Anda di halaman 1dari 11

2.

4 Dasar Perencanaan Elemen Mesin


2.4.1 Dasar Perencanaan Daya Motor

Untuk menghitung daya motor terlebih dahulu mendefinisikan daya :


Daya :

Daya motor dapat di hitung dengan : P = T. Atau P = T .

(R.S Khurmi)

Dimana :
P

= Daya yang diperlukan (watt)

= Torsi (N.m)

= Kecepatan Sudut (rad/s)

= Putaran (Rpm)

maka daya rencana ; Pd = P .


dimana :
Pd = Daya rencana (watt)
P

= Daya yang diperlukan (watt)


= Faktor koreksi

2.4.2 Perencanaan Poros


Poros adalah salah satu elemen mesin terpenting. Penggunaan poros antaralain adalah
meneruskan tenaga poros penggerak,poros penghubung dan sebagainya. Definisi poros

adalah sesuai dengan penggunaan dan tujuan penggunaannya. Dibawah ini terdapat
beberapa definisi dari poros :
Shaft, adalah poros yang ikut berputar untuk memindahkan daya dari mesin ke
mekanisme lainnya.
Axle, adalah poros yang tetap tapi mekanismenya yang berputar pada poros
tersebut. Juga berfungsi sebagai pendukung.
Spindle, adalah poros pendek terdapat pada mesin perkakas dan mampu/sangat
aman terhadap momen bending.
Line shaft (disebut juga power transmission shaft) adalah suatu poros yang
langsung berhubungan dengan mekanisme yang bergerak dan berfungsi
memindahkan daya motor penggerak ke mekanisme tersebut.
Flexible shaft, adalah poros yang berfungsi memindahkan daya dari dua
mekanisme dimana perputaran poros membentuk sudut dengan poros lainnya. Daya
yang dipindahkan relative kecil.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan poros antara lain :
1. Kekuatan poros,
suatu poros transmisi dapat mengalami beban puntir atau bending

ataupun

kombinisi antara keduanya. Kelelahan tumbukan atau pengaruh konsentrasi tegangan


bila diameter poros diperkecil atau bila poros memiliki alur pasak.
2. Kekakuan poros,
meskipun poros memiliki kekuatan yang cukup tetapi jika lenturan atau defleksi
puntirannya terlalu besar akan mengakibatkan ketidaktelitian atau getaran dan suara.
Oleh karena itu selain kekuatan, kekakuan poros harus diperhatikan dan disesuaikan
dengan macam mesin yang akan dilayani poros tersebut.
3. Putaran kritis,
adalah bila putaran suatu mesin dinaikan maka pada putaran tertentu akan terjadi
getaran yang besar. Sebaiknya direncanakan putaran kerjanya lebih rendah dari
putaran kritis.
4. Korosi,

bahan-bahan tahan korosi harus dipilih untuk poros propeller dan pompa bila terjadi
kontak dengan fluida yang korosif.
5. Bahan poros, p
oros untuk mesin umum biasanya dibuat dari baja yang ditarik dingin dan difiris.
Poros yang dipakai untuk putaran tinggi dan beban berat umumnya terbuat dari baja
paduan dengan pengerasan kulit yang tahan terhadap keausan.
2.4.2.1Macam-Macam Poros
Poros untuk meneruskan daya diklasifikasikan menurut pembebanannya sebagai berikut :
1. Poros Transmisi
Poros macam ini mendapat beban puntir murni atau lentur. Daya ditransmisikan kepada
poros ini melalui kopling roda gigi, puli sabuk atau sproket, rantai dan lain-lain.
2. Poros Spindel
Poros transmisi yang relatif pendek, seperti poros utama mesin perkakas, dimana beban
utamanya berupa puntiran, disebut spindel. Syarat yang harus dipenuhi poros ini adalah
deformasinya harus kecil dan bentuk serta ukurannya harus teliti.
3. Poros Gandar
Poros seperti yang dipasang diantara roda-roda kereta barang, dimana tidak mendapat
beban puntir, bahkan kadang-kadang tidak boleh berputar, disebut gandar. Gandar ini
hanya mendapat beban lentur, kecuali jika digerakkan oleh penggerak mula dimana akan
mengalami beban puntir juga.
2.4.2.2 Bahan Poros
Poros untuk umunya biasanya dibuat dari baja batang yang ditarik dingin dan difinis, baja
karbon konstruksi (disebut bahan S-C) yang dihasilkan dari ingot yang di- kill ( baja
yang dideoksidasikan dengan ferosilikon dan dicor ; kadar karbon terjamin) (JIS
G3123). Meskipun demikian bahan ini kelurusannya agak kurang tetap dan dapat
mengalami deformasi karena tegangan yang kurang seimbang misalnya bila diberi alur
pasak, karena ada tegangan sisa didalam terasnya. Tetapi penarikan dingin membuat
permukaan poros menjadi keras dan kekuatannya bertambah besar.

Andi Laedan : Perancangan Pembuatan Mesin Pemecah Kemiri Dengan Kapasitas 20 Kg


Per Jam, 2010. Poros berfungsi untuk memutar piringan penumbuk. Untuk itu poros
harus direncanakan mampu untuk menahan beban-beban yang dialami oleh poros
tersebut. Diameter poros harus juga diperhitungkan terhadap beban-beban yang akan
dialami poros. Maka perencanaan diameter poros dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan-persamaan berikut :

supaya kontruksi aman maka

[5,1 .

]1/3

Dimana :
Ds

= diametr poros (mm)

= torsi (kg.mm)
= tegangan izin (kg/mm)

Penjabaran persamaan di atas :

T =

( )

) (kg/mm2)

16T =

D3

= 16 .T / . =b16 T/.

D3

= 16/3,14 T/

D3

= 5,1 T/

= [5,1 ]1/3

Jika P adalah daya nominal output dari motor penggerak (kW), maka berbagai factor
keamanan bisa diammbil, seihingga koreksi pertama bisa diambil kecil. Jika factor
koreksi adalah

Pd

, maka daya perencanaan adalah :

Dimana Pd = daya perencanaan (kW)


Harga

, dapat dilihat pada table di bawah ini :

Tabel 2.3. Faktor koreksi daya yang akan ditransmisikan

Daya yang akan di transmisikan


Daya rata-rata yang di perlukan

Fc
1,2 2,0

Daya maksimum yang di perlukan

0,8 1,2

Daya normal

1,0 1,5

Untuk menghitung Torsi T (kg.mm) dapat dihitung dari daya perencana (kW) sebagai
berikut :

T=

( Sularso, Elemen Mesin, hal: 7 )

T = 9.74.105

Dimana :
T = momen punter rencana (kg.mm)
Pd = daya rencana (watt)
N1

= putaran motor (rpm)

Tegangan geser yang diizinkan :


( Sularso, Elemen Mesin )

Dimana :

= tegangan geser izin (kg.mm2)

= kekuatan tarik (kg.mm2)

= factor keamanan untuk baja karbon, yaitu 6,0

= factor keamanan untuk baja karbon dengan alur pasak dengan harga 1,3 3,0
2.4.3 Perencanaan Sabuk Dan Puli
Sebagian besar transmisi sabuk menggunakan sabuk-V karena mudah penggunaannya
dan harganya murah, tetapi sabuk ini sering terjadi slip sehingga tidak dapat meneruskan
putaran dengan perbandingan yang tepat.
Sabuk terbuat dari karet dan mempunyai penampang trapesium. Dalam gambar 2.7
diberikan berbagai proposi penampang sabuk-V yang umum dipakai.

(Sularso:Elemen Mesin:Hal 164)


Gambar 2.5 Ukuran penampang sabuk-V
Sabuk digunakan untuk mentransmisikan daya motor kebagian poros. Pemilihan sabuk
dan puli dilakukan agar tidak terjadinya kehilangan gaya-gaya yang ditransmisikan.
Untuk mengetahui diameter puli digunakan rumus:

( Sularso,Elemen Mesin, hal:166 )

Dimana :
N1

= putaran poros (rpm)

N2

= putaran poros yang di gerakan (rpm)

dp = diameter puli penggerak (mm)


Dp

= diameter poros yang digerakan (mm)

Untk menghitung panjang keliling sabuk digunakan :


L = 2c +

(dp + Dp) +

(Dp- dp )

Jarak sumbu poros adalah :


B = 2L 3,14 (Dp + dp) ( Sularso,Elemen Mesin, hal:170 )
Dimana :
L = panang keliling sabuk (mm)
C = jarak sumbu poros (mm)
2.4.4. Perencanaan Bantalan
Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu poros berbeban, sehingga putaran atau
gerakan bolak balik dapat berlangsung secara halus, aman, dan panjang umur. Bantalan
harus cukup kokoh untuk memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya bekerja
dengan baik. Jika bantalan tidak berfungsi dengan baik maka prestasi seluruh sistem akan
menurun atau tidak dapat bekerja secara semestinya. Jadi bantalan dalam permesinan
dapat disamakan peranannya dengan pondasi pada gedung.
A. Klasifikasi Bantalan
Bantalan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Atas dasar gerakan bantalan terhadap poros

a. Bantalan Luncur. Pada bantalan ini terjadi gesekan luncur antara poros dan bantalan
karena permukaan poros ditumpu oleh permukaan bantalan dengan perantara pelapisan
pelumas.
b. Bantalan Gelinding. Pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara bagian yang
berputar dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti bola (peluru), rol atau rol
jarum dan rol bulat.
2. Atas dasar arah beban terhadap poros
a. Bantalan Radial. Arah beban yang ditumpu bantalan ini adalah tegak lurus sumbu
poros.
b. Bantalan Radial. Arah beban bantalan ini sejajar dengan sumbu poros.
c. Bantalan Gelinding Khusus. Bantalan ini dapat menumpu beban yang arahnya sejajar
dan tegak lurus sumbu poros.
Bantalan yang digunakan untuk mesin tepung beras ini adalah bantalan gelinding.
Bantalan gelinding mempunyai keuntungan dari segi gesekan gelinding yang sangat kecil
dibandingkan dengan bantalan luncur

Gambar 2.6. Jenis jenis bantalan gelinding


3. Gambar sket dari bantalan

Gambar 2.7. Sket bantalan


Bantalan berfungsi sebagai dudukan poros dan untuk mendukung poros akibat gaya
tegangan sabuk dan beban yang diberikan terhadap poros. Beban radial bantalan dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan :

(Joseph E.Shigley, Perencanaan Teknik Mesin, hal: 58 )


Ket :
Fa = beban radial ekivalen (N)
Fr = beban aksial yang bekerja (N)
V = factor rotasi
X = factor radial
Y = factor aksial

Anda mungkin juga menyukai