap
penyaluran kredit UMKM.
2. Nunung

Nuraqilah (2013), meneliti sejumlah variabel yang

mempengaruhi Rentabilitas Bank diantaranya Pengaruh Biaya Dana


Bank Dan Pemberian Kredit Terhadap Rentabilitas. Data yang
digunakan runtut waktu (time series) mulai tahun 2005 sampai dengan
tahun 2012 dari laporan keuangan PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri
Manonjaya Tasikmalaya.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode deskriptif analitis dengan pendekatan studi kasus. Dan teknik
analisis data yang digunakan adalah analisis jalur (path analysis) dan

pengujian hipotesis secara parsial dengan menggunakan uji t dan


secara simultan dengan menggunakan uji F. Dalam penelitian ini
terdapat dua variabel independen yaitu Biaya Dana Bank (X1) dan
Pemberian Kredit (X2), serta satu variabel dependen yaitu Rentabilitas
(Y). Yang menunjukkan hasil bahwa Biaya dana bank dan pemberian
kredit berpengaruh signifikan secara simultan terhadap rentabilitas.
Dari beberapa penelitian terdahulu tampak, bahwa penelitian yang terkait
dengan suku bunga, pada pemberian kredit (jumlah debitur bank) dan rentabilitas
bank masih tepisah-pisah dan belum dijadikan satu rangkaian variabel yang saling
mempengaruhi antara variabel yang satu dan yang lainnya secara linier. Dan juga
mengkhususkan studi kasus terhadap Bank Konvensional milik pemerintah yang
merupakan asset pembangunan Daerah.
1. Sedangkan yang dilakukan oleh penulis adalah berjudul Analisis
Pengaruh Tingkat Suku Bunga (SBI) Terhadap Jumlah Kredit
Yang Diberikan Kepada Debitur Dan Rentabilitas Bank (Uji
Kasus Pada BPD Kaltim)
2. Peneliti ingin mengkaji apakah tingkat suku bunga mempengaruhi
secara langsung dan signifikan terhadap Jumlah kredit yang diberikan
kepada debitur bank dan rentabilitas pada BPD Kaltim yang
merupakan Bank konvensional milik pemerintah daerah Kaltim.

2.2.

Tinjauan Teori

2.2.1. Bank

Badan usaha yang menghimpun

dana dari masyarakat dalam bentuk

simpanan, dan menyalurkannya kepada masyarakay


2.2.2. Bank Pemerintah Daerah
2.2.3.
Berdasarkan UndangUndang Nomor 10 Tahun 1998 jenis-jenis
perbankan yang ditinjau dari segi kepemilikannya Bank Pemerintah
Daerah Adalah bank-bank yang sahamnya dimiliki oleh Pemerintah
Daerah. Bank milik Pemerintah Daerah yang umum dikenal adalah Bank
Pembangunan Daerah (BPD), yang didirikan berdasarkan UU Nomor 13
Tahun 1962.
2.2.4. Konsep Suku Bunga
Bunga merupakan hal penting bagi suatu bank dalam penarikan tabungan
dan penyaluran kreditnya. Penarikan tabungan dan pemberian kredit selalu
dihubungkan dengan tingkat suku bunganya. Bunga bagi bank bisa
menjadi biaya yang harus dibayarkan kepada penabung, tetapi di lain
pihak, bunga dapat juga merupakan pendapatan bank yang diterima dari
debitur karena kredit yang diberikannya.
Suku bunga terhadap rentabilitas bank
Jika sebuah bank mempunyai kewajiban yang sensitif terhadap suku bunga
lebih besar dari asetnya, kenaikan suku bunga akan mengurangi keuntungan bank
dan penurunan suku bunga akan menaikkan keuntungan bank. (Frederic S.
Mishkin, 2008)

Hasibuan (1997) mendefinisikan bunga sebagai jasa atas pinjaman


uang atau barang yang dibayar oleh debitor kepada kreditor.
Tingkat suku bunga biasa dikenal sebagai salah satu kebijakan
pemerintah dalam mengatasi laju inflasi. Penetapan tingkat suku bunga
oleh pemerintah akan mempengaruhi tingkat suku bunga kredit dan jumlah
uang beredar dan selanjutnya akan berpengaruh terhadap siklus peputaran
kredit perbankan.
Ada beberapa ahli yang mengemukakan pendapat mengenai suku bunga :
Suku bunga merupakan salah satu komponen kebijaksanaan
moneter yang memiliki pengaruh yang sangat besar. Suku bunga tersebut
memegang peranan penting dalam kegiatan perekonomian. Suku bunga
(interest rate) adalah jumlah bunga tertentuyang harus dibayarkan
peminjam kepadapemberi pinjaman atas sejumlah uang tertentu untuk
membiayai konsumsi dan investasi (Pass dan Lowes, 1994) dalam (Fangki
Saputra, 2010).
Suku bunga adalah pembayaran yang dilakukan untuk penggunaan
uang. Suku bunga adalah jumlah yang dibayar per unit waktu. Oleh karena
itu masyarakat harus membayar peluang untuk meminjam uang. Biaya
untuk meminjam uang diukur dalam Dollar per tahun untuk setiap Dollar
yang dipinjamkan adalah suku bunga (Samuelson, 1997).
Dari beberapa definisi tentang suku bunga di atas, maka dapat
diambil kesimpulan bahwa tingkat suku bunga merupakan tingkat besaran

pembayaran yang dilakukan atas jasa yang diberikan bank seperti


peminjaman.
Bunga pinjaman merupakan bunga yang dibebankan kepada para
peminjam atau harga jual yang harus dibayar oleh nasabah peminjam
kepada bank. Bagi bank bunga pinjaman merupakan harga jual dan contoh
harga jual adalah bunga kredit. (Kasmir, 2004).
Berkaitan dengan suku bunga pinjaman dan suku bunga simpanan,
selisih antara tingkat bunga pinjaman dan tingkat bunga simpanan disebut
dengan spread. Semakin efisien kinerja suatu bank, akan semakin kecil
komponen-komponen yang ditambahkan pada tingkat bunga simpanan
untuk membentuk tingkat bunga pinjaman. Dengan kata lain, besar
kecilnya spread pada suatu bank dapat dijadikan indikator tingkat efisiensi
atas kinerja suatu bank (Triandaru dan Budisantoso, 2006).
Jadi, jumlah kredit yang diberikan kepada debitur juga dipengaruhi
oleh tingkat suku bunga. Semakin tinggi tingkat suku bunga tabungan,
maka semakin besar pula jumlah pendapatan yang diterima bank dari
bunga kredit.
2.2.5. Konsep Kredit
Peranan bank sebagai lembaga keuangan tidak lepas dari masalah
kredit. Bahkan kegiatan bank sebagai lembaga keuangan, pemberian kredit
merupakan kegiatan utamanya. Nasabah yang menerima kredit dari Bank
disebut Debitur. Besarnya jumlah kredit yang disalurkan akan menetukan
keuntungan bank. Jika bank tidak mampu menyalurkan kredit, sementara

dana yang terhimpun dari simpanan banyak maka menyebabkan bank


tersebut rugi. Oleh karena itu pengelolaan kredit harus dilakukan sebaik
baiknya mulai dari jumlah kredit, penentuan suku bunga, prosedur
pemberian kredit, analisis pemberian kredit sampai proses pengendalian
kredit macet.
Menurut UU No. 10 Tahun 1998, Kredit adalah penyediaan uang
atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan
atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka
waktu tertentu dengan pemberian bunga.

2.2.6. Konsep Bunga Kredit


Yang dimaksud dengan bunga kredit adalah suatu jumlah ganti rugi/ balas
jasa atas penggunaan uang oleh debitur, bagi pengusaha kredit, dalam hal ini
Bank.
Menurut Kaslan A. Tohir, yang dimaksud dengan bunga kredit adalah
penggantian kerugian yang diterima oleh si pemberi kredit untuk penyerahan
penggunaan uang itu (Tohir, 1970:58).
Bunga adalah suatu unsur yang harus ada pada suatu pemberian kredit.
Pihak bank sangat membutukan bunga sebagai keuntungan yang diperoleh dari
pemberian kredit tersebut. Dalam penetuan bunga kredit bank harus dapat
menetukan berapa besarnya bunga yang akan dibebankan kepada nasabahnya,
karena jika bunga yang dibebankan terlalu tinggi maka bank tersebut akan

kesulitan mencari nasabah yang ingin meminjam dari bank tersebut. Jika suku
bunga yang ditetapkan terlalu rendah maka bank akan mendapat profit yang
sangat kecil bahkan akan mengarah pada negative spread. Pada umumnya suku
bunga kredit yang ditetapkan oleh bank pada suatu regional tertentu adalah sama,
yaitu penambahan suku bunga kredit maksimum 5 % di atas BI rate yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia. (Skripsi USU)

2.2.7. Konsep Rentabilitas


Rentabilitas merupakan laba yang merupakan hasil langsung pendapatan
yang benar-benar diterima atas kegiatan bank. Sebagai salah satu acuan dalam
mengukur besarnya laba menjadi begitu penting untuk mengetahui apakah
perusahaan telah menjalankan usahanya secara efisien, karena efisiensi tersebut
baru dapat diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan aktiva
atau modal yang menghasilkan laba tersebut dengan kata lain adalah menghitung
profitabilitas (rentabilitas).
Menjaga tingkat profitabilitas merupakan hal yang penting bagi bank
karena rentabilitas yang tinggi merupakan tujuan setiap bank. Jika dilihat dari
perkembangan rasio profitabilitas menunjukkan suatu peningkatan hal tersebut
menunjukkan kinerja bank efisien. (Meythi, 2005).
Menurut Paket Kebijaksanaan 28 Februari 2004 (Paktri 28/2004),
penilaian rentabilitas bank didasarkan pada posisi laba/rugi menurut pembukuan,

perkembangan laba/rugi dalam tiga tahun terakhir, dan laba/rugi yang


diperkirakan. Masing masing faktor tersebut ditetapkan ukuran sebagai berikut.
(1) Ditinjau dari posisi laba/rugi menurut pembukuan, rentabilitas bank
dinilai:
a) Sehat apabila laba atau break event point.
b) Cukup sehat apabila rugi yang besarnya tidak melebihi 5% dari jumlah
modal yang disetor.
c) Kurang sehat apabila rugi lebih dari 5% dari jumlah modal yang disetor
tetapi tidak melebihi 25%.
d) Tidak sehat apabila rugi yang besarnya lebih dari 25% dari jumlah
modal yang disetor.
(2) Ditinjau dari rata-rata dan perkembangannya selama tiga tahun terakhir,
rentabilitas bank dinilai:
a) Sehat apabila selalu laba atau rata-rata laba dengan trend membaik, dengan
catatan pada tahun buku kedua dan atau ketiga laba.
b) Cukup sehat apabila rata-rata laba dengan trend memburuk dengan catatan
dalam tahun buku kedua danatau ketiga rugi.
c) Kurang sehat apabila rata-rata rugi dengan trend membaik, dengan catatan
setiap tahun kerugian berkurang atau dalam tahun buku kedua dan atau
ketiga menunjukkan laba.
d) Tidak sehat apabila menunjukkan angka rata-ratarugi dengan trend
konstan atau memburuk.
(3) Ditinjau dari laba/rugi yang diperkirakan, rentabilitas bank dinilai:

a) Sehat apabila laba/rugi yang diperkirakan menunjukan laba.


b) Cukup sehat apabila laba/rugi yang diperkirakan pada bulan penilain
menunjukan break even point atau rugi dalam jumlah sama atau lebih kecil
dari rata-rata laba yang telah diperoleh pada bulan-bulan sebelumnya.

2.3.

Kerangka Konseptual

BPD Kaltim

Kasmir, 2004
Taswan, 1997

Pengaruh Tingkat Suku Bunga


Terhadap Jumlah Pemberian
Kredit Debitur Dan Rentabilitas
Bank
Penelitian Terdahulu

tingkat suku bunga yang


mengalami perubahan, akan
mempengaruhi Jumlah kredit
yang diberikan bank kepada
debitur yang akan mempengaruhi
rentabilitas Bank.

Regresi Berganda

Hasil

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual

2.4.

Kerangka Pikir Penelitian


Pada kerangka pemikiran ini peneliti mengemukakan paradigma
hubungan antara Tingkat Suku Bunga terhadap Jumlah Kredit yang
diberikan kepada Debitur dan Rentabilitas Bank yang ditunjukkan dalam
diagram berikut ini :

Suku Bunga
(X1)

Jumlah Kredit
diberikan
kepada Debitur
(Y1)
Gambar 1.2

Penjelasan Kerangka Pikir :

Rentabilita Bank
(Y2)

Dari diagram regresi diatas dapat dilihat penulis mengolah


kerangka pikir bahwa satu variabel bebas yakni Suku Bunga (X1), dapat
mempengaruhi dua variabel terikat sekaligus yaitu Jumlah Kredit yang
diberikan kepada Debitur (Y1) dan Rentabilitas Bank (Y2) secara linier.

2.5.

Hipotesis

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, kajian hasil penelitian empiris


dan kajian teoritis yang telah diuraikan maka dapat diajukan hipotesis sebgai
berikut :
1) Diduga bahwa sejalan dengan tingkat suku bunga yang mengalami
perubahan, akan mempengaruhi Jumlah kredit yang diberikan bank kepada
debitur yang akan mempengaruhi rentabilitas Bank.

Anda mungkin juga menyukai