Anda di halaman 1dari 12

Makalah Seminar Kerja Praktek

ANALISIS PERHITUNGAN SETTING RELAY ARUS LEBIH (OCR) GARDU HUBUNG


KANTOR PT. PLN PERSERO AREA JAMBI
Rizky Patra Jaya (21060110110005)(1) Ir. Yuningtyastuti, MT(2)
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
ABSTRAK
Seiring dengan kemajuan zaman, kebutuhan akan energi listrik semakin meningkat, baik dari segi kuantitas
maupun kualitas. Dari segi kuantitas, menuntut tersedianya energi listrik dalam jumlah yang memadai, sedangkan dari
segi kualitas, menuntut pendistribusian energi listrik dengan tingkat keandalan yang tinggi kepada para konsumen.
Dalam memenuhi syarat kuantitas penyaluran energi listrik maka sistem tenaga listrik sudah harus dilayani oleh dua
buah pusat listrik atau lebih. Akan tetapi pusat listrik akan sulit untuk mengatur pasokan energi disetiap beban tanpa
adanya pembagian yang lebih terperinci. Sehingga dibutuhkan sebuah gardu hubung untuk mengaturnya.
Gardu hubung merupakan gardu yang menerima energi listrik dari gardu induk yang telah diturunkan
menjadi tegangan menengah dan menyalurkan atau membagi energi listrik tanpa merubah tegangannya melalui
jaringan distribusi primer (JTM) menuju gardu atau transformator distribusi. Untuk menjamin penyaluran energi
listrik pada gardu hubung maka diperlukan pengaman pada sistem penyalurannya, salah satunya adalah penggunaan
relay arus lebih (OCR).
Relay arus lebih atau over current relay (OCR) adalah alat yang mendeteksi besaran arus yang melalui suatu
jaringan dengan bantuan trafo arus. Harga atau besaran yang boleh melewatinya disebut dengan setting. Saat
melakukan setting pada OCR perlu dilakukan perhitungan, agar settingan OCR dapat berfungsi dengan baik.
Di PT. PLN PERSERO WS2JB Area Jambi khususnya dalam bidang proteksi jaringan. Perhitungan setting OCR
secara tepat di Gardu Hubung, diharapkan mampu meningkatkan keandalan dan kontinuitas penyaluran energi
listrik terhadap pelanggan
.Kata Kunci : Gardu hubung, OCR, Perhitungan setting OCR

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Listrik merupakan salah satu sarana yang
dibutuhkan oleh masyarakat. Energi listrik digunakan
untuk mendukung aktivitas masyarakat sehari-hari,
dimulai dari penerangan, tenaga penggerak, pemanas
dan lain-lain. Oleh karena itu, untuk menjamin
keandalan dan kontinuitas penyaluran energi listrik
maka
diperlukan
keandalan
pada
sistem
penyalurannya.
Energi listrik dapat dibangkitkan dan
disalurkan ke pusat beban secara berkelanjutan,
ekonomis, effisien, aman dan optimum dengan
keandalan yang tinggi apabila dilengkapi dengan
sistem pengaman yang memadai. Tanpa adanya
sistem pengaman, berbagai gangguan yang terjadi
pada sistem tenaga listrik, baik eksternal maupun
internal tidak dapat diatasi dengan baik. Untuk itu
digunakan relay proteksi sebagai pengaman, salah
satunya adalah relay arus lebih. Dengan demikian
mengurangi kerusakan dan pemadaman, baik pada
pusat beban maupun pada komponen sistem tenaga
listrik.

2. Memberikan bekal pengalaman praktek,


sehingga teori yang didapatkan dapat
diterapkan di lapangan.
3. Memenuhi prasyarat sks wajib sesuai
kurikulum yang di berlakukan di
Universitas Diponegoro.

1.
1.1

1.2

Tujuan
Sesuai dengan kurikulum yang ada di
Universitas Diponegoro, maka tujuan Kerja
praktek ini adalah :
1. Menambah pengetahuan dan pemahaman
tentang Setting Relay yang dipergunakan di PT
PLN (Persero) WS2JB Area Jambi

1.3

Pembatasan Masalah
Dalam penulisan laporan kerja praktek
ini, penulis hanya menjelaskan tentang gardu
hubung, serta perhitungan setting relay arus
lebih (OCR) pada gardu hubung PT. PLN area
Jambi.
2. PENDAHULUAN
2.1 GARDU HUBUNG PT. PLN AREA
JAMBI
2.1.1 Pengertiam umum gardu hubung
Gardu Hubung merupakan tempat
pemusatan daya dari pembangkit dan
interkoneksi atau dengan kata lain Gardu
hubung merupakan gardu yang menerima daya
listrik dari gardu induk yang telah diturunkan
menjadi tegangan menengah dan menyalurkan
atau membagi daya listrik tanpa merubah
tegangannya melalui jaringan distribusi primer
(JTM) menuju gardu atau transformator
distribusi, seperti Gambar (1)

Pembangkit

Gardu induk

Gardu Hubung

2. Pemisah (PMS)

Beban TM
Beban
TR
Trafo distribusi

PMT
PMS
Lagthning Arrester
Transformator
Rel Daya
Batere
Relay
Peralatan Kontrol

Gambar 1. Diagram tungggal gardu hubung

Didalam gardu hubung terdapat macammacam


peralatan
yang
diletakan
dalam
kubikel,seperti Gambar (2) sebagai berikut :

Gambar 2. Kubikel Gardu Hubung PT. PLN area Jambi

2.1.2
1

Peralatan Utama Gardu Hubung


Pemutus Tenaga (PMT)

Disconnecting Switch atau saklar


pemisah (PMS) yaitu suatu peralatan sistem
tenaga yang berfungsi sebagai pemisah
peralatan listrik dari peralatan lain yang
bertegangan, dimana PMS ini dapat membuka
dan menutup hanya pada kondisi tanpa beban,
seperti Gambar (3).
3. Ligthning Arrester ( LA )
Arrester adalah alat pelindung bagi
peralatan sistem tenaga listrik terhadap surya
petir. Alat ini bersifat bypass disekitar ilolasi
yang berbentuk jalan dan mudah dialirin arus
ke sistem pentanahan pada saat terjadi surja
hubung atau sambaran petir, sehingga hal itu
tidak menibulkan tegangan lebih dan tidak
merusak peralatan listrik. Jadi pada keadaan
normal arrester berlaku sebagai isolator. Bila
timbul tegangan surja maka arrester bersifat
sabagai konduktor yang tahananya relative
rendah, sehingga dapat dilalaui arus dengan
baik. Adapun arrester yang digunakan pada
gardu hubung PT. PLN area Jambi seperti
Gambar (4) :

Circuit Breaker atau Sakelar Pemutus Tenaga


(PMT) adalah suatu peralatan pemutus rangkaian
listrik pada suatu sistem tenaga listrik, yang mampu
untuk membuka dan menutup rangkaian listrik pada
semua kondisi, termasuk arus hubung singkat, sesuai
dengan ratingnya. Juga pada kondisi tegangan yang
normal ataupun tidak normal.

PMS

Gambar 4. LA pada GH PT. PLN area Jambi

4. Rel Daya ( Busbar )

PMT

Busbar jenis tunggal adalah sistem rel


yang sederhana, karena hanya menggunakan
sedikit peralatan dan ruang maka dari segi
ekonomis sistem ini sangat menguntungkan.
Rel daya tunggal digunakan pada gardu skala
kecil yang hanya mempunyai sedikit saluran
ke luar ( outgoing ).
Sistem Busbar pada gardu hubung PT.
PLN area Jambi seperti Gambar (5).

Gambar 3. PMT dan PMS pada GH PT. PLN area Jambi

Gambar 5. Busbar pada GH PT. PLN area Jambi

Sistem busbar yang ada pada gardu hubung .


PLN area Jambi adalah sistem single bus ( rel daya
tunggal ). Tengangan 20 kV yang berada pada busbar
didistribusikan kebeban melalui tiga penyulang :
Penyulang Pijoan
Penyulang Mayang
Penyulang Kebun Handil
5. Transformator Ukur
Pada umumnya alat - alat ukur seperti voltmeter
dan ampermeter dibuat dalam batas yang relative
kecil. Untuk itu pada pengukuran listrik arus bolak
balik digunakan transformator yang berfungsi sesuai
kegunaannya antara lain:

Gambar 7. Potensial Transfomator pada gardu


hubung PT. PLN area Jambi

Batere

Batere dipakai sebagai sumber tenaga


untuk peralatan control dan proteksi dari
Gardu Hubung. Peranan dari batere ini adalah
sangat penting karena justru pada saat
gangguan, batere inilah yang merupakan
sumber tenaga untuk menggerakan alat alat
control dan proteksi. Pada gardu hubung PT.
PLN area Jambi jenis batere yang digunakan
adalah jenis batere Alkali.

a. Transformator Arus ( Current Transfomator )


Transformator
arus
berfungsi
untuk
menurunkan arus yang besar menjadi arus yang
kecil.Gambar Current Transfomator pada gardu
hubung PT. PLN area Jambi

Gambar 8. Batere GH PT PLN area Jambi

CT

Gambar 6. Current Transfomator pada gardu hubung PT.


PLN area Jambi

Relay

Relay adalah peralatan elektronik yang


memberikan perintah pada PMT untuk
membuka apabila terjadi suatu gangguan. Ini
untuk melindungi peralatan tenaga listrik dan
sistem jaringannya. Prinsip kerja relay adalah
sebagai otak dari sebuah sistem tenaga listrik.
Relay akan bekerja apabila dideteksi adanya
gangguan, seperti Gambar (9).
PMT

b. Transformator
Transformer )

Tegangan

Potensial

Transformator
tegangan
berfungsi
untuk
menurunkan tegangan kerja dari yang besar pada
tengangan menengah menjadi tegangan yang kecil.
Gambar Potensial Transfomator pada gardu
hubung PT. PLN area Jambi

Gambar 9. Prinsip Kerja Relay

Dan Gardu hubung PT. PLN area jambi


menggunakan relay SPAJ 140C dan relay SPAJ
144C, sesuai dengan data berikut :

c.

d.
Gambar 10. Ralay SPAJ 140 C

Gambar 11. Ralay SPAJ 144 C

Fungsi relay yaitu sebagai berikut ini:


Merupakan rele pengaman utama dan cadangan,
Mengamankan gangguan hubung pendek antara
fasa maupun hubung pendek satu fasa ke tanah
dan dalam beberapa hal dapat digunakan sebagai
pengaman beban lebih (overload),
Pengamanan utama pada jaringan distribusi dan
subtransmisi radial,
Pengaman cadangan untuk generator, trafo
tenaga dan saluran transmisi.
Disamping itu ada syarat penting dalam pengamanan,
yaitu:
a. Kepekaan (Sensitivity)
Pada prinsipnya relay harus peka sehingga
dapat mendeteksi gangguan dikawasan
pengamannya meskipun dalam kondisi
rangsangan yang minimum.
b. Keandalan (Reliability)
Ada 3 aspek keandalan, yaitu sebagai berikut :

1. Depedability
yaitu
tingkat
kepastian
bekerjanya,
dapat
diandalkan dan tidak boleh gagal
dalam bekerja.
2. Security yaitu tingkat kepastian
untuk tidak salah kerja.
3. Avaliability yaitu perbandingan
antara waktu dimana pengaman
dalam keadaan siap kerja dan
waktu total operasinya.
Selektivitas ( selectivity)
Pengaman harus dapat memisahkan
bagian sistem yang terganggu sekecil
mungkin yaitu hanya seksi yang
terganggu yang menjadi kawasan
pengamanan utamanya.
Kecepatan
Untuk
memperkecil
kerugian/
kerusakkan akibat gangguan, maka
bagian yang terganggu harus dipisahkan
secepat mungkin.

Adapun jenis-jenis relay sebagai berikut :


Pengamanan Generator
Relay Stator Hubung Tanah
Relay arus urutan negatif
Relay diferensial
Relay hilang medan
Relay Tegangan lebih
Relay daya balik
Relay arus lebih / Relai jarak
Relay Putaran lebih
Relay Out of step
Pengamanan Transformator
Relay Diferensial
Relay Tangki
Relay Buchhclzs
Relay Suhu (Temperatur)
Relay Arus Lebih
Relay Tekanan
Penggamanan Transmisi
Relay Jarak
Relay Current Differential
Relay Phase Comparison
Pengamanan Distribusi
Relay Gangguan Antar Fasa
(OCR)
Relay Gangguan Satu Fasa
Ketanah (GFR)
Dikarenakan relay gardu hubung PT.
PLN area Jambi adalah pengaman sistem
jaringan 20 kv, maka relay arus lebih (OCR).

Peralatan Kontrol

Peralatan kontrol digunakan untuk


mengontrol peralatan gardu hubung.
Peralatan kontrol ini terdapat pada panel box
kontrol. Panel box kontrol pada GH PT.

PLN area Jambi yaitu :

Koordinasi relai arus lebih


1. Definite Time Relay.
Koordinasi
Relay
yang
mentripkan PMT (Pemutus) dalam
jaringan Radial dilakukan dengan
membuat setelan waktu yang tetap
untuk setiap titik gangguan
hubungan singkat, tetapi nilai
setelannya bertingkat.

Ga mb a r 1 3 . De fi ni te T i me Rel a y

Gambar 12. Panel Box Kontrol

2.2 Relay Arus Lebih (OCR)


Pada dasarnya relay arus lebih adalah alat yang
mendeteksi besaran arus yang melalui suatu jaringan
dengan bantuan trafo arus. Harga atau besaran yang
boleh melewatinya disebut dengan setting.
Karakteristik Waktu Kerja OCR yaitu sebagai berikut
ini :
Relay arus lebih seketika (moment). Rele
arus lebih dengan karakteristik waktu kerja
seketika (moment) ialah jika jangka waktu
rele mulai saat rele arusnya pick up (kerja)
sampai selesainya kerja rele sangat singkat
(20-100 ms), yaitu tanpa penundaan waktu.
Rele ini pada umumnya dikombinasikan
dengan rele arus lebih dengan karakteristik
waktu tertentu (definite time) atau waktu
terbalik (inverse time) dan hanya dalam
beberapa hal berdiri sendiri secara khusus.
Relay arus lebih dengan karakteristik waktu
tertentu (Definite time). Rele arus lebih
dengan karakteristik waktu tertentu ialah jika
jangka waktu mulai rele arus pick up sampai
selesainya kerja rele diperpanjang dengan
nilai tertentu dan tidak tergantung dari
besarnya arus yang menggerakan.
Relay arus lebih dengan karakteristik waktu
terbalik
(Inverse
time).
Rele dangan karakteristik waktu terbalik
adalah jika jangka waktu mulai rele arus pick
up sampai selesainya kerja diperpanjang
dengan besarnya nilai yang berbanding
terbalik dengan arus yang menggerakkan.

Pada Gambar (13)


arus
gangguan makin dekat ke sumber
makin besar , tetapi waktu kerja
relay malah makin lambat.
2. Inverse Time Relay.
Waktu kerja relay berdasarkan
arus gangguan yang mengalir pada
relay. Jadi Koordinasinya perlu
hasil hitungan Arus gangguan
Hubungan Singkat di setiap titik
gangguan.
Cara Kerja Inverse Time
Relay :
a) Relay mulai kerja pada arus
gangguan pick up >I set.
b) Bila
perbandingan
arus
gangguan dan setelan arus >I,
maka elemen waktu mulai
menghitung.
c) Hitungan waktu selesai bila
kontak menutup,dan lamanya
tergantung perbandingan arus
itu, makin besar arus makin
cepat relay bekerja.

Gambar 14. Inverse Time Relay

Pada gambar Gambar (14),


arus gangguan makin dekat
kesumber arus gangguan makin

besar, waktu kerja relay sudah dapat


ditekan.
Untuk mendapatkan karakteristik
yang diharapkan seperti diatas perlu
dihitung arus gangguan, nilai setelan arus
dan setelan waktu.
3. Inverse Definite
(IDMT) Relay.

Minimum

2. Data rasio CT dan setting relay pada


Tabel
(4.2)
digunakan
untuk
perhitungan waktu kerja relai arus
lebih , serta perhitungan koordinasi
kerja relay gardu hubung PT. PLN
area Jambi.
3. Data single line diagram jaringan di
PT. PLN (PERSERO) WS2JB
area
Jambi (terlampir)
AREA JAMBI

Time

Tabel 1. Database Arus gangguan GH


PLN area Jambi
GI SELINCAH PNL ANGGREK
ARUS
x In
GANGGUAN

1,01
1,02
1,03
1,04
1,05
1,1
1,15
1,2
1,25
1,3
1,35
1,4
1,45
1,5
1,55
1,6
1,65
1,7
1,75
1,8
1,9

Gambar 15. Kombinasi relay inverse dan definite

Relay mempunyai kombinasi


antara Inverse dan Definte Time
relay.Relay Jenis ini yang digunakan
pada Gardu Hubung Kantor.

2.3

SETTING
HUBUNG
JAMBI

RELAY
GARDU
PT.
PLN
AREA
PT. PLN (PERSERO) WS2JB
AREA JAMBI

Gardu hubung merupakan gardu yang


menerima energi listrik dari gardu induk yang telah
diturunkan menjadi tegangan menengah dan
GI SELINCAH PNL ANGGREK
GH KANTOR INCOMING
menyalurkan atau membagi
energi listrik
tanpa
ARUS
ARUS
x In
tms
x In
tms
GANGGUAN
GANGGUAN
merubah tegangannya melalui
jaringan distribusi
1,01
404
0,20 1,01
404
0,20
primer (JTM) menuju 1,02
gardu 408atau 0,20
transformator
1,02
408
0,20
1,03 penyaluran
412
0,20
1,03 listrik
412
0,20
distribusi. Untuk menjamin
energi
1,04
416
0,20 1,04
416
0,20
pada gardu hubung maka1,05
diperlukan
pengaman
pada
420
0,20 1,05
420
0,20
1,1salah
440 satunya
0,20 1,06 adalah
424
0,20
sistem penyalurannya, 1,15
460
0,20 1,07
428
0,20
1,2(OCR).
480
0,20 1,08
432
0,20
penggunaan relay arus lebih
500
0,20 1,09
436
0,20
Relay arus lebih atau1,25
over
current
relay
(OCR)
1,3
520
0,20
1,1
440
0,20
1,35
540
0,20 arus
1,11
444
0,20
adalah alat yang mendeteksi
besaran
yang
1,4
560
0,20 1,12
448
0,20
melalui suatu jaringan dengan
bantuan
arus.
1,45
580
0,20 trafo
1,13
452
0,20
1,5
600
0,20
1,14
456
Harga atau besaran yang boleh melewatinya disebut 0,20
1,55
620
0,20 1,15
460
0,20
dengan setting. Saat melakukan
1,6
640setting
0,20 pada
1,15 OCR
460
0,20
1,65
660
0,20
1,6 OCR
640
0,20
perlu dilakukan perhitungan,
agar
settingan
1,7
680
0,20
1,7
680
0,20
dapat berfungsi dengan1,75baik.700Untuk
melakukan
0,20
1,8
720
0,20
1,9 harus
760
0,20
perhitungan setting relay1,8arus 720
lebih0,20
(OCR)
1,9
760
0,20
2
800
0,20
diketahui arus gangguan data CT
yang 0,20
digunakan.5.400 0,20
5.400
5.400
5.400

0,20
0,20

5.400
5.400

2.3.1 Data
Pada laporan ini digunakan 3 jenis data, yaitu :
1. Data arus gangguan yang terjadi di tiap
penyulang pada Tabel (4.1) digunakan untuk
perhitungan waktu kerja relay arus lebih,
serta perhitungan koordinasi kerja relay di
gardu hubung PT. PLN area Jambi.

0,20
0,20

404
408
412
416
420
440
460
480
500
520
540
560
580
600
620
640
660
680
700
720
760
5.400
5.400
5.400
ARUS GANGGUAN

tms

0,20
0,20
0,20
0,20
0,20
0,20
0,20
0,20
0,20
0,20
0,20
0,20
0,20
0,20
0,20
0,20
0,20
0,20
0,20
0,20
0,20
0,20
0,20
0,20

PT.ARUS GANGGUAN

SISTEM 20 KV GH KANT

GH KANTOR INCOMING
ARUS
x In
GANGGUAN

1,01
1,02
1,03
1,04
1,05
1,06
1,07
1,08
1,09
1,1
1,11
1,12
1,13
1,14
1,15
1,15
1,6
1,7
1,8
1,9
2

tms

404
408
412
416
420
424
428
432
436
440
444
448
452
456
460
460
640
680
720
760
800
5.400
5.400
5.400

0,20
0,20
0,20
0,20
0,20
0,20
0,20
0,20
0,20
0,20
0,20
0,20
0,20
0,20
0,20
0,20
0,20
0,20
0,20
0,20
0,20
0,20
0,20
0,20

GH KANTOR KEBUN HAN


x In

1,01
1,02
1,03
1,04
1,05
1,1
1,15
1,2
1,25
1,3
1,35
1,4
1,45
1,5
1,55
1,75
2
3
4
4,5
4,8

ARUS
GANGGUAN

SISTEM 20 KV GH KANTOR
GH KANTOR KEBUN HANDIL
x In

1,01
1,02
1,03
1,04
1,05
1,1
1,15
1,2
1,25
1,3
1,35
1,4
1,45
1,5
1,55
1,75
2
3
4
4,5
4,8

ARUS
GANGGUAN

101
102
103
104
105
110
115
120
125
130
135
140
145
150
155
175
200
300
400
450
480
300
300
300

tms

0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05

GH KANTOR MAYANG
x In

1,01
1,02
1,03
1,04
1,05
1,1
1,15
1,2
1,25
1,3
1,35
1,4
1,45
1,5
1,55
1,75
2
2,25
2,5
3
3,5

ARUS
GANGGUAN

152
153
155
156
158
165
173
180
188
195
203
210
218
225
233
263
300
338
375
450
525
225
225
225

GH KANTOR PIJOAN

tms

x In

0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05

1,01
1,02
1,03
1,04
1,05
1,1
1,15
1,2
1,25
1,3
1,35
1,4
1,45
1,5
1,55
1,75
2
2,25
2,5
3
3,4

ARUS
GANGGUAN

152
153
155
156
158
165
173
180
188
195
203
210
218
225
233
263
300
338
375
450
510
450
450
450

tms

0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05

101
102
103
104
105
110
115
120
125
130
135
140
145
150
155
175
200
300
400
450
480
300
300
300

tm

0,
0,
0,
0,
0,
0,
0,
0,
0,
0,
0,
0,
0,
0,
0,
0,
0,
0,
0,
0,
0,
0,
0,
0,

PT. PLN (PERSERO) WS2JB


AREA JAMBI

RESETTING ARUS LEBIH


SISTEM 20 KV GH KANTOR
Tabel 2. Database
tabel setting relay arus lebih pada
GH PT PLN area Jambi

URAIAN

GI SELINCAH
PNL ANGGREK

GH KANTOR
INCOMING

GH KANTOR
KEBUN HANDIL

GH KANTOR
MAYANG

GH KANTOR
PIJOAN
5

Merk/Type Rele

Karakteristik

CT RATIO

Amp

Setting I >

Amp

400

400

100

150

150

Setting t >

tms

0,20

0,20

0,05

0,05

0,05

Setting I >> Amp

5.400

5.400

300

225

450

0,04

0,04

0,05

0,05

0,05

Setting t >>

det

400/5

400/5

100/5

150/5

menyebabkan padam total apabila terjadi


gangguan jaringan pada salah satu
penyulang.
Pada pembahasan selanjutnya akan
dilakukan perhitungan untuk setting OCR
pada incoming dan outgoing gardu
hubung.

150/5

2.3.2 PERHITUNGAN SETTING RELAY OCR


PADA GARDU HUBUNG
Pada pembahasan laporan ini digunakan
relay arus lebih (OCR) dengan karakteristik
normal invers. Persamaan dasar yang digunakan
untuk menghitung waktu kerja OCR tipe normal
invers adalah:

t= Kx
(I/I>)-1
Dimana :
t = waktu trip (top) (detik)
K = time multiplier (tms)
= 0.14
= 0.02
I = Arus gangguan (Ampere)
I> = Arus setting (Iset) (Ampere)
Untuk melakukan perhitungan setting relay
secara benar, diperlukan single line diagram
gardu hubung PT. PLN area Jambi, seperti yang
ditunjukan pada Gambar (4.1)

a. Setting OCR incoming gardu


hubung PT. PLN area Jambi
Jaringan untuk GH PT. PLN area
Jambi didapat dari penyulang anggrek.
Oleh karena itu setting waktu (tms)
dari relay arus lebih (OCR) digunakan
nilai yang lebih besar dari setting
waktu (tms) jaringan outgoing GH PT.
PLN area Jambi. (Tabel 2)
Pada data tebel (4.2) didapat nilai
waktu setting OCR (tms) untuk
penyulang anggrek sebesar 0,2 detik.
Dan pada Tabel (1) didapat arus
gangguan pada penyulang anggrek
sebesar 404 A pada sisi sekunder CT.
Sehingga bisa dicari waktu kerja OCR
sesuai perhitungannya.
Contoh perhitungan :

t= Kx
(I/I>)-1
t = 0.200 x 0.14
(404/400)0.02-1
t = 0.028
1.9x10-4
t = 140,6 detik
Dengan cara yang sama
didapat hasil perhitungan dalam tabel
(3) sebagai berikut :

Gambar 16. Single line diagram gardu hubung PT.PLN


area Jambi

Pada Gardu Hubung Kantor terdapat 3


penyulang Out Going, 1 penyulang Incoming
yaitu Penyulang Anggrek sebagai pensuplai
utama Gardu Hubung Kantor. Mengingat ada 3
penyulang outgoing yang mana untuk mensuplai
langsung ke jaringan Distribusi, maka untuk
menjaga keandalan sistem perlu setting dan
koordinasi Relay yang tepat antara Gardu
Hubung dan Gardu Induk agar tidak

Tabel 3. Tabel Perhitungan waktu Kerja OCR pada


incoming penyulang anggrek dengan arus
gangguan yang berbeda

Tabel (3) menunjukan bahwa


semakin besar arus gangguan yang terjadi
maka waktu kerja OCR untuk memberikan
perintah pada PMT untuk membuka juga
akan semakin cepat. Untuk arus gangguan
sebesar 5400 ampere merupakan settingan
pada definite, sehingga waktu untuk
membuka PMT akan instan sesuai waktu
setting yang dimasukan.
Dari Tabel (3) dapat dibuat grafik
waktu kerja relay arus (OCR) lebih terhadap
besarnya gangguan.

dengan karakteristik relay yang


digunakan, yaitu normal inverse.

b. Setting OCR outgoing gardu


hubung PT. PLN area Jambi
Jaringan outgoing untuk GH
PT. PLN area Jambi dibagi menjadi 3
bagian,
seperti
Gambar
(4.1).
Pembagiannya sebagai berikut :
Penyulang Pijoan
Penyulang Kebun Handil
Penyulang Mayang
Agar didapat syarat proteksi,
yaitu selektif dalam mengisolir
gangguan, maka relay arus lebih
(OCR) yang berada pada jaringan
outgoing
harus
di
setting
sedemikian rupa, agar diperoleh
waktu operasi yang lebih cepat dari
jaringan incoming GH PT. PLN
area Jambi. karena digunakan jenis
dan karakteristik relai yang sama,
yaitu jenis OCR tipe normal invers,
maka setting waktu (tms) relay utuk
jaringan outgoing di setel lebih
kecil.
Pada data Tabel (4.2) didapat
nilai tms untuk setting waktu ocr
pada masing masing penyulang
outgoing sebagai berikut :
Tabel 4. Waktu setting (tms) pada outgoing GH
PT. area Jambi
Outgoing pada GH PT. PLN area Jambi

Waktu Setting (tms)

Penyulang Pijoan
Penyulang Kebun Handil
Penyulang Mayang

0,05
0,05
0,05

Untuk data arus gangguan


didapat dari data PT. PLN area
Jambi untuk masing masing
outgoing gardu hubung, seperti
tabel (4.5) berikut :

Arus
gangguan

Gambar 17. Grafik perbandingan antara waktu kerja OCR


terhadap arus gangguan yang terjadi di
penyulang anggrek

Dari Gambar (17) diketahui bahwa


semakin besar arus gangguan yang terjadi
maka waktu kerja relay arus lebih akan lebih
cepat. Sehingga hasil perhitungan sesuai

Tabel 5. Arus gangguan pada outgoing GH PT.


area Jambi
Outgoing pada GH PT. PLN area Jambi

Arus Gangguan (A)

Penyulang Pijoan
Penyulang Kebun Handil
Penyulang Mayang

152
101
152

Dengan adanya data arus


gangguan dan waktu setting dapat
dihitung waktu operasi (top) pada
masing-masing outgoing gardu
hubung PT. area Jambi.

Contoh perhitungan :

a. Penyulang Pijoan

Tabel 6. Tabel Perhitungan waktu Kerja OCR pada


outgoing GH PT. PLN area Jambi dengan
arus gangguan yang berbeda
GH KANTOR KEBUN HANDIL

tms

t= Kx
(I/I>)-1
t = 0.05 x 0.14
(152/150)0.02-1
t = 0.007
2.64x10-4
t = 26,42 detik

b. Penyulang Kebun Handil


t= Kx
(I/I>)-1
t = 0.05 x 0.14
(101/100)0.02-1
t = 0.007
1.99x10-4
t = 35,17 detik

c. Penyulang Mayang
t= Kx
(I/I>)-1
t = 0.05 x 0.14
(152/150)0.02-1

0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05

Arus Gangguan Waktu Kerja


(A)
(top)
101
35,17
102
17,67
103
11,84
104
8,92
105
7,17
110
3,67
115
2,50
120
1,92
125
1,56
130
1,33
135
1,16
140
1,04
145
0,94
150
0,86
155
0,80
175
0,62
200
0,50
300
0,32
400
0,25
450
0,23
480
0,22
300
Definite
300
Definite
300
Definite

GH KANTOR MAYANG

tms
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05

Arus Gangguan Waktu Kerja


(A)
(top)
152
26,42
153
17,67
155
10,67
156
8,92
158
6,73
165
3,67
173
2,45
180
1,92
188
1,55
195
1,33
203
1,15
210
1,04
218
0,93
225
0,86
233
0,79
263
0,62
300
0,50
338
0,43
375
0,38
450
0,32
525
0,28
225
Definite
225
Definite
225
Definite

GH KANTOR PIJOAN

tms
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05

Arus Gangguan Waktu Kerja


(A)
(top)
152
26,42
153
17,67
155
10,67
156
8,92
158
6,73
165
3,67
173
2,45
180
1,92
188
1,55
195
1,33
203
1,15
210
1,04
218
0,93
225
0,86
233
0,79
263
0,62
300
0,50
338
0,43
375
0,38
450
0,32
510
0,28
450
Definite
450
Definite
450
Definite

Pada Tabel (6) waktu kerja


OCR akan semakin cepat jika arus
gangguan semakin membesar. Untuk
penyulang mayang dan pijoan waktu
kerja OCR sama, dikarenakan arus
gangguan yang terjadi dikedua
penyulang sama. Akan tetapi untuk
karakteristik OCR difinite berbeda,
penyulang mayang 225 ampere
sedangkan penyulang pijoan 450
ampere. Penyulang mayang memiliki
setting arus yang lebih kecil karena
didaerah
penyulang
mayang
merupakan daerah padat penduduk.
Sehingga dibutuhkan waktu kerja
OCR yang cepat agar jaringan
dipenyulang mayang aman. Sedangkan
untuk penyulang kebun handil arus
gangguan pada karakteristik definite
sebesar 300 ampere.
Dari Tabel (6) dapat dibuat
grafik perbandingan antara waktu
operasi tiap penyulangnya :

t = 0.007
2.64x10-4
t = 26,42 detik
Dengan cara yang sama didapat
hasil perhitungan dalam Tabel (6)
sebagai berikut :
Gambar 18. Grafik perbandingan waktu kerja
OCR outgoing GH PT.PLN area
Jambi tiap Penyulang.

Pada Gambar (18) dapat dilihat


bahwa kurva waktu kerja untuk OCR pada
penyulang mayang dan pijoan adalah saling
berimpitan. Hal ini karena kedua feeder
tersebut menggunakan rasio CT yang sama,
sehingga kedua relay akan membaca nilai
arus gangguan yang sama.sedangkan
penyulang kebun handil menggunak rasio CT
yang lebih kecil, sehingga memiliki kurva
waktu kerja relay yang sedikit berbeda.
2.3.3

Koordinasi Setting OCR gardu hubung


PT. PLN area Jambi
Untuk penyetingan relay di gardu hubung
Kantor, perhitungan untuk nilai setting yang
dimasukan dalam data setting pada relay harus di
koordinasikan dengan data setting relay di Gardu
Induk Selincah agar tidak terjadi Black Out (padam
total) apabila salah satu penyulang di GH Kantor
mengalami gangguan. Karena setting relay di Gardu
Induk Selincah bukan menjadi wewenang Kantor
Cabang. Maka perhitungan nilai setting yang
dimasukkan pada relay di GH Kantor adalah tidak
mutlak berdasarkan perhitungan panjang jaringan
atau besarnya penampang, jadi nilai setting yang
dimasukkan berdasarkan pertimbangan koordinasi
nilai setting relay di GI Selincah.
Dari database arus gangguan GH PLN area Jambi
(Tabel 1) diambil sempel arus gangguan sebesar 500
ampere untuk melihat koordinasi OCR normal invers
pada gardu hubung PT. PLN area Jambi sudah
terlaksana dengan baik atau tidak. Oleh sebab itu
akan dilakukan perhitungan pada incoming
penyulang anggrek beserta outgoing penyulang
kebun handil, mayang dan pijoan.
Untuk waktu kerja incoming penyulang anggrek
perhitungannya sebagai berikut :
Penyulang Anggrek (incoming) :
I> (Iset)
= 400 Ampere
t> (tms)
= 0.200 detik
Maka waktu trip pada penyulang Anggrek
adalah,

t = 0.200 x 0.14
(500/400)0.02-1
t = 0.028
0.012

Penyulang Pijoan (outgoing) :


I>(Iset)
t> (tms)

= 150 Ampere
= 0.05 detik

Maka waktu trip pada penyulang


Pijoan adalah,

t = 0.05 x 0.14
(500/150)0.02-1
t = 0.007
0.024
t = 0.29 detik
Jadi PMT akan trip (membuka) dalam
waktu 0.29 detik jika terjadi gangguan pada
jaringan.
Penyulang Mayang (outgoing) :
I>(Iset)
t> (tms)

= 100 Ampere
= 0.05 detik

Maka waktu trip pada penyulang

mayang adalah
t = 0.05 x 0.14
(500/150)0.02-1
t = 0.007
0.024
t = 0.29 detik

Jadi PMT akan trip (membuka) dalam


waktu 0.29 detik jika terjadi gangguan pada
jaringan.
Penyulang Kebun Handil (outgoing) :
I>(Iset)
t> (tms)

= 100 Amper
= 0.05 detik

t = 6.26 detik
Jadi PMT akan trip (membuka) dalam waktu
6.26 detik jika terjadi gangguan pada jaringan.
Untuk waktu kerja OCR outgoing tiap
penyulang perhitungannya sebagai berikut:

10

Maka waktu trip pada penyulang kebun


handil adalah,

t = 0.05 x 0.14
(500/100)0.02-1
t = 0.007
0.024
t = 0.21 detik
Jadi PMT akan trip (membuka) dalam waktu
0.21 detik jika terjadi gangguan pada jaringan.
Dari perhitungan waktu kerja OCR di incoming
dan outgoing GH PT. PLN area Jambi dapat di buat
tabel sebagai berikut :
Tabel. 7 Perbandingan waktu kerja OCR pada GH PT.
PLN area Jambi
Penyulang GH PT. PLN area Jambi Waktu Kerja (top) (detik)
Anggrek
6,26
Incoming
Pijoan
0,29
outgoing
Mayang
0,29
Kebun Handil
0,21

Dari Tabel (7), dapat dilihat dengan arus


gangguan sebesar 500 ampere, maka waktu kerja
OCR pada penyulang pijoan dan mayang sebeasar
0,29 detik, penyulang kebun handil 0,21 detik, dan
penyulang anggrek 6,21 detik.
Jika di buat grafik perbandingan waktu kerja
OCR dari Tabel (7), akan telihat sebagai berikut :

outgoing lebih cepat dari pada waktu kerja


OCR incoming. Sehingga jika terjadi gangguan
pada jaringan, PMT pada penyulang outgoing
akan
membuka
terlebih dahulu. Ini
menyebabkan PMT penyulang incoming tidak
akan membuka jika salah satu dari outgoing
GH mengalami gangguan.

3.

PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari uraian di atas dapat
ditarik beberapa kesimpulan sebagai
berikut :
1. Fungsi Relay bertujuan untuk
mencegah kerusakan pada peralatan
sistem
tenaga
listrik
akibat
terjadinya gangguan atau kondisi
operasi sistem yang tidak normal.
2. Setiap setting relay di Gardu
Hubung
harus
dikoordinasikan
dengan setting relay di Gardu Induk,
sehingga tidak menyebabkan padam
total (Black Out), dan juga dapat
mengetahui arah gangguan sehingga
mudah
untuk
mengisolir
gangguannya.
3. Pada gardu hubung PT.PLN area
Jambi karakteristik OCR yang
digunakan adalah normal inverse
dan definite.
4. Lampu emergency akan menyala
secara otomatis pada gardu hubung
PT.PLN area Jambi apabila terjadi
trip atau padam.
3.2 SARAN

Gambar 19. Perbandingan waktu kerja OCR pada


GH PLN area Jambi

Dari Gambar (19) terlihat bahwa OCR


Penyulang Kebun Handil akan bekerja terlebih
dahulu apabila arus gangguan 500 ampere. Dan
waktu kerja OCR yang paling lama terdapat pada
Penyulang anggrek, karena relay arus lebih (OCR) ini
difungsikan untuk pengaman cadangan dari relay
arus lebih (OCR) di outgoing.
Koordinasi setting OCR GH PT. PLN area
Jambi sudah baik, itu terlihat dari waktu kerja OCR

Berdasarkan pengamatan penulis, maka


penulis dapat memberikan beberapa saran
yaitu sebagai berikut :
1. Dibutuhkan adanya pemasangan
alarm sinyal sebagai sinyal apabila
terjadi gangguan di penyulang.
2. Perlunya
penambahan
lampu
emergency pada gardu hubung
kantor, karena lampu emergency
yang terpasang sekarang masih
kurang.

11

DAFTAR PUSTAKA
Drs. Supryadi. Edy. 1999. Sistem Pengaman
Tenaga Listrik. Yogyakarta : Adicita
Karya Nusa.
Sukarto. J. 1985. Filosofi Pengaman. Jakarata PLN.
Rao, Madhava. 1979. Power System Protection.
Jakarta : PLN.
Ir.Wahyudi
Sarimun.N.MT
&
Ir.Pribadi
Kadarisman, 2003. Keandalan Sistem
Distribusi Primer 20 KV. Jakarta : PLN
Buku Panduan SPAJ 140C. Spacom SPAJ 140C :
ABB

BIODATA

Rizky Patra Jaya (21060


110110005). Lahir di Jambi,
14 Desember 1992.
Menempuh pendidikan di TK
Aisyiah III, SD Negeri 150
Jambi, SMP Negeri 7 Jambi,
SMA Negeri 4 Jambi, dan
sekarang tercatat sebagai
Mahasiswa Teknik Elektro
UNDIP, Angkatan 2010,
Konsentrasi Ketenagaan.

Menyetujui
Dosen Pembimbing

Ir. YUNINGTYASTUTI, MT
NIP. 195209261983032001

12

Anda mungkin juga menyukai