(1)

CHOQUETTE
&
PRAY
(1970)
MENGKLASIFIKASIKAN
BERDASARKAN SELEKTIVITAS FABRIK DAN GENESA
1. POROSITAS FABRIC-SELECTIVE PRIMER
POROSITAS YG BERHUBUNGAN DG KOMPONEN TEKSTURAL YG
BERKAITAN DENGAN LINGKUNGAN PENGENDAPAN DAN FASIES.
TIPE-TIPE :
A. POROSITAS INTERPARTIKEL (POTENSI GOOD)
- TERDAPAT DIANTARA BUTIRAN
- TERGANTUNG PD DERAJAD PEMILAHAN, GRAIN PACKING
(KUBIK - 47%, RHOMBIK - 26%) DAN BENTUK BUTIR (BUTIRAN TAK
TERATUR MEMBENTUK PACKING LONGGAR DAN POROSITAS YG
LEBIH BESAR)
- PERMEABILITAS SEMAKIN BAGUS JIKA BUTIRAN SMKN KASAR,
SORTASI SEMAKIN BAGUS DAN PACKING SEMAKIN LONGGAR
- PERMEABILITAS DAN POROSITAS BERKURANG DG ADANYA
SEMENTASI
B. POROSITAS INTRAPARTIKEL
- TERDAPAT DI DLM BUTIRAN (KAMAR FORAM, ZOECIA DR
BRYOZOA ATAU DIANTARA SEPTA KORAL)
- PERMEABILITAS JELEK KRN PORI DLM BUTIRAN TDK SALING
BERHUBUNGAN
2. POROSITAS FABRIC-SELECTIVE SEKUNDER
POROSITAS YG BERHUBUNGAN DG KOMPONEN TEKSTURAL
BATUAN TETAPI TERBENTUK SETELAH PROSES SEDIMENTASI DAN
BERKAITAN DENGAN PROSES DIAGENESA, SPT DISSOLUSI.
TIPE-TIPE :
A. POROSITAS MOLDIC
- TERBENTUK KRN PELARUTAN BUTIRAN, SEPERTI BIOKLAST,
PELLET, OOID DAN INTRAKLAST. DAPAT TERJADI JIKA ADA
PERBEDAAN TINGKAT KELARUTAN ANTARA BUTIRAN DENGAN
MATRIKS ATAU SEMEN DI SEKELILINGNYA.
- BISA MEMBENTUK POROSITAS YANG BESAR TETAPI
PERMEABILITASNYA
KECIL
KRN
PORI
TDK
SALING
BERHUBUNGAN.

B. POROSITAS INTERKRISTALIN (POTENSI GOOD)

- MRPK POROSITAS YG BERKEMBANG DIANTARA KRISTAL YG
TERBENTUK
KARENA
PROSES
REKRISTALISASI
ATAU
DOLOMITISASI.
- PERMEABILITAS BERVARIASI TERGANTUNG UKURAN KRISTAL,
SMKN HALUS UKURAN KRISTAL PERMEABILITAS SMKN KECIL.
3. POROSITAS NON-FABRIC-SELECTIVE SEKUNDER
MRPK TIPE POROSITAS YG TDK BERHUBUNGAN DG KOMPONEN
TEKSTURAL BATUAN DAN SEMUA PORI TERJADI SECARA
SEKUNDER.
TIPE-TIPE :
A. REKAHAN
B. BREKSIA
C. STYLOPOROSITY
D. VUGGY,
CAVERN
DAN CHANNEL
(KALO POROSITAS &
PERMEABILITAS
BESAR,
POTENSI
BAGUS)

(2)

A. HUBUNGAN ANTARA POROSITAS VS KEDALAMAN

- PADA SAAT TERENDAPKAN SEDIMEN KARBONAT MEMPUNYAI
POROSITAS 40-70%, SEMENTARA BAT KARBONAT HANYA MEMP.
POROSITAS BEBERAPA PERSEN.
TREND UMUM DLM EVOLUSI RESERVOIR KARBONAT ADALAH
PENURUNAN KUALITAS KRN SEMENTASI DAN KOMPAKSI.
BATUAN KARBONAT DG POROSITAS 4-5% BISA MEMPRODUKSI
MIGAS.
- AIR KONAT YG TERJEBAK DLM PORI-PORI BATUAN PD SAAT
PENGENDAPAN TDK MUNGKIN MEMBENTUK POROSITAS
SEKUNDER KRN FLUIDA INI AKAN SEGERA MEMBENTUK
KESETIMBANGAN DG MATERIAL DISEKITARNYA.
- KENAIKAN SUHU AKIBAT PEMBEBANAN AKAN LEBIH
CENDERUNG
MENYEBABKAN
TERJADINYA
PRESIPITASI
MINERAL KARBONAT BUKAN DISOLUSI.
- PEMBENTUKAN POROSITAS SEKUNDER HANYA TERJADI JIKA
ADA TAMBAHAN ATAU PERKOLASI FLUIDA TDK JENUH, SEPERTI
AIR METEORIK ATAU AIR YANG BERASAL DARI KOMPAKSI
SERPIH.
- DECARBOXYLASI MATERIAL ORGANIK DLM SEDIMEN SELAMA
PEMBEBANAN DAPAT MENGHASILKAN CAIRAN YG DPT
MELARUTKAN SEDIMEN KARBONAT SEHINGGA MEMBENTUK
POROSITAS SEKUNDER.
- DR SUATU STUDI PD BATUAN KARBONAT MESOZOIK HG
PLEISTOSEN (LIHAT GBR.) MENUNJUKKAN POROSITAS AWAL DI
PERMUKAAN 41.73%, PADA KEDLMAN 12.000 FT TURUN MENJADI
10% DAN PD KEDLMAN 18.000 FT MENJADI 5%.
- TDK ADA PERBEDAAN SISTEMATIK ANTARA POROSITAS
BATUAN BERUMUR TUA DG BATUAN BERUMUR MUDA.
PENGURANGAN POROSITAS MRPK FUNGSI KEDALAMAN BUKAN
UMUR BATUAN.

(2)

B. LERENG (SLOPE)
- TERLETAK DI ATAS BATAS BAWAH AIR YG TEROKSIGENASI DAN
DI ATAS SAMPAI DI BAWAH WAVE BASE.
- KEMIRINGAN LERENG SEKITAR 40 DAN BIASANYA TIDAK
STABIL.
- PROSES DEPOSISI : DIDOMINASI OLEH TRANSPORTASI
SEDIMEN DR TEPIAN PAPARAN KE ARAH LAUT OLEH PROXIMAL
TURBIDITY ATAU HIGH DENSITY SEDIMENT GRAVITY FLOW DAN
SLIDE/SLUMP.
- PARTIKEL BERBUTIR HALUS TERENDAPKAN SECARA SUSPENSI
MEMBENTUK LAPISAN TIPIS MUDSTONE SEMENTARA SLUMP,
DEBRIS FLOW DAN ARUS TURBID MENGENDAPKAN SEDIMEN
BERBUTIR KASAR, SEPERTI BREKSI, KONGLOMERAT ATAU
PASIR KARBONAT.
- POLA FASIES DIPENGARUHI OLEH RELIEF TEPIAN PAPARAN.

(3)

FASE AWAL DIAGENESA (EOGENESIS)

(4)

MODEL
DOLOMITISASI
SUBTIDAL-SUPRATIDAL
DAN
PENGENDAPAN SULFAT
- MODEL INI DIDASARKAN PD TRANSPORT SEDIMEN KARBONAT
KE PANTAI OLEH BADAI ATAU ARUS PASANG SURUT YG
MENGHASILKAN PROGRADASI DR LINGKUNGAN TIDAL FLAT KE
SUBTIDAL. INTERVAL SUBTIDAL TERDIRI DR MUDSTONE,
WACKESTONE, PACKSTONE DAN GRAINSTONE.
SEDIMEN INTERTIDAL DAN SUPRATIDAL BERSIFAT MUDDY.
SIKUEN VERTIKAL YG TERBENTUK : PERSELINGAN ANTARA
SEDIMEN TERDUKUNG LUMPUR DG SEDIMEN TERDUKUNG
BUTIRAN PD LINGKUNGAN SUBTIDAL YG DITUTUPI OLEH ALGAL
MATS DR LINGKUNGAN INTERTIDAL & WACKESTONE SERTA
MUDSTONE DG STRUKTUR MUDCRACK ATAU DESICCATIONCRACK PD INTERVAL SUPRATIDAL.

- SERING TERJADI DOLOMITISASI SERTA PENYEMENAN OLEH

GIPSUM DAN ANHIDRIT PD SIKUEN SUBTIDAL-SUPRATIDAL.
DOLOMITISASI GRAINSTONE PD INTERVAL SUBTIDAL AKAN
MEMPERTAHANKAN PORI INTERGRANULAR, PADA SAAT
TERJADI SEMENTASI OLEH ANHIDRIT AKAN TERBENTUK UNIT
YG PERMEABEL.
DOLOMITISASI
PD
SEDIMEN
MUD-SUPPORTED
AKAN
MENGUBAH BATUGAMPING MUD-SUPPORTED YG KEDAP
MENJADI UNIT YG PERMEABEL KRN PEMBENTUKAN KRISTAL
DOLOMIT
BERUKURAN
BESAR
DAN
POROSITAS
INTERKRISTALIN. HASIL : TERBENTUK DUA UNIT ALIRAN PADA
INTERVAL SUBTIDAL, YAITU UNIT ALIRAN DOLOMUDSUPPORTED DAN DOLOGRAIN-SUPPORTED.