Penempatan PasienTOTdiny 2
Penempatan PasienTOTdiny 2
Biodata
Nama : dr. Rizandiny
Riwayat Pendidikan : S1 Kedokteran Umum Univ. YARSI
Riwayat Pekerjaan:
Latar Belakang
Menurunkan angka kesakitan TB perlu upaya
kuratif, promotif & preventif termasuk upaya
Pencegahan & Pengendalian infeksi TB di RS
Pengertian
Penempatan pasien TB merupakan upaya
memisahkan pasien untuk mencegah dan
mengurangi penularan.
Pemisahan adalah tindakan yang dilakukan untuk
membatasi resiko penularan penyakit yang diduga
telah kontak dengan penderita penyakit menular
tertentu
Pengertian
Ruang isolasi
Sistem
penempatan kohort
Tahapan
Ruang yang digunakan pertukaran udara > 12 ACH
Letakan pasien di dalam satu ruangan tersendiri, jika tidak
tersedia berdasarkan dengan sistim Kohort
Tekanan negatif dengan hepa filter
Natural ventilasi
Kombinasi natural ventilasi dan mekanik dengan kipas angin
dan ekshaus fan
Jaga pintu tertutup
petugas yang memasuki ruangan memakai APD yang sesuai
: respirator partikulat
masker bedah/masker 4 lapis bagi pasien dan keluarga
ventilasi mekanik
Rekomendasi WHO
- Ventilation rate ruangan dgn risiko tinggi penularan
melalui udara : > 12 ACH (airchanges per hour).
- Rumus :
Pertimbangan saat
penempatan pasien
Kamar terpisah atau kohort dengan ventilasi dibuang keluar
dengan exhaust ke area yang tidak ada orang lain lalu lalang
Pasien TB yang telah mendapat OAT selama 2 bulan atau
bila terjadi konversi sputum (BTA - ) maka aman bila
dikumpulkan dengan pasien lain
Penempatan pasien
Sesama pasien TB dapat dirawat kohorting
dengan pasien TB lainnya
Pasien HIV reaktif tidak boleh dirawat kohorting
dengan pasien TB
Pasien HIV TB boleh dirawat kohorting pasien TB
Pasien TB dengan BTA positif belum mendapat
terapi OAT tidak boleh dikumpulkan dengan pasien
TB yang telah mendapat terapi OAT 2 bulan
maupun pasien HIV
Pasien baru sebaiknya dipisahkan dari pasien TB
yang lain dan pasien HIV
1.
2.
Kegiatan
Keterangan
Triase
Penyuluhan
Meng-instruksi-kan pasien yang tersaring diatas untuk melakukan etiket batuk. Yaitu
untuk menutup hidung dan mulut ketika batuk atau bersin. Kalau perlu berikan
masker atau tisu untuk membantu mereka menutup mulutnya
3.
Pemisahan
4.
Pemberian
pelayanan
segera
5.
Rujuk
untuk
investigasi/
pengobatan TB
Etika Batuk
TemPO
Tem Temukan kasus TB
P Pisahkan
O Obati
Transport pasien
Pasien yang didiagnosis menderita TB atau suspek TB
tidak izinkan mereka meninggalkan tempat isolasi kecuali untuk
pelayanan kesehatan penting
Pindahkan pasien melalui jalur yang dapat mengurangi
kemungkinan terpajannya staf, pasien lain atau pengunjung
Bila pasien dapat menggunakan masker bedah, maka pasien
dipakaikan masker. bila pasien tidak dapat menggunakan
masker, petugas kesehatan harus menggunakan respirator
Kesimpulan
Penempatan Pasien TB merupakan upaya mencegah
penularan TB dari pasien kepada orang lain baik itu pasien
lain, pengunjung maupun petugas kesehatan
Pasien yang terbukti BTA positif harus dirawat diruang isolasi
atau bila tidak tersedia pengelompokkan sesuai sistem
kohort
Ada syarat dan tertentu ruangan perawatan pasien TB dan
alur masuknya pasien sejak masuk hingga keluar RS dan
fasyankes untuk menghindari penularan.
TEMPO (Temukan, Pisahkan, Obati)
terimakasih
Studi Kasus
Tn. M datang ke RS A untuk berobat
karena batuk berdahak yang tidak sembuhsembuh selama sebulan. Batuk disertai
penurunan berat badan. Sesampainya di
pendaftaran poli klinik Tn. M mengantri
selama 30 menit. Karena hari sudah agak
siang maka Tn.M menunggu untuk
dipanggil masuk ke poli Paru dan harus
menunggu selama 2 jam di ruang tunggu.