Anda di halaman 1dari 8

UJI KEKERASAN MATERIAL DENGAN METODE ROCKWELL

Fauziyah Firdausi M. S* (081017008)


*Jurusan Teknobiomedik, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga

ABSTRAK

Kekerasan (Hardness) adalah salah satu sifat mekanik (Mechanical properties) dari suatu
material. Pengujian kekerasan dengan metode Rockwell bertujuan menentukan kekerasan
suatu material dalam bentuk daya tahan material terhadap indentor berupa bola intan
ataupun kerucut intan yang ditekankan pada permukaan material uji. Dan setelah dilakukan
analisis data di dapat rerata data yaitu THB: tembaga =2.19, 2.1, dan 2.11, alumunium =
2.18, 2.19 dan 2.14, THC: Baja = 1.18, 1.11, dan 1.16. alumunium= 9075 ,0655 ,1044 ,136
,1

A. PENDAHULUAN

(identor) yang ditekankan pada permukaan

Kekerasan (Hardness) adalah salah

material uji tersebut (speciment). Idealnya,

satu sifat mekanik (Mechanical properties)

pengujian

dari suatu material. Kekerasan suatu

material yang memiliki kekerasan Brinnel

material harus diketahui khususnya untuk

sampai 400 HB, jika lebih dati nilai

material yang dalam penggunaanya akan

tersebut maka disarankan menggunakan

mangalami pergesekan (frictional force),

metode

dalam hal ini bidang keilmuan yang

Vickers. Angka Kekerasan Brinnel (HB)

berperan penting mempelajarinya adalah

didefinisikan

Ilmu

(Koefisien) dari beban uji (F) dalam

Bahan

Teknik

(Metallurgy

Engineering).

Brinnel

pengujian

diperuntukan

Rockwell

sebagai

bagi

ataupun

hasil

bagi

Newton yang dikalikan dengan angka

Kekerasan didefinisikan sebagai

faktor 0,102 dan luas permukaan bekas

kemampuan suatu material untuk menahan

luka tekan (injakan) bola baja (A) dalam

beban identasi atau penetrasi (penekanan).

milimeter persegi. Identor (Bola baja)

Didunia

biasanya telah dikeraskan dan diplating

teknik,

umumnya

pengujian

kekerasan menggunakan 4 macam metode

ataupun

terbuat

dari

bahan

Karbida

pengujian kekerasan, yakni :

Tungsten. Jika diameter Identor 10 mm

1. Brinnel (HB / BHN)

maka beban yang digunakan (pada mesin

2. Rockwell (HR / RHN)

uji) adalah 3000 N sedang jika diameter

3. Vikers (HV / VHN)

Identornya 5 mm maka beban yang

4. Micro Hardness (Namun jarang

digunakan (pada mesin uji) adalah 750 N.

sekali dipakai-red)
Pemilihan

Dalam Praktiknya, pengujian Brinnel biasa


masing-masing

skala

dinyatakan dalam (contoh ) : HB 5 / 750 /

(metode pengujian) tergantung pada :

15 hal ini berarti bahwa kekerasan Brinell

a. Permukaan material

hasil pengujian dengan bola baja (Identor)

b. Jenis dan dimensi material

berdiameter 5 mm, beban Uji adalah

c. Jenis data yang diinginkan

sebesar 750 N per 0,102 dan lama

d. Ketersedian alat uji

pengujian

15

detik.

Mengenai

lama

pengujian itu tergantung pada material


yang akan diuji. Untuk semua jenis baja

1. Brinnel
Pengujian kekerasan dengan metode
Brinnel

bertujuan

untuk

menentukan

kekerasan suatu material dalam bentuk


daya tahan material terhadap bola baja

lama pengujian adalah 15 detik sedang


untuk material bukan besi lama pengujian
adalah 30 detik.

a. HRa (Untuk material yang sangat

2. Vickers
Pengujian kekerasan dengan metode

keras)

Vickers bertujuan menentukan kekerasan

b. HRb (Untuk material yang lunak).

suatu material dalam bentuk daya tahan

Identor berupa bola baja dengan diameter

material terhadap intan berbentuk piramida

1/16 Inchi dan beban uji 100 Kgf.

dengan sudut puncak 136 Derajat yang

c.

HRc

(Untuk

material

dengan

ditekankan pada permukaan material uji

kekerasan sedang). Identor berupa Kerucut

tersebut. Angka kekerasan Vickers (HV)

intan dengan sudut puncak 120 derjat dan

didefinisikan sebagai hasil bagi (koefisien)

beban uji sebesar 150 kgf.

dari beban uji (F) dalam Newton yang

Pengujian kekerasan dengan metode

dikalikan dengan angka faktor 0,102 dan

Rockwell bertujuan menentukan kekerasan

luas permukaan bekas luka tekan (injakan)

suatu material dalam bentuk daya tahan

bola baja (A) dalam milimeter persegi.

material terhadap benda uji (speciment)

Secara

setelah

yang berupa bola baja ataupun kerucut

disederhanakan, HV sama dengan 1,854

intan yang ditekankan pada permukaan

dikalikan beban uji (F) dibagi dengan

material uji tersebut.

matematis

dan

diagonal intan yang dikuadratkan. Beban


uji (F) yang biasa dipakai adalah 5 N per

B. METODE PENELITIAN

0,102; 10 N per 0,102; 30 N per 0,102N

Dalam percobaan ini sampel yang

dan 50 per 0,102 N. Dalam Praktiknya,

digunakan adalah bahan metal (logam).

pengujian Vickers biasa dinyatakan dalam

Bahan di letakkan pada alat uji secara

(contoh ) : HV 30 hal ini berarti bahwa

bergantian

kekerasan Vickers hasil pengujian dengan

menggunakan identor berupa bola intan

beban uji (F) sebesar 30 N per 0,102 dan

(THB)

lama pembebanan 15 detik. Contoh lain

kekerasannya menggunakan h2-h0 = (130-

misalnya HV 30 / 30 hal ini berarti bahwa

TH) 0,02 dan kerucut intan (THC) h2-h0 =

kekerasan Vickers hasil pengujian dengan

(100-TH) 0,002 secara bergantian yaitu

beban uji (F) sebesar 30 N per 0,102 dan

pada langkah 1 benda uji ditekan oleh

lama pembebanan 30 detik.

indentor dengan beban minor (Minor

dan

kemudian

di

uji

kekerasan

dihitung

nilai

LoadF0) setelah itu ditekan dengan beban


3. Rockwell
Skala yang umum dipakai dalam
pengujian Rockwell adalah :

mayor (major Load F1) pada langkah 2,


dan pada langkah 3 beban mayor diambil
sehingga yang tersisa adalah minor load
dimana pada kondisi 3 ini indentor ditahan

seperti kondisi pada saat total load F yang


terlihat pada Gambar.

Pada langkah 1 benda uji ditekan oleh


indentor dengan beban minor (Minor
LoadF0) setelah itu ditekan dengan beban
mayor (major Load F1) pada langkah 2,
dan pada langkah 3 beban mayor diambil
sehingga yang tersisa adalah minor load
dimana pada kondisi 3 ini indentor ditahan
seperti kondisi pada saat total load F, dan

C. HASIL dan ANALISIS DATA

setelah di hitung menggunakan rumus h2-

Lampiran

h0 = (130-TH) 0,02 dan menggunakan


rumus h2-h0 = (100-TH) 0,02

D. PEMBAHASAN

Ada beberapa faktor yang membuat

Pengujian kekerasan dengan metode


Rockwell bertujuan menentukan kekerasan

hasil eksperimen tidak sesuai dengan


literatur, antara lain :

suatu material dalam bentuk daya tahan


material terhadap indentor berupa bola intan
ataupun kerucut intan yang ditekankan pada

permukaan bagian belakang benda uji


tidak rata dan sejajar, halus dan bersih.

permukaan material uji, yang dalam hal ini


sampel yang di gunakan adalah kuningan
dan alumunium. Dan sesuai analisis data
percobaan maka didapat rata-rata dari h2 h0
sebagai berikut :

yang cukup sehingga menimbulkan


efek deformasi pada bagian permukaan
belakang.
Pemasangan alat uji pada fondasi yang
tidak stabil, kemudian mesin tidak

Sampel
A
(THC)
B
(THB)
C
(THB)

diset sempurna sehingga

Hardness
1

rata2

E. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil perhitungan dan

41

44.5

42

42.5

perbandingan pada grafik yang terlampir,


nilai kekerasan yang terukur sesuai dengan

20.5

25

24.5

23.3

referensi yang telah ada.


Nilai

21

20.5

23

21.5

TH

dari

metal

pertama

berdasarkan percobaan bernilai 41, 44.5,


42. Sedangkan Untuk percobaan dari metal
yng kedua bernilai 20.5, 25, dan 24.5. Dan

untuk nilai metal yang ketiga adalah 21,


20.5 dan 23.
Untuk nilai kekerasan metal pertama
adalah 1.18, 1.11, dan 1.16. Pada metal
yang kedua nilai kekerasannya adalah
2.19, 2.1, dan 2.11. Untuk metal ketiga
bernilai 2.18, 2.19 dan 2.14.

Lampiran

Hasil Pengukuran :
Hardness

Sampel

rata2

41

44.5

42

42.5

20.5

25

24.5

23.3

21

20.5

23

21.5

A
(THC)
B
(THB)
C
(THB)

Analisis Data :
THC1 = 100 (h2 h0) / 0.02
41

= 100 (h2 h0) / 0.02

(h2 h0)

= (100 - 41) * 0.02

(h2 h0)

= 1.18 Baja

THC2 = 100 (h2 h0) / 0.02


44.5

= 100 (h2 h0) / 0.02

(h2 h0)

= (100 44.5) * 0.02

(h2 h0)

= 1.11 Baja

THC3 = 100 (h2 h0) / 0.02


42

= 100 (h2 h0) / 0.02

(h2 h0)

= (100 42) * 0.02

(h2 h0)

= 1.16 Baja

THB21 = 130 (h2 h0) / 0.02


20.5

= 130 (h2 h0) / 0.02

(h2 h0)

= (130 20.5) * 0.02

(h2 h0)

= 2.19 Tembaga

THB22 = 130 (h2 h0) / 0.02


25

= 130 (h2 h0) / 0.02

(h2 h0)

= (130 25) * 0.02

(h2 h0)

= 2.1 Tembaga

THB23 = 130 (h2 h0) / 0.02


24.5

= 130 (h2 h0) / 0.02

(h2 h0)

= (130 24.5) * 0.02

(h2 h0)

= 2.11 Tembaga

THB31 = 130 (h2 h0) / 0.02


21

= 130 (h2 h0) / 0.02

(h2 h0)

= (130 21) * 0.02

(h2 h0)

= 2.18 Aluminium

THB32 = 130 (h2 h0) / 0.02


20.5

= 130 (h2 h0) / 0.02

(h2 h0)

= (130 20.5) * 0.02

(h2 h0)

= 2.19 Aluminium

THB33 = 130 (h2 h0) / 0.02


23

= 130 (h2 h0) / 0.02

(h2 h0)

= (130 23) * 0.02

(h2 h0)

= 2.14 Aluminium

Grafik Untuk THC :

1.8
1.6
1.4
1.2
1
Series1

0.8
0.6
0.4
0.2
0
20

30

40

50

50

70

80

90

Grafik Untuk THB :


2.5

1.5
Series1
1

0.5

0
20

30

40

50

60

70

80

90

100

Anda mungkin juga menyukai