Yth.
Umum
Dalam rangka pengamanan penerimaan pajak sebagaimana amanat Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2012, Direktorat Jenderal Pajak (DJP) perlu
meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak (WP) dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya,
di antaranya melalui pengawasan pembayaran masa. Data penerimaan menunjukkan bahwa
rata-rata kontribusi pembayaran masa terhadap penerimaan pajak nasional sebesar 75%.
B.
1. Maksud
Ketentuan ini dibuat agar terdapat bentuk pengawasan yang intensif dan optimal terhadap
pemenuhan kewajiban pembayaran dan pelaporan oleh WP, mencakup kegiatan
penggalian potensi, pengawasan kepatuhan, bimbingan, himbauan, konsultasi teknis
perpajakan, rekonsiliasi data, dinamisasi, penerbitan Surat Tagihan Pajak (STP), dan
usulan pemeriksaan.
2. Tujuan
Memberikan keseragaman serta pemahaman yang sama dalam pelaksanaan pengawasan
pembayaran masa di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dan Kantor Wilayah (Kanwil) DJP
sebagai bagian dari pengawasan terhadap kepatuhan WP.
C.
Ruang Lingkup
-2-
PPh Pasal 26, PPN Dalam Negeri, PPN Impor, PPn BM Dalam Negeri, dan PPn BM
Impor.
2. Dalam ketentuan ini yang dimaksud dengan:
a.
oleh WP
b.
c.
Bimbingan;
Himbauan;
Konsultasi teknis perpajakan (konseling);
Rekonsiliasi data;
Dinamisasi;
Kegiatan penggalian potensi; dan
Tindak lanjut:
a) Penerbitan Surat Tagihan Pajak (STP); dan
b) Usulan pemeriksaan.
9) Pengawasan Pembayaran STP
d.
Sumber data pengawasan pembayaran masa berasal dari portal DJP, terutama data
pembayaran
WP pada menu Pengawasan
Pembayaran Masa dan Modul
Penerimaan Negara (MPN) serta data lain terkait dengan potensi WP;
e.
f.
g.
Jumlah pembayaran pajak berdasarkan analisa adalah perkiraan jumlah pajak yang
harus dibayar WP untuk setiap masa pajak yang nilainya berdasarkan hasil analisa
pembayaran sesuai dengan data transaksi yang dilakukan WP;
h.
i.
Surat Himbauan adalah surat yang diterbitkan oleh Kantor Pelayanan berdasarkan
hasil penelitian internal untuk meminta klarifikasi kepada Wajib Pajak terhadap
-3-
D.
j.
Konseling adalah sarana yang disediakan bagi Wajib Pajak untuk melakukan
klarifikasi terhadap data yang tercantum dalam Surat Himbauan ..
k.
Surat Tagihan Pajak (STP) adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan/atau
sanksi administrasi berupa bonga dan/atau denda sebagaimana diatur pada pasal 14
Undang-Undang KUP.
Dasar
1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat Atas
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara
Perpajakan Menjadi Undang-Undang;
E.
2.
3.
4.
5.
6.
Pada dasarnya seluruh WP harus dilakukan pengawasan pembayaran masa. Untuk KPP
di lingkungan Kanwil DJP Wajib Pajak Besar, Kanwil DJP Jakarta Khusus dan KPP
Madya dilakukan terhadap seluruh WP. Sedangkan di KPP Pratama yang jumlah WP-nya
lebih dari 1.500, prioritas WP yang diawasi adalah terhadap 1.500 WP penentu
penerimaan yang diwajibkan untuk dibuat profilnya.
2.
b.
-4-
F.
c.
d.
di KPP dilaksanakari
derigan
1.
Menyusun dan menentukan daftar 1.500 WP penentu penerimaan bagi KPP Pratama
serta seluruh WP bagi KPP Iingkungan Kanwil DJP Wajib Pajak Besar, KPP di
lingkungan Kanwil DJP Jakarta Khusus dan KPP Madya yang akan dilakukan
pengawasan sesuai dengan Huruf E (2.d);
2.
Dalam
melakukan
kegiatan
Representative (AR) diharuskan:
pengawasan
pembayaran
masa
setiap
Account
Pembayaran
3.
4.
Kepala Seksi POI melakukan kompilasi berdasarkan laporan evaluasi yang dibuat Kepala
Seksi Waskon sesuai Lampiran Il.b;
-5-
G.
5.
6.
Lampiran I surat
H.
1.
Meneliti kebenaran dan keakuratan daftar 1.500 WP penentu penerimaan setiap KPP di
wilayah kerjanya sebagaimana ditentukan dalam huruf E;
2.
3.
4.
5.
Memberikan
rekomendasi
tindak
pembayaran masa kepada KPP.
lanjut
pengawasan
berdasarkan
hasil
pembayaran
analisa
masa
pengawasan
LainLain
1.
Pelaksanaan pengawasan pembayaran masa per bulan kegiatan oleh KPP dan Kanwil
DJP dHakukan dengan memanfaatkan data pengawasan pembayaran rnasa yang dapat
diakses melalui portal DJP, terutama data pembayaran WP pada menu Pengawasan
Pembayaran Masa dan Modul Peneiimaan Negara (MPN) serta data lain terkait dengan
potensi WP;
2.
Dalam melakukan pengawasan pembayaran masa, Kanwil DJP atau KPP menggunakan
aplikasi pengawasan pembayaran masa yang telah tersedia di sistem administrasi
perpajakan;
3.
Bagi Kanwil DJP atau KPP yang telah mempunyai Aplikasi Pengawasan Pembayaran
Masa Lainnya tetap dapat memanfaatkan dengan menyesuaikan format sesuai dengan
surat edaran ini;
4.
Pelaporan
kegiatan;
hasil analisa
Pengawasan
Pembayaran
Masa dilakukan
b.
KPP mengirim laporan hasil pengawasan pembayaran masa kepada Kepala Kanwil
DJP paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya dengan format sebagaimana
Lampiran Il.b;
c.
pembayaran
setiap bulan
masa
besena
6-
Ketentuan dalam surat edaran ini berlaku mulai bulan kegiatan Januari 2012 dan tahun
tahun berikutnya;
6.
Khusus untuk pelaporan bulanan sebelum terbitnya surat edaran ini tetap menggunakan
format laporan sesuai surat edaran pembayaran masa sebelumnya;
7.
Dengan ditetapkannya surat edaran ini maka Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor
SE-27/PJ/2011 tanggal 31 Maret 2011 tentang Pengawasan Pembayaran Masa Pada
Tahun 2011 dinyatakan tidak berlaku.
.
Tembusan:
1. Sekretaris Direktorat Jenderal;
2. Para Direktur;
3. Para Tenaga Pengkaji;
4. Kepala Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan
di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak
I.
Pendahuluan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengawasan pembayaran mas a pad a tahun
2012 dan tahun-tahun berikutnya, yaitu :
II.
1.
Pengawasan pembayaran masa dilakukan terhadap seluruh jenis pajak, namun demikian
KPP/Kanwil
DJP perlu memperhatikan
terhadap
beberapa
jenis pajak yang
pem bayararmyadidasarkanatas-keiate-n
.usal9aatau tr:ansaksi ,*ofleml-teFtentl:lQari
masing-masing Wajib Pajak. Misalnya, kegiatan ekspor dan impor WP terkait dengan
PPh Pasal 22 Impor dan PPN Impor.
2.
3.
4.
Untuk KPP di Iingkungan Kanwil DJPWajib Pajak Besar, Kanwil DJP Jakarta Khusus
dan KPP Madya dilakukan terhadap seluruh WP. Sedangkan di KPP Pratama yang
jumlah WP-nya lebih dari 1.500, prioritas WP yang diawasi adalah terhadap 1.500 WP
penentu penerimaan yang diwajibkan untuk dibuat profilnya
sebagai'
Pengawasan
pembayaran
perpajakan yang ada.
masa
dengan
memanfaatkan
sistem
administrasi
2.
Bagi KPP yang mempunyai Aplikasi Pengawasan Pembayaran Masa Lainnya dan sudah
dimanfaatkan serta dapat digunakan sebagai alat untuk melakLJkan pengawasan
pembayaran masa dapat melanjutkan dan menyesuaikannya terkait dengan format
pelaporan sebagaimana dimaksud dalam surat edaran ini.
3.
4.
Kepala Seksi Pengolahan dan Data (PDI)Juga bertugas untu'k melakukan kompilasi hasil
analisa pengawasan pembayaran m.asa per bulanke~iat13n yangdilakukan oleh Seksi
Pengawasan dan Konsultasi denganmenggunakan tabel Lampiran Il.b untuk laporan ke
Kanwil DJP.
5.
Berdasarkan data dari angka 4, Seksi Pengawasan dan Konsultasi yaitu Kepala Seksi
beserta AR melakukananalisa
atasPengawasan
Pembayaran Masa sesuai dengan
langkah-Iangkah yang telah dlgariskan dalamRomawilll
dan IV.
6.
K~!~JC!P.~nE~1~K.iKJ:)9t~!J.QJD~!JJiJ~!~_.......
_.
2) Untuk perbankan, sewa guna usaha dan lainnya yang menyampaikan laporan
triwulanan, berdasarkanlaporan triwulanan tersebut;
3) Untuk BUMNIBUMD danlainnya
yang menyampaikan Rencana Kerja dan
Anggaran Pendapatan (RKAP), berdasarkan laporan RKAP tersebut;
4) UntukVVP OrangPribadi PenglJsahaTertentu (OPPT)sebesar 0,75% dari jumlah
peredaran bruto setiap bulan dari setiap tempat (outlet);
5) Untuk WP Baru berdasarkan penghasilan neto sebulan yang disetahunkan;
6) Dan lainnya.
b. PPh Pasal 21 berdasarkan masa sebelumnya (sepanjang wajar) atau analisa
kewajarannya (misalnya data pembayaran gaji, bonus, THR dan sebagainya);
c.
PPh Pasal 22 berdasarkan analisa kewajaran dari transaksi yang menjadi objek
pajak (misalnya data realisasi anggaran atas belanja barang dan jasa oleh
bendahara, dansebagainya);
d. PPh Pasal 22 Impor berdasarkan analisa kewajaran dari transaksi yang menjadi
objek pajak (misalnya data nilai impor berdasarkan PIB);
e.
PPh Pasal 23 berdasarkan analisa kewajaran dari transaksi yang menjadi objek
pajak (misalnya data pembayaran berupa bunga, dividen, royalty, hadiah, jasa dan
sebagainya);
f.
PPh Pasal 26 berdasarkan analisa kewajaran dari transaksi yang menjadi objek
pajak (misalnya data pembayaran berupa bunga, dividen, royalty, hadiah, jasa dan
sebagainya);
g.
PPh Final (PPh Pasal 4 ayat (2) dan PPh Pasal 15) berdasarkan analisa kewajaran
dari transaksi yang menjadi objek pajak (misalnya atas pembayaran bunga
depositoltabungan,
bunga obligasi, persewaanlpengalihan
atas tanahlbangunan,
jasa konstruksi, penjualan saham di bursa, jasa penerbangan dan pelayaran luar
negeri dan sebagainya);
h. PPN Dalam Negeri berdasarkan analisa kewajaran dari transaksi yang menjadi objek
pajak (misalnya optimalisasi pengenaan PPN atas penyerahan BKPIJKP, termasuk
pemakaian
sendiri,
pem.berian cuma-cuma,
kegiatan
membangun
sendiri,
penyerahan aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan, dan
sebagainya);
i.
PPN Imporberdasarkan analisa kewajaran dari transaksi yang menjadi objek pajak
(misalnya data nilai impor berdasarkan PIB, equalisasi PPh Angka 26 yang
rnerupakan objek PPN, dan sebagainya);
j.
PPn BM Dalarn Negeri berdasarkan analisa kewajaran dari transaksi yang menjadi
objek pajak (rnisalnya nilai penyerahan BKP yang tergolong rnewah oleh pabrikan,
dan sebagainya);
k. PPn BM Irnpor berdasarkan analisa kewajaran dari transaksi yang menjadi objek
pajak (rnisalnya data nilai impor BKP yang tergolong mewah berdasarkan PIB).
III.
pengawasan
harga,
trend
pembayaran atau
d. Tindak lanjut:
1) Himbauan;
2) Konseling;
3) STP bagi WP yang terlambatltidak bayar; dan
4) Usul pemeriksaan.
B. Kepala KPP
Memol'lit-orsertame~a-~lika-nvaluasiuAtl.:Jkaapata.itentukan.langkat:l~Ia+1gkat:l.yang -tepat
dalam pengamanan atas pengawasan pembayaran masa per WP per jenis pajak.
IV.
WP yang sudah
respon WP
Nomor:
SE 27/PJ/2012
Masa Pajak
Wajib Pajak
1
Januari
....
Masa Pajak
Sekarang
3
Nilai Pembavaran
Masa Pajak
Sebelumnya
Jumlah Bayar
Seharusnya berdasarkan
Analisa
5
Realisasi Pembayaran
Tanggal
No
Perihal
Nilai
Tanggal
8'
10
Usulan Pemeriksaan
1.
2.
3.
...
Februari
1.
2.
3.
...
Cora Pengisian
1 Tatacara pembuatanTabelaris Pengawasan Pernbayaran Masa dan Tindak Lanjut dapat dilakukan deilgan aplikasi komputer (excel) ~tau apabila Approweb telah dijalankan dapat
memanfaatkannya
2 Secara periodik, tabelaris dapat dilakukan pencetakan dan diarsipkan sesuai kebutuhan
3 Format Tabelaris ini bukan merupakan bagian yang akan dilaporkan sesuai denga ketentuan surat edaran ini.
4 Kolom:
1Jelas
Nama Wajib Pajak yang Diawasi
2-
Data MPN
Diisi dengan nilai potensi hasil analisa pembayaran
'. Dii$i dengan tanggal surat himbauan dankonseling
Diisi dengan nomor surat himbauan dan konseling
Diisi dengan perihal surat himbauan dan konseling
diisi dengan nilai realisasi pembayaran Wajib Pajak hasiildari penggalian potensi (angka 5)
Diisi dengan tanggal realisasi pembayaran Wajib Pajak (TanggalNTTPN)
Diisi sesuai dengan Wajib Pajak yang diusulkan untuk diperiksa
11
LAMPIRAN ILb .
Surat'Edaran Dfrektur Jenderill Pajak
Nomor: 5'27 /PJ/2012
Tanccal: 11 ~i
2012
N~?I'Y''.
1< ,.
,"
"
utaian
2
1
1 Jumlah WP TIdak Ada Pertlbayaran (nihil)
2 Jumlah WP yang Ada Pe!l1bayarannya Dianggap:
a.Wajar
b. TIdak Wajar
3 Jumlah WP yang Dihimbau
4 Jumlah WP Yang Dikonseling
5 Jumlah WP yang Diusulka~ Pemeriksaan
..
, ,.'
PPh Pasal21
t~~
-~~ .-
>,
PPhPa~al22
7=3+4+5+6
. ~Ph PasalZ2lmll9i
:1'i>1lPa'sal'2i1i' ;'i~p!f:F)rial
10
11
'Nliilpo( 'PP~:BM~
13
14
15
,
,
,
i
....
,'"
1 T ",
"L, .
'
'
!
i
Petunjuk Pengisian:
0)
Masa Bayar adalahbu~n dilakukannya pembayaran pajak
A. Untuk pengisian nomor:
1. Oilsi dengan jumlah Wp yang pembayarannya nihil (Pembayaran Masa yang jumlah pembayaran pajaknya nihil atau 1'101);
2. Oiis; dengan jumlah WP yang pembayarannya menaik atau nienurun (Pembayaran Masa yang jtmilahnya mel'lg~lanii kenai1\an dan penurunan setiap bulannya)
3. Oiisi dengan jumlah
yang pembayarannya wajar (Pembayaran Masa yang jumlah pembayaranpajaknya diangg!lp telahsesuai dengan ketentuan)
4. Cukup jelas
5. Cukup jelas
6. Cukup jelas
7. Oiis; dengan jumlah seluruh STP yang diterbitkan sebagai hasil tindak Ianjut pengawasan pembayaran masa
8. 1a) dilsi dengan nilai STP yang diterbitkan berdasar1<an Denda Pasal & UU KUP (Rp)
1b) Oiisi dengan nilai STP .yang ditefbitkan berdasar1<an Denda pasal9 ayat 2a UU KUP
2) Diisi dengan pokok pajak pembayaran masa (Rp)
B. Untuk pengisian kolom 8 sampai dengan 14 disesuaikan dengan kondisi masing-masing Wajib Pajak
wi:>
l"
"
.'
..
'
SUraHdaran
Direktur
JenderalPajak
> :;PP!ll'as.h2S:..
1
2
1Jumlah WP TIdak Ada Pe""baVaran (Nihil)
2 Jumlah WP vang Ada.Pembavarannva Dianggap:
a. Wajar
b. TIdak Wajar
OP.
Badan
Petunjuk Pengisian:
A. Untuk pengisian nomor:
1. Diisi dengan jumlah WfJ yang pembayarannya
2. Diisi dengan jumlah WfJ yang pembayarannya
3. Oiisi dengan jumlah WP yang pembayarannya
~~~~
nihil (Pembayaran Masa yang jumlah pembayaran pajaknya nihil atau nol);
menaik ataumenurun (Pembayaran Masa yang j\Jmlahnya menga'ami kenaikan dan penurunan setiap bulannya)
wajar (pembayaran Masa yang jumlah pembayarim pajaknya dianggap telah sesuai dengan ketentuan)
.
S. Cukup jelas
6. Cukup jelas
7. Oiisi dengan jumlah seluruh STP yang diterbitkan sebagai hasil tindak lanjut pengawasan pembayaran
8. 1a) diisi dengan nilai STP yang diterbitkan berdasarkan Denda Pasal & UU KUP (Rp)
1b) Oiisi dengan nilai STP-Yang diterbitkan berdasarkan Denda pasal9 ayat 2a UU KUP
2) Diisi dengan pokok pajak pembayaran masa (Rp)
B. Untuk pengisian kolom 8sampai dengan 14 disesuaikan dengan kondisi masing-masing Wajib Pajllk
masa
11 Mei 2012
LAMPIRAN HI
Surat EdaranDirekturJenderal
Nomor:
Tanggal
Pajak
SE 27 IPJ/2012
: 11 Mel2012
KPP ...
LAPORAN EVALUASI PENGAWASAN PEMBAYARAN MASA
BULAN KEGIATAN ...
A. Gambaran Umum
1. Kantor Pelayanan Pajak
2. Account Representative
1. Account Representative A
B. Analisis Pembayaran
1. Nihil
........ ,
2012
Nama
. NIP
LAMPHAAN IV .
su~~iEdaran
A.
Gambaran Umurtl
1. Kantor Wilayah DJP
2. KPP
1. KPP A
B.
Analisis Pembayaran
1. Nihil
C.
D.
1. KPP A
....................
Kepala Kantor,
Nama
NIP
2012