Anda di halaman 1dari 5

Makalah Seminar Kerja Praktek

PRINSIP KERJA DAN DASAR RELE ARUS LEBIH PADA PT PLN (PERSERO)
PENYALURAN DAN PUSAT PENGATURAN BEBAN REGION JAWA TENGAH
DAN DIY

Faano Hia.1, Ir. Agung Warsito, DHET.2


Mahasiswa dan Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia
Email : hia.faano@yahoo.com
2

Abstrak
Dalam usaha untuk meningkatkan keandalan penyediaan energi listrik, kebutuhan sistem proteksi
yang memadai tidak dapat dihindarkan. Sistem proteksi terdiri dari peralatan CT, PT, PMT, Catu daya dc/ac,
relai proteksi, teleproteksi yang diintegrasikan dalam suatu rangkaian wiring.
Rele proteksi sebagai salah satu peralatan dalam sistem proteksi merupakan suatu alat yang bekerja
secara otomatis untuk mengatur / memasukkan suatu perangkat listrik (rangkaian trip atau alarm) akibat
adanya perubahan lain yang selanjutnya memberikan perintah kepada pemutus tenaga (PMT).
Rele arus lebih berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap gangguan hubung singkat antar
fasa didalam maupun diluar daerah pengaman transformator.
Kata Kunci : Gangguan, Rele Arus Lebih, Proteksi, PMT

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jaringan tenaga listrik secara umum
terdiri dari pembangkit, jaringan transmisi
berupa gardu induk da saluran transmisi, dan
jaringan distribusi. Dalam hal keandalan
ketersediaan dan penyaluran energi listrik,
kebutuhan sistem proteksi yang memadai
sangat mutlak diperlukan.
Fungsi peralatan sistem proteksi adalah
untuk
mengidentifikasi
gangguan
dan
memisahkan bagian jaringan yang terganggu
dari bagian lain yang masih dalam keadaan
normal serta sekaligus mengamankan bagian ini
dari kerusakan yang dapat menyebabkan
kerugian yang lebih besar.

peralatan CT, PT, PMT, Catu daya dc/ac, relai


proteksi, teleproteksi yang diintegrasikan dalam
suatu rangkaian wiring.
Disamping itu diperlukan juga peralatan
pendukung untuk kemudahan operasi dan
evaluasi seperti sistem recorder, sistem scada
dan indikasi relai (announciator).

1.2 Tujuan
Tujuan penulisan laporan kerja praktek ini
adalah untuk mengetahui sistem proteksi
jaringan sistem tenaga listrik di P3B RJTD.

Fungsi peralatan proteksi adalah untuk


mengidentifikasi gangguan dan memisahkan
bagian jaringan yang terganggu dari bagian lain
yang masih sehat serta sekaligus mengamankan
bagian yang masih sehat dari kerusakan atau
kerugian yang lebih besar.

1.3 Pembatasan Masalah


Makalah ini disusun untuk mempelajari
rele arus lebih yang terdapat di PT PLN P3B
RJTD. Untuk mempersempit masalah, maka
hanya dibahas mengenai prinsip kerja dan
dasar rele arus lebih.

Gambar 1. Jaringan sistem tenaga listrik

II. DASAR TEORI


Dalam usaha untuk meningkatkan
keandalan penyediaan energi listrik, kebutuhan
sistem proteksi yang memadai tidak dapat
dihindarkan. Sistem proteksi terdiri dari
1

2.3

Rele Cadangan
Diperlukan apabila proteksi utama tidak
dapat bekerja atau terjadi gangguan pada sistem
proteksi utama itu sendiri. Pada dasarnya sistem
proteksi cadangan dapat dibagi menjadi dua
kategori yaitu
a.
Sistem proteksi cadangan lokal
(local back up protection system)
Proteksi cadangan lokal adalah proteksi
yang dicadangkan bekerja bilamana proteksi
utama yang sama gagal bekerja. Contohnya :
penggunaan OCR atau GFR.

Gambar 2. Sistem Proteksi

b.
2.1 Proteksi Penghantar
Sistem proteksi jaringan (SUTT dan SUTET)
terdiri proteksi utam dan proteksi cadangan.
Relai untuk proteksi utama yang dikenal saat
ini:
a) Distance Relay
b) Differential Relay
c) Directional Comparison Relay
Proteksi Cadangan adalah sebagai berikut :
 Sistem proteksi cadangan lokal : OCR &
GFR
Sistem proteksi cadangan jauh : Zone 2 GI
remote.

Sistem proteksi cadangan jauh (remote


back up protection system)

III. PRINSIP KERJA DAN DASAR RELE


ARUS LEBIH (OCR)
3.1 Pengertian Tele Proteksi
Rele adalah suatu alat yang bekerja secara
otomatis untuk mengatur / memasukan suatu
rangkaian listrik (rangkaian trip atau alarm)
akibat adanya perubahan lain. Berasal dari
teknik telegrafi, dimana sebuah coil di energize
oleh arus lemah. Dan coil ini menarik armature
untuk menutup kontak. Rele merupakan salah
satu bagian penting dari proteksi sistem TL, dan
telah berkembang menjadi peralatan yang
rumit.

2.2 Sistem Proteksi SUTET


Aspek-aspek yang dipertimbangkan dalam
menilai pola pengaman SUTET:
a.
Karakteristik rele
b.
Keandalan
c.
Maintainability
d.
Gardu induk sisipan dimasa yang akan
datang
e.
Telekomunikasi
f.
Feature minimum

Rele dibedakan dalam dua kelompok:


1.

2.

Komparator, mendeteksi dan mengukur


kondisi
abnormal,
dan
membuka/menutup kontak (trip).
Auxiliary relay, dirancang untuk
dipakai di auxiliary circuit yang
dikontrol oleh rele komparator, dan
membuka/menutup kontak-kontak lain
(yang umumnya berarus kuat).

3.2 Perangkat Sistem Proteksi


Proteksi terdiri dari seperangkat
peralatan yang merupakan sistem yang terdiri
dari komponen-komponen berikut
1.
Relay, sebagai alat perasa untuk
mendeteksi adanya gangguan yang
selanjutnya memberi perintah trip
kepada Pemutus Tenaga (PMT).
2.
Trafo arus dan/atau trafo tegangan
sebagai alat yang mentransfer besaran
listrik primer dari sistem yang
diamankan ke rele (besaran listrik
sekunder).

Gambar 3. Pola Proteksi SUTET Eksisting

3.

Pemutus
Tenaga
(PMT)
untuk
memisahkan bagian sistem yang
terganggu.
4.
Batere beserta alat pengisi (batere
charger) sebagai sumber tenaga untuk
bekerjanya rele, peralatan bantu triping.
5.
Pengawatan (wiring) yang terdiri dari
sisrkit
sekunder
(arus
dan/atau
tegangan), sirkit triping dan sirkit
peralatan bantu.
Secara garis besar bagian dari relay proteksi
terdiri dari tiga bagian utama, seperti pada blok
diagram berikut,

3.4 Prinsip Kerja Relai Arus lebih (OCR)


Rele arus lebih merupakan rele yang
bekerja terhadap arus lebih, rele ini akan
bekerja bila arus yang mengalir melebihi nilai
setting arusnya (I sett). Rele ini bekerja dengan
membaca input berupa besaran arus kemudian
membandingkan dengan nilai setting, apabila
nilai arus yang terbaca oleh rele melebihi nilai
settig, maka rele akan mengirim perintah trip
(lepas) kepada Pemutus Tenaga (PMT) atau
Circuit Breaker (CB) setelah tunda waktu yang
diterapkan pada setting.

Gambar 6. Ground Fault Relay dan


Overcurrent Relay

Gambar 4 Blok diagram utama rele proteksi

Pada sistem proteksi menggunakan relay


proteksi sekunder
(gambar . 2),
digambarkan sebagai berikut :

3.5 Fungsi dan Penggunaan


Relai ini berfungsi sebagai pengaman
terhadap gangguan arus hubung singkat fasafasa dan dapat digunakan sebagai :

 Pengaman utama penyulang (jaringan
tegangan menengah)
 Pengaman cadangan pada trafo, generator
dan transmisi
 Pengaman utama untuk sistem tenaga listrik
yang kecil dan radial.
3.6 Instalansi / Wiring

Gambar 5. Rangkaian rele proteksi sekunder

3.3 Rele Arus Lebih (OCR)


Relai arus lebih merupakan Relai
Pengaman yang bekerja karena adanya besaran
arus dan terpasang pada Jaringan Tegangan
tinggi, Tegangan menengah juga pada
pengaman Transformator tenaga. Relai ini
berfungsi untuk mengamankan peralatan listrik
akibat adanya gangguan phasa-phasa.
Gambar 7. Pengaman arus lebih dengan 3 fasa OCR

Gambar 11. Kurva perbandingan waktu


dan arus OCR karakteristik instantaneous
Gambar 8. Pengaman arus lebih dengan 3 fasa OCR
+ GFR

3.7.2 Rele

Arus Lebih Waktu


(Definite time OCR)

Tertentu

Gambar 12. Pengawatan OCR karakteristik


definite
Gambar 9. Pengaman arus lebih dengan 2 fasa OCR
+ GFR

3.7 Karakteristik Rele


3.7.1 Rele Arus Lebih Kerja
(Instantaneous OCR)

Karakteristik waktu kerja OCR karakteristik


definite:
Bekerja dengan waktu tunda
Waktu kerja rele tidak dipengaruhi
besar arus gangguan
Terdapat disisi primer atau sekunder
trafo

Seketika

Karakteristik
waktu
kerja OCR
karakteristik instantaneous:
Bekerja tanpa waktu tunda
Setelan arus sangat besar
Terdapat disisi primer atau sekunder
transformator

3.7.3 Rele Arus Lebih Inverse

Beberapa jenis karakteristik relai ini adalah


:





Long Time Inverse


Standard Inverse
Very Inverse
Extremely Inverse

Gambar 4.11 Pengawatan OCR


Gambar 10. Pengawatan OCR karakteristik
instantaneous

karakteristik inverse

IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat kami ambil dari
kerja praktek yang kami laksanakan di PT PLN
P3B Region Jawa Tengah dan DIY Semarang
sebagai berikut :
1. Sistem proteksi terdiri dari peralatan CT,
PT, PMT, Catu daya dc/ac, relai proteksi,
teleproteksi yang diintegrasikan dalam
suatu rangkaian wiring
2. Sistem
proteksi
harus
memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
sensitif
andal
selektif
cepat
3. Secara garis besar bagian dari rele proteksi
terdiri dari tiga bagian utama

4.2 Saran
1. Perlu adanya inisiatif peserta Kerja Praktek
agar dapat lebih memahami peralatan pada
Gardu Induk.
2.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Hakim, Yanuar, Feeder Protection.
[2] Team O & M Transmisi dan Gardu Induk
PLN Pembangkitan Jawa Barat dan Jakarta
Raya, 1981, Operasi dan Memelihara
Peralatan, PLN Pembangkitan Jawa Barat
Dan Jakarta Raya.
[3] Tim Pelatihan Operator Gardu Induk,
2002, Pengantar Teknik Tenaga Listrik,
PT PLN (Persero).
[4] bops.pln-jawa-bali.co.id

Elemen pengindera.
Elemen pembanding.
Elemen pengukur/penentu.
4.

Rele arus lebih dapat berfungsi untuk


mengamankan transformator terhadap
gangguan hubung singkat antar fasa
didalam maupun diluar daerah pengaman
transformator

5.

Rele arus lebih merupakan rele yang


bekerja terhadap arus lebih, rele ini akan
bekerja bila arus yang mengalir melebihi
nilai setting arusnya (I sett). Rele ini
bekerja dengan membaca input berupa
besaran arus kemudian membandingkan
dengan nilai setting, apabila nilai arus
yang terbaca oleh rele melebihi nilai settig,
maka rele akan mengirim perintah trip
(lepas) kepada Pemutus Tenaga (PMT)
atau Circuit Breaker (CB) setelah tunda
waktu yang diterapkan pada setting.

6.

Relai ini berfungsi sebagai pengaman


terhadap gangguan arus hubung singkat
fasa-fasa dapat digunakan sebagai :

Perlu adanya penambahan fasilitas belajar


yang mendukung proses pelaksanaan Kerja
Praktek seperti buku-buku mengenai
peralatan dan lain-lain.

BIODATA PENULIS
FAANO HIA
Lahir
di
kota
Tanjungpinang
pada
tanggal 2 Desember
1990.
Penulis
mengawali
pendidikannya
di
bangku SD Katolik
Tanjungpinang selama 6
tahun.
Setelah
itu
melanjutkan ke SLTP
Katolik Tanjungpinang.
Kemudian melanjutkan
di SMA N 2 Tanjungpinang. Dan sekarang
penulis sedang melanjutkan studi di Jurusan
Teknik Elektro angkatan 2008 Universitas
Diponegoro dan mengambil konsentrasi Teknik
Tenaga Listrik.
.
Semarang, Desember 2011

Pengaman utama penyulang (jaringan


tegangan menengah)
Pengaman cadangan pada trafo,
generator dan transmisi
Pengaman utama untuk sistem tenaga
listrik yang kecil dan radial.

Mengetahui,
Dosen Pembimbing

Ir. Agung Warsito, DHET


NIP. 195806171987031002
5

Anda mungkin juga menyukai