Anda di halaman 1dari 5

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN

DENGAN SINDROM STEVEN JOHNSON

DEFINISI
Sindroma yang mengenai kulit, selaput
lendir orifisium dan mata
Keadaan umum bervariasi dari ringanberat
Kelainan di kulit berupa eritema,
vesikel/ bula dapat disertai purpura

Oleh
Purbianto

ETIOLOGI
Secara pasti belum diketahui
Alergi obat secara sistematik; penisilin dan
semisintetiknya, streptomisin, sulfonamida,
tetrasiklin, antipiretik/analgetik (derivat
salisil/pirazolon, metamizol, metampiron dan
parasetamol), klorpromasin, karbamazepin,
kinin antipirin, tegretol dan jamu)
Penyebab lain: infeksi (bakteri, virus, jamur,
parasit); neoplasma, pasca vaksinasi, radiasi
dan makanan.

PHATOFISIOLOGI
Belum jelas, diduga disebabkan oleh reaksi alergi
tipe III dan IV
Reaksi Tipe III
Terjadi akibat terbentuknya kompleks antigenantibodi membentuk mikropresipitasi

Sistem komplemen teraktivasi

Akumulasi Neutrofil yang kemudian melepaskan


lisozim

Kerusakan jaringan pada organ sasaran

Gejala Klinis
Sindrom ini jarang dijumpai pada usia < 3 tahun
Keadaan umum bervariasi dari ringan - berat
Pada yang berat kesadaran menurun; soporus - koma
Mulainya penyakit akut dapat disertai gejala prodromal berupa:
Demam tinggi
Nyeri kepala
Nyeri tenggorok
Malaise
Batuk & pilek
Pada sindrom ini terlihat adanya trias kelainan berupa :
1. Kelainan kulit
2. Kelainan selaput lendir di oritisium
3. Kelainan mata

Reaksi Tipe IV
Limfosit T yang tersensitisasi

Kontak kembali dengan antigen yang


sama

Limfokin dilepaskan

Reaksi radang

1. Kelainan Kulit
Eritema, vesikel dan bula yang dapat pecah erosi yang luas
Dapat terjadi purpura
Bentuk yang berat kelainannya generalisata

2. Kelainan Selaput Lendir


Kelainan yang sering pada mukosa mulut (100%), lubang alat
genital (50%), lubang hidung (8%) dan lubang anus (4%)
Kelainan berupa vesikel & bula yang cepat memecah erosi &
ekskoriosi dan krusta kehitaman
Di bibir sering tampak krusta kehitaman yang tebal
Kelainan dimukosa dapat terjadi di faring, traktus respiratorius
bagian atas & esofagus
Stomatitis ini dapat menyebkan penderita sukar/tidak dapat
menelan
Adanya pseudomembrane di faring dapat menyebabkan keluhan
sukar bernafas

3. Kelainan Mata
Kelainan mata merupakan 80% dari seluruh kasus, yang tersering
adalah konjungtivitas kataralis/ purulent, perdarahan, ulkus
kornea, iritasi

Pemeriksaan Penunjang

KOMPLIKASI

LABORATORIUM

Komplikasi tersering adalah


bronkopneumonia yang didapatkan 16%
dari seluruh kasus
Komplikasi lain kehilangan cairan/
darah, gangguan keseimbangan
elektrolit dan syok
Pada mata dapat menyebabkan
kebutaan karena gangguan ecrinasi

Tidak khas, bila ada leukositosis


kemungkinannya adalah infeksi dan jika
terdapat eosinofilia kemungkinan adalah
allergi

PENATALAKSANAAN
Keadaan umum baik dan lesi tidak menyeluruh cukup diberikan
prednison 30-40 mg/hr
Keadaan buruk dan lesi meyeluruh
1. Gunakan kortikosteroid sebagai tindakan life-saving
2. Umumnya digunakan dexametason IV dosis permulaan : 4-6 5
mg/ hari
3. Setelah masa krisis (2 - 3 hari) teratasi, keadaan umum
membaik dan tidak timbul lesi baru dan lesi lama tampak
mengalami involusi, turunkan dosis setiap hari 5 mg hingga
menca-pai dosis 5 mg/ hari.
4. Lalu ganti dengan tablet prednison keesokan harinya dengan
dosis 20 mg/ hari. Sehari kemudian turunkan 10 mg/ hari lalu
stop. Lama pengobatan 10 hari.

Tindakan lainnya
Untuk mencegah infeksi akibat turunnya imunitas digunakan
antibiotik spektrum luas & bersifat bakterisidal (gentamisin 280
mg, siprofloksasin 2x400 mg iv dan klindamisin 2x600 mg iv/hr)
Untuk mengurangi efek samping penggunaan kortikosteroid
diberikan diit rendah garam tinggi protein, juga diberikan KCl 3
500 mg/ hari, jika terjadi penurunan K
Hal yang diperhatikan ialah mengatur keseimbangan
cairan/elektrolit dan nutrisi, terlebih karena klien sukar/tidak bisa
menelan akibat lesi di mulut dan tenggorokan atau kesadaran
yang turun, untuk itu diberikan infus misal glukosa 5% .
Jika perkembangan tidak memuaskan dalam 2 - 3 hari, berikan
transfusi darah sebanyak 300 cc selama 2 hari berturut-turut.
Pada kasus dengan purpura yang luas dapat ditambahkan Vit C
500 mg atau 1000 mg sehari, iv dan hemostatik
Terai topikal; untuk lesi mulut dapat digunakan kenalog in
orabase, untuk lesi kulit yang erosif dapat diberikan sofraatulle
atau krim sulfadiazin perak

Asuhan Keperawatan

Pemeriksaan Fisik

Pengkajian

Mulut
Bibir
Genetalia
Lidah
Mata hidung
Rektum

Gejala pradromal
Demam bervariasi
Serak
Vomiting
Malaise
Nyeri dada
Diare

Kerusakan Integritas kulit


Rencana tindakan
1. Kaji/ catat ukuran, warna, kedalaman luka,
perhatikan jaringan nekrotik dan kondisi
sekitar luka
2. Cuci area kemerahan dengan sabun ringan
3. Tutup luka dengan balutan steril yang dapat
memelihara kelembaban
4. Yakinkan intake nutrisi adekuat
5. Kolaborasi pemberian antibiotik
6. Penkes kebersihan tubuh

Kekurangan volume cairan, risiko tinggi


Rencana tindakan
1. Awasi tanda-tanda vital CVP & perhatikan pengisian kapiler serta
kekuatan nadi perifer
2. Awasi haluaran urine dan berat jenis serta warna urine
3. Perkirakan drainage luka & kehilangan yang tak tampak
4. Catat tipe & jumlah input cairan
5. Timbang BB setiap hari
Kolaborasi
1. Pasang pertahan kan kateter
2. Berikan penggantian cairan IV,yang dihitung, elektrolit, plasma &
albumin
3. Awasi pemeriksaan laboratorium
4. Berikan obat sesuai indikasi
Manitol
Kalium

Anda mungkin juga menyukai