PENDAHULUAN
Latar Belakang
Listrik merupakan salah satu sarana yang
dibutuhkan oleh masyarakat. Energi listrik digunakan
untuk mendukung aktivitas masyarakat sehari-hari,
dimulai dari penerangan, tenaga penggerak, pemanas
dan lain-lain. Oleh karena itu, untuk menjamin
keandalan dan kontinuitas penyaluran energi listrik
maka
diperlukan
keandalan
pada
sistem
penyalurannya.
Energi listrik dapat dibangkitkan dan
disalurkan ke pusat beban secara berkelanjutan,
ekonomis, effisien, aman dan optimum dengan
keandalan yang tinggi apabila dilengkapi dengan
sistem pengaman yang memadai. Tanpa adanya
sistem pengaman, berbagai gangguan yang terjadi
pada sistem tenaga listrik, baik eksternal maupun
internal tidak dapat diatasi dengan baik. Untuk itu
digunakan relay proteksi sebagai pengaman, salah
satunya adalah relay arus lebih. Dengan demikian
mengurangi kerusakan dan pemadaman, baik pada
pusat beban maupun pada komponen sistem tenaga
listrik.
1.
1.1
1.2
Tujuan
Sesuai dengan kurikulum yang ada di
Universitas Diponegoro, maka tujuan Kerja
praktek ini adalah :
1. Menambah pengetahuan dan pemahaman
tentang Setting Relay yang dipergunakan di PT
PLN (Persero) WS2JB Area Jambi
1.3
Pembatasan Masalah
Dalam penulisan laporan kerja praktek
ini, penulis hanya menjelaskan tentang gardu
hubung, serta perhitungan setting relay arus
lebih (OCR) pada gardu hubung PT. PLN area
Jambi.
2. PENDAHULUAN
2.1 GARDU HUBUNG PT. PLN AREA
JAMBI
2.1.1 Pengertiam umum gardu hubung
Gardu Hubung merupakan tempat
pemusatan daya dari pembangkit dan
interkoneksi atau dengan kata lain Gardu
hubung merupakan gardu yang menerima daya
listrik dari gardu induk yang telah diturunkan
menjadi tegangan menengah dan menyalurkan
atau membagi daya listrik tanpa merubah
tegangannya melalui jaringan distribusi primer
(JTM) menuju gardu atau transformator
distribusi, seperti Gambar (1)
Pembangkit
Gardu induk
Gardu Hubung
2. Pemisah (PMS)
Beban TM
Beban
TR
Trafo distribusi
PMT
PMS
Lagthning Arrester
Transformator
Rel Daya
Batere
Relay
Peralatan Kontrol
2.1.2
1
PMS
PMT
Batere
CT
Relay
b. Transformator
Transformer )
Tegangan
Potensial
Transformator
tegangan
berfungsi
untuk
menurunkan tegangan kerja dari yang besar pada
tengangan menengah menjadi tegangan yang kecil.
Gambar Potensial Transfomator pada gardu
hubung PT. PLN area Jambi
c.
d.
Gambar 10. Ralay SPAJ 140 C
1. Depedability
yaitu
tingkat
kepastian
bekerjanya,
dapat
diandalkan dan tidak boleh gagal
dalam bekerja.
2. Security yaitu tingkat kepastian
untuk tidak salah kerja.
3. Avaliability yaitu perbandingan
antara waktu dimana pengaman
dalam keadaan siap kerja dan
waktu total operasinya.
Selektivitas ( selectivity)
Pengaman harus dapat memisahkan
bagian sistem yang terganggu sekecil
mungkin yaitu hanya seksi yang
terganggu yang menjadi kawasan
pengamanan utamanya.
Kecepatan
Untuk
memperkecil
kerugian/
kerusakkan akibat gangguan, maka
bagian yang terganggu harus dipisahkan
secepat mungkin.
Peralatan Kontrol
Ga mb a r 1 3 . De fi ni te T i me Rel a y
Minimum
Time
1,01
1,02
1,03
1,04
1,05
1,1
1,15
1,2
1,25
1,3
1,35
1,4
1,45
1,5
1,55
1,6
1,65
1,7
1,75
1,8
1,9
2.3
SETTING
HUBUNG
JAMBI
RELAY
GARDU
PT.
PLN
AREA
PT. PLN (PERSERO) WS2JB
AREA JAMBI
0,20
0,20
5.400
5.400
2.3.1 Data
Pada laporan ini digunakan 3 jenis data, yaitu :
1. Data arus gangguan yang terjadi di tiap
penyulang pada Tabel (4.1) digunakan untuk
perhitungan waktu kerja relay arus lebih,
serta perhitungan koordinasi kerja relay di
gardu hubung PT. PLN area Jambi.
0,20
0,20
404
408
412
416
420
440
460
480
500
520
540
560
580
600
620
640
660
680
700
720
760
5.400
5.400
5.400
ARUS GANGGUAN
tms
0,20
0,20
0,20
0,20
0,20
0,20
0,20
0,20
0,20
0,20
0,20
0,20
0,20
0,20
0,20
0,20
0,20
0,20
0,20
0,20
0,20
0,20
0,20
0,20
PT.ARUS GANGGUAN
SISTEM 20 KV GH KANT
GH KANTOR INCOMING
ARUS
x In
GANGGUAN
1,01
1,02
1,03
1,04
1,05
1,06
1,07
1,08
1,09
1,1
1,11
1,12
1,13
1,14
1,15
1,15
1,6
1,7
1,8
1,9
2
tms
404
408
412
416
420
424
428
432
436
440
444
448
452
456
460
460
640
680
720
760
800
5.400
5.400
5.400
0,20
0,20
0,20
0,20
0,20
0,20
0,20
0,20
0,20
0,20
0,20
0,20
0,20
0,20
0,20
0,20
0,20
0,20
0,20
0,20
0,20
0,20
0,20
0,20
1,01
1,02
1,03
1,04
1,05
1,1
1,15
1,2
1,25
1,3
1,35
1,4
1,45
1,5
1,55
1,75
2
3
4
4,5
4,8
ARUS
GANGGUAN
SISTEM 20 KV GH KANTOR
GH KANTOR KEBUN HANDIL
x In
1,01
1,02
1,03
1,04
1,05
1,1
1,15
1,2
1,25
1,3
1,35
1,4
1,45
1,5
1,55
1,75
2
3
4
4,5
4,8
ARUS
GANGGUAN
101
102
103
104
105
110
115
120
125
130
135
140
145
150
155
175
200
300
400
450
480
300
300
300
tms
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
GH KANTOR MAYANG
x In
1,01
1,02
1,03
1,04
1,05
1,1
1,15
1,2
1,25
1,3
1,35
1,4
1,45
1,5
1,55
1,75
2
2,25
2,5
3
3,5
ARUS
GANGGUAN
152
153
155
156
158
165
173
180
188
195
203
210
218
225
233
263
300
338
375
450
525
225
225
225
GH KANTOR PIJOAN
tms
x In
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
1,01
1,02
1,03
1,04
1,05
1,1
1,15
1,2
1,25
1,3
1,35
1,4
1,45
1,5
1,55
1,75
2
2,25
2,5
3
3,4
ARUS
GANGGUAN
152
153
155
156
158
165
173
180
188
195
203
210
218
225
233
263
300
338
375
450
510
450
450
450
tms
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
101
102
103
104
105
110
115
120
125
130
135
140
145
150
155
175
200
300
400
450
480
300
300
300
tm
0,
0,
0,
0,
0,
0,
0,
0,
0,
0,
0,
0,
0,
0,
0,
0,
0,
0,
0,
0,
0,
0,
0,
0,
URAIAN
GI SELINCAH
PNL ANGGREK
GH KANTOR
INCOMING
GH KANTOR
KEBUN HANDIL
GH KANTOR
MAYANG
GH KANTOR
PIJOAN
5
Merk/Type Rele
Karakteristik
CT RATIO
Amp
Setting I >
Amp
400
400
100
150
150
Setting t >
tms
0,20
0,20
0,05
0,05
0,05
5.400
5.400
300
225
450
0,04
0,04
0,05
0,05
0,05
Setting t >>
det
400/5
400/5
100/5
150/5
150/5
t= Kx
(I/I>)-1
Dimana :
t = waktu trip (top) (detik)
K = time multiplier (tms)
= 0.14
= 0.02
I = Arus gangguan (Ampere)
I> = Arus setting (Iset) (Ampere)
Untuk melakukan perhitungan setting relay
secara benar, diperlukan single line diagram
gardu hubung PT. PLN area Jambi, seperti yang
ditunjukan pada Gambar (4.1)
t= Kx
(I/I>)-1
t = 0.200 x 0.14
(404/400)0.02-1
t = 0.028
1.9x10-4
t = 140,6 detik
Dengan cara yang sama
didapat hasil perhitungan dalam tabel
(3) sebagai berikut :
Penyulang Pijoan
Penyulang Kebun Handil
Penyulang Mayang
0,05
0,05
0,05
Arus
gangguan
Penyulang Pijoan
Penyulang Kebun Handil
Penyulang Mayang
152
101
152
Contoh perhitungan :
a. Penyulang Pijoan
tms
t= Kx
(I/I>)-1
t = 0.05 x 0.14
(152/150)0.02-1
t = 0.007
2.64x10-4
t = 26,42 detik
c. Penyulang Mayang
t= Kx
(I/I>)-1
t = 0.05 x 0.14
(152/150)0.02-1
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
GH KANTOR MAYANG
tms
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
GH KANTOR PIJOAN
tms
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
t = 0.007
2.64x10-4
t = 26,42 detik
Dengan cara yang sama didapat
hasil perhitungan dalam Tabel (6)
sebagai berikut :
Gambar 18. Grafik perbandingan waktu kerja
OCR outgoing GH PT.PLN area
Jambi tiap Penyulang.
t = 0.200 x 0.14
(500/400)0.02-1
t = 0.028
0.012
= 150 Ampere
= 0.05 detik
t = 0.05 x 0.14
(500/150)0.02-1
t = 0.007
0.024
t = 0.29 detik
Jadi PMT akan trip (membuka) dalam
waktu 0.29 detik jika terjadi gangguan pada
jaringan.
Penyulang Mayang (outgoing) :
I>(Iset)
t> (tms)
= 100 Ampere
= 0.05 detik
mayang adalah
t = 0.05 x 0.14
(500/150)0.02-1
t = 0.007
0.024
t = 0.29 detik
= 100 Amper
= 0.05 detik
t = 6.26 detik
Jadi PMT akan trip (membuka) dalam waktu
6.26 detik jika terjadi gangguan pada jaringan.
Untuk waktu kerja OCR outgoing tiap
penyulang perhitungannya sebagai berikut:
10
t = 0.05 x 0.14
(500/100)0.02-1
t = 0.007
0.024
t = 0.21 detik
Jadi PMT akan trip (membuka) dalam waktu
0.21 detik jika terjadi gangguan pada jaringan.
Dari perhitungan waktu kerja OCR di incoming
dan outgoing GH PT. PLN area Jambi dapat di buat
tabel sebagai berikut :
Tabel. 7 Perbandingan waktu kerja OCR pada GH PT.
PLN area Jambi
Penyulang GH PT. PLN area Jambi Waktu Kerja (top) (detik)
Anggrek
6,26
Incoming
Pijoan
0,29
outgoing
Mayang
0,29
Kebun Handil
0,21
3.
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari uraian di atas dapat
ditarik beberapa kesimpulan sebagai
berikut :
1. Fungsi Relay bertujuan untuk
mencegah kerusakan pada peralatan
sistem
tenaga
listrik
akibat
terjadinya gangguan atau kondisi
operasi sistem yang tidak normal.
2. Setiap setting relay di Gardu
Hubung
harus
dikoordinasikan
dengan setting relay di Gardu Induk,
sehingga tidak menyebabkan padam
total (Black Out), dan juga dapat
mengetahui arah gangguan sehingga
mudah
untuk
mengisolir
gangguannya.
3. Pada gardu hubung PT.PLN area
Jambi karakteristik OCR yang
digunakan adalah normal inverse
dan definite.
4. Lampu emergency akan menyala
secara otomatis pada gardu hubung
PT.PLN area Jambi apabila terjadi
trip atau padam.
3.2 SARAN
11
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Supryadi. Edy. 1999. Sistem Pengaman
Tenaga Listrik. Yogyakarta : Adicita
Karya Nusa.
Sukarto. J. 1985. Filosofi Pengaman. Jakarata PLN.
Rao, Madhava. 1979. Power System Protection.
Jakarta : PLN.
Ir.Wahyudi
Sarimun.N.MT
&
Ir.Pribadi
Kadarisman, 2003. Keandalan Sistem
Distribusi Primer 20 KV. Jakarta : PLN
Buku Panduan SPAJ 140C. Spacom SPAJ 140C :
ABB
BIODATA
Menyetujui
Dosen Pembimbing
Ir. YUNINGTYASTUTI, MT
NIP. 195209261983032001
12