Anda di halaman 1dari 4

Inverter DC ke AC

Byan Farras Al-Akbar-1306413870, Tri Widjaya Putranto-1306364963


Departemen Fisika, Universitas Indonesia
Depok, Indonesia
byan.farras@ui.ac.id
tri.widjaya@ui.ac.id
Abstrak Rangkaian inverter DC ke AC pada proyek ini
menggunakan IC NE555, transistor push-pull, resistor dan juga
kapasitor. IC NE555 pada rangkaian ini difungsikan sebagai
multivibrator astabil. Keluaran dari rangkaian menghasilkan
gelombang kotak sebagaimana listrik AC.
Kata Kunci Inverter, IC NE555, Kapasitor, Gelombang
kotak, DC ke AC
Gambar 2 IC NE555

I. PENDAHULUAN
Inverter adalah perangkat elektronika yang dipergunakan
untuk mengubah tegangan DC (Direct Current) menjadi
tegangan AC (Alternating Curent). Output suatu inverter
dapat berupa tegangan AC dengan bentuk gelombang sinus
(sine wave), gelombang kotak (square wave) dan sinus
modifikasi (sine wave modified). Sumber tegangan input
inverter dapat menggunakan battery, tenaga surya, atau
sumber tegangan DC yang lain. Inverter dalam proses
konversi tegangan DC menjadi tegangan AC membutuhkan
suatu penaik tegangan berupa step up transformer.[1]
Biasanya rangkaian inverter ini memiliki alat untuk
mengatur tegangan dan frekuensi yang dibutuhkan. Untuk
skala yang lebih besar inverter ini biasa dipakai di bidangbidang industri. Mulai dari pengaturan kecepatan motor AC
hingga ke peralatan industri lainnya. Sementara alat inverter
yang biasa kita gunakan sehari-hari adalah UPS pada
komputer.
IC pewaktu 555 adalah sebuah sirkuit terpadu yang
digunakan untuk berbagai pewaktu dan multivibrator. IC ini
didesain dan diciptakan oleh Hans R. Camenzind pada tahun
1970 dan diperkenalkan pada tahun 1971 oleh Signetics.
Nama aslinya adalah SE555/NE555 dan dijuluki sebagai "The
IC Time Machine". 555 mendapatkan namanya dari tiga
resistor 5 k yang digunakan pada sirkuit awal. IC ini
sekarang masih digunakan secara luas dikarenakan
kemudahannya, kemurahannya dan stabilitasnya yang baik.
Sampai pada tahun 2008, diperkirakan sejuta unit diproduksi
setiap tahun. Bergantung pada produsen, IC ini biasanya
menggunakan lebih dari 20 transistor, 2 diode dan 15 resistor
dalam sekeping semikonduktor silikon yang dipasang pada
kemasan DIP 8 pin.[2]

Gambar 1 Skematik sederhana IC NE555

TABEL I
SPESIFIKASI IC NE555

Tegangan catu (VCC)

4.5 hingga 15 V

Arus catu (VCC = +5 V)

3 hingga 6 mA

Arus catu (VCC = +15 V)

10 hingga 15 mA

Arus keluaran maksimum

200 mA

Borosan daya maksimum

600 Mw

Suhu kerja

0 to 70 C

Fungsi masing-masing pin IC 555 :


Pin 1 (Ground). Pin ini merupakan titik referensi
untuk seluruh sinyal dan tegangan pada rangkaian
555, baik rangkaian intenal maupun rangkaian
eksternalnya.
Pin 2 (Trigger). Berfungsi untuk membuat output
high, ini terjadi pada saat level tegangan pin trigger
dari High menuju < 1/3 Vcc

Pin 3 (Output). Output mempunyai 2 keadaan, High


dan Low
Pin 4 (Reset). Pada saat low, pin 4 akan reset. Pada
saat reset, output akan Low. Supaya bisa bekerja, pin
4 harus diberi High.
Pin 5 (Voltage Control). Jika pin 5 diberi tegangan,
maka level tegangan threshold akan berubah dari 2/3
Vcc menjadi V5. Level tegangan trigger akan
berubah dari 2/3 Vcc menjadi V5.
Pin 6 (Threshold). Untuk membuat output Low,
terjadi pada saat tegangan pin 6 dari Low menuju >
1/3 Vcc.
Pin 7 (Discharge). Output Low, pin 7 akan Low
Impedance. Output High, pin 8 akan High Impedance.
Pin 8 (Vcc). Pin ini untuk menerima supply DC
voltage yang diberikan. Biasanya akan bekerja jika
diberi tegangan 5 12V(maksimum 18 V). [4]

Gambar 3 Skema rangkaian inverter DC ke AC

Rangkaian inverter DC ke AC ini menghasilkan keluaran


berupa gelombang kotak (square wave) seharusnya
menghasilkan sinyal keluaran berupa gelombang sinus.
Square Wave Inverter DC to AC memiliki konsep kerja
seperti
skema
gambar
tersebut.
Skema
tersebut
menggambarkan bahwa jika sumbu S1 dan S2 berada di posisi
A, maka beban di Load akan mendapatkan tegangan positif
yang masuk. Sementara hal yang terbalik akan terjadi jika
kedua sumbu berada di posisi berlainan. Jika S1 dan S2
berada di posisi B, maka beban di Load mendapatkan
tegangan negatif dari kedua sumbu tersebut. Bisa dilakukan
pemindahan kedua sumbu baik S1 dan S2 secara bergantian
atau bersamaan guna mendapatkan tegangan bolak-balik.
Frekuensinya sendiri berdasarkan dari kecepatan perpindahan
saklar yang dimainkan seperti bisa dilihat pada gambar 3.

Gambar 4 Simulasi rangkaian inverter DC ke AC

Setelah semua langkah di atas sudah dilakukan, maka


kemudian meletakkan komponen-komponen di tempat
yangsudah seharusnya. Untuk menghindari saling sentuh antar
komponen yang satu dengan yang lainnya maka digunakan
kabel penghubung (jumper) agar tidak terjadi hubung singkat
diantara komponen yang digunakan.

Setelah itu mencetak skematik di kertas HVS dan


memfotokopinya di kertas PCB transfer. Mengamplas PCB
polos dan mencucinya. Lalu menempel PCB transfer pada
PCB dan menyetrikanya.

Cara kerja dari rangkaian ini adalah batere 9 volt digunakan


sebagai input pada rangkaian ini. Akan terjadi pembagian
tegangan karena digunakan resistor dan potensiometer pada
bagian input rangkaian ini. Kapasitor C1 dan C3 digunakan
sebagai kapasitor bypass yakni berfungsi sebagai penyimpang
arus yang dihubungkan dengan ground. Bagian input dari
rangkaian ini terdapat pada bagian kiri IC NE555 dan bagian
output terletak pada bagian kanan dari IC NE555. Sinyal
keluaran dari IC NE555 ini berupa sinyal positif karena
sumber tegangan yang bisa digunakan hanya sumber tegangan
positif.

Jalur sudah tercetak pada PCB. Selanjutnya adalah


menebalkan jalur dengan menggunakan spidol permanen.
Merendam PCB yang sudah di routing dengan Ferriclorit dan
menunggunya sebentar. Setelah dirasa cukup, mengangkat
PCB dan mencucinya dengan menggunakan sabun. Untuk
hasil yang maksimal, menggunakan brasso untuk
membersihkan PCB.

Keluaran dari IC NE555 mengalami penguatan di class B


push-pull transistor. Penguatan dari masing-masing transistor
ini sebesar 3. Transistor TIP41 menghasilkan sinyal positif
dan TIP42 menghasilkan sinyal negatif. Lalu difilter oleh
kapasitor yang berfungsi sebagai coupling. Selanjutnya hasil
akhir dari rangkaian ini adalah sinyal gelombang kotak
(Square Wave).

II. CARA KERJA


Langkah awal yang dilakukan dalam pembuatan alat ini
adalah membuat skematik rangkaian Inverter DC ke AC pada
aplikasi simulasi elektronika terlebih dahulu sebagaimana
dapat dilihat pada gambar 4.

III. HASIL
Tegangan masukkan yang digunakan pada rangkaian ini
sebesar 12 volt. Rangkaian ini menghasilkan tegangan
keluaran berupa sinyal gelombang kotak dengan besaran nilai
sebesar 220 volt dan dengan frekuensi sebesar 60 Hz. Besaran
nilai tegangan keluaran ini diperoleh dengan menggunakan
transformator. Jika tidak digunakan transformator maka
tegangan keluaran yang dihasilkan hanya sebesar kurang lebih
10 V saja dam juga frekuensi sampai dengan 69 Hz.
Komponen potensiometer yang digunakan dalam rangkaian
ini berfungsi untuk mengubah-ubah frekuensi sesuai dengan
yang dibutuhkan. Hasil dari rangkaian ini dapat dilihat pada
gambar 5, 6 dan 7.
Gambar 5 Hasil keluaran dari NE555

Hasil keluaran dari IC NE555 memiliki nilai yang positif.


Hasil keluaran setelah melewati transistor memiliki nilai
positif dan negatif. Setelah melewati kapasitor sinyal yang
lewat difilter sehingga terlihat lebih halus pada sinyal
gelombang kotaknya. Untuk besaran tegangan dan
frekuensinya dapat dilihat pada masing-masing gambar 5, 6
dan 7.
IV. PEMBAHASAN
Untuk skema rangkaian inverter DC to AC ini, komponen
IC NE 555 difungsikan sebagai multi vibrator astabil.
Frekuensi yang dihasilkan pada rangkaian ini dapat dihitung
dengan persamaan:

Gambar 6 Hasil keluaran setelah push-pull transistor

Dengan f adalah frekuensi (Hz) dan


merupakan resistor
10 k,
merupakan resistor 100k dan potensiometer 50k yang
memiliki resistor pengganti 100k sampai dengan 150k dan
kapasitor sebesar 0.1uF.
Frekuensi saat R2=100k

Frekuensi saat R2=150k

Besaran tegangan masukkan yang digunakan pada


rangkaian ini adalah batere sebesar 9 V. Namun besarnya
tegangan yang digunakan pada IC NE555 adalah 8.91 volt
sampai dengan 9 volt yang didapatkan dari perhitungan:

Gambar 7 Hasil keluaran setelah coupling capacitor

Pada saat potensiometer (

=0) maka

Pada saat potensiometer (

=50k) maka

[
]
Keluaran dari IC NE555 ini merupakan gelombang kotak
yang bernilai positif. Sinyal keluaran ini diperkuat oleh Class
B Push-Pull Transistor. Transistor NPN TIP41 menghasilkan
sinyal keluaran berupa gelombang positif dan transistor PNP
TIP42 menghasilkan sinyal keluaran berupa gelombang
negatif. Sehingga sinyal keluaran dari rangkaian ini berupa
sinyal positif dan negatif sebagaimana terlihat pada hasil
akhirnya.
V. KESIMPULAN
Rangkaian ini dapat digunakan untuk menghasilkan sinyal
gelombang kotak. Dengan menggunakan IC NE555 sebagai
multivibrator astabil maka dapat dihasilkan gelombang kotak
yang positif. Keluaran dari NE555 dihubungkan dengan pushpull transistor sehingga menghasilkan sinyal gelombang naikturun yang bernilai positif dan negatif. Frekuensi yang
dihasilkan dapat diatur dengan mengubah-ubah potensiometer.

REFERENCES
[1]

[2]
[3]
[4]

Authors. Inverter DC ke AC. 2012. (http://elektronikadasar.web.id/category/artikel-elektronika/inverter-dc-ke-ac/) diakses:


Minggu, 21 Desember 2014 pukul 12:43.
(www.555-timer-circuit.com) diakses: Minggu, 21 Desember 2014,
Pukul 13:23.
Texas Instruments. Ne555. 2014.
Prihatmoko,
Bayu.
IC
NE555.
(http://elektrikbank.blogspot.com/2013/04/ic-555.html) diakses: Selasa,
23 Desember 2014 pukul 11.25.

Anda mungkin juga menyukai