Seminar 2
Seminar 2
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Yulianti L, (2010) Bayi dengan berat lahir rendah merupakan
masalah kesehatan yang sering dialami pada sebahagian masyarakat. Bayi berat
lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang
dari 2500 gram.
Kejadian BBLR berhubungan dengan kurangnya pemenuhan nutrisi pada
masa kehamilan ibu dan masalah perekonomian keluarga sehingga pemenuhan
kebutuhan komsumsi makanan pun kurang. Namun kejadian BBLR juga dapat
terjadi pada mereka yang status perekonomiannya cukup, umur waktu hamil
kurang dari 20 tahun atau lebigh dari 35 tahun, paritas, jarak kelahiran, kadar
hemoglobin dan pemanfaatan pelayanan antenatal. BBLR termasuk faktor utama
dalam peningkatan mortalitas dan morbilitas neonatus, bayi dan anak serta
memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupan dimasa depan.
Berdasarkan data dari The Fifty Sixth Session of Regional Committee,
WHO for south-East Asia, pada tahun 2003 kematian bayi terjadi pada usia
neonatus dengan penyebab infeksi 33%, asfiksia/ trauma 28%, BBLR 24%,
kelainan bawaan 10% dan lain lain 5%. Resiko kematian BBLR 4 kali lebih
besar dibandingkan bayi baru lahir dengan berat badan lebih dari 2.500 gram.
Salah satu upaya yang bisa dilakukan oleh bidan di masyarakat adalah melakukan
kunjungan rumah untuk memantau keadaan bayi dan menggalakkan pemberian
Air Susu Ibu (ASI).
Prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15% dari seluruh
kelahiran di dunia dengan batasan 33%-38% dan lebih sering terjadi di negara
berkembang atau sosial ekonomi rendah. Data statistik menunjukkan 90%
kejadian BBLR didapatkan di negara berkembang dan angka kematiannya 35 kali
lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat lahir lebih dari 2500 gram. Angka
kejadian di Indonesia sangat bervariasi antara satu daerah ke daerah yang lain,
yaitu berkisar antara 9%-30%. Hasil studi di 7 daerah diperoleh angka BBLR
dengan rentang 2,1%-17,2%. Secara nasional berdasarkan analisa lanjut SDKI,
angka BBLR sekitar 7,5%. Angka ini lebih besar dari target BBLR yang
ditetapkan pada sasaran program perbaikan gizi menuju Indonesia sehat 2010
yaitu maksimal 7%.
C. Tujuan Penulisan
1.
Tujuan Umum
Melaksanakan asuhan kebidanan pada Bayi Ny. Y dengan Berat
Badan Lahir Rendah di RSUD DR. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin
tanggal 11-18 Desember 2014 dengan menggunakan pendekatan asuhan
kebidanan sesuai dengan kewenangan bidan.
2.
Tujuan Khusus
a.
b.
18
Desember 2014.
c.
d.
e.
f.
Mendokumentasikan
semua
asuhan
kebidanan
yang
telah
D. Manfaat Penulisan
1.
Manfaat Praktis
Dapat
meningkatkan
pengetahuan
dan
keterampilan
dalam
Manfaat Ilmiah
Dokumentasi asuhan kebidanan ini diharapkan dapat menambah
wawasan dan ilmu pengetahuan tentang bayi dengan berat badan lahir
rendah.
3.
Kemenkes Banjarmasin.
E. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan Dokumentasi Asuhan
Kebidanan ini secara sistematis meliputi:
1.
Studi Kepustakaan
Penulis mempelajari literatur-literatur yang relevan dengan masalah
yang
dibahas
sebagai
dasar
teoritis
yang
digunakan
dalam
Studi Kasus
Dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah dalam
Asuhan
Kebidanan
yang
meliputi:
Pengkajian
data
melalui
Studi Dokumentasi
Dengan membaca dan mempelajari status serta menginterpretasikan
data yang berhubungan dengan klien baik yang bersumber dari catatan
dokter, bidan maupun sumber lain yang menunjang.
4.
Diskusi
Diskusi dengan tenaga kesehatan yakni dokter,bidan, maupun dengan
pembimbing Karya tulis ilmiah serta sumber lain yang menunjang.
F. Sistematika Penulisan
Untuk lebih memudahkan pemahaman dalam penulisan Dokumentasi
Asuhan Kebidanan ini, maka penulis menyusun secara sistematika yang
terdiri dari :
1.
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini membahas tentang latar belakang BBLR, ruang lingkup
penulisan, tujuan penulisan yang terdiri dari tujuan umum dan tujuan
khusus, manfaat penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
2.
3.
4.
5.
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Menurut Manuaba, 2010 bayi berat lahir rendah adalah bayi dengan berat
badan kurang dari 2500 gram tanpa memandang usia gestasi. Berat lahir
adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir. Ada 2 tipe BBLR
yaitu prematur dan kecil masa kehamilan.
Menurut Saifudin, 2007 bayi berat lahir rendah adalah semua bayi baru
lahir yang berat badannya kurang atau sama dengan 2.500 gram. Bayi dengan
berat lahir rendah dibedakan menjadi:
1.
2.
3.
Bayi berat lahir rendah (BBLR), berat lahir 1500 -2500 gram
Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR), berat lahir < 1500 gram
Bayi berat lahir ekstrem rendah (BBLER) berat lahir, < 1000 gram.
B. Etiologi
Menurut dr. Arief ZR, 2009 BBLR dapat disebabkan oleh beberapa
faktor, yaitu:
1.
Faktor ibu
a.
Penyakit
1) Toksemia gravidarum
2) Perdarahan antepartum
3) Trauma fisik dan psikologis
4) Nefritis akut
5) Diabetes mellitus
b.
Usia ibu
1) Usia ibu < 20 tahun
2) Usia > 35 tahun
c.
Keadaan social
1) Golongan sosial ekonomi rendah
2) Perkawinan yang tidak sah
d.
Sebab lain
3.
Faktor janin
a.
Hidramnion
b.
Kehamilan ganda
c.
Kelainan kromosom
d.
Cacat bawaan
Faktor lingkungan
a.
b.
Terpapar radiasi
b.
Berat badan kurang dari 2500 gram, Panjang Badan: 45 cm, Lingkar
Kepala kurang dari 33 cm, Lingkar Dada kurang dari 30 cm.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
2.
o.
p.
Dismaturitas
a. Bayi baru lahir dengan berat badan kurang dari berat badan
seharusnya untuk masa kehamilan
b. Kulit pucat, keriput, tipis
c. Verniks caeosa tipis/ tidak ada
d. Jaringan lemak dibawah kulit tipis
e. Tali pusat berwarna kuning kehijauan
f. Mekonium kering
Sikap (Posture)
Dinilai bila bayi dalam posisi terlentang dan tenang.
2.
3.
4.
5.
6.
D. Komplikasi
Menurut Saifudin, 2007 komplikasi yang bisa terjadi pada bayi dengan
berat badan lahir rendah, yaitu:
1.
3.
4.
5.
6.
Gangguan imunologik
Bayi prematur relative belum sanggup membentuk anti bodi dan
daya fagositosis serta reaksi terhadap peradangan masih belum baik.
7.
Perdarahan intraventrikuler
Hal ini disebabkan karena bayi prematur sering menderita apnue,
Pengaturan suhu
BBLR mudah mengalami hipotermia, oleh sebab itu suhu tubuhnya
harus
dipertahankan
dengan
ketat.
Cara
menghangatkan
dan
b. Inkubator
Menurut
Hidayat
A,
2009
inkubator
merupakan
cara
inkubator terdapat dua cara yaitu dengan cara tertutup dan terbuka.
1)
Inkubator tertutup
Inkubator harus selalu tertutup dan hanya dapat dibuka
apabila dalam keadaan tertentu seperti apnue, apabila membuka
inkubator usahakan suhu bayi tetap hangat dan oksigen harus
selalu
disediakan.
Tindakan
perawatan
dan
pengobatan
Inkubator terbuka
Pemberian inkubator dilakukan dalam keadaan terbuka saat
pemberian perawatan pada bayi. Menggunakan lampu pemanas
untuk memberikan keseimbangan suhu normal dan kehangatan.
Membungkus dengan selimut hangat. Dinding keranjang ditutup
dengan kain atau yang lain untuk mencegah aliran udara. Kepala
bayi harus ditutup karena banyak panas yang hilang melalui
kepala. Pengaturan suhu inkubator disesuaikan dengan berat
badan sesuai dengan ketentuan dibawah ini
Berat badan
0-24 jam
2 -3 hari
4-7 hari
8 hari
lahir (gram)
1500
1501-2000
2001-2005
>2500
2.
Pernapasan
(C)
34-36
33-34
33
32-34
(C)
33-35
33
32-34
32
(C)
33-34
32-34
32
31-32
(C)
32-33
32
32
32
bisa diberikan melalui kateter nasal dan kateter nasofaring. Pada BBLR
metode yang lebih efektif menggunakan kateter nasal dengan frekuensi
pemberian sebanyak 1-2 liter/menit.
3.
Pada bayi prematur refleks hisap, telan, dan batuk belum sempurna,
kapasitas lambung masih sedikit, daya enzim pencernaan terutama
lifase masih kurang disamping itu kebutuhan protein 3-5 gram/ hari
dan tinggi Kalori ( 110/kg/ hari ) agar berat badan bertambah sebaikbaiknya.
b.
c.
d.
Pada umumnya bayi dengan berat lahir 2000 gram atau lebih dapat
menyusu dengan ibunya, bayi dengan kurang 1500 gram diberikan
minum melalui sonde lambung.
e.
f.
Banyaknya cairan yang diberikan adalah 60 ml/ kg/ hari, setiap hari
dinaikkan 20 sampai 200 ml/kg/hari.
g.
Air susu yang paling baik adalah ASI, bila bayi belum dapat
menyusu, ASI dipompa dan dimasukkan kebotol steril. Bila ASI
tidak ada susunya dapat diganti dengan susu buatan yang rendah
lemak yang mudah dicerna bayi dan mengandung 20 kalori/ 30 ml
air atau sekurang- kurangnya bayi mendapat 110 kalori/ kg BB/ hari.
2.
3.
4.
5.
6.
4.
Pencegahan infeksi
Menurut Winkjosastro, H. 2007 pencegahan infeksi dapat dilakukan
dengan cara, yaitu:
a.
b.
c.
d.
e.
Perawatan kulit dan tali pusat di lakukan dengan teknik aseptic dan
antiseptic.
f.
Para pengujung orang sakit hanya dapat melihat dari balik kaca.
g.
h.
Kategori
Penilaian
Penanganan
(BBLR)
1.
gram
Keringkan secepatnya dengan handuk hangat
2.
3.
4.
5.
6.
Beri oksigen.
7.
Puskesmas
menelan,
menghisap,
menelan
langsung rujuk.
2. Rujuk ke rumah sakit
tetesi
bisa
langsung
langsung
dari
putting
2. Bila
tidak
menelan
dapat
langsung
dirujuk
Rumah Sakit
Hari II : 70 cc/kg/hari.
4. Antibiotika
Bila tidak dapat menghisap putting susu / tidak
dapat menelan langsung/sesak/biru/tanda-tanda
hipotermi berat, terangkan kemungkinan akan
meninggal.
Sumber : Saifuddin AB, 2006
BAB IV
PEMBAHASAN
bahwa
tahap
pengkajian dasar
asuhan
kebidanan
yang
Berat badan 1600 gram, Panjang badan 44 cm, Jenis kelamin laki-laki,
Denyut jantung: 158 x/menit, Pernapasan: 56 x/menit, Suhu: 36,8 C dengan
gangguan pemenuhan nutrisi dan potensial terjadinya hipotermi.
Dari hasil anamnesa, ibu mengatakan umur 17 tahun. Menurut teori ibu
yang usia waktu hamil < 20 tahun merupakan salah satu penyebab bayi lahir
dengan berat badan lahir rendah. Hal ini memang dialami oleh klien sehingga
terdapat kesamaan antara teori dengan fakta yang ada.
Bayi Ny. Y berat badan lahir rendah dengan usia kehamilan kurang
dari 37 minggu dan mempunyai berat badan sesuai dengan berat untuk masa
kehamilan. Hal ini sesuai dengan data yang ada yaitu hasil penilaian umur
kehamilan pada waktu bayi dilahirkan dihitung HPHT Ny Y yaitu 32
Minggu menandakan bayi kurang bulan. Menurut teori bayi lahir dengan usia
kehamilan kurang dari 37 minggu dan mempunyai berat badan sesuai dengan
berat untuk masa kehamilan adalah Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR),
dimana berat badan sesuai dengan berat badan seharusnya untuk masa
kehamilan dan hal ini memang dialami oleh klien yang dikaji sehingga
terdapat kesesuaian antara teori tersebut dengan fakta yang ada.
Bayi diberikan ASI setiap 2 jam dan sampai pada tanggal 18 Desember
2014 ASI yang diberikan sudah 7 cc per 2 jam, BB meningkat yaitu 1900
gram, TTV dalam batas normal, bayi diberikan oksigen 1 L/menit, bayi sudah
tidak sesak napas lagi, tali pusat kering masih terbungkus dengan kasa steril,
bayi masih dirawat di incubator dengan suhu 33c, Bayi sudah BAK 6x/hari
dan BAB 4x /hari kali, bayi belum diperbolehkan pulang atas instruksi dokter.
Pada kasus ini, setelah dilakukan perawatan dan tindakan yang intensif
selama delapan hari berat badan bayi R tidak mengalami penurunan dari
berat badan lahir. Terjadi ikterus selama 2 hari namun dapat teratasi setelah
dilakukan fototherapy. Dengan demikian dapat terlihat bahwa proses suhan
kebidanan yang diterapkan pada bayi R dengan Berat Lahir Rendah cukup
berhasil dan efektif.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Setelah mempelajari teori tentang Bayi Berat Lahir Rendah ( BBLR ) kurang
dari 37 minggu dan berat badannya sesuai dengan berat badan masa gestasi dan
pengalaman langsung dilahan praktik Ruang Merah Delima RSUD DR. H. Moch
Ansari Saleh Banjarmasin, maka penlis menyimpulkan beberapa hal dan
mengemukakan beberapa saran :
A. KESIMPULAN
1.
2.
Terdapat aspek-aspek penting dari asuhan segera bayi baru lahir yaitu
pencegahan kehilangan panas, pernapasan, pemenuhan nutrisi dan
pencegahan infeksi.
3.
B. SARAN
Adapun saran yang penulis kemukakan untuk mencapai asuhan
kebidanan yang baik, diperlukan :
1.
2.
3.
DAFTAR PUSTAKA
dr. Arief ZR, dkk. 2009. Neonatus dan Asuhan Keperawatan Anak. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Manuaba, IGB. 2010. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: EGC.
Saifudin. Et. al. 2007. Buku Pnaduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka sarwono Prawirohardjo.