I. HEMOPOESIS =
WHO HB < 13 gr % untuk , dewasa tdk hamil 12 gr%, hamil 11gr%, klinik
HB < 10 gr%,(berat<6 gr%,sedang<8 gr%) angka ini dipengaruhi oleh (kelamin
umur, kehamilan, ketinggian tempat tinggal diatas permukaan laut). Debilita
kronik kesejahteraan sosial dan ekonomi & fisik.
Anemia ringan : asimtomatik sering tidak dikenali !
Anemia :
Gejala peny.dasar :
2. Lab:
-
c. gejala menonjol
Ideal : klinis & Lab !
3. Terapi :
Kriteria
< 25 %
hitung neutrofil < 500 / L
hitung trombosit <20.000/L
hitung retikulosit absolut
< 60.000/L
sama seperti diatas kecuali neutrofil
< 200 / L
Sumsum tulang hiposelular namun
sitopenia tdk memenuhi kriteria
berat
- Etiologi :
- Manifestasi klinik:
Perdarahan
Badan lemah
Pusing
Jantung berdebar
Demam
Nafsu makan berkurang
Pucat
Sesak nafas
Penglihatan kabur
Telinga berdengung
83
30
69
36
33
29
26
23
19
13
Pucat
100
- Perdarahan
Kulit
Gusi
Retina
Hidung
Saluran cerna
Vagina
- Demam
- Hepatomegali
- Splenomegali
63
34
26
20
7
6
3
16
7
0
Terapi :
Imunosupresif atau transplantasi SST
- Usia pasien muda donor saudara yg cocok faktor risiko infeksi aktif atau
beban transfusi dianjurkan transplantasi SST atau immunosupresi .
- TST (umur muda neutrofil ) imunosupresi (umur tua, neutrofil )
- Imunosupresi ATG ( Anti thymocyte globulin) / kuda & kelinci lebih
unggul dpCsA, kombinasi lebih baik !
- ALG ( antilymphocyte globulin)
- G-CSF ( granulocyte colony stimulating factor) memulihkan neutopenia
- CsA (cyclosporin A)
ATG kelinci 3-5 mg / Kg / hr 5 hr + CsA (12-15 mg/Kg bid)
Respon terhadap ATG + CsA = prognosa baik !
Siklofosfamid dosis tinggi lini pertama. Kasus2 tertentu !
Tidak respon CsA : salah diagnosa, under treatment, patogenesis non imun
kelelahan cadangan sel2 asal sebelum pemulihan hemopoeitik.
- Steroid anabolik
Kombinasi : steroid + ATG remisi 46 %, ATG + Steroid + CsA : 70 %
Dosis : methil prednisolon 5 mg oral / /Kg BB / hr selama 3 bln, seminggu
berangsur dikurangi selama 3 minggu dosis CsA 6 mg oral / Kg/BB / hr
selama 3 bln.
Transplantasi SST
Terapi imunosupresif
ada respon
ada respon
Kambuh
Ulangi terapi
imunosupresif
Tidak kambuh
Follow up
teratur
Faktor pertumbuhan
hematopoietik atau
androgen atau matched
unrelated transplant
Respon TST :
1. Remisi komplit (bebas transfusi, granulosit > 2000/mm3 ,
trombosit > 100.000 / mm2
2. Remisi sebagian (granulosit<2000/mm3,trombosit<100.000/mm3
3. Refrakter : tidak ada perbaikan
Relaps ATG + CsA induksi + dosis pemeliharaan CsA diikuti
reinduksi relaps 35 % selama 7 thn dng prognosa baik.
ATG kelinci lebih baik dari ATG kuda.
Gol.penyakit
S1
TIBC
ST %
Feritin
Header
1. Thalasemia
N/
> 15
N/
N/
> 15
3. A Sideroblastik
N/
N/
> 15
4. Penyakit Kornik
N/
N/
> 15
5. A. defesiensi besi
< 15
TERAPI :
a. Kausal: cacing tambang , hemoroid, pengobatan menohargia
b. Pemberian pereparat besi !
oral :
parenteral : efektif, resiko besar dan mahal. Indikasi tdk berhasil dgn oral
1. Intoleransi,
2. Kepatuhan
3. Ggn pencernaan
4. Penyerapan /gastrektomi
5. Kehilangan darah banyak (telengiectasiherediter hemoragik)
6. Kebutuhan besi banyak
7. Def. besi fungsional relatif pemberian eritropoetin
Preparat tersedia :
1. iron dextran complex, 2. iron sorbitol citric acid complex
3. iron ferric gluconate (terbaru aman )
- IM /nyeri !
4. iron sucrose (lebih aman)
- Anafilaksis jarang 0,6%
plebitis
Rumus: (15-Hb sekarang) x BB x 2,4 + 500 / 1000
- pengobatan lain : - Diet tinggi protein / hewani
- Vit C 3x100 gr, absorpsi besi!
- Transfusi indikasi:PJA,anemia dgn simtom berat PRC !
- perlu pengobatan Hb cepat, kehamilan smester 3
Response terhadap terapi besi : Reticulositosis ( retikulosit ) minggu I,
puncak pada hari ke 10, normal lagi hari ke 14. Kenaikan Hb 0,15 gr/hr atau
2 gr /dl. Hb normal setelah 4 minggu.
Bila tdk respon: - tidak patuh makan obat,
- dosis kurang
- masih ada perdarahan/penyebab, - ada penyakit kronis
- diagnosa salah
evaluasi kembali !
insidensi anemia : pencegahan !
Pencegahan :
- Pendidikan kesehatan : - alas kaki, jamban, kesehatan lingkungan, gizi
- Pemberantasan cacing tambang.
- Pemberian preparat besi : ibu hamil & anak balita
- Mencampurkan zat besi pada makanan susu ( fortifikasi besi)
Etiologi :
Fe Plasma (mg/L)
TIBC
% Saturasi
Fe di Makrofag
Serum Feritin
Reseptor Serum
transferin
Normal
Anemia
Defisiensi Fe
Anemia penyakit
kronis
70-90
250-400
30
++
20-200
8-28
30
> 450
7
10
> 28
30
< 200
15
+++
150
8-28
Gambaran klinik :
- Tertutup oleh penyakit dasar / asimtomatik walaupun (Hb : 7-11 gr / dl),
bila disertai demam atau debilitas fisik meningkat simtomatik !
- Lab normokrom normositer anemia, bisa hipokrom mikrositer.
(hipokrom MCHC < 31 gr / gk, mikrositer, MCV ( 80 fl )
Terapi :
- Penyakit dasar / infkesi (tidak ada terapi efektif)
- Transfusi bila ada ggn hemodinamik WB,PRC TD,Nadi,Takikardi,Hb, Ht.
Transfusi agak lebih proaktif bila mengancam jiwa penderita (MCI,
kanker ) menurunkan angka kematian secara bermakna
- Praparat besi (kontroversial) pendukung pemberian : mencegah
pembentukan TNF belum direkomendasi eritropoetin (kanker, GGK,
mieloma multiple, HIV, AR) eritropoetin (,) dan darbopoetin)
menghindaridari transfusi menekan inflamasi (TNF alfa,interferon
gamma)
ES : proliferasi sel sel kanker ginjal, serta meningkatkan rekurensi kanker
kepala dan leher Hati 2 !. Hb 10-11 gr %
4. ANEMIA MEGALOBLASTIK
Anemia ditandai sel megaloblastik defisiensi vit B12 & asam folat ggn
sintese DNA dan ggn hemopoietik. Selularitas SST produksi sel darah
merah eritropoitik tidak efektip.
Peny.usus halus + hati (ggn sirkulasi enterohepatik) gangguan absorbsi
asam folat
Klasifikasi :
Defisiensi Kobalamin
- Asupan kurang vegeatrian (jarang )
- Malabsorbsi
- Achlorhidria gaster, gastrektomi
- Anemia pernisiosa / gastrektomi total
- Ggn ileum terminalie
- Obat PAS, kolkisin, neomicin
- Lain2 : NO anesthesia > 6 jam terutama berulang-ulang
Defisiensi asam folat
- Asupan tidak adekuat ( peminum alkohol, usia muda / bayi)
- Keperluan meningkat malabsorbsi dan metabolisme terganggu.
- Obat 2an :
mengganggu metabolisme DNA 5 FU merkatopurin,
azatioprin, acyclovir
- Malabsorbsi sprue tropical dan non tropical
obat : phenytoin, ethanol, barbiturat, terapi 8 minggu
1/ kebutuhan meningkat hamil, bayi, keganasan
- Idiopatik
Diagnosis :
Fisik + Lab (Hb, Ht, retikulosit, lekosit, trombosit, hitung jenis , LED) + SST+
Vit B 12, serum folat , MCV > 100 fl.
SST : hiperseluler, penurunan rasio mieloid/eritroid dan berlimpah besi
Terapi :
Def kobalamin :
- Oral kurang baik ( tidak patuh / compliance )
- IM 1000 ug kobalamin / minggu 8 minggu / bulan selama hidup
Retikulosis mulaihari ke 4 , puncak hari ke 7)
Asam folat :
- Oral 1 mg / hari atau 5 mg /hari . Retikulosis hari ke 4 parenteral tidak perlu
Kesimpulan :
II.
III.
IV.
V.
Diagnosa :
- Direk Antiglobulin Test (Direct Coombs Test) : sel eritrosit dicuci
dari protein2 yg melekat dan direaksikan dgn antiserum anti bodi
monoclonal terhadap imunoglobulin dan fraksi komplemen, IgG
dan C3d, bila pada permukaan sel terdapat salah satu atau kedua IgG
dan CD3 aglutinasi
- Indirect Antiglobulin Test (Indirect Coombs Test) : untuk
mendeteksi autoantibodi yg terdapat pada serum direaksikan sel2
reagen, imunoglobulin pada serum akan melekat pada sel2 reagen
dapat dideteksi dgn antiglobulin sera dengan terjadinya aglutinasi.
162. DASAR TD :
- Komponen darah
- Risiko
- Indikasi
- Pencegahan dan penanganan komplikasi
- Donor darah /resipien
Resiko Transfusi
I. Risiko / komplikasi transfusi : 6,6% resipien (55% demam, 14 %
menggigil tanpa demam, 20 % alergi urtikaria, 6 % hepatitis
serum positif, 4 % hemolitik, 1 % overload sirkulasi )
II. Resiko transfusi berulang banyak.
1. Demam :
antibodi leukosit / trombosit atau senyawa pirogen
Mencegah : cross match antara leukosit donor dengan serum resipien pada
transfusi lekosit.
- sedikit lekosit > 90 % jumlah leukosit dibuang
- mikrofiltrasi leukosit pori 40 mm jlh leukosit berkurang 60%
- pemberian prednison 50 mg atau lebih sehari atau 50 mg kortison oral
setiap 6 jam / 48 jam sebelum transfusi,aspirin 1 gr saat mulai
menggigil atau 1 jam sebelum TD mencegah demam
2. Allergi :
Patogenesa:
4. Penularan penyakit ( HIV (1982), Hep B/C, virus lainnya. Skrining donor
terhadap HIV/AIDs / perilaku resiko tinggi seks.
Bakteri dapat mengkontaminasie eritrosit dan trombosit penyebab lain infeksi
dan sepsis pada TD.
5. Bakteri : Yersinia enterocolitica di USA / Selandia Baru 1 per 1 juta s el
darah merah dan 1 per 65000 unit sel darah merah. Resiko berhubungan
langsung dgn lamanya penyimpanan, Resiko sepsis akibat transfusi
trombosit 1 per 12000, lebih besar bila menggunakan konsentrat dari
beberapa donor dibandingkan dgn donor tunggal (Staphylococus aureus,
Klebsiella pneumoniae, Serratia marcesens dan Stahpyococcus epidermidis)
dapat menyebabkan kematian.
INDIKASI :
KONTRA INDIKASI :
- WB tidak diberikan pada anemia - kronik yang normo volemik atau
hanya untuk meningkatkan sel darah merah (infeksi cacing tambang !)
- Tidak ada indikasi TD untuk profilaksis :
Ambang batas untuk transfusi untuk tindakan operasi :
a. Hb 7-8 gr% kecuali penyakit kritis
b. ambang batas kasus operasi Hb 8 gr%, 10 gr % untuk kasus iskemia
- 1 unit WB akan meningkatkan Hb sekitar 1 gr / dl atau Ht 3 - 4 %.
Tetesan setiap unit + 4 jam. 6 jam paska TD belum ada perubahan
kapasitas pengiriman oksigen (ICU)
GOLONGAN DARAH :
-
Antigen
A
B
A dan B
(-)
Anti bodi
Anti B
Anti A
(-)
Anti A, Anti B, Anti A,B
Kontrol Rh
Negatif
Negatif
Positif
Tipe Rh
D+
D- (d)
Harus diulang atau diperiksa dgn Rh0(D)
typing (saline tube test)
DONASI DARAH
Syarat :
1. KU baik, usia 17 - 65 thn, BB > 50 Kg. Tanda vital : N, lesi kulit (-). TD 100/50
sampai di 180/90
2. Donasi terakhir minimal 8 minggu
3. TBC aktif (-) / asma (-), paska bedah besar > 6 bln, 3 hari setelah ekstraksi gigi
/ bedah mulut
4. Riwayat kejang / epilepsi (-)
5. Riwayat perdarahan (-)
6. Penyakit menular melalui darah (-) ( malaria, Hep B/C, HIV / AIDs)
Malaria :
Minor :
Komponen darah :
- Darah utuh(WB)
- Sel darah merah pekat (PRC)
SDMP Sedikit Leukosit (PRC Leukosit Reduced)
SDMP Cuci (PRC Washed)
SDMP Beku (PRC Frozen)
- Trombosit Pekat (Concentrate Platelets)
Trombosit dgn sedikit lekosit / Platelet Leukosit Reduce)
- Granulosit Feresis (Granulocyte Pheresis)
SEL DARAH MERAH PEKAT CUCI (Packed red blood cell washed)
SDM yg dicuci dgn NaCl 0,9 memiliki Ht 70-80 % vol 180 cc, membuang
seluruh plasma (98%), menurunkan konsentrasi leukosit, trombosit serta
debris24 jam /1-60 C (karena pembuatan sistem terbuka)
Indikasi : - mencegah allergi berat/ allergi berulang
- transfusi neonatal / intrauteri
Pemrosesan terbuka
Berisi trombosit, leukosit, sel darah merah dan plasma, diperoleh dgn
sentrifuge WB segar atau tombofaresis.satu kantong trombosit pekat
berasal dari 450 cc WB donor berisi 5,5 x1010 trombosit volume 50 ml
Satu kantong dgn cara tromboferesis 3x 10 11 trombosit setara dgn 6
kantong trombosit dari donor biasa, dapat disimpan 20-24 0 C dgn
kantong darah biasa diletakkan pada alat rotator / agitator selalu
bergoyang / berputar = 3 hr, kantong darah khusus = 5 hr
Cara pemberian :
IMUNOGLOBULIN :
KI : Riwayat def IgA (dgn anti IgA) atau terjadinya reaksi anafilaksis
berat terhadap plasma. Sediaan IM jarang diberikan IV/ karena
mengandung agregat imunoglobulin yg mengaktifkan komplemen
serta sistem kinin reaksi anafilaktik.!
Dosis dan cara pemberian tergantung indikasi, karakter pasien serta
sediaan yg digunakan (IM/IV) :
-
Sumber darah :
1. Konvensional atau darah keluar saat operasi atau trauma <
450 cc atau 12 % dari estimasi vol darah dan kadar
Hb 11 gr % atau lebih
2. Donasi frekwensi minimal 4 hr sekali.
3. 8 unit WB dapat diambil dari seseorang dalam 20 hari tanpa
manifestasi klinik apapun dgn pemberian suplemen besi oral
kepada donor.
4. Darah yang diselamatkan selama operasi atau setelah
trauma dikumpulkan dari dalam tubuh dengan alat dan
dikembalikan pada pasien setelah filtrasi bila belum
ditransfusikan segera unit darah dikumpulkan dan diproses
secara steril dgn alat koleksi darah intra operatif dicuci dgn
NaCl 0,9 disimpan 6 jam suhu harus atau 24 jam suhu 1-60 C
165. AFARESIS :
Hemaferesis
Jenis Afaresis :
terapeutik
COBE SPECTRO
Jenis mesin aferesis COBE SPECTRO
RSKD Jakarta
Allogenic : Efek : GVHD sel darah putih donor mengenali sel kanker
yg tersisa ditubuh pasien dan menghancurkannya.
- sebelumnya diberikan 5 g / Kg rh6-CSF / hr sub kutan
selama 5 hr
- untuk memperoleh jumlah sel asal lebih banyak pada
darah tepi (PBSC)
Kemoterapi dosis tinggi
Autologus ...1-5 hr
10-15 hr
5 gr/Kg BB rh 6-CSF
Leukosit 2 juta / cc
Leuofaresis diulang 5 x utk
memperoleh CD 34 total 2
juta / cc
Kelebihan cairan
Transfusi pada anemia waktu 6 jam gagal jantung kelebihan cairan
oedem paru transfusi pada orang tua 2 cc darah / Kg/BB / jam ).
2.
Transfusi masif.
Metabolik :
a. Darah simpanan ditransfusikan dgn cepat ion K pada GGK, syok
dgn asidosis, hemolisis komplikasi TD !
b. Hipotermia : darah dingin diinfuskan : asidosis, hipoksemia,
hipotermia, hipokalsemi. Hipo & hiperkalemia dapat terjadi dgn resiko
aritmia jantung.
c. Pengenceran : pemberian transfusi darah menyebabkan pengenceran
darah resipien (trombosit, faktor koagulasi yang labil).
Bila pasien sepsis renjatan dan koagulasi intravaskuler penyakit
bertambah berat.
d. - Emboli udara : terutama wadah darah gelas bila plastik tidak
dijumpai reaksi ini
- Flastik dari bahan PVC / dijumpai reaksi ini phthalate lifolitik
keracunan !
- Hemosiderosis : TD berulang
180. TROMBOSIS
Defenisi : proses pembentukan trombus atau adanya trombus / bekuan
darah (fibrin dan sel darah) dalam 1. pembuluh darah arteri/putih
(fibrin + trombus), 2. vena/merah (fibrin + sel darah merah),
3. ruang jantung atau 4. mikrosirkulasi dgn komplikasi obstruksi
atau emboli. Trombosis pada organ paru, jantung dan otak.
Harus dipahami dasar hemostasis. Penyebab kematian di USA
2 juta kematian / thn akibat trombosis arteri, vena dan komplikasi
60.000 emboli paru. (1 per 2000 atau lansia 1 per 500).
-
Darah bentuk cair (sel darah + plasma darah) oleh pengaruh faktor
hemostatis primer / sekunder / tersier. Bila timbul ggn pembuluh darah
atau darah terjadi perdarahan / keluar darah dari pembuluh darah atau
pembekuan darah / trombosis.
Primer :
PENYEBAB TROMBOSIS
Gangguan pada
Arteri
Aterosklerosis
Merokok
Hipertensi
Diabetes Melitus
Kolesterol LDL
Hipertrigliserida
Riwayat trombosis
pada keluarga
Gagal jantung kiri
Kontra sepsis oral
Artroskopi
Trauma
Keganasan
Imobilisasi
Sepsis
Estrogen
Lipoprotein (a)
Polisitemia
Sindrom
Hiperviskositas
Sindrom
Leukostasis
Obesitas
Varicose vain
Sindrom pascaflebitis
Kontrasepsi oral
Operasi (umum)
Operasi Ortopedi
Estrogen
Patogenesa :
Stres
Bakteri & virus
Endotoksin
Sitokin Enzim
hemodinamik
ADA
Kompleks imun
Rokok
Kolesterol
ENDOTEL
PATOGENESA TROMBOSIS
MEKANISME PROTEKSI
STIMULASI TROMBOGENIK
TROMBOSIS
Mekanisme stimulasi trombogenik
1. Stimulasi berlebihan disertai mekanisme Proteksi N Trombus!
2. Stimulasi trombogenik N disertai mekanisme proteksi Trombus
Trombus arteri: - umur & obesitas
- inflamasi, CRP
- genetik, kelamin
- Kondisi sistemik,
- merokok,diet,kurang OR
hipertensi,hiperlipidemia
- Faktor lokal, DM
Trombosis
a serebral : TIA dan stroke iskemik
a. coronari : AP, MCI
a. perifer : nekrosis / ganggren dan klaudikasio intermiten
Trombosis
VTE
3 x lipat
- Umur : pada lansia VTE /emboli paru hasil otopsi lansia > muda
VTE pada lansia
- Obesitas : IMT > 20.9 Kg / m2 (RR 3 utk pulmonal yg bergejala dlm suatu
kesehatan perawatan)
tombo embolik vena, USA : > , Swedia =>
Inggris:kematian akibat emboli paru >,50% lebih pada
- Riwayat VTE + paska operasi VTE
- Kelamin :
189.
DIAGNOSIS :
1. DVT : anamnese + fisik, Lab, radiologi
- Fisik : - kaki bengkak dan nyeri teraba pembuluh darah superficial / Tanda
Homan
- riwayat peny. Sebelumnya / keluarga - faktor risiko ?
- Lab : D-dimer trombosis aktif (sensitip 93% bukan spesifik 77%), nilai
prediksi negatif 98 % trombosis proksimal/dearah betis 70%
- Radiologi :
PENATALAKSANAAN :
1. Dvt : Tujuan penatalaksanaan DVT fase akut :
- Menghentikan bertambahnya trombus
- Membatasi bengkak yg progresif pada tungkai
- Melisiskan atau membuang bekuan darah (trombektomi) dan mencegah
disfungsi vena atau sindrom pasca trombosis (post thrombotic syndrome)
dikemudian hari
- Mencegah emboli
1. - Anti koagulan / UFH saat awal DVT
Direk
- Anti koagulan :
2. Trombolitik / fibrinolitik :
- lisis trombus secara cepat dengan mengaktifkan plasminogen plasmin
- hanya efektif fase awal
- pertimbangkan perdarahan 3 x lipat dibanding AK
- DVT oklusi total ! / iliofemoral.
Obat trombolitik : streptokinase, urokinase, recombinant tissure plasminogen
activator (tPA) pada kejadian emboli arteri, pada DVT angka kejadian
trombosis paska trombosis berkurang.
Indikasi :
- infark miokard akut
- emboli paru
- DVT
- Penyakit oklusi arteri kronik
KI :
Terapi trombolitik :
3. Anti Platelet Agregasi trombus dimulai oleh agregasi trombosit, oleh karena
itu obat anti agregasi trombosit pilihan utama :
aspirin
Pencegahan :
2.
190.
- bekerja langsung (direk) berfungsi langsung sebagai anti trombin III/AT III
- bekerja secara tdk langsung (indirek) mengahambat pembekuan darah dgn
memutuskan hubungan antara faktor 2 poembekuan II, VII, IX dan X
Kontra indikasi :
1. Absolut :
- perdarahan aktif
- perdarahan serebrospinal
- riwayat hipersensitivitas terhadap heparin
- riwayat adanya trombositopenia terinduksi heparin
- diatetis haemoragik
2. Relatif :
- ulkus peptikum
- paska operasi mayor < 5 hr
- perdarahan
- trombositopenia
- rambut rontok biasanya reversible
- osteoporosis berat fraktur
HEPARIN :
WARFARIN :
Lama pemberian :
- Trombosis vena asimtomatik: vena distal 4 minggu, vena proksimal:3 bulan
- Trombosis vena disertai faktor resiko berlanjut minimal 6 bulan
- Trombosis vena dgn faktor resiko bersifat sementara (operasi, immobilisasi)
4 minggu
Urokinase :
Trombositfibrinendothel uthsembuh
- stimulasi ?
- proteksi ?
KLINIS : umum :
jarang :
- perdarahan
- tindakan operasi dgn trombosit < 10.000.
Patogenesa :
Faktor Resiko TE :
1. Jenis keganasan : kanker pankreas 24-28 %, Paru 20-27%, kolon 3-18%,
gaster 12-13%, prostat 13-17%, payudara 2-8% tergantung pre - post
menopause
- Jenis histologi- adeno karsinoma musin TE
- Jenis kelamin : kanker kolon, prostat, paru
: kanker payudara, ovarium, paru
2. Kemoterapi:TE : 1. kerusakan akut dd pembuluh darah
(bleomisin, carmustin, vinka alkaloid)
2. Non akut endotel / doksorubisin
3. Kadar antikoagulan alamiah /CMF
3. Terapi hormonal : sifat intrinsik tamoksifen / TAM mirip estrogen
(agonis) faktor prokoagulan, menurunkan AT
III dan protein C
TE lebih tinggi kombinasi TAM dgn kemoterapi
di banding hanya kemoterapi TAM saja.
5. Operasi :
6 minggu
pemasangan
kateter
Terapi : VTE dgn anti koagulan pasien kanker dan non kanker sama
Pemberian LMEH subkutan /IV UFH hasil sama efektifnya.
LMWH (enoksaparin, reviparin) berdasarkan BB, 2xsehari lebih efektif
dari pada 1x sehari rawat jalan !
Pencegahan Sekunder : UFH/LMWH untuk mencapai INR 2-3,0 kanker
kekambuhan 8 %, non kanker 2-3 x lebih tinggi pasien
kanker .
Sulit memelihara tingkat terapeutik INR pada kanker
akibat kondisi inheren yg kompleks.
Lama Terapi : belum ada kesepakatan berapa lama pengobatan anti koagulan
harus diberikan pada pasien kanker => selama resiko VTE meningkat dgn
faktor predisposing dan exposing atau pasien kanker dgn metastase atau
non metastase dgn penyakit aktif => rekomendasi antikoagulan !.
KESIMPULAN
1. Kanker hiperkoagulasi 40-70 % pasien
2. Kejadian TE 3-28 % - jenis keganasan
3. Patogenesa trombosis pasien kanker : saling keterkaitan PCA,
sitokin, fibrinolisis dan interaksi sel tumor dan sel host.
4. Exposing risk kemoterapi, terapi hormonal, operasi dan jenis
serta lama anestesianya, pemasangan vena sentral, imobilisasi
dan jenis/stadium,predisposing factor (faktor resiko pasien:
obesitas, varises, kondisi trombofilia dan lainnya) => perlu
tidaknya rekomendasi anti koagulan.
Bukan kanker
1. Kegagalan SST
2. Imunodefesiensi
3. Talasemia, anemia sel sabit
4. Kelainan genetik non darah
Sumber sel asal / induk darah :
1. Sel SST-BMP (allogenik / autologus )
2. PBSC sel darah tepi
3. Tali pusat / UC (aspirasi darah tali pusat bayi baru lahir)(sel asal/sel
induk)
proses 1,2,3 dipisahkan oleh sperator darah pemrosesan sekunder
1. pemekatan ( konsentrasi sel asal/induk)
2. deplesi sel limfosit T
3. pembersihan dari sel tumor
4. pemilihan sel induk darah (sel CD34)
Kebehasilan transplantasi :
1. Memperoleh sel asal induk dari SST darah tepi dan tali pusat bayi baru
lahir
2. Pemisahan sel asal/ induk pemrosessan kedua/ pemekatan)
mengkonsentrasi sel asal / induk, deplesi sel limfosit T, pembersihan
sel asal induk dari sel tumor (sel CD 34)
3. Penilaian pengendalian kualitas & viabilitas sel asal darah yg didapat
4. Kriopreserfasi dan penyimpanan sel asal / induk darah
5. Pencucian sel asal / induk yang disimpan beku
6. Transplantasi sel asal / induk darah
Komplikasi Transplantasi :
Komplikasi tahap conditioning :
mukositis diare.
Oklusi vena hepatik
Pneumoni interstisialis Idiopatik
Leuko enselophati
Katarak
Keganasan sekunder :
Anjing diradiasi Chimera timbul keganasan sekunder 6 x populasi
normal. LNH, leukemia,tumor padat
Komplikasi infeksi:
1. Granulositopenia dini
2. Aspergilus fumigatus =>paru dan otak
3. Nasokomial akibat aspergilus
Sistem ventilasi/renovasi gedung terkontaminsasi aspergilus
HEPA High Efficiency Particulate Air , mengurangi infeksi
aspergilus.
Penggunan antibiotika gram positif stafilokokus epidermidis
multi resistensi !
Infeksi virus berat 3 - 4 bulan pasca transplantasi CMV diberi
gansiklovir + Ig .
Ig / profilaksis
Pemeriksaan Penunjang :
- lab darah rutin, anemia, eosinifilia, LED , flow cytometri
limfosit abnormal
limfositosis sirkulasi
Pentahapan :
Staging terapi dan prognosis
Cotswald Annarbor 1 regio kel. LN atau struktur jaringan
Stadium I limfoid (limpa, timus cincin Weldyeir atau keterlibatan 1
organ extra limfatik)
Stadium II :
Stadium III
III 1
III 2
Klasifikasi WHO : -
USA: 1996 15.5 / 100.000 penduduk >, usia puncak 80-84 thn
meningkat 5-10% / thn urutan ke 5.
Indonesia :
KGB : Korteks
parakorteks
- medulla
Limfosit B
- Folikel
- Pusat germinal
limfosit B
- Sentrum germinatum / pusat perkecambahan
- Sel Blas makrofag
Mutasi gen sel limfosit tua sel limfoma ! (yang tengah berada
dalam proses tranformasi menjadi imunoblas )
PENDEKATAN DIAGNOSTIK
- Anamnese :
umum :
pembesaran KGB + malaise
BB 10% dalam 6 bulan
keluhan anemia
keluhan organ (lambung/nasofaring)
penggunaan obat (Diphantoine)
khusus : penyakit autoimun (SLE, Sjogren, nasofaring)
kelainan darah
peny. Infeksi (toksoplasma, mononukleosis, TBC luas)
- Pemeriksaan fisik :
pembesaran KGB
kelainan / pembesaran organ
performance status : ECOG atau WHO / Karnofsky
- Pemeriksaan Diagnostik :
a. Laboratorium
rutin hematologi : - darah perifer lengkap,gambaran darah tepi
urinanalisis : - urin ruitn / lengkap
kimia klinik : SGOT,SGPT,LDH,Protein total, albumin,
asam urat,alkali fosfatase, gula darah puasa
dan 2 jam PP, elektrolitNa, K, Cl, Ca, P
khusus - gamma GT
- cholinesterase (CHE)
- LDH / Fraksi
- Serum protein elektroforesis (SPE)
- Imuno elektroforesis
- Tes Coomb
- B2 Mikroglobulin
FAKTOR PROGNOSTIK
0-5
TERAPI :
LNH Indolen
Indolen,std I,std II - kontrol peny.jangka panjang atau disease free
survival / masa bebas penyakit
- radiasi 2500-4000 cGy lokasi terlibat / nodul
berdekatan.
1. Iradiasi
2. Kemoterapi + radiasi
3. Extended / regional iradiasi
4. Kemoterapi wait & see
5. Sub total / total irradiasi lymphoid (jarang)
Indolen, stage II/III.IV :
- tanpa terapi / wait and see
- Rituximab (anti CD 20 monoclonal antibodi, Rituxan, Mab Thera)
first line therapy.
- Purine nucleoside analogs (Fludarabin)
- Alkylating agent Oral ( dgn atau tanpa steroid) : - siklofosfamid
- Korambusil
- Kemoterapi kombinasi :
Terapi eksperimental :
Anti bodi monoklonal dgn target Ag CD 23, 19, 20,22.
Antigen umum : CD 8, 40
Vaksin idiopatik , imun toksin, inhibitor selektif
Transplantasi SST autologus / allogenik
Indolen rekuren standar pilihan terapi :
- Terapi radiasi paliatif
- Kemoterapi
- Rituximab
- Transplantasi SST (tahap evaluasi)
LNH Agresif :
- LNH intermediate / High Grade terlokalisir
- Stadium I II ( Bulky) III, IV CHOP minimal 8 siklus
- LNH intermediate / high grade yg refrakter / relaps
- Pasien gagal mencapai komplit respons salvage dgn RT area
terkena tidak ekstensif
- Terapi pilihan : kemoterapi salvage diikuti transplantasi stem cell
autologus / PBSCT