Anda di halaman 1dari 3

Nama : Berliani Azizah

NPM

: 170110110041

ANARKOS: PUNCAK GERAKAN SOSIAL


Anarki yang berasal dari kata Yunani ini berawal dari penolakan terhadap
kebutuhan akan otoritas tepusat. Anarkisme menolak otoritas tersentral yang
disakralkan dan diwujudkan dalam bentuk Negara. Maka sebenarnya anarkisme terjadi
bukan karena konsep pemerintahan atau penggunaan pemerintah sebagai persamaan
negara tetapi gagasan tentang suatu tatanan berkuasa yang menuntut dan
menghendaki kebutuhan warganya. Seperti halnya sebuah negara yang merasa
terancam rela membunuh warganya sendiri untuk mengukuhkan kontrol. Hal itu seolah
menunjukkan bahwa negara siap menangani ancaman ketidakpuasan warga yang
diorganisir secara efektif. Maka kaum anarkis menghayati sungguh-sungguh pepatah
kekuasaan itu korup, dan kekuasaan absolute sepenuhnya korup. Alasan mereka
cukup jelas, karena kaum anarkis menganggap pemerintahan dalam bentuk apa pun
cacat jika kekuasaannya terpusat dan tidak bisa dimintai pertanggungjwabannya.
Abraham Lincoln pernah berkata bila kita ingin mengetahui sifat asli seseorang,
maka beri dia kekuasaan. Sama halnya dengan perkataan Sheehan, kekuasaan ibarat
cinta, diuji pada masa kritis. Contohnya saja pada tahun 1920 dimana Inggris
menggunakan tentaranya untuk melawan pemogok penambang. Dan di Indonesia
pada masa orde baru tahun 1997/1998, marak terjadi peristiwa penghilangan orang
secara paksa atau penculikan terhadap para aktivis pro-demokrasi menjelang Pemilu
tahun 1997 dan Sidang Umum MPR tahun 19981. Hal ini menunjukan bahwa kelompok
anarki muncul karena melihat negara-negara modern yang siap memakai polisi atau
angkatan bersenjata, bahkan memulai perang, untuk menindas gerakan yang
mengancam pemerintahan.
Sentralisasi kekuasaan pemerintah di negara demokrasi liberal dipandang oleh
kaum anarkis sebagai hal yang tidak dapat dipertanggungjawabkan meski dipilih oleh
pemilu. Demokrasi diartikan dari rakyat untuk rakyat dan oleh rakyat, berarti bukan
hanya mengenai pemilihan kepala negara atau orang yang akan mewakili masyarakat
dalam jajaran pemerintahan tapi juga dalam pembentukan kebijakan atau keputusan
1

Wikipedia. Penculikan Aktivis 1997/1998. 2014

yang dibuat oleh negara. Maka diperlukannya desentralisasi, pemetaan dalam


menjalankan pemerintahan tanpa melupakan aspek moral.
Para ahli menekankan bahwa negara merupakan inti dari politik yang memusatkan
perhatiannya pada lembaga-lembaga kenegaraan serta bentuk formalnya2. Maka
diperlukannya kekuasaan sebagai kemampuan seseorang atau suatu kelompok untuk
mempengaruhi perilaku seseorang atau kelompok lain, sesuai keinginan para pelaku.
Meski negara merupakan suatu organisasi dalam suatu wilayah yang memiliki
kekuasaan tertinggi yang sah dan ditaati oleh rakyatnya, bukan berarti pemerintah bisa
bersikap sewenang-wenang dalam menjalankan pemerintahannya dan menjalankan
fungsi suatu negara. Masayarakat memiliki hak dan kewajiban sama halnya dengan
pemerintah yang juga memiliki kewajiban dan hak kepada masyarakat. Secara
sederhanya masyarakat membayar iuran atau pajak pada pemerintah maka
pemerintah pun harus menjalankan amanahnya dengan baik setelah menadapatkan
kewajiban yang sudah diberikan oleh masyarakat. Oleh karena itu menurut Inu
Kencana Syafiie (2013) diperlukannya moral, akhlak, atau budi pekerti yang
menyuguhkan kebaikan sesuai dengan nilai-nilai luhur agama, adat istiadat, atau
bahkan dari hati nurani yang jujur untuk menjalankan pemerintahan3. Karena pada
umumnya anarkisme tidak memberi banyak perhatian pada sifat dasar manusia itu
pada pernyataan abstrak mengenai sifat dasar manusia. Kaum anarkis cenderung
mengikuti Marx dalam berpikir bahwa sifat dasar manusia itu bukan harga mati yang
tidak bisa diubah, tetapi sesuatu yang sangat dipengaruhi oleh aktivitas dinamis dalam
hubungan sosial-ekonomi. Maka tanggapan kaum anarkis tentang kritik umum yang
menyatakan bahwa komunisme Liberian itu terdengar indah sebagai sebuah ide,
namun ditaksirkan gagal total karena sifat dasar manusia memang mengandung
beberapa kebenaran yang tidak menyenangkan.
Sikap anarki pada sejarahnya tidak selalu ditunjukan secara politik tetapi terkadang
diekspresikan dalam bentuk non-politik terutama dalam ranah estetik (kesenian).
Sangat luas cakupan gerakan anarkis, misalnya dalam bentuk filsafat, politik dan
kebudayaan. Oscar Wilde seorang novelist, dramawan, penyair dan cerpenis asal
Irlandia ini pernah mengatakan betapa pentingnya sebuah pemberontakan, lewat
pembangkangan kemajuan dicapai The Soul of Man Under Socialism. Banyak juga
sastrawan Indonesia pada masa orde
2
3

baru contohnya saja Wiji Thukul dengan

Budiardji Miriam. Dasar-Dasar Ilmu Politik. 2008. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama (hlm.17)
Inu Kencana Syafiie. Ilmu Pemerintahan. 2013. Jakarta: PT Bumi Aksara

kumpulan sajaknya yang berjudul Aku Ingin Jadi Peluru (1986) yang salah satunya
puisi berjudul Peringatan. Dimana dia hanya seorang buruh pabrik yang dibayar murah
dan hanya sekolah sampai kelas dua Sekolah Menengah Karawitan Indonesia. Sesuai
dengan perkataan Wilde bahwa kaum papa yang tersisihkan mungkin tidak melek
politik, tapi ketidakpuasan mereka membuat mereka cerdas. Sama halnya dengan Wiji
Thukul yang pada saat itu merasakan sendiri bagaimana kehidupan sulit yang ia jalani
sebagai orang pinggiran.
Anarkis cenderung dianggap sebagai pemuda yang penuh dengan pemikiran
idealis yang menentang adanya pemerintahan. Padahal anarkis hanya menentang
adanya pemerintah yang sentralistik bukan berarti tidak ada pemerintah sama sekali.
Anarkisme pun berpikir bahwa tidak mungkin kompleksitas kehidupan modern bisa
ditata tanpa organisasi dan perencanaan yang terkadang membutuhkan perintah
tersentral pada hal-hal yang bersifat nasional dan internasional. Intinya kaum anarkis
menginginkan pemerintah yang tidak sentralistik dan dapat diminta pertanggung
jawabannya tidak peduli negara tersebut menganut sistem pemerintahan apa pun
kecuali otoriter.

Anda mungkin juga menyukai