Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pelabuhan adalah sebuah fasilitas diujung samudera, sungai,
atau danau untuk menerima kapal dan memindahkan barang kargo
maupun

penumpang

ke

dalamnya.Indonesia

sebagai

Negara

kepulauan mempunyai lebih dari 13000 pulau dan wilayah pantai


sepanjang 80.000 km atau dua kali keliling dunia melalui khatulistiwa.
Pembangunan pelabuhan memakan biaya yang sangat besar. Oleh
karena itu diperlukan suatu perhitungan dan pertimbangan yang
masak

untuk

memutuskan

pembangunan

suatu

pelabuhan.

Pembangunan pelabuhan biasanya didasarkan pada pertimbangan


ekonomi, politik dan teknis.
Beberapa factor yang perlu diperhatikan didalam pembangunan
suatu

pelabuhan

adalah

kebutuhan

akan

pelabuhan

dan

pertimbangan ekonomi, volume perdagangan melalui laut, dan


adanya hubungan daerah pedalaman baik melalui darat maupun air.
Sejalan dengan perkembangan teknologi, ekonomi maupun
sosial, pelabuhan sebagai prasarana angkutan laut juga berkembang.
Dengan ini, perencanaan pelabuhan harus memperhatikan berbagai
aspek,

agar

ekonomis.

pelabuhan

Diharapkan

sesuai

dengan

perencanaan

fungsi,

dapat

kapasitas

dan

mempertimbangkan

perkembangan zaman.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana perencanaan pelabuhan ?
2. jenis pelabuhan dan kapal.
3. Aspek-aspek apa saja yang diperlukan dalam perencanaan
pelabuhan?

C. TUJUAN PENULISAN

Adapun

tujuan

dari

penulisan

makalah

ini

agar

dapat

mengetahui aspek-aspek dalam perencanaan pelabuhan sebelum


maupun dalam proses tahapan perencanaan.

BAB II
PEMBAHASAN
A. DITINJAU DARI PELABUHAN
Pelabuhan dapat dibedakan menjadi beberapa macam yang
tergantung dari sudut tinjauannya, yaitu :
1. Ditinjau dari Segi Penyelenggaraannya
a. Pelabuhan Umum
Pelabuhan
pelayanan

Umum

masyarakat

diselenggarakan
umum,

yang

untuk

kepentingan

diselenggarakan

oleh

pemerintah dan pelaksanaannya dapat dilimpahkan kepada


badan usaha milik Negara.
b. Pelabuhan khusus
Pelabuhan khusus diselenggarakan untuk kepentingan
sendiri guna menunjang kegiatan tertentu dan tidak boleh
digunakan untuk umum, kecuali dalam keadaan tertentu dengan
izin pemerintah. Pelabuhan ini khusus dibangun oleh suatu
perusahaan baik pemerintah ataupun swasta, yang berfungsi
untuk prasarana pengiriman hasil produksi perusahaan tersebut.
2. Ditinjau dari segi Pengusahaanya
a. Pelabuhan yang diusahakan
Pelabuhan ini sengaja diusahakan untuk memberikan
fasilitas-fasilitas yang diperlukan oleh kapal yang memasuki
pelabuhan untuk melakukan kegiatan bongkar muat barang,
menaik-turunkan penumpang serta kegiatan lainnya. Adapun
fasilitas yang dimaksud seperti tambat, pelayanan air bersih,
dermaga, bongkar muat, gudang dan sebagainya.
b. Pelabuhan yang tidak diusahakan
Pelabuhan ini hanya merupakan tempat singgahan kapal,
tanpa fasilitas bongkar muat, bea cukai, dan sebagainya.

3.

Ditinjau

dari

Fungsi

Perdagangan

Nasional

dan

Internasional
a. Pelabuhan Laut
Pelabuhan Laut adalah pelabuhan yang bebas dimasuki
oleh kapal-kapal berbendera asing. Pelabuhan ini biasanya
merupakan pelabuhan utama disuatu daerah yang dilabuhi
kapal-kapal yang membawa barang untuk ekspor/impor secara
langsung ked an dari luar negeri.
b. Pelabuhan Pantai
Pelabuhan disediakan untuk perdagangan dalam negeri
dan oleh karena itu tidak bebas disinggahi oleh kapal berbendera
asing. Kapal asing dapat masuk kepelabuhan ini dengan memnta
izin terlebih dahulu.
4. Ditinjau dari Segi Penggunaannya
a. Pelabuhan Ikan
Pelabuhan ikan menyediakan tempat bagi kapal-kapal ikan
untuk melakukan kegiatan penangkapan ikan dan memberikan
pelayanan

yang

diperlukan.

Pada

pelabuhan

ikan

sarana

dermaga disediakan terpisah untuk berbagai kegiatan. Untuk


bias memberikan pelayanan hasil penangkapan ikan dengan
cepat, maka dermaga pada pelabuhan ikan dibedakan menjadi
tiga macam, yaitu dermaga bongkar, dermaga tambat dan
dermaga pembekalan.
b. Pelabuhan Minyak
Untuk Keamanan,pelabuhan minyak harus diletakkan agak
jauh dari keperluan umum. Pelabuhan minyak biasanya tidak
memerlukan
mendahan

dermaga
muatan

atau

vertikan

pangkalan
yang

yang

besar,

harus

dapat

melaikan

cukup

membuat jembatan perancah atau tambatan yang dibuat


menjorok kelaut untuk mendapatkan kedalaman air yang cukup
besar. Bongkar muat dilakukan dengan pipa-pipa dan pompa4

pompa. Untuk menghindari benturan antaradermaga dengan


kapal, dibuat breasting dolphin yang digunakan untuk menahan
benturan kapal dan mooring dolphin untuk menambatkan kapal.
Untuk kapal Tanker dengan ukuran besar ditambatkan pada
sarana tambat yang spesifik yaitu SPM (Single Point Mooring)
yaitu suatu tambatan berupa pelampung ynga berada dilepas
pantai, yang berfungsi sekaligus sebagai sarana bongkar muat.
c. Pelabuhan Barang
Dipelabuhan ini terjadi perpindahan moda transortasi, yaitu
dari angkutan laut ke angkutan darat dan sebaliknya. Barang
dibongkar dari kapal dan diturunkan didermaga. Selanjutnya
barang tersebut diangkut langsung dengan menggunakan truk
atau kereta api ketempat tujuan atau disimpan digudang atau
lapangan penumpukan terbukan sebelum dikirim ketempat
tujuan.
Untuk Mendukung kegiatan tersebut, suatu pelabuhan
barang harus dilengkapi dengan fasilitan berikut ini.
Dermaga, minimal 80% dari panjang kapal
Mempunyai

halaman

dermaga

yang

cukup

lebar

untuk

keperluan bongkar muat barang


Mempunyai

gudang

transitodan

lapangan

penumpukan

terbukan serta gudang penyimpanan.


Tersedia jalan raya/atau rel kereta api untuk pengangkutan
barang dari pelabuhan ketempat tujuan.
Peralatan bongkat muat.
Jenis Muatan dapat dibedakan menjadi tiga jenis berikut ini.
Barang umum (general cargo) yaitu barang yang dikirim dalam
bentuk satuan, seperti mobil.
Muatan curah/lepas (bulk cargo) yang dibedakan menjadi
muatan curah kering berupa butiran padat dan muatan curah
cair.

Peti emas (container), adalah suatu kotak besar berbentuk


empat persegi panjang tyang digunakan sebagai tempat untuk
mengangkut sejumlah barang.
d. Pelabuhan Penumpang
Pelabuhan

penumpang

digunakan

oleh

orang-orang

bepergian dengan menggunakan kapal penumpang. Pelabuhan


penumpang dilengkapi
yang

melayani

segala

dengan

stasiun/terminal

kegiatanyang

penumpang

berhubungan

dengan

kebutuhan orang bepergian, seperti ruang tunggu, kantor


maskapai pelayaran, tempat penjualan tiket,

mushala, toilet,

kantor imihrasi, kantor bea cukai, keamanan direksi pelabuhan


dan sebagainya.
e. Pelabuhan Campuran
Pada umumnya pencampuran pemakaian ini terbatas
untuk penumpang dan barang, sedangkan untuk keperluan
minyak dan ikan biasanya tetap terpisan. Tetapi bagi pelabuhan
kecil atau masih dalam taraf perkembangan, keperluan untuk
bongkar muat minyak juga menggunakan dermaga yang sama
guna keperluan barang dan penumpang. Pada dermaga dan
jembatan juga diletakkan pipa-pipa untuk mengalirkan minyak.
f. Pelabuhan militer
Pelabuhan ini mempunyai daerah perairan yang cukup luas
untuk memungkinkan gerakan gerakan cepat kapal-kapal perang
dan agar letak bangunan terpisah. Konstruksi tambatan maupun
dermaga hamper sama dengan pelabuhan barang, hanya saja
situasi dan perlengakapannya agak lain.
5. Ditinjau menurut letak geografis
a.

Pelabuhan Alam (natural and protec ted harbour),


Pelabuhan Alam erupakan suatu daerah perairan yang
terlindung

dari badai dan gelombang secara alamioleh

suatu

pulau, jazirah atau terletak di suatu teluk, atau muara sungai.

Daerah ini pengaruh gelombangnya sangat kecil, jadi tidak


memerlukan breakwater.
b.

Pelabuhan Buatan (artific ial harbour)


Pelabuhan Buatan adalah suatu daerah perairan yang
didilindungi

dari

pengaruh

gelombang

dengan

membuat

bangunan pemecah gelombang /breakwater, sehingga terlindung


terhadap ombak/badai/arus, yang memungkinkan kapal dapat
merapat.
c.

Pelabuhan Semi Alam adalah (Semi natural harbour)


Pelabuhan ini merupakan campuran dari pelabuhan alam
dan buatan. Misalnya suatu pelabuhan yang terlindungi oleh
lidah pasir dan pelindungan buatan pada alur masuk. Atau muara
sungai yang kedua sisinya dilindungi oleh jetty, yang berfungsi
menahan masuknya traspor pasir sepanjang pantai kemuara
yang dapat menyebabkan pendangkalan.

B. DITINJAU DARI KAPAL


Panjang, lebar dan sarat (draft) kapal yang akan menggunakan
pelabuhan berhubungan langsung pada perencanaan pelabuhan dan
fasilitas yang harus tersedia dipelabuhan.
1. Bagian Kapal
Displacement Tonnage, DPL (ukuran isi tolak) adalah volume air
yang dipindahkan oleh kapal dan sama dengan berat kapal.
Deadweight Tonnage, DWT (Bobot Mati) yaitu berat total muata
dimana kapal dapat mengangkut dalam keadaan pelayaran
optimal (draft maksimum).
Grost Register tons, GRT (Ukuran isi kotor) adalah volume
keseluruhan ruang kapal.
Netto register tons, NRT (Ukuran isi bersih) adalah ruangan yang
disediakan untuk muatan dan penumpang.
Sarat atau Draft adlah bagian kapal yang terendam air pada
keadaan muatan maksimum.
Panjang total adalah panjang kapal dihitung dari ujung depan
(haluan) sampai ujung belakang (Buritan).
7

Lebar kapal adalah jarak maksimum antara dua sisi kapal.


2. Jenis Kapal
Selain dimensi kapal, karakteristik kapal seperti tipe dan
fungsinya juga berpengaruh terhadap perencanaan pelabuhan.
a.

Kapal Penumpang

b.

Kapal Barang
Pada umumna kapal barang memiliki ukuran yang lebih
besar dari pada kapal penumpang. Kapal ini dapat dibedakan
menjadi beberapa macam sesuai dengan barang yang diangkut,
seperti biji-bijian, barang yang dimasukkan dalam peti kemas,
benda cair.

c.

Kapal Tanker
Kapal ini digunakan untuk mengangkut minyak, yang
mumnya memiliki ukuran yang sangat besar.

d. Kapal khusus
e. Kapal Ikan
3. Karakteristik Kapal
Tipe dan bentuk pelabuhan tergantung pada jenis dan
karakteristik kapal yang akan berlabuh. Perencanaan pembangunan
pelabuhan harus meninjau pengembangan pelabuhan dimasa
mendatang, dengan memperhatikan daerah perairan untuk alur
pelayaran,

kolam

putar,

penambatan,

dermaga,

tempat

pembuangan bahan pengerukan, daerah-daerah yang diperlukan


untuk

penempatan,

penyimpanan,dan

pengangkutan

barang-

barang. Kedalaman dan lebar alur pelayaran tergantung pada kapal


terbesar

yang

menggunakan

pelabuhan.

Untuk

keperluan

perencanaan pelabuhan maka diberikan table-tabel berikut ini.


Karakteristik Kapal (Kapal Barang Umum)

Karakteristik Kapal

Karakteristik Kapal (Kapal LNG dan Kapal LPG)

10

Karakteristi Kapal (Arcelor Group, 2005)

Karakteristik Kapal (Kapal Tanker Minyak)

11

Karakteristik Kapal (Kapal Ferry dan kapal Ro-Ro)

Dimensi kapal Pada Pelabuhan

12

C. TINJAUAN TEKNIS DALAM PERENCANAAN


PELABUHAN
Kebutuhan akan pelabuhan timbul untuk memenuhi beberapa
hal berikut ini.
Pembangunan pelabuhan yang didasarkan pada pertimbangan politik.
Sebagai contoh adalah pelabuhan militer yang diperlukan untuk
keamanan Negara.
Pembangunan pelabuhan diperlukan untuk melayani/ meningkatkan
kegiatan

ekonomi

daerah

dan

untuk

menunjang

kelancaran

perdagangan antarpulau maupun Negara.


Untuk mendukung kelancaran produksi suatu perusahaan/pabrik,
sering diperlukan
Sebelum memulai pembangunan pelabuhan umum, dilakukan
survey dan studi untuk mengetahui volume perdagangan baik pada
saat pembangunan maupun dimasa mendatang dapat diantisipasi
dari daerah dan sekitarnya. Pada pelabuhan khusus, produksi dari
suatu perusahaan biasanya sudah diketahui, sehingga pelabuhan
dapat direncanakan untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut.
Kemajuan pelabuhan didukung oleh adanya jalan raya yang baik,
jalan kereta api mauoun jalan air yang menuju daerah sekitar. Tanpa
prasarana tersebut, keberadaan pelabuhan tidak akan banyak berarti
bagi perkembangan daerah.
Dalam perencanaan pelabuhan diperlukan penyelidikan berupa
survey hidrografi dan tpografi, penyelidikan tanah, angin, arus,
pasang surut dan gelombang.
1.

Persyaratan dan Perlengkapan pelabuhan


Untuk bisa memberi pelayanan yang baik dan cepat, maka
pelabuhan harus bias memenuhi persyaratan berikut.
a.

Harus ada hubungan yang mudah antara transportasi air


dan darat.

b. Pelabuhan berada disuatu lokasi yang mempunyai daerah


belakang (daerah pengaruh) subur dengan populasi penduduk
yang cukup padat.

13

c.

Pelabuhan harus mempunyai kedalaman air dan lebar alur


cukup

d. Kapal-kapal yang mencapai pelabuhan harus bias membuang


sauh selama menunggu untuk merapat kedermaga guna bongkar
muat barang atau mengisi bahan bakar.
e. Pelabuhan harus mempunyai fasilitas bongkar muat dan gudanggudang penyimpanan barang
f. Pelabuhan harus mempunyai fasilitas untuk mereparasi kapal.
Untuk

memenuhi

persyaratan

tersebut

pada

umumnya

pelabuhan mempunyai bangunan-bangunan berikut ini.


a. Pemecah Gelombang (1), untuk melindungi daerah perairan
pelabuhan

dari

gangguan

gelombang.

Ujung

pemecah

gelombang harus berada diluar gelombang pecah. Bila perairan


sudah terlindungi secara alami, maka tidak diperlukan pemecah
gelombang
b. Alur

Pelayaran

(2),

untuk

mengarahkan

kapal-kapal

yang

keluar/masuk kepelabuhan.
c. Kolam Pelabuhan (3), adalah daerah perairan dimana kapal
berlabuh untuk kegiatan bongkar muat, melakukan gerakan
untuk memutar (kolam Putar).
d. Dermaga (4), merupakan bangunan yang digunakan untuk
merapatnya kapal dan menambatkannya untuk bongkar muat.
Ada dua macam dermaga yaitu yang berada digaris pantai dan
sejajar dengan pantai yang disebut wharf dan menjorok/tegak
lurus pantai disebut pier/jetty.
e. Alat penambat (5), untuk menambatkan kapal. Alat penambat
bias

diletakkan

didermaga

ataudiperairan

yang

berupa

pelampung penambat. Bentuk lain pelampung penambat adalah


dolphin yang terbuat dari tiang yang dipancang dan dilengkapi
alat penambat.
f. Gudang dan lapangan penumpukan terbuka (6), yang terletak,
dibelakang dermaga untuk menyimpan barang-barang yang
harus menunggu pengapalan atau yang dibongkar dari kapal
sebelum dikirim ketempat tujuan.
14

g. Gedung terminal (7) untuk keperluan administrasi.


h. Fasilitas bahan bakar untuk kapal.
i. Fasilitas pandu kapal , kapal tunda dan perlangkapan lain yang
diperlukan untuk membawa kapal masuk/keluar pelabuhan.
j. Peralatan bongkar muat

seperti kran darat, kran apung,

kenderaan mengangkat memindahkan barang seperti forklift,


straddle carrier, sidelift truck dsb.
k. fasilitas-fasilitas lain untuk keperluan penumpang, ABK dan
muatan kapal seperti terminal penumpang, ruang tunggu,
karantina, beacukai, imigrasi, doktr pelabuhan, keamanan, dsb.

2.

Pemilihan Lokasi Pelabuhan


Pemilihan lokasi pelabuhan dilakukan dengan memperhatikan
kondisi fisik lokasi yang meliputi:
a.

Aksesibilitas
Suatu pelabuhan akan dapat berkembang dengan baik
apabila lokasi tersebut terhubung dengan jaringan jalan atau
saluran transportasi air dengan daerah disekitarnya.
15

b. Daerah pengaruh
Pelabuhan

yang

mempunyai

daerah

pengaruh

subur

dengan populasi penduduk cukup padat dan dekat dengan kotakota besar disekitarnya akan dapat berkembang dengan baik.
c.

Ketersediaan lahan
Ketersediaan
maupun

lahan

daratan,akan

yang

dapat

cukup

luas

menampung

baik

diperairan

fasilitas-fasilitas

pendukung-pendukung pelabuhan. Keadaan topografi daratan


dan

perairan

membangun

bawah

suatu

laut

pelabuhan

harus

memungkinkan

untuk

kemungkinan

untuk

dan

pengembangan di masa mendatang. Daerah daratan harus


cukup luas untuk membangun suatu fasilitas pelabuhan seperti
dermaga, jalan, gudang dan juga daerah industri. Apabila daerah
daratan sempit maka pantai harus cukup luas dan dangkal untuk
memungkinkan perluasan darat dengan melalukan penimbunan
pantai tersebut.
d. Hidrooseanografi
Perairan

pelabuhan

harus

tenang

terhadap

serangan

gelombang dan terhindar dari sedimentasi.


e. Fasilitas pendukung
Keberadaan fasilitas pendukung pelabuhan yang telah ada
dilokasi pelabuhan seperti air bersih, listrik dan komunikasi.
Perlu diketahuai Kelayakan pelabuhan dengan memperhatikan hal
berikut ini.
a. Biaya

pembangunan

dan

perawatan

bangunan-bangunan

pelabuhan, termasuk pengerukan pertama yang harus dilakukan.


b. Biaya operasi dan pemeliharaan.
c. Penghasilan dari pelabuhan untuk dapat mengembalikan biaya
investasi yang telah dikelluarkan dan biaya operasional dan
pemeliharaan.
d. manfaat

dari

pelabuhan

terhadap

perkembangan

daerah

pengaruh.
3. Tinjauan Hidro-oseanografi terhadap bentuk Pelabuhan
16

Kondisi hidro-oseanografi yang ditinjau meliputi gelombang,


arus, sedimentasi dan pengaruhnya terhadap gerak

kapal yang

masuk kepelabuhan. Pelabuhan harus bias memberi kemudahan


dan keamanan bagi kapal-kapal yang masuk dan keluar ke dan dari
pelabuhan. Perairan pelabuhan harus tenang terhadap gangguan
gelombang arus sehingga kapal dapat melaukan berbagai kegiatan
seperti

bongkar

muat

barang,

menaik-turunkan

penumpang

dengan lancer dan aman. Tata letak pelabuhan harus direncanakan


sedemiakian rupa sehingga sedimentasi dapat diminimalkan atau
bahkan

ditiadakan.

Berikut

ini

beberapa

tinjauan

dalam

menentukan tata letak pelabuhan


a. Tinjauan Pelayaran
Kapal yang berlayar dipengaruhi oleh factor-faktor alam
seperti angin, gelobang dan arus yang dpat menimbulkan gayagaya yang bekerja pada badan kapal. Pada umunya gelombang,
angin dan arus mempunyai arus tertentu yang dominan.
Gambar a. kapal yang akan masuk menerima tiupan angin
dan

serangan

gelombang

dominan

pada

sisi

kapal

yang

mendorong kapal kearah samping sehingga membahayakan


kapal. Pada gambar b. gaya gelombang dan angin yang bekerja
pada buritan tidak sebesar pada gambar a. sehingga kapal
masuk dan keluar pelabuhan tidak sesulit pada gambar a.

17

b. Tinjauan Gelombang
Perairan pelabuhan harus tenang terhadap gangguan
gelombang.

Mulut

pelabuhan

harus

direncanakan

agar

gelombang tidak langsung masuk keperairan pelabuhan. Pada


gambar

a.

gelombang

tidak

langsung

masuk

keperairan

pelabuhan sehingga perairan pelabuhan bisa tenang. Pada


gambar b. gelombang

langsung masuk keperairan pelabuhan

sehingga perairan pelabuhan tidak tenang terhadap gelombang.

18

c. Tinjauan Sedimentasi
Karena pengerukan memerlukan biaya yang cukup besar,
maka Pelabuhan harus dirancang agar sedimentasi yang terjadi
harus sedikit mungkin bahkan tidak ada. Pada gambar b.
angkutan sedimen sepanjang pantai akan mudah masuk kealur
pelayaran dan perairan pelabuhan. Pada gambar a.

sedimen

sulit masuk kealur pelayaran dan pelabuhan.

19

Kesimpulan :

4. Tata Letak Fasilitas Pelabuhan

20

D. ASPEK ANGIN, PASANG SURUT DAN GELOMBANG


Ada tiga factor yang harus diperhitungkan dalam perencanaan
pelabuhan yaitu:
1. Angin
Gerakan udara disebabkan oleh perubahan temperature
atmosfer. Indonesia mengalami angina musim , yaitu angin yang
berhembus secara mantap dalam satu arahsatu

periode dalam

setahun. Angin musim terjadi karena adanya perbedaan musim


dingin dan panas dibenua asia dan Australia.
Kecepatan Angin diukur dengan anemometer. Apabila tidak
tersedia

anemometer,

kecepatan

angina

dapat

diperkirakan

berdasar keadaan lingkungan dengan menggunakan beaufort, yaitu


:

21

2. Pasang Surut
Pasang surut adalah fluktuasi muka air laut karena adanya
gaya tarik benda-benda dilangit, terutama matahari dan bulan.
Pengaruh gaya tarik bulan terhadap bumi lebih besar daripada
gaya tarik matahari.
Pengetahuan tentang pasang surut sangat penting dalam
perencanaan pelabuhan. Elevasi muka air tertinggi dan terendah
diperlukan

untuk

merencanakan

elevasi

bengunan-bangunan

pelabuhan. Elevasi air tertinggi diperlukan dalam perencanaan


Dermaga dan puncak bangunan pemecah gelombang, sedangkan

22

muka air surut untuk merencanakan kedalaman alur pelayaran dan


perairan pelabuhan.
Beberapa pasang surut diberbagai daerah tidak sama. Ada
yang terjadi satu kali ataupun dua kali pasang surut. Ada empat
tipe pasang surut yaitu pasang surut harian tunggal, harian ganda,
campuran

condong

keharian

ganda

dan

campuran

condong

keharian tunggal.
Mengingat elevasi muka air laut selalu berubah setaip saat,
maka diperlukan suatu elevasi ditetapkan berdasar pasang surut,
yang dapat digunakan sebagai pedoman didalam perencanaan
suatu pelabuhan. Beberapa elevasi tersebut alah sebagai berikut.
a. Muka air tinggi (high water level), muka air tertinggi yang dicapai
pada saat air pasang dalam satu siklus pasang surut.
b. Muka air rendah (low water level), kedudukan air terendah yang
dicapai pada saat air surut dalam satu siklus pasang surut.
c. Muka air tinggi rerata (mean high water level, MHWL), adalah
rerata dari muka air tinggi selama periode 19 tahun.
d. Muka air rendah rerata (mean low water level, MLWL), adalah
rerata dari muka air rendah selama periode 19 tahun.
e. Muka air rerata (mean sea level, MSL) adalah muka air rerata
antara MLWL dan MHWL. Elevasi ini digunakan untuk referensi
rencana elevasi didaratan.
f. Muka air tinggi tertinggi (highest high water level, HHWL), adalah
air tertinggi pada saat pasang surut purnama atau bulan mati.
g. Muka air rendah terendah (lowest low water level, LLWL), adalah
air terendah pada saat pasang surut purnama atau bulan mati.
MHWL atau HHWL digunakan untuk menentukan elevasi
puncak pemecah gelombang, dermaga, panjang rantai pelampung
penambat. LLWL diperlukan untuk menentukan kedalaman alur
pelayaran dan kolam pelabuhan.
Didalam

perencanaan

pelabuhan

diperlukan

data

pengamatan pasang surut minimal selama 15 hari yang digunakan


untuk menentukan elevasi muka air rencana. Pengamatan lebih
lama akan memberikan data yang lebih lengkap. Dari data
pengamatan

dapat

diramalkan

pasang

surut

untuk

periode
23

berikutnya dengan metode admiralty atau metode kuadrat terkecil


(least square method).
3. Gelombang
Gelombang dilaut bias dibangkitkan oleh angin (gelombang
angina), gaya tarik matahari dan bulan (pasang surut), letusan
gunung berapi atau gempa dilaut (Tsunami), kapal yang bergerak
dan sebagainya. Gelombang angina dan pasang surut yang paling
penting

dalam

perencanaan.

Gelombang

digunakan

untuk

merencanakan bangunan-bangunan pelabuhan seperti breakwater.


Pada umumnya bentuk gelombang dialam adalah sangat kompleks
dan sulit digambatkan secara matematis, mempunyai bentuk yang
random.
Dalam gemlombang ada refraksi gelombang yang terjadi
karena adanya pengaruh kedalaman laut, Dan difraksi gelombang
yang terjadi apabila gelombang dating terhalang oleh rintangan
seperti pemecah gelombang atau pulau maka gelombang tersebut
akan membelok disekitar ujung rintangan dan masuk didaerah
terlindung dibelakangnya.
Analisis transformasi gelombang sering dilakukan dengan
konsep gelombang laut dalam ekivalen. Pemakaian gelombang ini
bertujuan untuk menetapkan tinggi gelombang yang mengalami
refraksi, difraksi dan transformasi lainya.
Gelombang yang mengenai/membentur suatu bangunan akan
dipantulkan sebagian atau seluruhnya adalah refleksi gelombang.
Refleksi

gelombang

didalam

pelabuhan

akan

menyebabkan

ketidaktenangan didalam perairan pelabuhan. Untuk mendapatkan


ketenangan dikolam labuh maka bangunan-bangunan yang ada
dipelabuhan harus bisa menyerap/meredam gelombang.
Jika gelombang menjalar dari tempat yang dalam menuju
ketempat yang dangkal, pada suatu lokasi tentertu gelombang
tersebut akan pecah. Kondisi gelombang pecah tergantung pada
kemiringan dasar pantai dan kecuraman gelombang. Gelombang
pecah dapat dibedakan menjadi spilling, plunging, dan surging.
Spiling biasanya terjadi apabila gelombangdengan kemiringan kecil
24

menuju pantai yang sangat datar (kemiringan kecil). Plunging


terjadi apabila kemiringan gelombang dan dasar

laut besar

sehingga gelombang pecah dengan puncak gelombang memutar


dan massa air pada puncak gelombang akan terjun kedepan.
Surging terjadi pada pantai dengan kemiringan yang sangat besar
seperti yang terjadi pada pantai berkarang. Daerah gelombang
pecah sangat sempit, dan sebagian besar energy dipantulkan
kembali kelaut dalam. Gelombang pecah tipe surging ini mirip
dengan plunging, tetapi sebelum puncak terjun, dasar gelombang
sudah pecah.

25

BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Perencanaan pelabuhan harus memperhatikan kebutuhan akan
pelabuhan dan mempertimbangkan unsur ekonomi, politik. volume
perdagangan melalui laut, dan adanya hubungan daerah pedalaman
baik melalui darat maupun air. Diharapkan perencanaan dapat
mempertimbangkan perkembangan zaman.
Selain itu agar pelabuhan nantinya sesuai dengan fungsi,
kapasitas dan tujuan

maka dalam merencanakan pelabuhan harus

memperhitungkan berbagai aspek, yaitu pelabuhan itu sendiri, kapal


yang akan menggunakan pelabuhan, kondisi topografi dan dan
batimetri.

B. SARAN
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Jika ada kesalahan, kami
butuh kritikan dari teman-teman agar kami dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan
tersebut. Amiiiinn..

26

DAFTAR PUSTAKA

Triatmodjo, Bambang. (2010), Perencanaan Pelabuhan. Yogyakarta, Fakultas Teknik


Universitas Gadjah Mada.
Kramadibrata, Soedjono. (2001), Perencanaan Pelabuhan, Bandung, ITB.

27

Anda mungkin juga menyukai