ISSN 1410-9891
(2)
dimana y berkaitan dengan sebuah vektor dari t buah variabel biner. Metoda baku untuk mencari solusi optimum
adalah dengan menggunakan algoritma simplex (Dantzig, 1963).
2.3. Model linier destilasi
Ditinjau kolom destilasi umpan tunggal yang dapat memisahkan secara tegas komponen ringan dan
komponen berat. Jika dianggap bahwa tekanan dan rasio refluks adalah tetap, maka diperoleh neraca bahan yang
linier terhadap laju alir umpan, sebagai:
di = i fi
(3)
bi = (1 i ) fi
dimana di dan bi menyatakan laju alir bahan dari komponen pada destilat dan bawah, dan i menyatakan fraksi
perolehan. Dengan asumsi bahwa fraksi i adalah tetap, maka persamaan (3) dapat direduksi menjadi suatu
persamaan linier.
Persamaan neraca bahan yang diberikan pada persamaan (3) dapat disederhanakan menjadi model dengan
laju alir umpan total pada setiap kolom.
x iF
i Ck
xi
i Ckbawah
katas =
F
i
iCkatas
kbawah =
xiF
iCk
F
i
iCkbawah
F
i
(4)
iCk
xiF
dimana
adalah fraksi mol komponen i dalam campuran asal, sedangkan Ck, Ckatas, dan Ckbawah adalah
komponen-komponen yang berada dalam umpan, luaran atas, dan luaran bawah dari kolom k.
Dengan model neraca bahan semacam ini, maka penggunaan panas pada condenser dan reboiler dapat
dimodelkan dalam bentuk variabel-variabel tersebut. Jika dianggap condenser dan reboiler memiliki beban yang
sama, maka penggunaan panas pada kolom k dapat dinyatakan sebagai fungsi linier:
Qk = K k Fk
(5)
dimana Fk adalah aliran bahan pada kolom k dan Kk adalah tetapan yang diturunkan dari perhitungan langsung.
2.4. Pengaruh suhu pada destilasi
Biaya operasional kolom mencakup biaya tetap (yang berkaitan dengan investasi), biaya variabel (yang
menyangkut penggunaan alat) dan ongkos pemakaian utilitas. Untuk mempertahankan linieritas dari model,
maka diasumsikan hanya biaya tetap kolom saja yang bervariasi terhadap tekanan, atau condenser bervariasi
terhadap suhu. Korelasi suhu condenser dan biaya tetap kolom dapat dituliskan dalam persamaan berikut (Raman
dan Grossmann, 1993):
T T A TM
Ak (1 y k )
k 1 + C
(6)
T A + T M
k 0
yk = 0,1
dimana TC adalah suhu condenser, TA adalah suhu air pendingin, TM adalah suhu minimum exchanger, dan
adalah tetapan biaya.
Selain persamaan neraca bahan (4), diperlukan pembatasan yang berkaitan dengan perpindahan panas.
Relasi antara suhu reboiler dan condeser, serta limitnya dalam bentuk suhu air pendingin (cooling water) dan
udara panas (steam), dapat dituliskan sebagai persamaan berikut:
(7)
k KOL
k
k
dimana T R dan TC adalah suhu reboiler dan condenser pada kolom k, TRC adalah perbedaan suhu di dalam
kolom, TU dan TA adalah suhu udara panas dan air pendingin.
Untuk memperhitungkan perpindahan panas, maka didefinisikan QXkj untuk menyatakan banyaknya
panas yang berpindah diantara condenser kolom k dan reboiler kolom j. Serta didefinisikan variabel biner zkj
yang berharga 1 bila condenser kolom k memberi panas ke boiler kolom j, atau berharga 0 bila sebaliknya.
Pembatasan yang menyangkut perpindahan panas tersebut adalah:
T Rk = TCk + T RC
T Rk TU T M
TCk T A + TM
T Rj
+ TM kj (1 zkj )
k , j KOL , k j
(8)
jKOL\ k
(9)
k KOL
QX jk + QU k = Q k
j KOL\ k
+ k Fk + C P QU k + C D QAk ]
(10)
k KOL
dimana C adalah biaya (cost) keseluruhan destilasi yang melibatkan sejumlah kolom, CP adalah ongkos
pemanasan pada reboiler, dan CD adalah ongkos pendinginan pada condenser.
Pembatasan-pembatasan yang digunakan pada model ini yang berkaitan dengan neraca bahan dan
variabel biner y, adalah:
s.t.
Fk = Ftot
(11)
kKU c
s PA
(12)
Qk K k Fk = 0
k KOL
(13)
Fk A yk 0
k KOL
(14)
Fk , Qk , k 0, yk = 0,1
k KOL
(15)
k KUs
s
k Fk
=0
kKPs
dimana Ftot adalah laju aliran pada campuran asal, k adalah fraksi perolehan spesi s pada kolom k, dan A
adalah batas atas (upper bound) dari laju alir, yang dapat dipilih besarnya sama dengan Ftot. Sedangkan
pembatasan yang berkaitan dengan penggunaan suhu adalah ketidaksamaan (6) hingga (9), dimana
QXkj 0, z kj = 0,1
j,k KOL, j k
(16)
s
3. Metodologi
Dalam penelitian ini formulasi mixed-integer linear programming (MILP) akan diterapkan pada suatu
campuran alkana dengan menggunakan data biaya operasional suatu separator.
3.1. Penyusunan model MILP
Untuk memisahkan 4 komponen melalui destilasi satu tahap dapat disusun sebuah jaringan pemisahan
seperti yang terdapat pada Gambar 2. Pada masing-masing dari 10 kolom yang terdapat dalam jaringan ini,
ditentukan sebuah variabel y (yang bernilai 0 atau 1) untuk menyatakan kemungkinan keterlibatan kolom itu
pada jaringan dan sebuah variabel F yang menyatakan laju alir umpan melewati kolom. Notasi A/BCD (Y1)
menyatakan bahwa pemisahan di kolom 1 menghasilkan komponen A dan fraksi campuran BCD.
B/CD
(Y4)
A/BCD
(Y1)
F5
BC/D
(Y5)
ABCD
F2
AB/CD
F8
A/BC
F9
AB/C
F10
C/D
(Y2)
F6
F3
(Y8)
B/C
(Y6)
(Y9)
ABC/D
(Y3)
F7
(Y7)
A/B
(Y10)
(17)
Sedangkan untuk kolom pertama, neraca bahannya dapat diturunkan dari persamaan (12) sebagai:
F4 + F5 1BCD F1 = 0
(18)
(fraksi molar)
0.15
0.20
0.25
0.40
Untuk dapat menghitung semua kemungkinan urutan pemisahan, maka dibutuhkan data dari 10 buah separator
(kolom) yang memiliki kemampuan pemisahan satu tahap (single step separation). Biaya operasional, perbedaan
suhu antara reboiler dan condenser, serta tetapan neraca panas dari masing-masing separator yang akan
digunakan dalam model pemisahan ini, tercantum pada Tabel 2.
Tabel 2. Biaya pemisahan dan tetapan penggunaan panas
Separator
1
2
3
6
7
4
5
10
9
8
A/BCD
AB/CD
ABC/D
A/BC
AB/C
B/CD
BC/D
A/B
B/C
C/D
Biaya operasional
k, tetap
k, berubah
(103 Rp)
(103 Rp jam/kmol)
122
0.52
50
0.30
70
0.22
102
0.58
44
0.11
33
0.16
60
0.19
99
0.43
32
0.20
58
0.19
Perbedaan suhu
TRC
(oK)
25
20
35
20
15
15
30
15
10
25
Tetapan penggunaan
panas, Kk,
(106 kJ/kgmol)
0.018
0.046
0.031
0.014
0.039
0.035
0.041
0.012
0.026
0.044
Sedangkan ongkos pemakaian utilitas pemanas dan pendingin yang dibebankan pada masing-masing tahap
pemisahan tertera pada Tabel 3.
Tabel 3. Ongkos pemakaian utilitas
Utilitas
Air pendingin ( CD )
Udara panas ( CP )
Pada keadaan awal, laju alir umpan (Ftot) ditetapkan sebesar 1000 kmol/jam, udara panas (steam) tersedia pada
490 oK, air pendingin pada 320 oK, dan TM = 10 oK. Tetapan fungsi biaya tetap, , ditentukan sebesar 0.2.
3.3. Solusi dari model MILP
Solusi dari model MILP dapat dicari dengan menggunakan paket software yang dikhususkan untuk
penyelesaian linear program, seperti misalnya yang populer adalah LINDO atau GAMS. Namun dengan alasan
ketersediaan dan penggunaan yang interaktif, maka solusi untuk memperoleh urutan destilasi terbaik dicari
dengan menggunakan modul Solver dari Microsoft Excel 97. Sebelum dilakukannya pengolahan data, maka
variabel, fungsi objektif, pembatasan, dan persamaan yang membentuk model MILP beserta data biaya dan
tetapan neraca panas dari ke-10 separator, ditempatkan pada sebuah spreadsheet.
Hasil hitung aplikasi ini akan berupa besarnya biaya dari suatu urutan pemisahan tertentu, nomor-nomor
kolom yang terdapat pada urutan itu, dan nilai laju alir bahan pada setiap tahapan dalam urutan tersebut.
Pencarian solusi dibatasi pada 100 iterasi dengan presisi hitung sebesar 1 x 10-6 dan toleransi 5 %.
4. Hasil dan Pembahasan
Solusi dari model MILP yang telah disusun, menghasilkan urutan optimum destilasi seperti yang terlihat
pada Gambar 3. Separator yang terlibat dalam urutan optimum ini adalah yang memiliki variabel y = 1, yaitu:
separator 3 (pemisah ABC/D), separator 7 (pemisah AB/C) dan separator 10 (pemisah A/B).
1000
ABC/D
600
[3]
AB/C
350
[7]
400
A/B
(Rp 1,827,360)
[10]
250
1000
ABC/D
600
[3]
A/BC
450
[6]
400
B/C
(Rp 2,011,110)
[9]
150
1000
A/BCD
850
[1]
BC/D
450
[5]
150
B/C
(Rp 2,282,955)
[9]
400
1.
2.
Dantzig, G.B. (1963), Linear Programming and Extensions, Princeton University Press, New Jersey.
Raman, R., dan Grossmann, I.E. (1993), Symbolic Integration of Logic in Mixed Integer Linear
Programming Techniques for Process Synthesis, Computers and Chemical Engineering, 17, 909.