Anda di halaman 1dari 8

Tolong benar-benar di perbaiki ya dek, kita hanya 1 kali

revisi aja, jadi tolong diperbaiki sebaik mungkin


Margin kiri 4, kanan, atas, bawah 3.. Semangat yaa...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI PERAIRAN
ACARA II
Pengukuran Longitudinal Faktor Fisika Kimia
Kunci di Segara Anakan

Disusun oleh:

Ersha Derystia Putri


H1K013039

JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN


FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2014

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Estuari merupakan habitat penting di wilayah pesisir, yaitu tempat di mana air
tawar dan air laut bertemu dan bercampur. Dan sebagian besar wilayah estuari
didominasi oleh substrat berlumpur (Nybakken, 2012 dalam Ulfah, Yulia, dkk.,
2012). Substrat berlumpur juga mempunyai fungsi yang penting dalam ekosistem
estuari. Menurut Ulfah dkk (2012) substrat berlumpur yang merupakan endapan yang
dibawa oleh air tawar dan air laut memiliki fungsi antara lain sebagai sumber
makanan bagi organisme sekitar, habitat (tempat tinggal), tempat mencari makan
(feeding ground), tempat asuhan dan pembesaran (nursery ground), dan tempat
pemijahan (spawning ground) bagi organisme yang hidup karena di sekitar
lingkungan estuary pada umumnya terdapat pohon mangrove yang menjadi penghasil
detritus, sumber nutrient dan bahan organic.
Kombinasi pengaruh air laut yang bersalinitas tinggi dengan air tawar yang
bersalinitas rendah akan menghasilkan suatu komunitas yang khas dengan kondisi
lingkungan yang bervariasi. Interaksi antara air laut dan air tawar ini akan
berpengaruh pada perairan mengakibatkan terjadinya perubahan kondisi lingkungan
terutama suhu dan salinitasnya (Pritchard, 1967 dalam Aziz 2007). Air dari sungai
yang bercampur dengan air laut yang asin akan mengakibatkan peningkatan salinitas
dimana nilai salinitas akan bertambah ke laut (Duxburry, 2002 dalam Aziz 2007).
Variasi salinitas akan membentuk variasi tekanan horizontal yang akan
menimbulkan suatu sirkulasi estuary dimana air tawar bergerak di lapisan permukaan
ke arah laut dan air asin bergerak di lapissan dalam ke arah hulu. Dalam sirkulasi
estuary ini terjadi keseimbangan antara tekanan dan gesekan internal yang disebabkan
viskositas air. Perbedaan densitas antara perairan estuary dan air laut sekitarnya
bergantung pada debut air sungai (tawar) dan kekuatan pasang surut di daerah
tersebut (Stewart, 2002 dalam Aziz 2007).
Interaksi antara air tawar dan air laut di perairan estuary perlu dipahami
karena dapat mempengaruhi penyebaran suhu, salinitas, kekeruhan dan sebagainya.

Afdanya perubahan suhu dapat menyebabkan terjadinya sirkulasi dan stratifikasi air
yang secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap distribusi air.
Sementara variasi harian salinitas di perairan estuary berpengaruh terhadap
keberadaan organisme (Bassindale, 1973 dalam Aziz, 2007).
Pengaruh salinitas melalui tekanan osmotiknya terhadap pertumbuhan dapat
terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengaruh langsung salinitas
yaitu efek osmotiknya terhadap osmoregulasi dan pengaruh secara tidak langsung
salinitas mempengaruhi organisme akuatik melalui perubahan kualitas air (Gilles dan
Pequex, 1983 dalam Fitria, 2012). Salinitas merupakan salah satu parameter kualitas
air yang cukup berpengaruh pada organisme dan tumbuhan yang hidup di perairan
laut (Samsuari, 2006 dalam Alamsjah, dkk, 2010).
1.2 Tujuan
Tujuan pada praktikum ini adalah mengetahui pola longitudinal faktor fisikakimia kunci di segara Anakan.

BAB II
MATERI DAN METODE
2.1 Materi Praktikum
2.1.1 Alat
Alat yang dipergunakan pada praktikum ini adalah hand refractometer,
dan tissue.
2.1.2 Bahan
Bahan yang dipergunakan pada praktikum ini adalah air payau dari
estuari Segara Anakan, dan aquades.
2.2 Metode Praktikum
Metode yang dilakukan pada praktikum ini adalah metode survey dengan
teknik pengambilan sampel air di estuarin Segara Anakan.
2.2.1 Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan pada acara praktikum Pengukuran
Longitudinal faktor Fisika-Kimia Kunci di Segara Anakan adalah :
a. Prisma pada hand refractometer dibersihan terlebih dahulu dengan
menggunakan aquades.
b. Permukaan prisma dibersihkan dengan menggunakan tissue.
c. Pada bagian lensa dilihat apakah sudah berwarna biru secara keseluruhan
(menandakan skala sudah berada di posisi 0) dengan cara diteropong.
d. Air sampel diteteskan pada permukaan prisma kemudian ditutup.
e. Dilihat batas air dan diperhatikan skala yang dicapai dengan cara
diarahkan ke arah sinar matahari.
f. pengambilan sampel sebanyak 2 kali selama 15 menit.
g. Hasil di catat.

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Tabel 1. Salinitas Segara Anakan
Waktu
15 Menit ke - 1
15 Menit ke - 2
15 Menit ke - 3
15 Menit ke - 4
15 Menit ke - 5
15 Menit ke - 6
15 Menit ke - 7
15 Menit ke - 8
15 Menit ke - 9
15 Menit ke - 10
15 Menit ke - 11
15 Menit ke - 12

Salinitas
29 ppt
30 ppt
29 ppt
28 ppt
28 ppt
29 ppt
28 ppt
28 ppt
26 ppt
25 ppt
25 ppt
25 ppt
24 ppt
25 ppt
21 ppt
20 ppt
21 ppt
22 ppt
22 ppt
23 ppt
24 ppt
24 ppt
28 ppt
28 ppt

35
30
S
A
L
I
N
I
T
A
S

25
20
15

Salinitas (ppt)

10
5
0
15

30

45

60

75

90 105 120 135 150 165 180


Menit

Grafik 1: Hasil Pengkuran Salinitas Segara Anakan


3.2 Pembahasan
Distribusi salinitas di sungai Segara Anakan bervariasi dari 20 ppt hingga 30
ppt. Distribusi salinitas di Segara Anakan yaitu, pada 15 menit kesatu 29-30ppt, 15
menit kedua 28-29ppt, 15 menit ketiga 28-29ppt, 15 menit keempat 28ppt, 15 menit
kelima 25-26ppt, 15 menit keenam 25ppt, 15 menit ketujuh 24-25ppt, 15 menit
kedelapan 20-21ppt, 15 menit kesembilan 21-22ppt, 15 menit kesepuluh 22-23ppt, 15
menit kesebelas 24ppt, dan 15 menit kedua belas 28ppt.
Nilai salinitas mengalami kenaikan dan penurunan. Hal ini dapat dilihat pada
15 menit ke-3 hingga ke-8 nilai salinitas mengalami penurunan hingga mencapai
20ppt. Lalu nilai salinitas kembali mengalami kenaikan pada 15 menit ke-9 hingga
ke-12 yaitu mencapai 28ppt.
Menurut Anggara, dkk (2014) distribusi salinitas secara horizontal
menunjukan bahwa salinitas akan berkurang dari muara ke arah hulu sungai. Hal ini
dikarenakan pada daerah hulu sungai tidak dipengaruhi oleh air laut. Perbedaan nilai
salinitas disebabkan oleh pola arus pasang surut yang terjadi dan kedalam. Tjahjo dan
Riswanto (2014) menyatakan salinitas sangat bervariasi, karena salinitas di perairan
Segara Anakan merupakan hasil keseimbangan antara debit air tawar dari bagian hulu
dengan pasang surut air laut.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Distribusi salinitas di Segara Anakan yaitu, pada 15 menit kesatu 29-30ppt, 15
menit kedua 28-29ppt, 15 menit ketiga 28-29ppt, 15 menit keempat 28ppt, 15 menit
kelima 25-26ppt, 15 menit keenam 25ppt, 15 menit ketujuh 24-25ppt, 15 menit
kedelapan 20-21ppt, 15 menit kesembilan 21-22ppt, 15 menit kesepuluh 22-23ppt, 15
menit kesebelas 24ppt, dan 15 menit kedua belas 28ppt.
Pola longitudinal fisika-kimia di Segara Anakan salah satunya salinitas.
Faktor yang mempengaruhi salinitas antara lain pasang surut, keberadaan organisme,
pasang purnama dan debit air. Dan salinitas merupakan salah satu parameter kualitas
air yang cukup berpengaruh pada organisme dan tumbuhan yang hidup di perairan
laut.
4.2 Saran
Praktikum selanjutnya harus lebih terstruktur, penyediaan alat dan bahan
praktikum ditingkatkan agar penggunaan waktu lebih efisien dan semua praktikan
dapat mencoba menggunakan alat.

DAFTAR PUSTAKA
Ulfah, Yulia, dkk. 2012. Struktur Komunitas Makrozoobentos di Perairan Morosari, Kecamatan
Sayung, Kabupaten Demak.Journal of Marine Research, 1(2), hal. 235-242. Universitas
Diponegoro Semarang.
Aziz, Muhammad Furqon. 2007. Tipe Estuari Binuangeun (Banten) Berdasarkan Distribusi Suhu
dan Salinitas Perairan. Oseanologi dan Limnologi Indonesia, 33, hal.97-110. Pusat
Penelitian Oseanografi LIPI.
Alamsjah, Moch. Amin, dkk. 2010. Pengaruh Lama Penyinaran Terhadap Pertumbuhan dan
Klorofil a Gracilaria verrucosa Pada Sistem Budidaya Indoor. Jurnal Ilmiah Perikanan
dan Kelautan Vol. 2 No. 1. Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga.
Anggara, Dimas Wahyu, dkk. 2014. Distribusi Salinitas Akibat Pengaruh Pasang Surut Pasca
Normalisasi di Sungai Banjir Kanal Barat Semarang. Jurnal Oseanografi Vol.3, Nomor 4,
hal: 618-627. Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas
Diponegoro.
Fitria, Ajeng Suci, 2012. Analisi Kelulushidupan dan Pertumbuhan Benih Ikan Nila Larasati
(Oreochromis niloticus) F5 D30-D70 pada Berbagai Salinitas. Journal of Aquaculture
Management and Technology Vol.1 Nomor 1, hal: 18-34. Jurusan Budidaya Perairan,
Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Dipenogoro.
Tjahjo, D.W.H dan Riswanto. 2013. Status Terkini dan Alternatif Pengelolaan Sumber Daya Ikan
di Laguna Segara Anakan, Cilacap. Balai Penelitian Pemulihan dan Konservasi Sumber
Daya Perikanan. Purwakarta.

Anda mungkin juga menyukai