Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH BIOLOGI

BIOTEKNOLOGI

SHAFIRA ALIFIANA ANDINI


XII IPA 3
SMA NEGERI 1 SANGATTA UTARA
Jl. A.Wahab Syahranie, Teluk Lingga
Sangatta utara, Kab. Kutai timur
Kalimantan Timur, 75611

LEMBAR PENGESAHAN
Makalah yang berjudul :
BIOTEKNOLOGI

Yang disusun oleh:


SHAFIRA ALIFIANA ANDINI
MOHAMMAD REZA E.S
CHINTYA FITRI PUSPITASARI
RIANTO PASHA
DICKY P.O
JAYNUDDIN
KELAS XII IPA 3

Telah diperiksa dan disetujui oleh


Guru pembimbing Biologi SMAN 1 Sangatta Utara
pada tanggal 28 Desember 2014

Mengetahui,
Pembimbing

Hosmadi, S,pd
NIP :

KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT, berkat rahmat dan
karunia-Nya, saya mampu menyelesaikan tugas makalah biologi yang di berikan
oleh guru pembimbing saya.
Makalah ini menjelaskan tentang BIOTEKNOLOGI yang di bahas pada
bab terakhir proses pembelajaran semester 2 ini. Uraian materi ini dibuat dalam
teks yang menarik, agar si pembaca tertarik untuk membaca makalah ini. Dengan
tujuan, yang membaca makalah ini diharapkan mengerti tentang materi yang
disampaikan.
Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan. Untuk itu saya mengharapkan saran dan kritikan dari pembaca demi
perbaikan.
Saya sebagai penyusun makalah ini, memohon maaf apabila ada materi
yang kurang jelas.

Sangatta, 28 Desember 2014


Penulis

Penulis

DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... 2
KATA PENGANTAR .................................................................................. 3
DAFTAR ISI .................................................................................................. 4
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................
-

1.1 Latar Belakang ............................................................................. 5

1.2 Tujuan .......................................................................................... 5

1.3 Ruang Lingkup Materi ................................................................. 5

BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................ 6


BAB III PEMBAHASAN ........................................................................... 14
BAB IV PENUTUP .........................................................................................
-

4.1 Kesimpulan ................................................................................ 17

4.1 Usul dan Saran ........................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 18


LAMPIRAN ................................................................................................ 19

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pernahkah kamu berpikir bagaimana para petani mendapatkan tanaman yang
tahan serangan hama atau seseorang yang memiliki sapi yang banyak
menghasilkan susu ? Kamu juga tentu pernah mendengar istilah rekayasa
genetika bukan ? Tempe, tanaman yang tahan terhadap serangan hama, sapi
yang banyak menghasilkan susu, yogurt, nata de coco, kecap merupakan hasil
dari rekayasa genetika yang merupakan hasil bioteknologi.
Bioteknologi telah banyak membantu manusia. Bahkan bioteknologi telah di
gunakan sejak ribuan tahun laludengan cara yang masih sangat sederhana.
Pada beberapa tahun terakhir, biteknolgi memacu perubahan beberapa bidang,
seperti bidang pertanian, peternakan, dan kedokteran.

1.2 Tujuan

Mendeskripsikan pengertian bioteknologi

Mengetahui penggunaan bioteknologi dalam kehidupan

Mengetahui perkembangan bioteknologi

1.3 Ruang Lingkup Materi

Rekayasa genetika, meliputi tumbuhan dan hewan.

Bioteknologi bidang industry, meliputi pangan dan minuman.

Bioteknologi reproduksi, hewan, tumbuhan dan manusia.

Bioteknologi kedokteran/farmasi/obat-obatan.

Bioteknologi bidang pertanian.

Bioteknologi bidang industry pertambangan.

BAB II
LADASAN TEORI
Pengertian Bioteknologi
Bioteknologi dari

asal

katanya

sendiri,

yaitu bio artinya

hidup

atau organisme hidup dan kata teknologi artinya suatu cara atau teknik. Kata
bioteknologi mulai muncul pada tahun 1917 dari seorang ilmuan asal Hungaria
yang bernama Karl Ereky untuk menjelaskan penggunaan gula bit hasil fermentasi
sebagai pakan ternak babi. Pemberian gula bit dapat meningkatkan produksi
ternak babi. Cara ini, disebut bioteknologi karena menggunakan gula bit dari hasil
fermentasi. Namun pada saat itu, orang belum tertarik untuk memahami istilah
bioteknologi. (Fahruddin, 2010: Hal 13)
Baru pada tahun 1961 Carl Goran Heden ahli mikrobiologi menerbitkan
jurnal ilmiah Biotechnology and Bioengineering, banyak mempublikasikan hasilhasil penelitiannya dalam jurnal tersebut yaitu mengenai pemenfaatan jazad hidup
dalam mengahasilkan berbagai bahan untuk kebutuhan manusia, kemudian
muncul definisi bioteknologi yang diartikan sebagai pemanfaatan jazad hidup
dalam industri untuk menghasilkan barang dan jasa. (Bioteknologi Lingkungan
Fahruddin, 2010: Hal 13)
Pada prinsipnya definisi tentang bioteknologi pada umumnya mengkaitkan
pada kegiatan mikroba, sistem dan proses biologi, dengan produksi barang dan
jasa atau yang mengkaitkan aktivitas biologis dengan proses tehnik dan produksi
dalam industri. Untuk lebih ringkasnya bioteknologi adalah ilmu terapan biologi
yang melibatkan disiplin ilmu mikrobiologi, biokimia, dan rekayasa genetika
untuk menghasilkan produk dan jasa. Organisme yang digunakan dalam
bioteknologi paling sering adalah mikroba seperti bakteri, kapang danyeast (ragi).
(Fahruddin, 2010: Hal 13)
Jenis-jenis Bioteknologi

Bioteknologi

dibedakan

menjadi

bioteknologi

konvesional

dan

bioteknologi modern.
a.

Bioteknologi Tradisional dan Konvesional


Aplikasi bioteknologi secara tradisonil, yaitu bioteknologi yang belum

mengenal adanya istilah genetika dan kloning. Bioteknologi ini seperti yang telah
dicontohkan di atas, adalah berupa pemanfaatan mikroba dalam fermentasi,
seleksi atau persilangan tradisional dibidang pertanian dan peternakan untuk
mencari bibit unggul. Selain pemanfaatan mikroba dengan menghasilkan produk,
bioteknologi tradisinal juga termasuk dalam tehnik seleksi di bidang pertanian dan
peternakan : yaitu pemilihan sifat yang sesuai dengan keinginan manusia melalui
hibridisasi dengan tujuan memperbaiki keturunan (Fahruddin, 2010: Hal 14).
Prinsip bioteknologi konvensional pada dasarnya untuk pemenuhan
kebutuhan dalam jumlah yang banyak dengan menggunakan metode tebaru untuk
mengembangkan produk (Fahruddin, 2010: Hal 14).
b.

Bioteknologi Modern
Prinsip bioteknologi modern lebih banyak menggunakan sumber genetik

yakni DNA organism yang telah dimanipulasi dan disebut rekayasa genitika.
Bioteknologi modern juga disebut bioteknologi generasi kedua, berkembang
setelah perang Dunia Kedua dengan memanfaatkan organisme hasil rekayasa
genetika, agar proses pengubahan dapat berlangsung secara lebih efiesien dan
efekti. Secara sederhana rekayasa genetika dapat diterangkan sebagai tehnik untuk
menghasilkan molekul DNA yang berisi gen baru sesuai yang diinginkan dengan
mengubah atau menambah molekul DNA pada gen (Fahruddin, 2010: Hal 15).

Perkembangan Bioteknologi
Bioteknologi, dari awal penerapannya sampai dengan tahun 1857,
disebut era bioteknologi non-mikrobiol. Karena pada masa itu belum diketahui
kalau fermentasi dilakukan oleh makhluk hidup. Produk lain dari bioteknologi
non-mikrobiol antara lain: anggur, bir, roti, keju, yoghurt, susu masam, sake, dan
sebagainya (Sutarno, 2000: 7.6).
Bioteknologi dimensi baru (bioteknologi mikrobiol dimulai sejak tahun
1957 setelah Louis Pasteur mengetahui kalau fermentasi, merupakan proses yang

dilakukan oleh makhluk hidup (Lee, 1983). Produk hasil fermentasi bioteknologi
era mikrobiol antara lain: tembakau, teh dan coklat yang difermentasikan
(Sutarno, 2000: 7.5).
Pada

tahun

1920,

proses

fermentasi

yang

ditimbulkan

oleh

mikroorganisme mulai digunakan untuk memproduksi zat-zat seperti aseton,


butanol, etanol dan gliserin. Feremtasi juga digunakan untuk memproduksi asam
laktat dan asam asetat (Apeldoorn,1981).
Setelah Perang Dunia II, dihasilkan produk bioteknologi lain yaitu
penisilin, dan diikuti oleh peningkatan penelitian mikroorganisme lain yang juga
dapat menghasilkan antibiotik dan zat-zat lain seperti vitamin, steroid, enzim, dan
asam amino (Sutarno, 2000: 7.5).
Produksi antibiotik membawa serta perbaikan di bidang teknologi
fermentasi, karena dapat menciptakan kondisi suci hama, dalam arti mampu
mengendalikan lingkungan fermentasi sedemikian rupa, sehingga dalam
lingkungan fermentasi tidak ada jenis mikroba lain selain mikroba yang
digunakan untuk fermentasi itu. Dengan demikian, mikroba tersebut dapat tumbuh
subur dan menghasilkan antibiotik secara optimum (Rehm, 1981).
Perkembangan yang pesat di bidang biologi molekuler dan biologi seluler
dalam beberapa dasawarsa terakhir ini, sepenuhnya menjadi dasar ilmiah utama
untuk perkembangan teknologi mutakhir. Teknologi enzim dan rekayasa genetic
mengantarkan ke suatu bioteknologi dimensi baru, yang berkembang dengan
sangat pesat. Era ini kemudian disebut era bioteknologi modern, sedangkan dua
era sebelumnya sering disebut sebagai era bioteknologi tradisional (Apeldoorn,
1981).
Penemuaan rekayasa genetika melalui teknologi rekombinan DNA
(deoxyribose nucleic acid = asam deoksiribonukleat/ADN, yang terjadi pada
tahun 1973 bertanggung jawab atas terjdinya perkembangan bioteknologi yang
demikian

pesat.

Teknik

ini

tidak

hanya

memberikan

harapan

dapat

disempurnakannya proses proses dan produk saat ini, tetapi diharapkan juga
mampu mengembangkan produk baru yang sebelumnya (dalam bioteknologi
tradisional) diperkirakan tidak mungkin dibuat dan memudahkan realisasi prosesproses lain yang baru pula (Sutarno, 2000: 7.6).

Tidak perlu diragukan bahwa teknologi rekombinan ADN merupakan


penyebab utama ketenaran bioteknologi pada saat ini. selain itu, harus ditekankan
bahwa teknologi rekombinan juga merupakan hal yang sangat penting untuk
perkembangan aktivitas dalam bidang lain yang esensial dan juga untuk
perkembangan bioteknologi. Subjek paling penting yang dipengaruhi oleh
perkembangan teknologi rekombinan ADN dalam bidang bokatalisator meliputi
isolasi, imobilisasi dan stabilisasi enzim, serta mobilisasi dan stabilisasi mikro
organism sebagai makhluk dan sebagai sel individual. Teknologi rekombinan
ADN juga berpengaruh dalam bidang imunologi, terutama dalam pembuatan
antibodi monoklonal, dalam teknologi fermentasi, dalam produksi, pengolahan
limbah dan bioelektrokimia (Sutarno,2000: 7.6).

Penerapan Bioteknologi dalam Kehidupan


1.

Pangan
Beberapa contoh bioteknologi tradisional di bidang pangan misalnya,

tempe dibuat dari kedelai menggunakan jamur Rhizopus, tape dibuat dari ketela
pohon dengan menggunakan Khamir Saccharomyces cereviceae, keju dan yoghurt
dibuat dari susu sapi dengan menggunakan bakteri Lactobacillus. (Rachmawati,
2009: Hal 154)
2.

Bidang Pertanian dan Perternakan


Beberapa contoh aplikasi bioteknologi modern dibidang pertanian sebagai

berikut.
a.

Padi Transgenik
Teknologi DNA rekombinan dapat dimanfaatkan untuk memperoleh

tanaman padi transgenik. Contoh tanaman padi rojolele transgenik yang mampu
mengekspresikan laktoferin dan tanaman padi yang tahan terhadap cuaca dingin.
Untuk mendapatkan tanaman padi yang tahan terhadap cuaca dingin caranya
dengan memasukkan gen tahan dingin dari hewan yang hidup di tempat dingin ke
dalam kromosom padi (Kusumawati, 2012: 179).
b.

Tembakau resistan terhadap virus


Teknologi DNA rekombinan juga dapat dimanfaatkan untuk memperoleh

tanaman tembakau yang tahan tehadap virus TMV (Tobacco Mozaic Virus).

Teknologi tersebut dikembangkan oleh Beachy, seorang ilmuan dari Universitas


Washington (AS). Plasmid Ti digabung dengan gen yang tahan terhadap penyakit
TMV, kemudian dimasukkan ke dalam kromosom tembakau. Kromosom tersebut
kemudian diperbanyak melalui teknik kultur jaringan. Hasil akhirnya adalah
tanaman tembakau tahan terhadap infeksi virus TMV (Kusumawati, 2012: 179).
c.

Bunga Antilayu dan Buah Tahan Busuk


Hormon pertumbuahan yang mengakibatkan bunga menjadi layu adalah

etilen. Kelayuan pada bunga terjadi akibat adanya gen yang sensitif pada mahkota
bunga. Jika gen tersebut diganti dengan gen yang kurang sensitif, kelayuan pada
bunga dapat ditunda. Dengan metode ini telah dikembangkan anyelir transgenik
yang mampu bertahan segar selama 3 minggu. Sementara itu, anyelir normal
hanya mampu bertahan selama 3 hari saja (Kusumawati, 2012: 179).
Hormon etilen juga merangsang pematangan buah. Jika aktivitas gen
penghasil etilen dapat dihambat melalui rekayasa genetika maka buah akan tetap
segar dalam waktu lama. Contohnya pada tomat Flavr Svr yang tahan busuk
(Kusumawati, 2012: 179).
d.

Tanaman Kapas Antiserangga


Tanaman kapas trasngenik antiserangga diperoleh dengan memasukkan

gen delta endotioksin Bacillus thuringiensiskedalam tanaman kapas melalui


teknik DNA rekombinan. Selanjutnya, tanaman tersebut akan memproduksi
protein delta endotoksin. Protein ini akan bereaksi dengan enzim yang diproduksi
oleh lambung serangga. Reaksi ini mengubah enzim tersebut menjadi racun.
Dengan demikian, serangga yang memakan tanaman tersebut akan mengalami
keracunan kemudian mati (Kusumawati, 2012: 179).
Adapun contoh pemanfaatan bioteknologi dalam bidang peternakan di
antaranya sebagai berikut :
a.

Sapi Perah dengan Hormon Manusia


Teknologi DNA rekombinan mampu menyisipkan gen laktoferin pada

manusia yang memproduksi HLF (Human Lactoferin) pada sapi perah. Dengan
penyisipan ini akan dihasilkan sapi yang mampu memproduksi susu yang
mengandung laktoferin. Contohnya sapi Herman (Kusumawati, 2012: 180).
b.

Bovin Somatotropin (BST)

10

Teknologi ini dilakukan dengan menyisipkan gen somatotropin sapi pada


plasmid. Escherichia coli untuk menghasilkan BST. BST yang ditambahkan pada
makanan

ternak

dapat

meningkatkan

produksi

daging

dan

susu

ternak(Kusumawati, 2012: 180).

3.

Bidang Kedokteran

a.

Antibiotik
Pembuatan antibiotik termaksud penerapan bioteknologi konvensional.

Antibiotik adalah senyawa yang dihasilkan oleh mikroorganisme yang


dimanfaatkan sebagai penghasil antibiotic.
b.

Insulin
Insulin merupakan hormon yang diproduksi oleh kelenjar pancreas dan

berfungsi mengatur kadar gula dalam darah. Melalui teknik rekayasa genitika,
insulin dapat diproduksi dalam jumlah banyak. Produksi insulin dibuat dengan
mencangkokkan gen yang mengkode insulin ke dalam plasmid bakteri. Bakteri
dengan DNA rekombinan ini kemudian membelah diri. Bakteri ini selanjutnya
akan memproduksi insulin yang dibutuhkan. Penyakit yang disebabkan oleh
kekurangan insulin disebut diabetes mellitus. Penyakit ini dapat diatasi dengan
memberikan insulin ke dalam tubuh. Oleh karena itu, insulin diperoleh dengan
mengambil kelenjar pancreas dari hewan untuk keperluan pengobatan diabetes
melitus (Kusumawati, 2012: 180).
c.

Vaksin Transgenik
Vaksin adalah siapan antigen yang dimasukkan ke dalam tubuh untuk

memicu terbentuknya sistem kekebalan tubuh. Pembuatan vaksin dilakukan


melalui teknik DNA rekombinan dengan mengisolasi gen yang mengkode
senyawa penyebab penyakit (antigen) dari mikrobia yang bersangkutan. Gen
tersebut kemudian disisipkan pada plasmid mikrobia yang telah dilemahkan
sehingga mikrobia ini menjadi tidak berbahaya karena telah dihilangkan bagian
yang menimbulkan penyakit, misal lapisan lendirnya. Mikrobia yang disisipi gen
tersebut akan membentuk antigen murni. Mikrobia ini dapat dibiakkan dalam
media kultur sehingga terbentuk antigen murni dalam jumlah yang banyak.
Apabila antigen ini disuntikkan kepada manusia, sistem kekebalan tubuh akan

11

membentuk antibody yang berfungasi melawan antigen yang masuk ke dalam


tubuh (Kusumawati, 2012: 181).
d.

Antibodi Monoklonal
Bioteknologi pembuatan antibody monoclonal menggunkan prinsip fusi

protoplasma. Fusi protoplasma dilakukan dengan menggabungkan dua sel dari


jaringan yang sama atau dari dua sel dari organism yang berbeda dalam suatu
medan listrik. Fusi tersebut menghasilkan sel-sel yang dapat menghasilkan
antibodi sekaligus memperbanyak diri secara terus-menerus seperti sel kanker
yang dinamakan antibodi monoklonal (Kusumawati, 2012: 182).
Pembuatan antibodi monoklonal dapat dijelaskan sebgai berikut. Kelinci
atau tikus terlebih dahulu disuntik dengan antigen kemudian diambil limpanya
(temat pembuatan limposit B). Sel-sel limfosit B inin kemudian didifusikan
dengan sel myeloma (sel kanker) melalui elektrofusi. Elektofusi adalah fusi secara
elektris dengan frekuensi tinggi yang mengakibatkan sel-sel tertarik satu sama lain
dan akhirnya bergabung. Sel-sel hasil fusi kemudian diseleksi untuk diidentifikasi.
Sel-sel yang telah diseleksi kemudian diinjeksi ke tubuh hewan. Dalam tubuh
hewan, sel-sel gabungan tersebut akan membentuk antibodi. Sel gabungan
tersebut juga dapat dibiakkan di dalam media kultur sehingga menghasilkan
antibodi dalam jumlah banyak (Kusumawati, 2012: 182).
Antibodi monoklonal dapat digunakan untuk mendeteksi kandungan
hormon korionik gonadotropin dalam urine wanita hamil. Dengan demikian,
antibodi monoklonal dapat digunakan untuk mengetahui adanya kehamilan.
Antibodi monoklonal juga dimanfaatkan untuk deteksi dini dan membunuh sel
kanker (Kusumawati, 2012: 182).
e.

Terapi Gen pada Penderita Fibrosis Sistik


Penderita fibrosis sistik mengalami kesulitan bernafas karena paru-paru

terisi lender. Hal ini disebabkan mutasi gen yang mengakibatkan tidak
terbentuknya alfa-1-antitripsin (ATT). Untuk mengatasi masalah tersebut
dilakukan terapi gen untuk memperbaiki atau mengganti gen-gen penyebab
penyakit. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan mengisolasi gen yang
mengkode ATT dari orang sehat untuk dimasukkan ke dalam DNA virus.
Selanjutnya, virus tersebut diidentifikasi pada paru-paru pasien. Virus akan
mentransfer gen pengode ATT yang dibawa dalam sel paru-paru pasien. Dengan

12

demikia, sel paru-paru pasien dapat membuat protein ATT dan pasien dapat
bernapas dengan lebih normal (Kusumawati, 2012: 183) .
4.

Bidang Lingkungan
Aplikasi bioteknologi di bidang lingkungan digunakan untuk mengani

pencemaran lingkungan. Pada proses pemurnian logam. Bahan-bahan tambang


yang diperoleh umumnya masih terikat dengan bijihnya (kotoran). Untuk itu
diperlukan bahan kimia untuk memurnikannya. Namun, bahan-bahan kimia
tersebut ternyata kurang efektif dalam memisahkan logam dari bijihnya sehingga
banyak sisa bahan tambang yang kemudian dibuang sebagai limbah. Dengan
menggunkan bakteri Thlobacillus ferrooxidans, berbagai jenis logam dapat
diambi dari cairan sisa penambangan. Bakteri ini mampu mengoksidasi belerang
yang mengikat berbagai logam seperti tembaga, seng, dan uranium membentuk
logam sulfida. Bakteri tidak memanfaatkan logam-logam tersebut sehingga
natinya logam akan dilepas ke air dan dimanfaatkan oleh manusia. Dengan
demikian, pencemaran lingkungan akibat limbah penambangan dapat dikurangi
dengan memanfaatkan peran mikroorganisme (Kusumawati, 2012: 183).

13

BAB III
PEMBAHASAN
Pada saat ini bioteknolgi telah banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari
manusia. Contohnya pada penggunaan bioteknologi konvensional. Sebagai contoh
adalah tempoyak dari sumatera selatan. Untuk menghasilkan tempoyak, durian di
beri garam yang melibatkan mikrorganisme bakteri asam laktat. Selain tempoyak,
ada tempe. Tempe menggunakan mikroorgansme berupa kapang.
Untuk bioteknologi di bidang bioteknologi moder, ada beberapa contoh sebagai
berikut :
1) DNA Rekombinan
Teknik DNA rrekombinan dilakukan dengan pengubahan susunan DNA
sehingga diperoleh susunan DNA baru yang mampu mengekspresikan sifat-sifat
yang diinginkan. Teknik ini digunakan untuk menghasilkan organism transgenik.
Proses DNA rekombinan ini meliputi isolasi DNA, transplantasi gen atau DNA,
dan memasukkan DNA ke dalam sel hidup (Kusumawati, 2012: 171).
2)

Fusi Protoplasma
Fusi protoplasma disebut juga teknologi hibrodoma yang dilakukan

dengan menggabungkan dua sel dari jaringan yang sama atau dua sel dari
organism yang berbeda dalam suatu medan listrik. Teknik ini diguakan untuk
menghasilkan organisme transgenik. Prinsip dari fusi protoplasma adalah
menggabungkan kedua isi sel dengan terlebih dahulu menghilangkan dinding sel
atau membrane sel dari kedua sel yang akan digabungkan dalam suatu medan
listrik. Teknik ini dapat dilakukan pada sel tumbuhan maupun hewan
(Kusumawati, 2012: 173).

3)

Kultur Jaringan

14

Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman secra vegetative


buatan yang didasarkan pada sifat totipotensi tumbuhan. Prinsip kultur jaringan
dalah menumbuhkan jaringan maupun sel tumbuhan dalam suatu media buatan
secara antiseptic. Dalam teori tersebut dikatakan bahwa setiap sel tumbuhan
mempunyai kemampuan untuk tumbuh menjadi individu baru apabila sitempatkan
pada lingkungan yang sesuai. Sifat individu baru yang dihasilkan sama persis
dengan sifat induknya (Kusumawati, 2012: 173).

4)

Kloning
Kloning atau transplantasi atau pencangkokan nukleus digunakan untuk

menghasilkan individu yang secara genetic identik dengan induknya. Proses


kloning dilakukan dengan cara memasukkan inti sel donor ke dalam sel telur yang
telah dihilangkan inti selnya. Selanjutnya, sel telur tersebut diberi kejutan listrik
atau zat kimia untuk memacu pembelahan sel. Ketika klon embrio telah mencapai
tahap yang sesuai, embrio dimasukkan ke dalam rahim hewan betina lainnya yang
sejenis. Hewan tersebut selanjunya akan mengandung embrio yang ditanam dan
melahirkan anak hasil kloning. Contoh hewan hasil kloning adalah domba Dolly
(Kusumawati, 2012: 174).
5)

Teknik Bayi Tabung


Teknik bayi tabung bertujuan untuk membantu pasangan suami istri yang

sulit memperoleh keturunan. Pasangan suami istri tersebut sebenarnya mampu


menghasilkan sel kelamin secara normal. Namun, karena adanya faktor-faktor
tertentu

mengakibatkan

proses

pembuahan

tidak

dapat

menjadi

misal

tersumbatnya saluran telur (Kusumawati, 2012: 175).


Pembuahan yang dilakukan pada teknik bayi tabung (fertilisasi in
vitro) berada di luar tubuh induk betina. Sel telur yang telah dibuahi akan
membentuk embrio. Embrio kemudian ditanam (diimplantasi) pada rahim
pendonor. Embrio tersebut selanjutnya tumbuh menjadi anak yang siap dilahirkan
(Kusumawati, 2012: 175).
Di bidang kedkteran sendiri, mikroorganime di manfaatkan sebagai antibotik,
berikut beberapa contoh :
1. Jamur Cephalosporium sp. Menghasilkan antibiotik sefalosporin untuk
membunuh bakteri yang kebal terhadap antibiotik penisilin.

15

2. Bakteri Streptomyces griseus menghasilkan antibiotik streptomisin untuk


membunuh bakteri yang kebal terhadap antibiotik penisilin dan
sefalosporin.
3. Bakteri Penicillium notatum dan Penicillium chrysogenummenghasilkan
antibiotik penisilin
Dan untuk di bidang lingkungan, bioteknologi juga memiliki banyak
manfaat antara lain Bioteknologi juga diterapkan untuk mengatasi pencemaran
akibat tumpahan minyak di laut. Tumpahan minyak tersebut dapat diatasi dengan
memanfaatkan bakteri Pseudomonas putida. Bakteri tersebut mampu
menguraikan ikatan hidrokarbon pada minyak bumi (Kusumawati, 2012: 183).

16

BAB IV
PENUTUP
4.1.KESIMPULAN
1. Bioteknologi adalah ilmu terapan biologi yang melibatkan disiplin ilmu
mikrobiologi, biokimia, dan rekayasa genetika untuk menghasilkan produk
dan jasa.
2. Bioteknologi

dibedakan

menjadi

bioteknologi

konvesional

dan

bioteknologi modern.

Bioteknologi Tradisional dan Konvesional

Bioteknologi Modern

3. Perkembangan bioteknologi
4. Penerapan bioteknologi
Pangan
Bidang Pertanian dan Perternakan
Bidang Kedokteran
Bidang Lingkungan
4.2.SARAN
Bioteknologi memiliki dampak positif dan negatif. Akan lebih baik jika
penggunaan bioteknologi digunakan secara bijaksana dan semanfaat mungkin
tanpa harus memberikan dampak negatif dilingkungan sekitar. Dan diharapkan
dengan semakin berkembangnya bioteknologi dapat meningkatkan kesejahteraan
umat manusia.

17

DAFTAR PUSTAKA
http://prosiding.unesa.ac.id/download/konaspi-unesa-v/59.pdf
http://jessyhoshi.blogspot.com/2009/02/ruang-lingkup-bioteknologi.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Bioteknologi
https://fembrisma.wordpress.com/science/bioteknologi/bioteknologi-pertanian/
https://akbarrasidy.wordpress.com/2014/01/10/bioteknologi-dalam-bidangkesehatan/
http://remajaberiman.wordpress.com/2013/12/03/bioteknologi-lingkungan/
Buku esis biologi 3 untuk kelas XII

18

LAMPIRAN

19

20

Anda mungkin juga menyukai