SPEKTROSKOPI
OLEH
MARTNUS MISSA
NURHADI
JEMS ATAMANI
YENDELINA TAEK
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2012
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa, karena
atas berkat dan rahmatNya, kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami sebagai penulis menyadari bahwa makalah ini ddiselesaikan dengan
tidak dengan usaha kami sendiri, melainkan dengan bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu kami sebagai penulis menyampaikan rasa terima kasih
kami kepada semua yang telah membantu kami da;am menyelaesaikan malakah
ini.
Akhirnya demi kesempurnaan malakah ini baik isi maupun bentuknya,
kami sebagai penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang
membangun demi kesempurnaan makalah kami ke depannya. Akhir kata kami
mengucapkan terima kasih.
Kupang,juni 2012
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pada makalah ini penulis akan mengajak pembaca untuk mengenal lebih
jauh spektroskopi, baik pengertiannya, jenis-jenis spektroskopi, dan alat yang
dipakai untuk mengukur spekrtum.
B.
Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1.
Untuk mengetahui pengertian spektroskopi dan tipe spektroskopi
2.
Untuk mengeteui metode-metode spektroskopi
3.
Untuk mengetahui jenis-jenis spektroskopi
4.
Untuk mengetahui alat merekam spectrum
C.
Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dalam pembuatan makalah ini, antara lain:
1.
Apakah itu spektroskopi dan tipe spektroskopi?
2.
Apakah metode-metode spektroskopi?
3.
Apa sajakah jenis-jenis spektroskopi?
4.
Apakah alat perekam spectrum?
D.
Manfaat
Manfaat pembuatan makalah ini adalah:
1.
Bagi penulis
Untuk mengenal lebih jauh materi spektroskopi dan juga sebagai tugas mata
kulia fisika kuantum, makalah ini juga sebagai prasyarat dalam mengikuti ujian
akhir fisika kuantum.
2.
Bagi pembaca
Untuk membantu para pembaca mengenal lebih jauh mengenai materi
spektroskopi.
E.
Meteode pembuatan
Disini metode yang penulis gunakan adalah metoda tinjauan pustaka.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
melalui ruang dengan kecepatan yang luar biasa. Dikenal berbagai bentuk
radiasi elektromagnetik dan yang mudah dilihat adalah cahaya atau sinar
tampak. Contoh lain dari radiasi elektromagnetik adalah radiasi sinar gamma,
sinar x, ultra violet, infra merah, gelombang mikro, dan gelombang radio.
Sinar x
Ultra violet
Sinar tampak
Infra merah
Gelombang mikro
Tipe
spektroskopi
Spektroskopi
emisi
sinar
gamma
Spekroskopi
absorpsi sinar x
Spektroskopi
emisi sinar x
spektroskopi
absorpsi
UV
vakum
spektroskopi
absorpsi UV
spektroskopi
emisi UV
spektroskopi
fluoresensi UV
Spektroskopi
absorpsi VIS
Spektroskopi
emisi VIS
Spektroskopi
fluoresensi VIS
Spektroskopi
absorpsi IR
Spektroskopi
raman
Spektroskopi
gelombang
mikro
Gelombang radio
Spektroskopi
resonansi
parametric
Electron (EPR)
Spektroskopi
resonansi
Magnet inti
dalam vibrasi molekul dalam suatu senyawa dan efek-efek eksternal yang sulit
dikontrol seringkali prediksi teoretik tidak lagi sesuai. Pengetahuan dalam hal
ini sebagian besar diperoleh secara empiris dan pengalaman. Spektroskopi
inframerah dekat (IMD) didasarkan pada efek overtone molekul dan getaran
kombinasi. Transisi dua efek ini terlarang dalam aturan larangan pada
mekanika kuantum. Sebagai hasilnya, absorptivitas molar pada wilayah
inframerah dekat cukup kecil.
Teknik ini memiliki keuntungan karena IMD secara umum dapat jauh
menembus sampel daripada radiasi inframerah sedang. Teknik ini dikenal
kurang sensitif, tetapi sangat berguna dalam pengujian material mentah
(belum diolah), tanpa atau hanya sedikit persiapan sebelumnya. Dalam praktek,
NIRS seringkali dikalibrasi dengan teknik lain yang lebih sensitif untuk
mendapatkan hubungan antara hasil kedua teknik itu. Spektrum yang dihasilkan
overtone molekul dan getaran kombinasi di bagian IMD umumnya sangat lebar,
sehingga terbentuk spektrum-spekrum yang rumit. Ini menyulitkan penentuan
komponen kimiawi yang spesifik. Teknik-teknik kalibrasi statistika multivariat
(seperti analisis komponen utama atau kuadrat terkecil parsial) sering dipakai
untuk memberikan informasi tentang kandungan kimiawi yang diinginkan.
Spektroskopi (Gelombang) Inframerah-Dekat (Inggris: Near-infrared
Spectroscopy, biasa dikenal dengan singkatannya: NIRS) merupakan satu
teknik spektroskopi yang menggunakan wilayah panjang gelombang inframerah
pada spektrum elektromagnetik (sekitar 800 sampai 2500 nm). Dikatakan
inframerah dekat (IMD) karena wilayah ini berada di dekat wilayah
gelombang merah yang tampak. Penggunaan teknik (dan alat) ini umum di
bidang farmasetika, diagnostik medis, ilmu pangan dan agrokimia (terutama
yang terkait dengan pengujian kualitas), riset mesin bakar, serta spektroskopi
dalam astronomi.NIRS umum dipakai dalam diagnostik medis, terutama dalam
pengukuran kadar oksigen darah, atau juga kadar gula darah. Meskipun bukan
teknik yang sangat sensitif, NIRS tidak menakutkan pasien/subjek karena
tidak memerlukan pengambilan sampel (non-invasif) dan dilakukan langsung
dengan menempelkan sensor di permukaan kulit.
C.
Jenis-jenis spektroskopi
a. Penyerapan
Penyerapan spektroskopi adalah teknik di mana kekuatan seberkas cahaya
diukur sebelum dan sesudah interaksi dengan sampel dibandingkan. teknik
penyerapan spesifik cenderung disebut dengan panjang gelombang radiasi yang
terukur seperti ultraviolet, inframerah atau spektroskopi penyerapan microwave.
Penyerapan terjadi ketika energi dari foton sesuai dengan perbedaan energi
antara dua negara material.
b. Flouresensi
Fluoresensi spektroskopi menggunakan foton energi yang lebih tinggi untuk
merangsang sampel, yang kemudian akan memancarkan foton energi yang lebih
rendah. Teknik ini telah menjadi populer untuk biokimia dan aplikasi medis,
dan dapat digunakan untuk mikroskopi confocal, fluoresensi mentransfer
resonansi energi, dan pencitraan fluoresensi seumur hidup.
c. Sinar X
Ketika X-ray dari frekuensi yang cukup (energi) berinteraksi dengan zat,
elektron cangkang bagian dalam atom yang bersemangat untuk orbital kosong
luar, atau mereka bisa dihapus sepenuhnya, ionisasi atom. Shell "lubang" batin
kemudian akan diisi oleh elektron dari orbital luar. Energi yang tersedia dalam
proses de-eksitasi yang dipancarkan sebagai radiasi (fluoresensi) atau akan
menghapus elektron kurang-terikat lain dari atom (Auger effect). Frekuensi
absorpsi atau emisi (energi) merupakan karakteristik dari atom tertentu. Selain
itu, untuk atom tertentu, kecil frekuensi (energi) variasi yang merupakan ciri
khas dari ikatan kimia terjadi. Dengan alat yang cocok, ini X-ray karakteristik
frekuensi atau energi elektron Auger dapat diukur. Penyerapan sinar-X dan
spektroskopi emisi yang digunakan dalam ilmu kimia dan bahan untuk
menentukan komposisi unsur danikatankimia.
X-ray kristalografi adalah proses hamburan; material kristalin scatter sinarX di sudut didefinisikan dengan baik. Jika panjang gelombang insiden sinar-X
yang diketahui, hal ini memungkinkan perhitungan jarak antara bidang atom
dalam kristal. Intensitas dari sinar-X yang tersebar memberikan informasi
tentang posisi atom dan memungkinkan pengaturan atom-atom dalam struktur
kristal untuk dihitung. Namun, sinar X-ray maka tidak tersebar sesuai dengan
panjang gelombang tersebut, yang ditetapkan pada nilai tertentu, dan X-ray
difraksi dengan demikian bukanlah sebuah spektroskopi.
d. Api
Sampel cair solusi yang disedot ke dalam burner atau nebulizer / kombinasi
burner, desolvated, dikabutkan, dan kadang-kadang bersemangat untuk keadaan
energi yang lebih tinggi elektronik. Penggunaan api selama analisis
membutuhkan bahan bakar dan oksidan, biasanya dalam bentuk gas. bahan
bakar gas yang umum digunakan adalah asetilena (etuna) atau hidrogen. gas
oksidan umum digunakan adalah oksigen, udara, atau nitrous oxide. Metode ini
seringkali mampu menganalisis analit Unsur logam di bagian per juta, miliar,
atau mungkin rentang konsentrasi yang lebih rendah. Light detektor diperlukan
untuk mendeteksi cahaya dengan informasi analisis yang berasal dari api.
D.
Spektrometer
Sistim optik Spektrofotometer FTIR seperti pada gambar dibawah ini
dilengkapi dengan cermin yang bergerak tegak lurus dan cermin yang diam.
Dengan demikian radiasi infra merah akan menimbulkan perbedaan jarak yang
ditempuh menuju cermin yang bergerak ( M ) dan jarak cermin yang diam ( F ).
Perbedaan jarak tempuh radiasi tersebut adalah 2 yang selanjutnya disebut
sebagai retardasi ( d ). Hubungan antara intensitas radiasi IR yang diterima
detektor terhadap retardasi disebut sebagai interferogram. Sedangkan sistim
optik dari Spektrofotometer IR yang didasarkan atas bekerjanya interferometer
disebut sebagai sistim optik Fourier Transform Infra Red.
Pada sistim optik FTIR digunakan radiasi LASER (Light Amplification by
Stimulated Emmission of Radiation) yang berfungsi sebagai radiasi yang
diinterferensikan dengan radiasi infra merah agar sinyal radiasi infra merah
yang diterima oleh detektor secara utuh dan lebih baik.
Detektor yang digunakan dalam Spektrofotometer FTIR adalah TGS
(Tetra Glycerine Sulphate) atau MCT (Mercury Cadmium Telluride). Detektor
MCT lebih banyak digunakan karena memiliki beberapa kelebihan
dibandingkan detektor TGS, yaitu memberikan respon yang lebih baik pada
frekwensi modulasi tinggi, lebih sensitif, lebih cepat, tidak dipengaruhi oleh
temperatur, sangat selektif terhadap energi vibrasi yang diterima dari radiasi
infra merah.
1)
2)
3)
4)
BAB III
PENUTUP
Dari uraian materi yang telah disajikan maka penulis ingin menyimpulkan
beberapa hal yaitu:
Spektroskopi adalah ilmu yang mempelajari materi dan atributnya berdasarkan
cahaya, suara atau partikel yang dipancarkan, diserap atau dipantulkan oleh
materi tersebut.
Metode spektroskopi yang sering dipakai adalah metode UV-VIS dan metode
infra merah.
Spektroskopi dapat dibagi atas beberapa jenis yaitu penyerapan,flouresensi,sinar
X, dan api.
Alat yang dipakai untuk mengukur spectrum adalah spectrometer.
Pada dasarnya Spektrofotometer Fourier Transform Infra Red (disingkat FTIR) adalah sama dengan
Spektrofotometer Infra Red dispersi, yang membedakannya adalah pengembangan pada sistem optiknya
sebelum berkas sinar infra merah melewati contoh. Dasar pemikiran dari Spektrofotometer Fourier
Transform Infra Red adalah dari persamaan gelombang yang dirumuskan oleh Jean Baptiste Joseph
Fourier (1768-1830) seorang ahli matematika dari Perancis. Dari
deret Fourier tersebut intensitas gelombang dapat digambarkan sebagai daerah waktu atau daerah
frekuensi. Perubahan gambaran intensitas gelobang radiasi elektromagnetik dari daerah waktu ke
daerah frekuensi atau sebaliknya disebutTransformasi Fourier (Fourier Transform).
Selanjutnya pada sistem optik peralatan instrumen Fourier Transform Infra Red dipakai dasar daerah
waktu yang non dispersif. Sebagai contoh aplikasi pemakaian gelombang radiasi elektromagnetik yang
berdasarkan daerah waktu adalah interferometer yang dikemukakan oleh Albert Abraham
Michelson (Jerman, 1831). Perbedaan sistem optik Spektrofotometer Infra
Red dispersif dan Interferometer Michelson pada Spektrofotometer Fourier Transform Infra Red tampak
pada gambar disamping.
Pada sistem optik Fourier Transform Infra Red digunakan radiasi LASER (Light Amplification by Stimulated
Emmission of Radiation) yang berfungsi sebagai radiasi yang diinterferensikan dengan radiasi infra merah
agar sinyal radiasi infra merah yang diterima oleh detektor secara utuh dan lebih baik.
Detektor yang digunakan dalam Spektrofotometer Fourier Transform Infra Red adalah Tetra Glycerine
Sulphate (disingkat TGS) atau Mercury Cadmium Telluride (disingkat MCT). Detektor MCT lebih banyak
digunakan karena memiliki beberapa kelebihan dibandingkan detektor TGS, yaitu memberikan respon
yang lebih baik pada frekuensi modulasi tinggi, lebih sensitif, lebih cepat, tidak dipengaruhi oleh
temperatur, sangat selektif terhadap energi vibrasi yang diterima dari radiasi infra merah.
Dapat digunakan pada semua frekuensi dari sumber cahaya secara simultan sehingga analisis dapat
dilakukan lebih cepat daripada menggunakan cara sekuensial atau pemindaian.
Sensitifitas dari metoda Spektrofotometri Fourier Transform Infra Red lebih besar daripada
cara dispersi, sebab radiasi yang masuk ke sistem detektor lebih banyak karena tanpa harus melalui
celah.
untuk bisa mengerti tentang dongeng ini untuk sementara silahkan pelajari tentang spektrofotometer
infra merah dulu
Spektrofotometer FTIR
Pada dasarnya Spektrofotometer FTIR (Fourier Trasform Infra Red) adalah sama
dengan Spektrofotometer IR dispersi, yang membedakannya adalah
pengembangan pada sistim optiknya sebelum berkas sinar infra merah melewati
contoh. Dasar pemikiran dari Spektrofotometer FTIR adalah dari persamaan
gelombang yang dirumuskan oleh Jean Baptiste Joseph Fourier (17681830) seorang ahli matematika dari Perancis. Fourier mengemukakan deret
persamaan gelombang elektronik sebagai :
dimana :
- a dan b merupakan suatu tetapan
- t adalah waktu
- adalah frekwensi sudut (radian per detik)
( = 2 f dan f adalah frekwensi dalam Hertz)
Dari deret Fourier tersebut intensitas gelombang dapat digambarkan sebagai daerah waktu atau
daerah frekwensi. Perubahan gambaran intensitas gelobang radiasi elektromagnetik dari daerah waktu
ke daerah frekwensi atau sebaliknya disebutTransformasi Fourier (Fourier Transform).
Selanjutnya pada sistim optik peralatan instrumen FTIR dipakai dasar daerah waktu yang non dispersif.
Sebagai contoh aplikasi pemakaian gelombang radiasi elektromagnetik yang berdasarkan daerah waktu
adalah interferometer yang dikemukakan oleh Albert Abraham Michelson (Jerman, 1831). Perbedaan
sistim optik Spektrofotometer IR dispersif (Hadamard Transform) dan Interferometer Michelson pada
Spektrofotometer FTIR (Fourier Transform) tampak pada gambar berikut :
Pada sistim optik FTIR digunakan radiasi LASER (Light Amplification by Stimulated Emmission of
Radiation) yang berfungsi sebagai radiasi yang diinterferensikan dengan radiasi infra merah agar sinyal
radiasi infra merah yang diterima oleh detektor secara utuh dan lebih baik.
Detektor yang digunakan dalam Spektrofotometer FTIR adalah TGS (Tetra Glycerine Sulphate) atau MCT
(Mercury Cadmium Telluride). Detektor MCT lebih banyak digunakan karena memiliki beberapa
kelebihan dibandingkan detektor TGS, yaitu memberikan respon yang lebih baik pada frekwensi
modulasi tinggi, lebih sensitif, lebih cepat, tidak dipengaruhi oleh temperatur, sangat selektif terhadap
energi vibrasi yang diterima dari radiasi infra merah.
Keunggulan Spektrofotometer FTIR
Secara keseluruhan, analisis menggunakan Spektrofotometer FTIR memiliki dua kelebihan utama
dibandingkan metoda konvensional lainnya, yaitu :
1.
2.
Dapat digunakan pada semua frekwensi dari sumber cahaya secara simultan sehingga analisis
dapat dilakukan lebih cepat daripada menggunakan cara sekuensial atau scanning.
Sensitifitas dari metoda Spektrofotometri FTIR lebih besar daripada cara dispersi, sebab radiasi
yang masuk ke sistim detektor lebih banyak karena tanpa harus melalui celah (slitless).
Giwangkara S, EG., 2006, Aplikasi Logika Syaraf Fuzzy Pada Analisis Sidik Jari Minyak Bumi
Menggunakan Spetrofotometer Infra Merah - Transformasi Fourier (FT-IR), Sekolah Tinggi
Energi dan Mineral, Cepu Jawa Tengah.
Foto Jean Baptiste Joseph Fourier : http://en.wikipedia.org/wiki/Joseph_Fourier