komersial, oleh karena itu diperlukan suatu proses konsentrasi untuk dapat mengumpulkan
bahan-bahan tersebut dalam suatu deposit yang ekonomis. Konsentrasi tersebut terjadi
pada saat batuan beku masih berupa magma, karenanya disebut konsentrasi oleh proses
magmatik. Perkecualian pada intan, dimana tidak diperlukan konsentrasi, tetapi suatu
kristal tunggal saja sudah cukup berharga.
Deposit bahan galian sebagai hasil endapan proses magmatik ini memiliki ciri-ciri adanya
hubungan yang dekat dengan batuan beku intrusif dalam atau intrusif menengah.
Konsentrasi magmatik dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Magmatik awal :
Kristalisasi tanpa konsentrasi : intan
Kristalisasi dan pemisahan : khron, platina
b. Magmatik akhir :
Akumulasi dan atau injeksi larutan residual : besi titan, platina, titan, khron.
Akumulasi dan pemisahan larutan : beberapa tipe deposit nikel dan tembaga.
Pegmatit.
Hasil atau produk dari proses magmatik dapat dibagi menjadi 4 jenis, yaitu logam tunggal
(native metal), oksida, silfisa dan batu mulia (gemstone).
Contoh logam tunggal : Platina, Emas, Perak, Besi-Nikel.
Contoh oksida : Besi (magnetit, hematit), Besi-titan (magnetit bertitan), Titan (ilmenit),
Khrom (kromit), Tungsten (wolframit).
Contoh sulfide : Nikel-tembaga (kalkopirit), Nikel (pentlandit, molibdenit).
Contoh batu mulia : Intan, Garnet (almandit), Peridotit.
Deposit konsetrasi mekanis atau placer
Sisa pelapukan yang tidak dapat larut akan menghasilkan suatu selubung dari bahanbahan lepas, diantaranya berat dan beberapa lagi ringan; ada yang getas (britlle) dan ada
yang tahan (durable). Bahan-bahan tersebut oleh suatu media tertentuk seperti air yang
mengalir (sungai), angin arus pantai (beach), ataupun ari permukaan (running water) dapat
mengalami pemisahan bagian yang berat terhadap bagian yang ringan secara gravitasi dan
membentuk endapan placer.
Konsentrasi hanya dapat terjadi kalau mineralberharga yang bersangkutan memiliki tiga
sifat sebagai berikut :
- Berat jenisnya tinggi
- Tahan terhadap pelapukan kimiawi
- Tahan terhadap benturan-benturan fisik (durable)
Mineral placer yang memiliki sifat-sifat tersebut adalah emas, platina, tinstone, magnetit,
khromit, ilmenit, rutil, tembaga, batu mulia, zircon, monazit, fosfat, tantalit, columbit.
Diantara bahan-bahan tersebut di atas yang paling berharga sebagai deposit placer adalah
emas, platina, tinstone, ilmenit (bijih titanium), intan dan ruby.
bersentuhan dengan suatu deposit bijih, maka hasilnya adalah reaksi-reaksi kimia yang
kadang-kadang dapat drastis dan merubah deposit yang sudah ada tersebut. Air
permukaan yang mengandung oksigen akan bersifat sebagai bahan pelarut yang mampu
melarutkan mineral-mineral tertentu. Suatu deposit bijih dapat teroksidasi dan dapat
kehilangan banyak kandungan mineral yang berharga karena tercuci (leached), kemudian
terbawa ke bawah oleh air permukaan yang sedang turun ke bawah (meresap ke bawah).
Pada bagian bawah, akhirnya larutan tersebut mengendapkan kandungan-kandungan
mineral logamnya menjadi endapan bijih teroksidasi (oxidized ores), ini terjadi di atas muka
air tanah. Pada saat larutan memasuki air tanah di bawah muka air tanah, mereka
memasuki zona dimana tidak ada oksigen dan kandungan logamnya lalu diendapkan dalam
bentuk logam-logam sulfida. Proses tersebut dinamakan pengkayaan sulfida sekunder.
Tentu saja gambaran tersebut tidak terjadi pada semua deposit bijih yang terkena air,
karena tidak semua deposit bijih mengandung logam yang dapat teroksidasi, atau iklim
yang tidak memungkinkan terjadinya pelarutan yang kuat. Jadi haruslah ada kondisi khusus
yang mengangkut waktu, iklim, topografi dan jenis bijih tertentu untuk dapat terjadinya zona
teroksidasi dan zona diperkaya.
GEOLOGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
Genesa Endapan Bauksit
Bauksit terbentuk dari batuan yang mengandung unsur Al. Batuan tersebut antara lain
nepheline, syenit, granit, andesit, dolerite, gabro, basalt, hornfels, schist, slate, kaolinitic,
shale, limestone dan phonolite. Apabila batuan-batuan tersebut mengalami pelapukan,
mineral yang mudah larut akan terlarutkan, seperti mineral mineral alkali, sedangkan
mineral mineral yang tahan akan pelapukan akan terakumulasikan.
Di daerah tropis, pada kondisi tertentu batuan yang terbentuk dari mineral silikat dan
lempung akan terpecah-pecah dan silikanya terpisahkan sedangkan oksida alumunium dan
oksida besi terkonsentrasi sebagai residu. Proses ini berlangsung terus dalam waktu yang
cukup dan produk pelapukan terhindar dari erosi, akan menghasilkan endapan lateritik.
Kandungan alumunium yang tinggi di batuan asal bukan merupakan syarat utama dalam
pembentukan bauksit, tetapi yang lebih penting adalah intensitas dan lamanya proses
laterisasi.
Kondisi kondisi utama yang memungkinkan terjadinya endapan bauksit secara optimum
adalah ;
1. Adanya batuan yang mudah larut dan menghasilkan batuan sisa yang kaya alumunium
2. Adanya vegetasi dan bakteri yang mempercepat proses pelapukan
3. Porositas batuan yang tinggi, sehingga sirkulasi air berjalan dengan mudah
4. Adanya pergantian musim (cuaca) hujan dan kemarau (kering)
5. Adanya bahan yang tepat untuk pelarutan
6. Relief (bentuk permukaan) yang relatif rata, yang mana memungkinkan terjadinya
pergerakan air dengan tingkat erosi minimum
7. Waktu yang cukup untuk terjadinya proses pelapukan
o
o
Sumatera utara
: Kota Pinang (kandungan Al2O3 = 15,05
58,10%).
Riau : P.Bulan, P.Bintan (kandungan SiO2 = 4,9%, Fe2O3 = 10,2%,
TiO2 = 0,8%, Al2O3 = 54,4%), P.Lobang (kepulauan Riau), P.Kijang
(kandungan SiO2 = 2,5%, Fe2O3 = 2,5%, TiO2 = 0,25%, Al2O3 =
61,5%, H2O = 33%),merupakan akhir pelapukan lateritic setempat,
selain ditempat tersebut terdapat juga diwilayah lain yaitu, Galang,
Wacokek, Tanah Merah,dan daerah searang.
Kalimantan Barat
: Tayan Menukung, Sandai, Pantus, Balai Berkuah,
Kendawangan dan Munggu Besar.
Bangka Belitung
: Sigembir.