Anda di halaman 1dari 37

MUTHIA ISNA ANINDITA

20090310226

Vaskularisasi Otak
1.Sistem Karotis Sinistra dan Dextra
- Masuk Cavum Cranii

Carotis Interna Carotis Cerebre Media


2.Sistem Vertebra Basilaris
3.Sistem Vaskularisasi Yang Terganggu Menentukan Topis
Lesi

Stroke adalah disfungsi neurologi akut yang disebabkan


oleh gangguan aliran darah yang timbul secara
mendadak dengan tanda dan gejala sesuai dengan
daerah fokal pada otak yang terganggu (WHO, 1989)
Stroke adalah suatu sindroma klinis yang menyebabkan
defisit neurologis baik fokal maupun global yang terjadi
mendadak dan menetap >24 jam yang disebabkan oleh
gangguan serebrovaskular.

Menurut Penyebab :
1. Stroke Hemoragik
a. Intra cerebral hemoragik (ICH)
OK : Hypertensi, Aneurysma dan arterioveneus
Malformasi (AVM)
b. Sub Arachnoid Hemoragik (SAH)

diagnosis medis : CT brain scan


2. Stroke Non Hemoragik (Iskemik)
OK : Arteriosklerosis & sering dikaitkan dengan : DM,

Hypercolesterolemia, Asam urat, hyperagregasi


trombosit
3. Emboli Sumber dari tronkus di arteria carotis communis di
jantung
Lepas trombus embolus otak.

Berdasarkan perjalanan penyakit dan stadium


TIA (Trans Iskemic Attack)
Gangguan neurologis setempat yang terjadi selama
beberapa menit samapai beberapa jam saja.
Gejala yang muncul akan hilang sengan spontandan
sempurna dalam tempo kurang dari 24 jam

Stroke in volusi
Stroke yang terjadi masih terus berkembang dimana
gangguan neurologis terlihat semakin berat dan
bertambah buruk (beberapa jam hari)

Stroke Komplit
Ganguan neurologi yang timbul sudah menetap atau
permanen

PATOLOGI
1. Zona Oedematosa 6 hari 10 hari
2. Zona Degenerasi 6 8 bulan
3. Zona Nekratik > 8 bulan
Zona Oedematosa
Placcid 1 2 minggu

Zona Degenerasi
Recovery 6 8 bulan

Neurological Improvement
1. Area Degenerasi (Bersifat iriversibel
permanen = Zona nekratik) Disebut
area umbra

2. Area degenerasi riversibel (area


penumbra = Zona degenerasi)
3. Area Oedematosa (Bersifat riversibel
= Zona Oedematosa)

Zona Nekrotik
Residual lebih 6 bulan /
permanen tahunan

GEJALA DAN TANDA


Tergantung pada : Topis Lesi
Derajat lesi (Luas Infark)
1. Gangguan Motoris
Abnomelitas Tonus
(Flaccid atau Spastik)
Parese/plegia
(mono/ hemi)
Topis Lesi & Lenticulo Striata
Hemiplegia/ hemiparese

typica nn. Cranial VII & XII

2. Gangguan Sensoris
1) Hemidisesthesia
2) Hemikinesthesia
Pada kondisi tertentu kelainan sensoris terjadi tanpa kelainan
motoris
Contoh : Pada gambaran angiografi terjadi :
Obstruksi dan penyempitan lumen
a. Carotis communis

a. Cerebre Media kiri didaerah siphon di basis cranii


terjadi keluhan hemiastesia sisi dextra tanpa adanya parese.
3) Central Pain ( Lesi pda kortex sensoris)

3. Gangguan Saraf Otonom dan Fungsi Luhur


1) Gangguan vasomotor (vasokontruksi, vasodilatasi pembuluh darah)
2) Gangguan aktivasi kelenjar sudorivera ( keringat berlebihan)
3) Fungsi luhur (aphasia motoris dan sensoris)
Gangguan lain yang berkaitan dengan fungsi kognitif dan memori serta
fungsi psikiatrik dan emosi.
Karakteristik gangguan tersebut diatas tergantung topis lesi dan derajat
lesi

(2,5xS)+(2xM)+(2xN)x (0,1xD)-(3xA)-12
S kesadaran dimana 0= kompos mentis, 1=somnolen,
2=stupor atau koma
M muntah dimana 0=tidak ada, 1=ada
N nyeri kepala dimana 0=tidak ada, 1=ada
D diastolik
A ateroma dimana 0=tidak ada, 1=salah satu atau lebih
penyebab lainnya: DM, angina, penyakit pembuluh
darah.
<-1: infark serebri
-1 s.d. 1 meragukan
>1: perdarahan supratentorial
Soertidewi L, Tiksnadi A. Buku Saku Tentorium Neurologi. Jakarta: Departemen
Neurologi FKUI/RSCM.

Stroke yang disebabkan oleh perdarahan intrakranial


,dapat terjadi spontan (i.e., non-traumatik) intrakranial,
dengan lokasi di epidural, subdural, intraparenkimal, atau
interventrikular.
Perdarahan otak sering didiagnosis dengan
menggunakan CT scan non-kontras saat mengevaluasi
stroke akut.
Berdasarkan anatominya perdarahan otak dibedakan
menjadi perdarahan intraserebral dan perdarahan
subarakhnoid.

Misbach J. Stroke: aspek diagnostic, patofisiologi, dan manajemen. 1999.

Penyebab 5-10% stroke disebabkan oleh perdarahan


subarakhnoid.
Sering disebabkan oleh ruptur aneurisma atau
malformasi arteriovenosus, tetapi pada 20% kasus
penyebab pastinya tidak ditemukan.
Gejala nyeri kepala hebat dan mendadak saat onset
penyakit yang dapat disertai mual dan muntah.
Dapat disertai penurunan kesadaran dan gangguan
status mental.
Dalam 90% kasus, perdarahan dapat terlihat di CT-scan
dalam waktu 24 jam.
Misbach J. Stroke: aspek diagnostic, patofisiologi, dan manajemen. 1999. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Rohkamm. Color atlas of neurology. 2004. Thieme: 185.

Gejala nyeri kepala hebat dan mendadak saat onset


penyakit yang dapat disertai mual dan muntah.
Dapat disertai penurunan kesadaran dan gangguan
status mental.
Dalam 90% kasus, perdarahan dapat terlihat di CT-scan
dalam waktu 24 jam.

Misbach J. Stroke: aspek diagnostic, patofisiologi, dan manajemen. 1999. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Rohkamm. Color atlas of neurology. 2004. Thieme: 185.

DIAGNOSIS MEDIS
1. Computerized Tomography Scanning (CT scan)

1) Infark lesi hipodens (lesi dengan densitas rendah) tampak lebih


hitam dibanding jaringan otak disekitarnya.
2) Perdarahan Lesi hiperdens (lesi dengan densitas tinggi) tampak
lebih putih dibanding jaringan otak disekitarnya.
2. MRI & MRA ( Magnetic Resonance Imaging & Magnetic Resonace
Angiography)
untuk mengetahui topis kebocoran pembuluh darah di otak

Stabilisasi pasien dengan tindakan ABCDE


Pasang jalur infuse intravena dengan larutan salin normal 0,9
% dengan kecepatan 20 ml/jam, jangan memakai cairan
hipotonis seperti dekstrosa 5 % dalam air dan salin 0,45%,
karena dapat memperhebat edema otak
Berikan oksigen 2-4 liter/menit melalui kanul hidung
Buat rekaman elektrokardiogram (EKG) dan lakukan foto
rontgen toraks
Ambil sampel untuk pemeriksaan darah : pemeriksaan darah
perifer lengkap dan trombosit, kimia darah (glukosa, elektrolit,
ureum, dan kreatinin), masa protrombin, dan masa
tromboplastin parsial
Jika ada indikasi, lakukan tes-tes berikut : kadar alkohol,
fungsi hati, gas darah arteri, dan skrining toksikologi
Tegakkan diagnosis berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
fisis
CT-scan atau MRI bila alat tersedia. Bila tidak ada, dengan
skor Siriraj untuk menentukan jenis stroke.

Pada pasien dengan defisiensi faktor koagulasi dan


trombositopenia, penatalaksaan yang dilakukan meliputi
pemberian faktor pembekuan atau platelet.
Pada pasien dengan riwayat pemakaian antikoagulan oral
yang mengalami perdarahan yang mengancam nyawa, dalam
hal ini misalnya perdarahan intrakranial, direkomendasikan
untuk memperbaiki INR secepat mungkin.
Vitamin K membutuhkan waktu beberapa jam untuk
memperbaiki INR, sedangkan FFP memiliki kekurangan
berupa peluang timbulnya reaksi alergi, risiko transfusi
infeksius, waktu produksi yang lama, serta masalah volume
yang diperlukan untuk koreksi.
Kendalikan hipertensi : Tekanan darah sistolik > 180 mmHg
harus diturunkan sampai 150-180 mmHg dengan labetalol (20
mg intravena dalam 2 menit, ulangi 40-80 mg intravena dalam
interval 10 menit sampai tekanan yang diinginkan, kemudian
infuse 2 mg/menit (120 ml/jam) dan dititrasi atau penghambat
ACE (misalnya kaptopril 12,5-25 mg, 2-3 kali sehari) atau
antagonis kalsium (misalnya nifedipin oral 4 kali 10 mg).

Pertimbangkan konsultasi bedah saraf


Pertimbangkan angiografi untuk menyingkirkan
aneurisma atau malformasi arteriovenosa.
Berikan manitol 20 % (1 mg/kgBB, bolus intravena dalam
20-30 menit, dilanjutkan 0,5 mg/kgBB setiap 3-5 jam)
untuk pasien dengan koma dalam atau tanda-tanda
tekanan intrakranial yang meninggi atau ancaman
herniasi.
Steroid tidak terbukti efektif pada perdarahan
intraserebral.
Pertimbangkan fenitoin (10-20 mg/kgBB intravena,
kecepatan maksimal 50 mg/menit, atau per oral) pada
pasien dengan perdarahan luas dan derajat kesadaran
menurun.
Pertimbangkan terapi hipervolemik dan nimodipin untuk
mencegah vasospasme bila secara klinis, pungsi lumbal
atau CT-Scan menunjukkan perdarahan subaraknoid
akut primer.

Program pemulihan pada kondisi stroke yang bertujuan


untuk mengoptimalkan kapasitas fisik dan kemampuan
fungsional pasien stroke, sehingga mereka mampu
mandiri dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Fisioterapi diperlukan pasien untuk dapat meningkatkan
kemampuan gerak dan fungsinya.

WASSALAMUALAIKUM WR WB

Anda mungkin juga menyukai