Anda di halaman 1dari 16

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

Yth.

1. Para Kepala Kantor Wilayah DJP;


2. Para Kepala Kantor Pelayanan Pajak
di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak
SURAT EDARAN
NOMOR SE- 27/PJ/2012
TENTANG
PENGAWASAN PEMBAYARAN MASA
A.

Umum
Dalam rangka pengamanan penerimaan pajak sebagaimana amanat Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2012, Direktorat Jenderal Pajak (DJP) perlu
meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak (WP) dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya,
di antaranya melalui pengawasan pembayaran masa. Data penerimaan menunjukkan bahwa
rata-rata kontribusi pembayaran masa terhadap penerimaan pajak nasional sebesar 75%.

B.

Maksud dan Tujuan

1. Maksud
Ketentuan ini dibuat agar terdapat bentuk pengawasan yang intensif dan optimal terhadap
pemenuhan kewajiban pembayaran dan pelaporan oleh WP, mencakup kegiatan
penggalian potensi, pengawasan kepatuhan, bimbingan, himbauan, konsultasi teknis
perpajakan, rekonsiliasi data, dinamisasi, penerbitan Surat Tagihan Pajak (STP), dan
usulan pemeriksaan.
2. Tujuan
Memberikan keseragaman serta pemahaman yang sama dalam pelaksanaan pengawasan
pembayaran masa di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dan Kantor Wilayah (Kanwil) DJP
sebagai bagian dari pengawasan terhadap kepatuhan WP.
C.

Ruang Lingkup

1. Ketentuan ini l1"!engatur pelaksanaan

kegiatan dan prosedur penga~asan pembayaran


masa di KPP dan Kanwil DJP serta tindak lanjutnya. Pengawasan pembayaran masa
dilakukan atas pembayaran seluruh jenis pajak yang dilakukan oleh WP sendiri maupun
yang dipotong dan atau dipungut oleh pihak lain, mel.iputi PPh Pasal 21, PPh Pasal 22,
PPh Pasal 22 Impor, PPh Pasal 23, PPh Pasal 4 ayat (2), PPh Pasal 15, PPh Pasal 25,

-2-

PPh Pasal 26, PPN Dalam Negeri, PPN Impor, PPn BM Dalam Negeri, dan PPn BM
Impor.
2. Dalam ketentuan ini yang dimaksud dengan:
a.

Pembayaran Masa adalah pembayaran pajak yang wajib dilaksanakan


untuk setiap masa pajak berdasarkan ketentuan perpajakan yang berlaku;

oleh WP

b.

Pengawasan Pembayaran Masa meliputi kegiatan pengawasan yang dilakukan


terhadap pembayaran masa WP baik langsung' maupun tidak langsung yang
dilakukan oleh KPP dan Kanwil DJP pada suatu bulan tertentu;

c.

Kegiatan yang dilakukan dalam pengawasan pembayaran masa meliputi:


1) Pengawasan
kepatuhan
penyampaian
SPT Masa, khususnya
terhadap
penyampaian SPT Masa yang wajib disampaikan secara rutin per bulan yaitu
PPN, PPh Pasal 25 dan PPh Pasal 21;
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)

Bimbingan;
Himbauan;
Konsultasi teknis perpajakan (konseling);
Rekonsiliasi data;
Dinamisasi;
Kegiatan penggalian potensi; dan
Tindak lanjut:
a) Penerbitan Surat Tagihan Pajak (STP); dan
b) Usulan pemeriksaan.
9) Pengawasan Pembayaran STP
d.

Sumber data pengawasan pembayaran masa berasal dari portal DJP, terutama data
pembayaran
WP pada menu Pengawasan
Pembayaran Masa dan Modul
Penerimaan Negara (MPN) serta data lain terkait dengan potensi WP;

e.

Aplikasi Pengawasan Pembayaran Masa adalah aplikasi pengawasan yang ada di


dalam sistem administrasi perpajakan antara lain SIDJP, SIPMOD, portal DJP, dan
Approweb;

f.

Aplikasi Pengawasan Pembayaran Masa Lainnya adalah aplikasi pengawasan


pembayaran masa yang dibuat sendiri oleh masing-masing Kanwil DJP atau KPP
selain apJikasi yang tersedia di dalam sistem administrasi perpajakan;

g.

Jumlah pembayaran pajak berdasarkan analisa adalah perkiraan jumlah pajak yang
harus dibayar WP untuk setiap masa pajak yang nilainya berdasarkan hasil analisa
pembayaran sesuai dengan data transaksi yang dilakukan WP;

h.

Jenis Pembayaran Masa terdiri dari:


1) Pembayaran yang dianggap wajar yaitu pembayaran masa yang jumlah
pembayaran pajaknya dianggap telah sesuai dengan ketentuan;
2) Pembayaran yang dianggap tidak wajar yaitu pembayaran masa yang jumlahnya
mengalami kenaikan atau penurunan setiap bUI~nnya dan/atau tidak' sesuai
ketentuan;
3) Tidak ada pembayaran/nihil.

i.

Surat Himbauan adalah surat yang diterbitkan oleh Kantor Pelayanan berdasarkan
hasil penelitian internal untuk meminta klarifikasi kepada Wajib Pajak terhadap

-3-

adanya dugaan belum dipenuhinya kewaJiban perpajakan sesuai denganketentuan


peraturan perundang-undangan perpajakan; dan

D.

j.

Konseling adalah sarana yang disediakan bagi Wajib Pajak untuk melakukan
klarifikasi terhadap data yang tercantum dalam Surat Himbauan ..

k.

Surat Tagihan Pajak (STP) adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan/atau
sanksi administrasi berupa bonga dan/atau denda sebagaimana diatur pada pasal 14
Undang-Undang KUP.

Dasar
1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat Atas
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara
Perpajakan Menjadi Undang-Undang;

E.

2.

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan


Undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan;

Keempat atas Undang-

3.

Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang


Nomor 8 Tahun 1983 Tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang Dan Jasa Dan Pajak
Penjuatan Atas Barang Mewah;

4.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 94 Tahun 2010 tentang Penghftungan


Penghasilan Kena Pajak Dan Pelunasan Pajak Penghasilan Dalam Tahun Berjalan;

5.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Pelaksanaan


Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 Tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang Dan
Jasa Dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah Sebagaimana Telah Beberapa Kali
Diubah Terakhir Dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 Tentang Perubahan
Ketiga Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 Tentang PajakPertambahan
Nilai
Barang Dan Jasa Dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah;

6.

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 80/PMK03/2010


tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.03/2007
Tentang
Penentuan Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran Dan Penyetoran Pajak, Penentuan
Tempat Pembayaran Pajak, Dan Tata Cara Pembayaran, Penyetoran Dan Pelaporan
Pajak, Serta Tata Cara Pengangsuran Dan Penundaan Pembayaran Pajak.

Strategi Pengawasan Pembayaran Masa


1.

Pada dasarnya seluruh WP harus dilakukan pengawasan pembayaran masa. Untuk KPP
di lingkungan Kanwil DJP Wajib Pajak Besar, Kanwil DJP Jakarta Khusus dan KPP
Madya dilakukan terhadap seluruh WP. Sedangkan di KPP Pratama yang jumlah WP-nya
lebih dari 1.500, prioritas WP yang diawasi adalah terhadap 1.500 WP penentu
penerimaan yang diwajibkan untuk dibuat profilnya.

2.

Dasar penentuan daftar WP Penentu Penerimaan pada angka 1 di atas adalah:


a.

Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor: KEP-87/PJ/2012 Tentang Perubahan


KEP-27/PJ/2012 Tentang Tempat Pendaftaran dan Pelaporan Usaha bagi WP; .

b.

Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor: KEP-86/PJ/2012 Tentang Perubahan


KEP-26/PJ/2012 Te'ntang Pemindahan Wajib Pajak Dari Kantor Pelayanan Pajak Di
Lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Wajib Pajak Besar, Kantor

-4-

Pelayanan Pajak Di Lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta


Khusus, Dan Kantor Pelayanan Pajak Madya;

F.

c.

Surat Edaran Nomor SE-03/PJ/2012 tentang Prosedur Evaluasi dan Penetapan


Wajib Pajak Terdaftar dalam rangka pelaksanaan Peraturan Direktur Jenderal Pajak
Nomor Per-49/PJ/2011 tentang tempat pendaftaran dan pelaporan usaha bagi Wajib
Pajak Di Lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Wajib Pajak Besar,
Kantor Pelayanan Pajak Di Lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak
Jakarta Khusus, Dan Kantor Pelayanan Pajak Madya; dan

d.

Surat Direktur Potensi, Kepatuhan dan Penerimaan Nomor S-415/PJ.08/2011


tanggal 23 Nopember 2011 tentang Pemilihan 1.500 Wajib Pajak Besar Penentu
Penerimaan.

Program Pengawasan di KPP


program pehgawasan pehloayaran
langkah-Iangkah sebagai berikut :

masa per bulahkegiatah

di KPP dilaksanakari

derigan

1.

Menyusun dan menentukan daftar 1.500 WP penentu penerimaan bagi KPP Pratama
serta seluruh WP bagi KPP Iingkungan Kanwil DJP Wajib Pajak Besar, KPP di
lingkungan Kanwil DJP Jakarta Khusus dan KPP Madya yang akan dilakukan
pengawasan sesuai dengan Huruf E (2.d);

2.

Dalam
melakukan
kegiatan
Representative (AR) diharuskan:

pengawasan

pembayaran

masa

setiap

Account

a. Menyusun tabelaris pengawasan pembayaran masa :


1) Perbandingan masa pajak sekarang, masa pajak sebelumnya dan masa pajak
yang sama pada tahun sebelumnya untuk setiap jenis pajak atas seluruh WP
yang diawasi sesuai dengan ketentuan surat edaran ini;
2) Melakukan analisa kewajaran serta melakukan tindak lanjut atas pengawasan
pembayaran masa yang meliputi :
a) Pembayaran yang dianggap wajar;
b) Pembayaran yang dianggap tidak wajar;
c) Tidak ada pembayaran/nihil.
3) Melakukan tindak lanjut atas pengawasan pembayaran masa yang meliputi :
a) himbauan dan konseling;
b) tindak lanjut himbauan dan konseling,
i. usulan pemeriksaan
ii. memantau realisasi pembayarannya;.
b. Format Tabelaris Pengawasan
dengan Lampiran Il.a;

Pembayaran

Masa dan tindak lanjutnya sesuai

3.

Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi (Waskon) melakukan kompilasi kegiatan AR


sesuai tabelaris tersebut, melakukan analisa dan membuat laporan evaluasi dengan
format sesuai Lampiral'} III sebagai bahan pertimbangan Kepala Kantor dalam.mengambil
keputusan mengenai pengawasan pembayaran masa terkait pengamanan penerimaan;

4.

Kepala Seksi POI melakukan kompilasi berdasarkan laporan evaluasi yang dibuat Kepala
Seksi Waskon sesuai Lampiran Il.b;

-5-

G.

5.

Kepala KPP melakukan evaluasi secara keseluruhan alas pelaksanaanpengawasan


pembayaran masa sebagai dasar untuk penentuan kebijakan dalam rangka pengamanan
penerimaan,dan peningkatan kepatuhan WP; dan

6.

Tata cara pengawasan pembayaran masa dilaksanakan sebagaimana


edaran ini.

Lampiran I surat

Program Pengawasan di Kanwil DJP


Program pengawasan pembayaran masa per bulan kegiatan di Kanwil DJP dilaksanakan
dengan langkah-Iangkah sebagai berikut :

H.

1.

Meneliti kebenaran dan keakuratan daftar 1.500 WP penentu penerimaan setiap KPP di
wilayah kerjanya sebagaimana ditentukan dalam huruf E;

2.

Mengompilasi laporan buJanan dari KPP yang ada di wilayah kerjanya;

3.

Mengevaluasi--dan-mengana.lisis.peAQlilWasan ...pembayar.a.n masa .. per.jenis-pajak,-- per


KPP sesuai laporan yang disampaikan oleh KPP serta melaporkan hasil evaluasinya
sesuai format Lampiran IV;

4.

Memberikan bimbingan dan asistensi pelaksanaan


secara aktif kepada KPP di wilayah kerjanya; dan

5.

Memberikan
rekomendasi
tindak
pembayaran masa kepada KPP.

lanjut

pengawasan

berdasarkan

hasil

pembayaran

analisa

masa

pengawasan

LainLain
1.

Pelaksanaan pengawasan pembayaran masa per bulan kegiatan oleh KPP dan Kanwil
DJP dHakukan dengan memanfaatkan data pengawasan pembayaran rnasa yang dapat
diakses melalui portal DJP, terutama data pembayaran WP pada menu Pengawasan
Pembayaran Masa dan Modul Peneiimaan Negara (MPN) serta data lain terkait dengan
potensi WP;

2.

Dalam melakukan pengawasan pembayaran masa, Kanwil DJP atau KPP menggunakan
aplikasi pengawasan pembayaran masa yang telah tersedia di sistem administrasi
perpajakan;

3.

Bagi Kanwil DJP atau KPP yang telah mempunyai Aplikasi Pengawasan Pembayaran
Masa Lainnya tetap dapat memanfaatkan dengan menyesuaikan format sesuai dengan
surat edaran ini;

4.

Pelaporan pengawasan pembayaran masa diatur sebagai berikut :


a.

Pelaporan
kegiatan;

hasil analisa

Pengawasan

Pembayaran

Masa dilakukan

b.

KPP mengirim laporan hasil pengawasan pembayaran masa kepada Kepala Kanwil
DJP paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya dengan format sebagaimana
Lampiran Il.b;

c.

Kanwil DJP mengirim laporan hasil pengawasan


evaluasinya dari seluruh KPP di wilayah kerjanya:

pembayaran

setiap bulan

masa

besena

1) Kepada Direktur Jenderal


Pajak u.p Direktur potensi,
Kepatuhan dan
Penerimaan dengan format sebagaimana Lampiran Il.c dan Lampiran IVsurat
edaran ini serta melampirkan laporan dari KPP; dan

6-

2) Dilaporkan paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya dalam bentuk softcopy


dalam format Microsoft Excel melalui e-mail ke:kepatuhanwp.pkp@pCijak.go.id.
5.

Ketentuan dalam surat edaran ini berlaku mulai bulan kegiatan Januari 2012 dan tahun
tahun berikutnya;

6.

Khusus untuk pelaporan bulanan sebelum terbitnya surat edaran ini tetap menggunakan
format laporan sesuai surat edaran pembayaran masa sebelumnya;

7.

Dengan ditetapkannya surat edaran ini maka Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor
SE-27/PJ/2011 tanggal 31 Maret 2011 tentang Pengawasan Pembayaran Masa Pada
Tahun 2011 dinyatakan tidak berlaku.
.

Demikian untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Tembusan:
1. Sekretaris Direktorat Jenderal;
2. Para Direktur;
3. Para Tenaga Pengkaji;
4. Kepala Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan
di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

Surat Edaran Direktur J,enderal Pajak


Nomor
: SE- 27/PJ/2012
Tanggal
: 11 Mei 2012

TATA CARA PENGAWASAN PEMBAYARAN MASA


OLEH KANTOR PELAYANAN PAJAK

I.

Pendahuluan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengawasan pembayaran mas a pad a tahun
2012 dan tahun-tahun berikutnya, yaitu :

II.

1.

Pengawasan pembayaran masa dilakukan terhadap seluruh jenis pajak, namun demikian
KPP/Kanwil
DJP perlu memperhatikan
terhadap
beberapa
jenis pajak yang
pem bayararmyadidasarkanatas-keiate-n
.usal9aatau tr:ansaksi ,*ofleml-teFtentl:lQari
masing-masing Wajib Pajak. Misalnya, kegiatan ekspor dan impor WP terkait dengan
PPh Pasal 22 Impor dan PPN Impor.

2.

Masing-masing KPP harus menyusun daftar 1.500 WP penentu penerimaan


dasar dalam pengawasan pembayaran masa.

3.

Pada dasarnyaseluruh WP harus dilakukan pengawasan pembayaran masanya, namun


dalam pelaksanaannya diperlukan strategi pengawasan hingga diharapkan diperoleh
hasil yang maksimal maka difokuskan pada 1.500 WP penentu penerimaan.

4.

Untuk KPP di Iingkungan Kanwil DJPWajib Pajak Besar, Kanwil DJP Jakarta Khusus
dan KPP Madya dilakukan terhadap seluruh WP. Sedangkan di KPP Pratama yang
jumlah WP-nya lebih dari 1.500, prioritas WP yang diawasi adalah terhadap 1.500 WP
penentu penerimaan yang diwajibkan untuk dibuat profilnya

sebagai'

Tata Cara Pelaksanaan Pengawasan Pembayaran Masa


1.

Dalam melakukan pengawasan pembayaran masa,


a. KPP memanfaatkan data pengawasan pembayaran masa yang dapat diakses
melalui Portal DJP, terutama data pembayaran WP pada menu Pengawasan
Pembayaran Masa dan Modul Penerimaan Negara (MPN) serta data lain terkait
dengan potensi WP; dan
b.

Pengawasan
pembayaran
perpajakan yang ada.

masa

dengan

memanfaatkan

sistem

administrasi

2.

Bagi KPP yang mempunyai Aplikasi Pengawasan Pembayaran Masa Lainnya dan sudah
dimanfaatkan serta dapat digunakan sebagai alat untuk melakLJkan pengawasan
pembayaran masa dapat melanjutkan dan menyesuaikannya terkait dengan format
pelaporan sebagaimana dimaksud dalam surat edaran ini.

3.

Untuk memudahkan dalam melakukan download Aplikasi Pengawasan Pembayaran


Masa yang ada di Portal DJP dan mengingat bahwa akses ke aplikasi tersebut terbatas
penggunaannya, agar Kepala KPP dapat menugaskan Seksi Pengolahan Data dan
Informasi (PDI) untuk men-download secara rutin dan mendistribusikan ke Seksi
Pengawasan dan Konsultasi.

4.

Kepala Seksi Pengolahan dan Data (PDI)Juga bertugas untu'k melakukan kompilasi hasil
analisa pengawasan pembayaran m.asa per bulanke~iat13n yangdilakukan oleh Seksi
Pengawasan dan Konsultasi denganmenggunakan tabel Lampiran Il.b untuk laporan ke
Kanwil DJP.

5.

Berdasarkan data dari angka 4, Seksi Pengawasan dan Konsultasi yaitu Kepala Seksi
beserta AR melakukananalisa
atasPengawasan
Pembayaran Masa sesuai dengan
langkah-Iangkah yang telah dlgariskan dalamRomawilll
dan IV.

6.

Seksi Pengawasan dan Konsultasi menghitung dan menentukan besarnya jumlah


pembayaran pajak seharusnya atau jumlah pembayaran pajak berdasarkan analisa
untuk setiap jenis pajak, dengan cara sebagaimana berikut:
a. PPh Pasal 25 :
1) Secara umum berdasarkan

SPT Tahunan PPh Tahun sebelumnya atau Surat

K~!~JC!P.~nE~1~K.iKJ:)9t~!J.QJD~!JJiJ~!~_.......
_.
2) Untuk perbankan, sewa guna usaha dan lainnya yang menyampaikan laporan
triwulanan, berdasarkanlaporan triwulanan tersebut;
3) Untuk BUMNIBUMD danlainnya
yang menyampaikan Rencana Kerja dan
Anggaran Pendapatan (RKAP), berdasarkan laporan RKAP tersebut;
4) UntukVVP OrangPribadi PenglJsahaTertentu (OPPT)sebesar 0,75% dari jumlah
peredaran bruto setiap bulan dari setiap tempat (outlet);
5) Untuk WP Baru berdasarkan penghasilan neto sebulan yang disetahunkan;
6) Dan lainnya.
b. PPh Pasal 21 berdasarkan masa sebelumnya (sepanjang wajar) atau analisa
kewajarannya (misalnya data pembayaran gaji, bonus, THR dan sebagainya);
c.

PPh Pasal 22 berdasarkan analisa kewajaran dari transaksi yang menjadi objek
pajak (misalnya data realisasi anggaran atas belanja barang dan jasa oleh
bendahara, dansebagainya);

d. PPh Pasal 22 Impor berdasarkan analisa kewajaran dari transaksi yang menjadi
objek pajak (misalnya data nilai impor berdasarkan PIB);
e.

PPh Pasal 23 berdasarkan analisa kewajaran dari transaksi yang menjadi objek
pajak (misalnya data pembayaran berupa bunga, dividen, royalty, hadiah, jasa dan
sebagainya);

f.

PPh Pasal 26 berdasarkan analisa kewajaran dari transaksi yang menjadi objek
pajak (misalnya data pembayaran berupa bunga, dividen, royalty, hadiah, jasa dan
sebagainya);

g.

PPh Final (PPh Pasal 4 ayat (2) dan PPh Pasal 15) berdasarkan analisa kewajaran
dari transaksi yang menjadi objek pajak (misalnya atas pembayaran bunga
depositoltabungan,
bunga obligasi, persewaanlpengalihan
atas tanahlbangunan,
jasa konstruksi, penjualan saham di bursa, jasa penerbangan dan pelayaran luar
negeri dan sebagainya);

h. PPN Dalam Negeri berdasarkan analisa kewajaran dari transaksi yang menjadi objek
pajak (misalnya optimalisasi pengenaan PPN atas penyerahan BKPIJKP, termasuk
pemakaian
sendiri,
pem.berian cuma-cuma,
kegiatan
membangun
sendiri,
penyerahan aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan, dan
sebagainya);

i.

PPN Imporberdasarkan analisa kewajaran dari transaksi yang menjadi objek pajak
(misalnya data nilai impor berdasarkan PIB, equalisasi PPh Angka 26 yang
rnerupakan objek PPN, dan sebagainya);

j.

PPn BM Dalarn Negeri berdasarkan analisa kewajaran dari transaksi yang menjadi
objek pajak (rnisalnya nilai penyerahan BKP yang tergolong rnewah oleh pabrikan,
dan sebagainya);

k. PPn BM Irnpor berdasarkan analisa kewajaran dari transaksi yang menjadi objek
pajak (rnisalnya data nilai impor BKP yang tergolong mewah berdasarkan PIB).
III.

Pengawasan Pembayaran Masa


A Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi:
Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi bersama AR rnelakukan
pembayar-ar:lmasa terhadapr.eaJisasi.pe.mbayaran.pajak .oJehWE yaitu:

pengawasan

1. Pembayaran Pajak yang tidak wajar:


a. Teliti pembayaran PPh & PPN masa.
b. Bandingkan pembayaran:
1) PPh Pasal 25 dengan angsuran yang seharusnya berdasarkan SPT Tahunan,
ketetapan dan perhitLInganlain sesuaiketentuan.
2) PPh Pasal 21 dan PPN dengan pembayaran masa sebelurnnya, dan tahun
sebelumnya pada periode yang sarna;
3) PPh Pasal 22/PPh Pasal 23/PPh Pasal 4 ayat (2)/PPh Pasal 15 dengan
pernbayaran masa sebelumnya, dan tahun sebelurnnya pada periode yang
sarna.
c. Teliti penyebab pembayaran tidak wajar:
1) PPh Pasal 25 : WP Ban.l,WP OPPT, WP wajib laporan triwulanan, dtl.
2) PPh Pasal 21 : tambah/kurang pegawai, kenaikan gaji, bonus/ THR/tantiern/
pesangon, outsourcing, pegawai tidak tetap, dll.
3) PPh Pasal 22 Impor : volume/harga impor, perubahan harga, kurs mata uang
asing, SKB.
4) PPh Pasal 23: tarnbah kurang biaya, bunga, royalti, hadiah, deviden dan jasa
lainnya.
5) PPh Pasal 4 (2):
a) Perbankan (tarnbah/kurang danaperbankan, suku bunga)
b) Konstruksi (nilai /volurne proyek konstruksi, terrnijn, dll)
c) Properti (Iuas tanah/bangunan, harga jual, nilai sewa tanah dan/ bangunan,
dll)
d) Lainnya.
6) PPN (PPN Dalam Negeri dan PPN Impor): perubahan
irnpor/ekspor, perkembangan investasi, fasilitas PPN, SKB.
d. Lakukan hirnbauan kepada WP atas pernbayaran yang tidak wajar.
e. Tindak lanjut:
1) Himbauan
2) Konseling
3) STP bagi WP yang kurang bayar
4) Usul perneriksaan

harga,

trend

2. Pembayaran Masa yang nihil, tidak ada pembayaran dan terlambat:


a.

Inventarisasi WP yang pembayaran


terlambat.

pajaknya nihil, tidak.ada

pembayaran atau

b. Teliti penyebab nihil, tidak ada pembayaran dan terlambat.


c.

Lakukan himbauan kepada WP atas pembayaran yang tidak bayar/terlambat.

d. Tindak lanjut:
1) Himbauan;
2) Konseling;
3) STP bagi WP yang terlambatltidak bayar; dan
4) Usul pemeriksaan.
B. Kepala KPP
Memol'lit-orsertame~a-~lika-nvaluasiuAtl.:Jkaapata.itentukan.langkat:l~Ia+1gkat:l.yang -tepat
dalam pengamanan atas pengawasan pembayaran masa per WP per jenis pajak.

IV.

Monitoring Tindak Lanjut


1. Kepala Seksl Pengawasan dan Konsultasi bersama AR membuatdaftar
ditindaklanjuti dari:
a. Hasil himbauan;
b. Hasil konseling;
c. Hasil penerbitan STP; dan
d. Hasil usul pemeriksaan.
2.

WP yang sudah

Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi bersama AR memantaulmemonitor


apakah:
a. Ada pelunasan pajak; dan
b. Tidak ada pelunasan pajak.

respon WP

Nomor:

SE 27/PJ/2012

Tanggal : 11 Me; 2012

Kantor Pelayanan Pajak..


Tabelaris PengawasanPembayaran Masa dan Tindak Lanjut
Jenis Pajak: ....
Account Representative:

Masa Pajak

Wajib Pajak

1
Januari

....

Masa Pajak
Sekarang
3

Nilai Pembavaran
Masa Pajak
Sebelumnya

Masa t'ilaK yang


SamaTahun
Sebelumnya
4

Himbauan, & Konselin

Jumlah Bayar
Seharusnya berdasarkan
Analisa
5

Realisasi Pembayaran

Tanggal

No

Perihal

Nilai

Tanggal

8'

10

Usulan Pemeriksaan

1.
2.
3.

...
Februari

1.
2.
3.

...

Cora Pengisian
1 Tatacara pembuatanTabelaris Pengawasan Pernbayaran Masa dan Tindak Lanjut dapat dilakukan deilgan aplikasi komputer (excel) ~tau apabila Approweb telah dijalankan dapat
memanfaatkannya
2 Secara periodik, tabelaris dapat dilakukan pencetakan dan diarsipkan sesuai kebutuhan
3 Format Tabelaris ini bukan merupakan bagian yang akan dilaporkan sesuai denga ketentuan surat edaran ini.
4 Kolom:
1Jelas
Nama Wajib Pajak yang Diawasi
2-

3 & 45678910 11-

Data MPN
Diisi dengan nilai potensi hasil analisa pembayaran
'. Dii$i dengan tanggal surat himbauan dankonseling
Diisi dengan nomor surat himbauan dan konseling
Diisi dengan perihal surat himbauan dan konseling
diisi dengan nilai realisasi pembayaran Wajib Pajak hasiildari penggalian potensi (angka 5)
Diisi dengan tanggal realisasi pembayaran Wajib Pajak (TanggalNTTPN)
Diisi sesuai dengan Wajib Pajak yang diusulkan untuk diperiksa

11

LAMPIRAN ILb .
Surat'Edaran Dfrektur Jenderill Pajak
Nomor: 5'27 /PJ/2012
Tanccal: 11 ~i

2012

Kantor Pelayanan Pajak .....


Resume Pengawasan Pembayaran Masa
Bulan Kegiatan ...

N~?I'Y''.
1< ,.

,"

"

utaian

2
1
1 Jumlah WP TIdak Ada Pertlbayaran (nihil)
2 Jumlah WP yang Ada Pe!l1bayarannya Dianggap:
a.Wajar
b. TIdak Wajar
3 Jumlah WP yang Dihimbau
4 Jumlah WP Yang Dikonseling
5 Jumlah WP yang Diusulka~ Pemeriksaan

..

, ,.'

PPh Pasal21

t~~

-~~ .-
>,

PPhPa~al22

7=3+4+5+6

. ~Ph PasalZ2lmll9i

:1'i>1lPa'sal'2i1i' ;'i~p!f:F)rial

10

11

'Nliilpo( 'PP~:BM~
13

14

15

16=8+9+ 10+11 +12+13+14+15

,
,

,
i

6 Jumlah STP Yang Diterbitkan


7 Nilai STP Yang Diterbitkan :
1) Denda p.asal:
a) Pasal 9 ayat 2a UU ~UP
b) Pasal14 UU KUP
2) Pokok Pajak Pembayaran Masa
Jumlah = 1) + 2)

....

,'"

1 T ",

"L, .

'

'

!
i

Petunjuk Pengisian:
0)
Masa Bayar adalahbu~n dilakukannya pembayaran pajak
A. Untuk pengisian nomor:
1. Oilsi dengan jumlah Wp yang pembayarannya nihil (Pembayaran Masa yang jumlah pembayaran pajaknya nihil atau 1'101);
2. Oiis; dengan jumlah WP yang pembayarannya menaik atau nienurun (Pembayaran Masa yang jtmilahnya mel'lg~lanii kenai1\an dan penurunan setiap bulannya)
3. Oiisi dengan jumlah
yang pembayarannya wajar (Pembayaran Masa yang jumlah pembayaranpajaknya diangg!lp telahsesuai dengan ketentuan)
4. Cukup jelas
5. Cukup jelas
6. Cukup jelas
7. Oiis; dengan jumlah seluruh STP yang diterbitkan sebagai hasil tindak Ianjut pengawasan pembayaran masa
8. 1a) dilsi dengan nilai STP yang diterbitkan berdasar1<an Denda Pasal & UU KUP (Rp)
1b) Oiisi dengan nilai STP .yang ditefbitkan berdasar1<an Denda pasal9 ayat 2a UU KUP
2) Diisi dengan pokok pajak pembayaran masa (Rp)
B. Untuk pengisian kolom 8 sampai dengan 14 disesuaikan dengan kondisi masing-masing Wajib Pajak

wi:>

l"

"

.'

..

'

SUraHdaran

Direktur

JenderalPajak

Nomor: 5E-27 /PI/2012


Tanggal:

Kantor Wilayah DJP .....


Resume Pengawasan Pembayaf"an Masa
Bulan Kegiatan ....

> :;PP!ll'as.h2S:..
1
2
1Jumlah WP TIdak Ada Pe""baVaran (Nihil)
2 Jumlah WP vang Ada.Pembavarannva Dianggap:
a. Wajar
b. TIdak Wajar

OP.

Badan

3 Jumlah WP Vang Oihimba~


4 Jumlah WP Vang Oikonseljng
5 Jumlah WP vang Diusulkal1 Pemeriksaan
6 Jumlah STP Vang Diterbitl<an
7 Nilai STP Yang Diterbitkan :
1) Oenda pasol:
0) Pasal9 avat 2a UU ~UP
bl Paso I 14 UU KUP
2) Pc>kokPajak pembavaran Masa
Jumlah = 1) + 2)

Petunjuk Pengisian:
A. Untuk pengisian nomor:
1. Diisi dengan jumlah WfJ yang pembayarannya
2. Diisi dengan jumlah WfJ yang pembayarannya
3. Oiisi dengan jumlah WP yang pembayarannya

~~~~

nihil (Pembayaran Masa yang jumlah pembayaran pajaknya nihil atau nol);
menaik ataumenurun (Pembayaran Masa yang j\Jmlahnya menga'ami kenaikan dan penurunan setiap bulannya)
wajar (pembayaran Masa yang jumlah pembayarim pajaknya dianggap telah sesuai dengan ketentuan)
.

S. Cukup jelas
6. Cukup jelas
7. Oiisi dengan jumlah seluruh STP yang diterbitkan sebagai hasil tindak lanjut pengawasan pembayaran
8. 1a) diisi dengan nilai STP yang diterbitkan berdasarkan Denda Pasal & UU KUP (Rp)
1b) Oiisi dengan nilai STP-Yang diterbitkan berdasarkan Denda pasal9 ayat 2a UU KUP
2) Diisi dengan pokok pajak pembayaran masa (Rp)
B. Untuk pengisian kolom 8sampai dengan 14 disesuaikan dengan kondisi masing-masing Wajib Pajllk

masa

11 Mei 2012

LAMPIRAN HI
Surat EdaranDirekturJenderal

Nomor:
Tanggal

Pajak

SE 27 IPJ/2012
: 11 Mel2012

KPP ...
LAPORAN EVALUASI PENGAWASAN PEMBAYARAN MASA
BULAN KEGIATAN ...

A. Gambaran Umum
1. Kantor Pelayanan Pajak
2. Account Representative
1. Account Representative A

B. Analisis Pembayaran
1. Nihil

C. Rekomendasi yang Telah Diberikan kepada Account Representative


1. Account Representative A

D. Tindak Lanjut Account Representative atas Rekomendasi yang Telah Diberikan


1. Account Representative A

........ ,

2012

Kepala Seksi Waskon ... ,

Nama
. NIP

LAMPHAAN IV .

su~~iEdaran

Direktur Jenderal Pajak

N6mor :SE 271PJ/2012


Tahggal : 11Mei2012

KANWIL DJP ...


LAPORAN EVALUASI PENGAWASAN PEMBAYARAN MASA
BULAN KEGIATAN ...

A.

Gambaran Umurtl
1. Kantor Wilayah DJP
2. KPP
1. KPP A

B.

Analisis Pembayaran
1. Nihil

C.

Rekomendasi yang Telah Diberikan kepada KPP


1. KPP A

D.

Tindak Lanjut KPP atas Rekomendasi yang Telah Diberikan

1. KPP A

....................
Kepala Kantor,

Nama
NIP

2012

Anda mungkin juga menyukai