w1 =2 fc
w n =2 fn
w0 =
w1
wn
w(i)=
2w 0 (sin( w 0 n))
w 0n
fn
1
2dt
Contoh 1.
g(i)=3sin(2 f1t)+4sin(2 f 2 t)+5sin(2 f3 t)+3sin(2 f 4 t)+6sin(2 f5 t)
Dimana
f1=20 Hz
fc=50 Hz
f2=30 Hz
dt=0.002
f3=15 Hz
f4=180 Hz
f5=210 Hz
Hasil
a. Tanggapan impulse filter
Diperoleh dari hasil pencerminan filter. Tanggapan impulse filter perlu dilakukan
pemncerminan karena dalam penggunaan nantinya pencerminan ini yang akan di
konvolusikan dengan sinyal.
Diperoleh dari hasil fft filter yang dicerminkan. Berikut merupakan spectrum amplitude
dari lowpas filter. Frekuenci cut off sebesar 50 Hz. Frekuensi cut off adalah frekuensi
dimana amplitude turun sebesar 3 dB.
c. Sinyal masukkan
Sinyal masukkan berupa jumlahan sinus. Pada sinyal masukkan ini akan di hilangkan
frekuensi tinggi.
Diperoleh dari FFT sinyal masukkan. Dari sinyal masukkan terlihat adanya 2 frekuensi
tinggi sebagai noise. Fekuensi 210 Hz sangat dominan dan ingin dihilangkan.
e. Konvolusi sinyal masukkan dengan filter
Hasil konvolusi sinyal masukkan dengan tanggapan impulse dari filter menghasilkan data
yang ujung-ujungnya terdapat efek pengecilan sinyal. Hal ini karena bentuk tanggapan
impulse yang semakin jauh semalin kecil menuju 0. Sehingga diperlukan pemotongan.
Hasil pemotongan terlihat grafik yang serupa. Terdapat perbedaan amplitude karena pada
hasil pemotongan konvolusi, sinyal dikonvoluskan dengan tanggapan impulse yang
mempunyai amplitude sendiri. Sehingga ketika dikonvolusikan amplitudo tersebut juga
akan ikut terhitung.
Diperoleh dari hasil FFT dari konvolusi. Dari proses filter, hasil keluaran adalah frekuensi 15
Hz, 20 Hz dan 30 Hz. Frekuensi dominan adalah frekuensi 15 Hz. Sedangkan frekuensi yang
lebih dari 50 Hz telah dihilangkan.
1
2dt
wl=2 fl
wh=2 fh
wn=2 fn
(wh-wl)
w0=
wn
w(i)=(
2
nwh
nwl
)((sin(
)-sin(
))
n
wn
wn
f8=280
fl=50
fh=70
n=256 (jumlah data filter)
m=1024 (jumlah data sinyal)
dt=0.002
Berikut merupakan spectrum amplitude dati lowpas filter. Frekuenci cut off sebesar 50
Hz sebagai frekuensi cut batas bawah dan 70 Hz sebagai frekuensi cut off batas atas.
Gambar diatas frekuensi tidak sesua dengan frekuensi cut off dikarenakan penyekalaan
pada frekuensi yang belum dilakukan. Frekuensi cut off adalah frekuensi dimana
amplitude turun sebesar 3 dB.
c. Sinyal masukkan
Sinyal masukkan berupa jumlahan sinus. Pada sinyak masukkan ini akan di hilangkan
frekuensi tinggi dan frekuensi rendah.
Dari fft sinyal masukkan terlihat adanya 8 frekuensi. 2 frekuensi tinggi dan 3 frekuensi
rendah sebagai noise.
Hasil konvolusi sinyal masukkan dengan tanggapan impulse dari filter menghasilkan data
yang ujung-ujungnya terdapat efek pengecilan sinyal. Hal ini karena bentuk tanggapan
impulse yang semakin jauh semalin kecil menuju 0. Sehingga diperlukan pemotongan.
Hasil pemotongan terlihat grafik yang serupa. Terdapat perbedaan amplitude karena pada
hasil pemotongan konvolusi, sinyal dikonvoluskan dengan tanggapan impulse yang
mempunyai amplitude sendiri. Sehingga ketika dikonvolusikan ampli tudo tersebut juga
akan ikut terhitung. Pemotongan tidak dilakukan dengan proses windowing melainkan
dengan pemotongan data secara langsung.
Dari fft hasil konvolusi terlihat adanya 3 frekuensi yang lolos, yaitu frekuensi 55 Hz, 60
Hz, dan 65 Hz.