Untuk ilustrasi paleontologis yang sejaman dengan binatang Pleistocene yang punah
merupakan special interest dan telah dipergunakan secara luas dalam rekonstruksi artis
terhadap suatu jenis species seperti mammoth berbulu dan badak berbulu, yang selama ini
hanya dikenal dari fosil-fosil bangkainya.
Devon. Contoh semacam ini sayangnya tidak mungkinuntuk membuktikan peran manusia
dalam mengumpulkan material fosil didalam gua.
ARKEOLOGI GUA
Masyarakat prehistorik tidak meninggalkan tulisan, sehingga para ahli arkeologi mencoba
membuat rekonstruksi cara hidup mereka dengan melalui bukti material yang tertinggal.
Gua yang menerima manusia kemudian menyimpan yang ditinggalkan manusia; hal ini
adalah alasan bahwa respek terbesar dikenakan pada semua depost gua. Arkeologi gua
merupakan subyek yang multidisiplin. Sehingga seorang pimpinan penggalian harus
memanggil banyak ahli untuk meminta bantuan mereka; pertanyaan-pertenyaan khusus
harus dijawab, dan mereka harus mengetahui implikasi dari jawaban mereka tersebut.
Aturan tersebut diatas memang merupakan alasan yang kuat, terutama bagi pembaca yang
memiliki latar belakang ilmu pengetahuan. Namun sebenarnya hal tersebut juga harus juga
diikuti oleh setiap orang yang berjalan melalui lorong gua.
Penggalian artefak, apakah manik-manik, mangkuk, atau persembahan, memiliki suatu nilai
yang hakiki; tetapi penemuan, asalnya dan horisonnya, dikumpulkan dengan penemuan
yang lainnya, yang memiliki kesamaan arti arkeologis.
Homo erectus.
Nama Pithecanthropus telah dipergunakan selama lebihj dari tujupuluh tahun, tetapi
sekarang menggunakan istilah Homo erectus. Desngan kapasitas tengkoran sekitar 1000 cc,
spesies yang terkenal adalah Manusia Peking dan manusia Jawa. Keberadaan Manusia
Peking dan Jawa berada pada kelompok gua di kawasan batugamping Silurian dekat desa
Chou-Kou-tien. Peninggalan hominid dihubungkan terhadap runtuhan kedudukan termasuk
tidak hanya peninggalahn mamalia tetapi peralatan pebble dan flake dan perapian. Umur
peninggalan ini diperkirakan sekitar 400.000 tahun berada di endapan alluvia Bengawan
Solo, bahkan mungkin lebih tua lagi, dan ada sedikit keraguan bahwa mungkin hominid ini
adalah pemburu binatang. Beberapa temuan artefak seperti; biji-bijian, serpihan dan alat
peraut, pisau, ujung dan burin, ditemukan di gua-gua misalnya di Le Lzare di Nice dan
Combe Grenal di Dordogne.
Homo sapiens neanderthalensis
Ukuran otak manusia neanderthal yang ditunjukkan oleh antropologist modern adalah
1350-1600cc. Pertamakali ditemukan di Gua Neanderthal dekat Dusseldorf tahun 1856. Di
Gua Shanidar, Gunung Baradost, di Irak, hasil analisis pollen menunjukkan adanya iklim
yang lebih panas dari sekarangselama Interglacial Akhir. Tujuh manusia Neanderthal
terkubur di gua dan contoh tanah yang diambil dari penutup tulang tidak menunjukan
sebuah gambaran ekologi tetapi adanya pemusatan polen dari beberapa spesies bunga.
Yang nampaknya telah diambil dan ditempatkan dalam gua berbarengan dengan tubuh itu.
Pisau yang lebih baru yang dipergunakan oleh manusia neanderthal ditemukan bersama
seorang anak di kuburan gua di Tesik Tas, Uzbekskaya, U.S.S.R. Kepala anak laki-laki
tersebut sebagian dikelilingi oleh lingkaran tanduk ibex menusuk ke dalam tanah; belum
tentu hal yang semacam ini dapat dianalisis sebagai suatu upacara ritual tertentu
menggunakan petunjuk singkat ini. Tetapi ada penjelasan yang dapat diambil bahwa
masyarakat tersebut adalah masyarakat pemburu.
TEMUAN-TEMUAN DI INDONESIA
Gua Braholo, Gunung Kidul, DIY.
Gua Seplawan, Purworejo, Jawa Tengah
Gua Leang PattaE, Maros, Sulawesi Selatan
Gua Cacondo, Uleleba, Balisao
Gua Pattakare I, Taman Purbakala Maros, Sulawesi Selatan
Gua Leang Bua, Manggarai, Flores Barat.
Gua Song Keplek, Pacitan, Jawa Timur.
Gua Pasetran Gondomayit, Tulungagung, Jawa Timur.
Gua-gua di Tuban, Jawa Timur.
Gua Benteng Tundakan, Tundakan, Kalimantan Selatan
Gua Tewet , Kalimantan Timur
Daerah Istimewa Yogyakarta
GUNUNG KIDUL
Kembali
Gua Braholo Lokasi: Kec. Karangmojo, Kabupaten Gunung Kidul. Ditemukan sekitar 10
kerangka manusia relatif masih utuh, disamping artefak (batu serpih atau flake yang
terbuat dari tulang) dari jaman pra-neolitikum. Dipercayai ras Austromelanesid.
JAWA TENGAH
PURWOREJO
Kembali
Gua Seplawan
Lokasi :
Desa Donorojo, Kec. Kaligesing, Kabupaten Purworejo
Sumber :
Penemu Arca Di Gua Seplawan Terima Rp 10 Juta (Berita Buana 16 Agustus 1980)
Sepasang arca emas (900 gr), alas arca perak (650 gr), canting emas (15,6 gr), irah-irahan
perak (40,6gr), sendok perak/ gayung (38 gr). Penemu : Soemiredjo, Tjokrotinoyo, Kodri,
Mudjiono. Ditemukan tanggal 28 Agustus 1979. Oleh banyak ahli diperkirakan bahwa di
dalama gua masih terdapat beberapa peninggalan lagi namun belum dapat ditemukan.
Susunan Alam Gua Seplawan Ingatkan Filsafat Navasanga (Kedaulatan Rakyat 12
Desember 1983, laporan Radix Penadi)
Situs purbakala candi GONDO ARUM. Umur kira-kira 1000 th yll. Situs Gua Seplawan
dikelilingi oleh 8 bukit: bukit Pondok Gede, bukit Seplawan, bukit Sibentar, bukit Temanten,
bukit Botoh Roboh, bukit Beser, bukit Si Glendeng, bukit Pring Gading. Ini yang disebut
mewakili konsep Navasanga. Yaitu filsafat yang menggambarkan setiap mata angin dikuasai
oleh dewata. Filsafat Sivaistis yang berhubungan dengan bunga Padma yang selalu
mempunyai 8 helai daun bunga mengelilingi pusatnya. Sangat memenuhi syarat filsafat
Siva Lingga.
Kembali
Gua Pattakare I
Sumber: Lukisan Gua Cermin Kearifan Lingkungan
Dody Johanjaya
Lokasi: Taman Purbakala Maros
Obyek temuan:
Beberapa lukisan cap tangan berwarna merah
Lukisan babirusa sedang melompat, pada bagian jantung terdapat gambar mata panah.
Ditemukan oleh GHM Heekeren tahun 1950.
Kembali
NUSA TENGGARA TIMUR
Manggarai, Flores Barat
sekitar 10.000-200.000 tahun silam dan paleometalik sekitar 1.000 hingga 10.000 tahun
silam. Belum dapat dipastikan apakah dipakai sebagai tempat tinggal, sekedar pusat
kegiatan, atau kuburan.
Gua Liangbua berarti adalah mulut naga.
Rute kendaraan: Ruteng-Wae Racang (empat kendaraan per hari). Jalan kaki dari Wae
Racang ke mulut gua 1 km.
JAWA TIMUR
PACITAN
Kembali
Gua Song Keplek Ditemukan sekitar 10 kerangka manusia relatif masih utuh,
disamping artefak (batu serpih atau flake yang terbuat dari tulang) dari jaman praneolitikum. Dipercayai ras Austromelanesid.
TULUNG AGUNG
Kembali
Kembali
TUBAN
Lokasi :
Tersebar di 10 Kecamatan: Tuban, Sumanding, Rengel, Plumpang, Widang, Kedunuran,
Jojogan, Tambakrejo, Montog, Jenu, Merakurak
Sumber:
Penemuan-penemuan di Gua-gua Tuban Kepastian Dihuni Manusia Jaman Mesolothicum
belum Terungkap, (Kompas, 9 Agustus 1979).
Obyek temuan:
Sisa-sisa anak panah
Kapak batu
Perhiasan dari kerang
Pecahan peralatan rumah tangga
Serpihan tulang hewan sapi, kerbau, harimau, menjangan, kelelawar, anjing, babi dan
serigala yang sejaman dengan manuisa Jawa kuno yang diduga pernah tinggal di gua
tersebut.
Penelitian dilakukan oleh tim yang diketuai oleh Drs. Gunadi Nitihaminoto dari Proyek
Penelitian dan Peninggalan Purbakala Yogyakarta. Lokasi ini ditemukan berdasarkan sebuah
buku yang menyebutkan bahwa seorang tenaga ahli berbangsa Belanda W.J.A. Willems
sekitar tahun 1930 pernah melakukan penggalian di gua-gua di Tuban. Penggaliannya
menemukan perhiasan dari kulit kerang serta pecahan bekas peralatan manusia. Tidak ada
catatan mengenai hasil penggalian dan penyimpanan barang-barang tersebut.
KALIMANTAN SELATAN
Kembali
http://ardyprasetyo.wordpress.com/2008/03/29/paleontologi-dan-arkeologi-gua/