Anda di halaman 1dari 8

Budidaya Belut dalam Drum

Belut adalah salah satu jenis ikan yang diprimadonakan dalam bisnis kuliner.
Berbagai olahan daging belut menjadi usaha yang menjanjikan bagi para pengusaha
kecil. Oleh karena itu, banyak petani di daerah pedesaan yang memeliharan ternak air
tersebut, terutama yang memiliki lahan sawah atau rawa berlumpur.

Begitu besarnya jumlah permintaan akan daging belut, membuat banyak orang
berminat dalam pembudidayaan ikan belut, termasuk orang-orang yang tidak
mempunyai lahan sawah atau daerah berlumpur lainnya. Mereka menggunakan
berbagai upaya untuk memelihara belut dalam sebuah wadah yang bisa dibangun di
sekitar rumahnya, salah satunya adalah peternakan belut di dalam drum.
Bagaimanakah memulai usaha pengembangbiakan belut di dalam drum?
Menyiapkan Perlengkapan
Adapun perlengkapan yang perlu dipersiapkan antara lain:
Tong atau Drum
Kawat kasa
Tandon untuk menampung air
Pipa paralon
Ember, selang dan peralatan pendukung lainnya.
Membuat Media Pemeliharaan Belut
Dalam pembuatan media ini, diusahakan untuk menyiapkan drum (tong) yang terbuat
dari bahan plastik. Drum yang berbahan plastik lebih mudah dalam perawatan dan
pembersihan, sedangkan drum berbahan logam cenderung lebih mudah berkarat
sehingga dapat meracuni belut. Drum akan diletakkan secara horizontal guna
membuat luas permukaan air lebih lapang sehingga aktivitas belut terasa lebih lega.
Oleh karena itu, pilihlah drum yang mulutnya tertutup. Posisikan drum menjadi
mendatar (rebahan), kemudian buat lobang besar yang berbentuk persegi panjang
pada bagian tengahnya, sehingga mirip sebuah kolam pemandian. Pada bagian sisi
bawah buat lobang sebesar pipa yang tersedia sebagai jalur pembuangan (sirkulasi)
air. Pasang kain kasa pada lobang tersebut agar tanah di dalam drum tidak ikut
terbuang. Jika sudah selesai, letakkan drum tersebut pada sebuah tempat sehingga
posisinya berada setengah hingga satu meter di atas permukaan tanah. Langkah
berikutnya adalah membuat peneduh agar media kolam tidak terkena banyak sinar
matahari.

Selanjutnya adalah memasukkan tanah ke dalam drum. Tanah yang dipakai adalah
tanah yang tidak banyak mengandung pasir atau tanah liat yang sedikit mengandung
unsur hara. Jika memungkinkan menggunakan tanah dari sawah. Masukkan tanah ke
dalam drum dengan ketinggian mencapai 40-50cm. Masukkan air hingga tanah
menjadi becek namun airnya tidak menggenang. Kemudian selama 3-4 hari aduk
tanah tersebut dua kali sehari agar media tanah tersebut menjadi lembut dan gembur.
Memasukkan Bibit Belut
Setelah media pembiakan tersebut selesai dibuat, langkah berikutnya adalah
memasukkan bibit belut. Pastikan anda telah mengisi air sebanyak 3/4 dari volume
drum. Jumlah bibit yang dapat ditampung sekitar 100 - 150 ekor atau setara dengan 2
kg.
Melakukan Rutinitas Pemeliharaan
Beberapa hal yang wajib anda lakukan adalah pemberian pakan dan pengaturan air.
Belut termasuk hewan karnivora yang memakan cacing, ikan kecil, anak katak,
cacahan keong dan bekicot. Pakan sebaiknya diberikan pada sore hari. Sementara
rutinitas penggantian air dapat dilakukan setiap minggu sekali atau mungkin lebih
cepat, tergantung kejernihan air. Jika memakai media drum yang berbahan logam,
maka pengelolaan air dilakukan lebih rutin.
Tahap Memanen Belut
Belut dapat dipanen ketika telah memasuki usia 4-6 bulan. Gunakan anyaman jaring
untuk mengambil belut. Untuk memperoleh penghasilan, selain dijual secara
langsung, belut dapat diolah sebagai bahan usaha lanjutan yang lebih variatif,
misalnya usaha produksi kerupuk belut, lalapan belut, abon belut, dan sebagainya.

Seiring perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan di sektor perikanan,


pemanfaatan lahan yang tidak luas dapat digunakan dalam aneka budidaya perikanan.
Usaha perikanan yang dapat dilakukan dilahan sempit adalah Budidaya belut.
Mengapa kita dapat membudidayakan belut dilahan sempit , karena kita akan
menggunakan media drum atau tong dari besi atau plastik.
A. PERLENGKAPAN

Tong/drum, disarankan dari bahan plastik, supaya tidak berkarat.

Paralon.

Kawat kasa.

Tandon penampungan air.

Ember, serok, cangkul, baskom, jerigen dll.

B. PERSIAPAN DAN TEKNIK BUDIDAYA

Sebelum memulai budidaya belut dalam drum/tong, dibutuhkan media pemeliharaan


sebagai tempat belut berkembang biak, media pemeliharaan ini sangat penting
mengingat keberhasilan budidaya yang kita lakukan sangat bergantung pada media
pemeliharaan ini. Untuk media pembesaran hal yang perlu diperhatikan adalah
sebagai berikut :
1. Drum
drum yang digunakan sebaiknya tidak bocor dan berkarat, jika menggunakan
drum/tong dari besi yang berkarat sebaiknya dibersihkan dahulu dari karat dan
lakukan pengecatan ulang dan diamkan sampai kering dan tidak berbau cat lagi.
Cara merakit Drum/tong :

Letakkan tong pada posisi mendatar, agar media menjadi lebih luas.

Buka bagian tengah drum/tong, sisakan 5 cm pada sisi kanan dan kiri.

Pasanglah tumpuan/ganjal supaya drum/tong tidak menggelinding, atau


bergerak.

Buat saluran pembuangan dibawah drum, letaknya dapat disesuaikan dengan


penampungan limbah pembuangan.

Buat peneduh, sehingga intensitas panas matahari tidak terlalu tinggi dan
terkena langsung ke permukaan drum/tong, bahan bisa dibuat dengan
memasang shading net/waring atau bisa juga dengan bahan yang murah dan
mudah didapat lainnya.

2. Media Tanah
Tanah yang digunakan sebaiknya tanah yang tidak berpasir, tidak terlalu liat serta
masih memiliki kandungan hara, disarankan untuk menggunakan media tanah dari
sawah, atau dapat pula menggunakan media tanah bekas pemeliharaan ikan lele.
Untuk melakukan pematangan media tanah tahapan yang dilakukan yaitu :

Masukkan tanah kedalam drum/tong hingga ketinggian 3040 cm.

Masukkan air hingga tanah becek namun tidak menggenang.

Masukkan EM 4 sebanyak 4 botol kedalam tong.

Aduk tanah sebanyak 2 kali sehari hingga tanah lembut dan gembur.

3. Media Instan Bokashi


Media instan ini dibuat diluar drum/tong yang merupakan campuran bahan utama dan
bahan campuran. Penggunaan 100 kg bahan akan menghasilkan 90 kg media instan
bokashi. Setiap drum/tong ukuran 200 liter dibutuhkan 45 kg bokashi.
Bahan utama terdiri atas :

Jerami Padi (40%).

Pupuk Kandang (30%).

Bekatul/dedak (20%).

Potongan batang pisang (10%).

Bahan campuran terdiri atas :

EM4.

Air sumur.

Larutan 250 gram gula pasir untuk menghasilkan 1 liter larutan (molases.

Cara membuat Media Instan Bokashi :

Cacah jerami dan potongan batang pisang kemudian keringkan. Tanda bahan
sudah kering adalah hancur ketika digenggam.

Campuran cacahan bahan diatas dengan bahan pokok lain dan aduk hingga
merata.

Campurkan bahan campuran sedikit demi sedikit tapi tidak terlalu basah.

Tutup media dengan karung goni atau terpal selama 47 hari. Bolak balik
campuran agar tidak membusuk.

4. Mencampur Media point 1 dan 2

Masukkan media instan kedalam tong dan aduk hingga merata.

Massukkan air kedalam drum/tong hingga ketinngian 5 cm dan diamkan


hingga terdapat plankton dan cacing (sekitar 1 minggu) selama proses ini
berlangsung drum/tong tidak perlu ditutup.

Keluarkan air dari drum/ tong dan ganti dengan air baru dengan ketinggian
yang sama.

Massukkan tumbuhan air yang tidak terlalu besar sebanyak bagian dan ikan
ikan kecil.

Masukkan vetsin secukupnya sebagai perangsang nafsu makan belut dan


diamkan selama 2 hari.

Yang perlu diperhatikan ketinggian seluruh media , kecuali tumbuhan air tidak lebih
dari 50 cm.
5. Memasukkan bibit belut
Setelah semua media budidaya tersebut siap tahapan selanjutnya menebarkan bibit
belut. Bibit yang ditebar sebaiknya sebanyak 2 kg dengan jumlah bibit sebesar 80
100 ekor per kg.
C. PEMELIHARAAN

Pemeliharaan atau perawatan belut didalam tong drum/tong relatif lebih mudah
karena pemantauan budidaya relatif kecil, namun demikian perawatan tetap harus
diperhatikan, antara lain:
1. Pemberian Pakan
Tidak ada aturan baku volume pemberian pakan, namun sebaiknya pakan diberikan
5% dari jumlah bibit yang ditebarkan. Pakan yang sebaiknya diberikan yaiyu cacing,
kecebong, ikan ikan kecil , dan cacahan keong mas atau bekicot. Pemberian pakan
diberikan pada hari ke 3 setelah bibit ditebar dalam drum/ tong. Pemberian
pakandilakukan pada sore hari seperti kebiasaan belut dialam yang makan
disore/malam hari.
2. Pengaturan Air.
Pengaturan air sangat diperlukan untuk membuang sisa makanan agar tidak
menumpuk dan menimbulkan bibit penyakit. Pengaturan air ini dengan cara
mengalirkan air bersih kedalam drum/tong, sebaiknya air yang masuk berupa percikan
air untuk melakukan ini digunakan pipa paralon sebagai media aliran. Sedangkan
untuk saluran pembuangan dengan membuat lubang pada drum /tong dengan
ketinggian 8 cm dari genangan air di media. Selain sebagai pengatur pembuangan sisa
kotoran percikan air ini juga berfungsi sebagai penambah oksigen.
3. Perawatan Tanaman Air.
Tanaman air ini digunakan sebagai penjaga kelembaban tempat budidaya dan juga
menjaga belut dari kepanasan.
4. Pemberian EM4.
EM4 berfungsi sebagai penetralisir sisa sisa pakan, selain itu juga berfungsi untuk
mengurangi bau. EM4 diberikan2-3 kali sehari dengan dosis sendok makan
dilarutkan dalam 1 liter air.
5. Perawatan Sekitar Lokasi.
Perawatan sekitar lokasi ini untuk menjaga tong dari tanaman liar, lumut, dan hama
maupun predator pemangsa seperti ayam.
D. PEMANENAN
Pemanenan dilakukan setelah 34 bulan budidaya dilakukan atau sesuai dengan
keinginan kita dan keinginan (permintaan) pasar . Pemanenan untuk media drum/tong
tentunya lebih mudah, dan belut hasil budidaya siap dipasarkan.
Untuk menunjang bududaya belut yang berkelanjutan sebaiknya juga dipersiapkan
bagaiman suplai makanan yakni cacing , keong mas , bekicot dan lainnya. Selain itu
juga diperhatikan bagaimana kelangsungan bibit setelah panen untuk budidaya
berikutnya.

Untuk menekan biaya pemeliharaan sebaiknya pakan untuk belut dibudidayakan


sendiri.

budidaya belut dalam kolam terpal


Selain kolam tong, wadah pemeliharaan biaya hemat yang bisa digunakan untuk
budidaya Belut adalah kolam terpal. Peralatan yang digunakan cukup sederhana, tapi
hasilnya bisa sama dengan budi daya yang di lakukan di kolam tembok. Asalkan
pembuatan kolam dan cara berbudidaya sesuai dengan prosedur yang benar. Berikut
adalah beberapa bahan dan peralatan serta tahapan budi daya belut di dalam kolam
terpal.

A. Bahan dan peralatan


a. Terpal
Terpal yang digunakan berupa terpal baru atau bekas budi daya ikan air tawar lain.
Idealnya, terpal yang digunakan berukuran 3 x 4 x 1 meter. Namun, terpal berukuran
2 x 3 x 1 meter atau 5 x 5 x 1 meter juga bisa digunakan.intinya tergantung pada
ketersediaan bahan dan modal. perhatikan kondisi terpal, usahakan jangan ada terpal
yang bocor atau berlubang. sedikit saja celah pada terpal dapat menarik belut untuk
melubanginya.
b. Batang Bambu
Batang bambu digunakan sebagai tiang pancang untuk mengikat terpal di beberapa
bagian dan juga sebagai kerangka penahan tanah agar tidak bergerak atau longsor.
banyak bambu sesuai dengan ukuran kolam itu. Idealnya, diameter bambu yang
digunakan berukuran 8-10cm.
c. Peralatan Pendukung Lain
Beberapa peralatan lain yang diperlukan adalah paku, tali plastik, dan pipa paralon.
Paku berfungsi untuk menyatukan batang bambu. Tali plastik berfungsi untuk
mengikat terpal ke batang bambu. peralon untuk mengalirnya keluar masuk air kolam.

B. Persiapan Budi Daya


a. Penggalian Tanah
Agar kolam terpal tidak cepat harcur sebaiknya kolam di bangun di bawah permukaan
tanah. awalnya tanah digali dg kedalaman sekitar 60cm, dan ukurannya di sesuaikan.
b. Pemasangan Bambu
Bambu di belah menjadi 2 dan jarak antar bambu 5-10 cm, pasang bambu
mengelilingi tanah.
c. Pemasangan Terpal
Pemasangan terpal di lakukan dengan memasukan terpal kedalam tanah yang sudah

digali tadi sesuai ukurannya. sisakan setiap ujung bagian bawah terpal untuk dibuat
simpul. selanjutnya pasang paralon di salah satu bagian terpal untuk memasukan air
kedalam kolam dan pasang satu paralon lebih rendah dari yang tadi untuk
pembuangan air.
d. Persiapan Media
persiapan media seperti persiapan pemasukan tanah dan air serta vetsin daya tahan
belut.
e. Pemasukan Bibit
jumlah maximum bibit yang dimasukan kedalam kolam adalah 2kg untuk per meter
kolam. jadi untuk kolam berukuran 3 x 4 x 1 meter, bibit yang dimasukan sebanyak
24 kg.

C. Perawatan
a. Pemberian Pakan
pakan diberikan sebanyak 5% dari jumlah bibit yang ditebar per hari.
b. Pemberian EM4
Berfungsi untuk menetralisir sisa pakan, menghindari bau, dan meningkatkan kadar
oksigen di dalam kolam terpal. aplikasinya diberikan 3-4 hari sekali dengan dosis 100
cc.
c. Pengaturan Air Masuk dan Keluar
Pengaturan air masuk dan keluar juga penting, karena untuk mengontrol kualitas air
dan debit air.

D. Pemanenan
Pemanenan dilakukan jika belut sudah mencapai ukuran yang di inginkan pasar.
Langkah-langkah pemanenan:
1. keluarkan air dari dalam kolam hingga tidak ada yang menggenang, keluarkan
media pemeliharaan dari dalam kolam.
2. kemudian panen belutnya. setelah itu cuci terpal hingga bersih, lumpur bekas nya
pun masih dapat digunakan kembali.

E. Analisa Usaha
1. Biaya Investasi
- Terpal 3 x 4 x 1 meter 1 buah
- Bambu 20 batang @ Rp15.000
- Tali Rp 50.000 - Karung plastik bekas
- Paku 1 kg
- Paralon 2 inci 1 batang
- Peralatan pendukung
(ember, cangkul, serok, baskom, kuas, jerigen)

Rp 180.000
Rp 300.000
Rp 50.000
Rp 16.000
Rp 30.000
Rp 200.000

Total investasi

Rp 826.000

2. Biaya Operasional Per Periode Pemeliharaan


-- Biaya Tetap
Penyusutan kolam(terpal,bambu,tali,karung,paku,
dan pipa) 1/3 x Rp 626.000
Penyusutan peralatan pendukung 1/12 x Rp 200.000
Total biaya Tetap
-- Biaya Variabel
Bibit belut 24 kg x Rp 40.000/kg
Pelet,cacing,dan ikan"an kecil 400kg x Rp 3.000/kg
konsentrat (EM4) 2 botol x 25.000/botol
jerami padi 2 ikat x 5000/ikat
bekatul/dedak 40kg x 2.000/kg
pupuk kandang 2 karung x 6000/karung
gula 0,25 kg x 6000/kg
HCS (Humic Substance Complex) 1 botol
batang pisang 3 batang x Rp 1.000/btang
Total biaya variabel

Rp 208.000
Rp 16.000
Rp 225.400
Rp 960.000
Rp 1.200.000
Rp 50.000
Rp 10.000
Rp 80.000
Rp 12.000
Rp 1.500
Rp 90.000
Rp 3.000
Rp 2.406.500

l--Total biaya Operasiona


Total biaya operasional = Total Biaya Tetap + Total Biaya Tidak Tetap
= Rp 225.400 + Rp 2.406.500
= Rp 2.631.900
3. Penerimaan Per Periode
Penjualan hasil panen 240 kg x Rp 25.000/kg = Rp 6.000.000
4. Keuntungan
Keuntungan = Total Penerimaan - Total Biaya Operasional
= Rp 6.000.000 - Rp @.631.900
= Rp 3.368.100 s

lamat mencoba ya gan....

Anda mungkin juga menyukai