PEMBAHASAN
2.1
2.1.1
Dasar Teori
Gaya apung dan hukum Archimedes
Gaya apung adalah gaya ke atas yang diberikan oleh cairan yang menentang berat
suatu benda tenggelam. Berdasarkan prinsip
hidrostatik, tekanan dalam suatu cairan akan
meningkat, berbanding lurus dengan kedalaman
adalah akibat dari berat cairan di atasnya.
Benda terendam dalam cairan, mengalami
tekanan yang lebih besar di bagian bawah
daripada di bagian atas. Perbedaan tekanan
menghasilkan gaya total yang cenderung
mempercepat suatu benda ke atas. Besarnya
kekuatan perbedaan tekanan antara bagian atas
dan bagian bawah kolom, juga setara dengan
berat fluida yang seharusnya menempati kolom,
yaitu fluida yang dipindahkan.
hasil dari prinsip ini adalah Hukum Archimedes yang berbunyi:
Any object, wholly or partially immersed in a fluid, is buoyed up by a force equal to
the weight of the fluid displaced by the object
Besarnya gaya apung:
(1)
Dimana V adalah volume benda dalam m3
water adalah massa jenis cairan yang merendam benda, yaitu air (1000 kg/m3) g
adalah percepatan gravitasi bumi (9,81 m/s2)
2.1.2
Hukum Newton II
2.1.3
searah dengan aliran fluida, disebut sebagai drag force. Drag ini timbul akibat gaya
gesek dinding benda dengan fluida, dan gaya normal akibat perbedaan tekanan. Drag
yang timbul akibat gaya gesek cukup kecil untuk diabaikan, sedangkan drag akibat
gaya normal dianggap sebagai penyebab hambatan utama untuk benda-benda yang
tidak streamline, disebut sebagai bluff body. Perbedaan tekanan ini timbul akibat
prinsip hukum Bernoulli. Pengurangan kecepatan yang dialami fluida akibat
berbenturandengan benda, akan mengubah energy kinetik yang dibawanya menjadi
tekanan stagnasi, yang lebih tinggi dari tekanan di sisi sebaliknya. Drag inilah yang
disebut sebagai form drag.
Tanpa informasi tentang persebaran gaya geser dan gaya normal di sepanjang
permukaan benda, lebih mudah untuk menentukan drag dengan menggunakan
koefisien drag. Koefisien drag didefinisikan sebagai:
Di mana adalah gaya drag total dialami benda dalam N
adalah massa jenis dalam kg/m3
U adalah kecepatan relatif fluida terhadap benda dalam m/s
Cd
0.40
)
)
0.10
1.42
0.38
1.20
2.30
1.17
1.98
0.58
Cube
1.05
Short cylinder
1.15
2.2
2.2.2
Debit Aliran
Debit aliran fluida pada umumnya dipergunakan untuk menghitung kecepatan
Kerapatan ( Density )
Kerapatan ( density ) merupakan jumlah atau kuantitas dari suatu zat. Pada
suatu unit volume, kerapatan dapat dinyatakan dalam tiga Pada suatu unit volume,
kerapatan dapat dinyatakan dalam tiga besaran bentuk, yaitu:
a) Massa jenis ( mass density )
b) Berat jenis ( density weigth)
c) Relative density
2.2.4
Kekentalan (Viscositas)
Viskositas merupakan suatu sifat fluida yang mendasari diberikannya tahanan
terhadap tegangan geser oleh fluida tersebut Pada suatu peristiwa, viskositas dibagi
menjadi dua macam :
a) Viskositas dinamik atau viskositas mutlak
b) Viskositas kinematik
2.3
tipe aliran yang terjadi, karakteristik aliran yang dimiliki, rekayasa aliran yang
dilakukan dan lain-lain. Di mana semua itu dipengaruhi oleh parameter-parameter
fluida serta aliran itu sendiri (seperti; temperatur, tekanan, viskositas, kecepatan,
tekanan dan lain-lain).
2.3.1
2.3.2
adalah aliran yang dibatasi oleh permukaan zat padat. Contoh dari aliran internal
adalah aliran air dalam pipa.
Aliran eksternal, dari kata eksternal saja sudah jelas bahwa ini adalah aliran
yang berada di luar. aliran yang tidak dibatasi oleh suatu permukaan zat lainnya atau
aliran yang melintasi suatu permukaan benda seperti plat. Tetesan air yang jatuh saat
hujan juga termasuk dalam aliran eksternal. Dan ditinjau bilangan Reynolds-nya,
maka aliran eksternal ini bilangannya lebih besar daripada aliraninternal (Harist,
2014)