Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 1 Penyambungan

Material

Panji Maulana (1006676823)


TUGAS 1 Penyambungan Material

1. Menurut Saudara, apakah Saudara yakin bahwa metoda penyambungan pada dunia industri di
Indonesia akan meningkat pada dekade yang akan datang? (baik jawaban iya maupun tidak,
mohon diberikan penjelasannya)
Saya yakin metoda penyambungan di Indonesia akan berkembang di dekade mendatang.
Penyambungan material terdiri atas banyak sekali metode yang terbagi atas tiga bagian besar:
welding, mechanical fastener dan adhesive fastener. Ketiga metode besar tersebut dapat
diaplikasikan ke dalam bermacam-macam jenis material dan produk. Benda-benda di sekitar kita pun
tidak luput dari metode penyambungan material, sebut saja teralis, pintu, sampai botol minuman
plastik. Dengan demikian, dengan banyak sekalinya aplikasi dari penyambungan bahan maka hal
tersebut juga akan menjadi peluang bagi banyak orang yang memiliki keahlian dalam bidang
metalurgi untuk mengembangkan metode ini.
Dengan semakin banyaknya pelatihan tentang penyambungan material, khususnya pengelasan
logam, sertifikasi-sertifikasi yang diadakan oleh pihak-pihak terkait yang diakui, adanya kompetisikompetisi pengelasan logam yang diadakan oleh beberapa instansi serta kebutuhan industri-industri
logam, keramik serta polimer (plastik) akan penyambungan produk mereka yang menggunakan
berbagai jenis bahan serta bermacam-macam desain, keahlian dari para praktisi pun akan
berkembang dan dipaksa untuk berkembang agar tidak ketinggalan dengan kemajuan teknologi dan
material.
Dengan semakin bervariasinya produk-produk hasil manufaktur, kemajuan teknologi serta material
dan juga kebutuhan masyarakat, metode penyambungan pun akan semakin bervariasi dan juga
dibutuhkan para ahli yang tentunya memiliki pemahaman yang mumpuni di bidang metalurgi,
khususnya penyambungan material dan juga berpengalaman. Berkaca pada bagaimana
penyambungan material dapat memberikan nilai tambah ekonomis pada negara-negara di dunia
pada slide presentasi kuliah 1, saya rasa di Indonesia pun mulai berkembang lagi metode
penyambungan bahan di industri-industrinya. Bisa dilihat lagi dengan semakin menjamurnya usahausaha kecil masyarakat yang berkaitan dengan metode penyambungan material, meski tentu saja
pengetahuan dari para praktisinya kebanyakan masih berbasis pengalaman saja.
Di Indonesia terdapat beberapa universitas yang memiliki program studi teknik metalurgi dan
material yang benar-benar mendalami tentang ilmu penyambungan material, khususnya pengelasan
logam. Meski masih sedikit, namun lulusan-lulusannya apabila diarahkan dengan baik akan mampu
berkontribusi banyak di dalam kemajuan dan perkembangan metode penyambungan bahan di
industri di Indonesia. Ditambah lagi sekarang ini sudah terbentuk suatu asosiasi yang menghimpun
para praktisi pengelasan di Indonesia yang disebut Asosiasi Pengelasan Indonesia (API). Asosiasi ini
memiliki langkah-langkah strategis yang memiliki tujuan untuk meningkatkan minat serta
kemampuan dari para juru las di Indonesia, seperti memberikan pelatihan-pelatihan yang berfokus
pada pengelasan, mengintegrasikan kurikulum pengelasan pada sekolah-sekolah kejuruan, dll. [1]

Panji Maulana (1006676823)

TUGAS 1 Penyambungan
Material

Penyambungan bahan, khususnya pengelasan logam, merupakan salah satu bidang pekerjaan yang
menghasilkan uang yang besar. Hal ini tentu saja akan menjadi motivasi bagi orang banyak untuk
berlomba-lomba dalam menguasai bidang ilmu ini. Dengan banyaknya metode yang ditawarkan,
serta perkembangan metode yang masih bisa diekspansi kembali, saya yakin bahwa insan-insan
Indonesia memiliki minat yang besar terhadap bidang ilmu metalurgi ini. Dengan demikian, untuk
mencapai perkembangan yang diharapkan bagi industri yang juga berkaitan dengan negara,
diperlukan sinergisasi peran dari tiap-tiap pihak terkait untuk memajukan ilmu ini.
Pada akhirnya, saya tetap menaruh keyakinan saya terhadap perkembangan metode penyambungan
pada industri Indonesia dekade kedepan. Hal tersebut akan didukung oleh sumber daya manusia
Indonesia yang sebenarnya banyak dan berkapabilitas, hanya saja masih sedikit yang memiliki
pendidikan dan pengetahuan yang mumpuni untuk mengembangkan lebih lanjut metode-metode
penyambungan tersebut. Oleh karena itu pihak-pihak seperti industri yang seringkali bekerja sama
dengan pemerintah ataupun asosiasi terkait mengadakan pelatihan-pelatihan maupun sertifikasi
untuk meningkatkan skill dari sumber daya manusia Indonesia di bidang penyambungan material
agar bisa menjadi insan yang kompetitif di bidang penyambungan material di kancah internasional
yang kini semakin melirik cabang metalurgi ini.
2. Apa kekuatan dan kelemahan yang ada pada industri di Indonesia?
Kekuatan yang dimiliki oleh industri yang berhubungan dengan penyambungan material di Indonesia
adalah bahwa sebenarnya pengelasan sudah tidak asing lagi bagi masyarakat banyak, yang terbukti
dengan semakin maraknya usaha-usaha kecil yang melibatkan proses penyambungan material. Mulai
dari biro sampai usaha bengkel di pinggir jalan sudah banyak yang mengikutsertakan penyambungan
material, terutama pengelasan logam di dalam jasanya. Ditambah SDM Indonesia sebenarnya cukup
banyak yang berkecimpung di bidang penyambugan material, khususnya pengelasan logam sehingga
siap digunakan oleh industri, meski harus dididik lebih kembali tentang pengelasan tersebut.
Selain itu, kekuatan industri ini lainnya adalah sekarang sudah banyak pihak-pihak yang mengadakan
pelatihan pengelasan. Saat ini sudah banyak industri yang menyadari akan pentingnya keahlian
penyambungan material di dalam industri mereka yang mana bisa lebih mengefisiensikan serta
menguntungkan mereka sendiri. Untuk itu, beberapa perusahaan tersebut mengadakan pelatihanpelatihan pengelasan dengan berbagai metode bagi karyawannya ataupun membukanya untuk
umum. Ambil contoh kegiatan pelatihan pengelasan plat berat yang diperuntukkan untuk UKM
Subkon Grup Astra yang diadakan oleh Yayasan Dharma Bhakti Astra beberapa waktu yang lalu.[2]
Beberapa universitas maupun asosiasi juga melaksanakan kegiatan serupa, seperti kegiatan seminar
dan pelatihan welding yang dilaksanakan di Universitas Indonesia yant erselenggara atas kerja sama
Japan Welding Society dan Indonesia Welding Society pada tahun 2009 lalu. Hal ini tentunya
merupakan nilai tambah yang mendukung kemajuan serta perkembangan industri Indonesia.
Kelemahan yang ada adalah masih sedikitnya tenaga ahli yang berkecimpung di bidang ini. Hal ini
bisa dilihat dari lulusan sarjana dari jurusan yang memiliki ranah paling dekat dengan penyambungan
material, yakni teknik metalurgi dan material. Di Indonesia hanya memiliki kurang lebih 7 jurusan

Panji Maulana (1006676823)

TUGAS 1 Penyambungan
Material

teknik metalurgi dan material yang berada di universitas negeri. Hal ini tentunya menggambarkan
bahwa lulusannya pun tidak banyak. Padahal, ranah ilmunya sangat diperlukan oleh industri di
Indonesia saat ini, khususnya industri penyambungan logam. Saat ini para pekerja yang
berkecimpung di bidang yang memiliki hubungan dengan penyambungan logam kebanyakan hanya
memiliki jenjang pendidikan D3 ataupun SMK. Bahkan di beberapa perusahaan kecil kebanyakan
pekerjanya hanya berdasarkan pada pengalaman saja. Hal ini tentunya akan memengaruhi kinerja
serta produk yang dihasilkan kebanyakan adalah hasil trial and error dan akan terjadi permasalahan
bila suatu saat ditemukan suatu masalah yang belum pernah dihadapi sebelumnya. Selain itu,
metode penyambungan material, terutama pengelasan logam semakin bertambah dan semakin maju
seiring dengan perkembangan zaman. Sebagai contoh, Honda saat ini tengah mengembangkan
sebuah teknik untuk mengelas/menyambung baja dengan aluminium yang kontinyu yang mana
menghasilkan ikatan metalik antara baja dan aluminium dengan menggerakan sebuah tool yang
dapat berotasi pada bagian atas aluminium yang berada di atas baja dengan tekanan tinggi. Hal
tersebut akan menghasilkan kekuatan pengelasan yang sama atau bahkan melebihi Metal Inert Gas
(MIG) yang konvensional. Dan hasil ini mampu mengurangi berat dari kendaraan produk Honda
sebesar 25% sehingga akan lebih irit bahan bakar.[3] Metode ini tentunya akan memberikan manfaat
yang baik yang mendukung kemajuan industri di Indonesia dan juga memiliki banyak aplikasi yang
dibutuhkan pada suatu produk/struktur. Oleh karena itu, dibutuhkan pemahaman yang mumpuni
untuk mengerti dan mampu mengaplikasikan teknologi serta metode baru tersebut atau bahkan
mengembangkan lagi metode-metode baru ataupun lebih mengefisiensikan metode-metode yang
sudah ada.
Kelemahan lainnya adalah meski sudah mulai berkurang, namun masih ada beberapa perusahaan
yang menyampingkan aspek K3 di dalam melaksanakan operasinya, terutama yang menyangkut
proses penyambungan material. Aspek K3 ini sangat penting bagi seorang juru las, karena
pekerjaannya sangat dekat dengan hal-hal yang dapat membahayakan dirinya. Namun terkadang
perusahaan yang menaunginya tidak mengakomodasi peralatan keamanan yang baik sehingga bisa
saja sewaktu-waktu peralatan tersebut rusak dan dapat mencederai juru las tersebut.
3. Apakah Saudara optimistik atau pesimistik tentang masa depan industri yang melibatkan proses
penyambungan di Indonesia?
Untuk prospek kedepannya, saya yakin bahwa industri tersebut akan baik. Hal ini diperkuat oleh
adanya banyak sekali hal-hal yang dapat mendukung majunya industri tersebut dalam hal menambah
kemampuan dari seorang penyambung material, seperti dengan adanya pelatihan-pelatihan yang
diadakan oleh beberapa instansi, sertifikasi, seminar dan lain-lain, dan juga sebenarnya Indonesia
memiliki SDM yang sudah banyak berkecimpung di bidang penyambungan material, hanya saja perlu
dididik lebih lanjut, seperti yang telah dijelaskan pada nomor-nomor sebelumnya.
Sebenarnya, selain proses penyambungan logam atau sering disebut sebagai pengelasan, Indonesia
juga mampu untuk mengembangkan penyambungan material polimer. Seperti yang kita ketahui
bahwa polimer memiliki beberapa keuntungan yang tidak dimiliki oleh logam, seperti pemrosesannya
lebih mudah, dapat lebih dikreasikan serta lebih rendah biayanya daripada logam, sehingga harganya

Panji Maulana (1006676823)

TUGAS 1 Penyambungan
Material

pun murah. Oleh sebab itu, saat ini banyak komponen-komponen di dalam suatu produk yang
dulunya menggunakan logam namun saat ini sudah mulai digantikan dengan polimer. Tentunya,
polimer sendiri memiliki banyak juga jenis penyambungannya, seperti thermal joining, mechanical
joining, adhesive joining, dll yang sebenarnya merupakan peluang besar bagi industri maupun para
ahli yang ingin menguasai ilmu tersebut karena saat ini banyak perusahaan yang mulai mencoba
menggunakan polimer untuk menggantikan peran logam di dalam suatu produk dan
menyambungnya di dalam produk tersebut.
Dengan besarnya minat masyarakat kepada penyambungan material disertai dengan dukungan dari
berbagai pihak, saya optimis industri yang berhubungan dengan penyambungan material akan maju
di kemudian hari. Mungkin yang perlu diperhatikan adalah masalah keamanan yang masih sering
diabaikan oleh beberapa industri. Serta mungkin saja industri-industri tertarik untuk mengekspansi
bidang penyambungannya dari hanya logam menjadi logam dan polimer atau bahkan keramik tentu
akan menjadi nilai tambah tersendiri bagi industri tersebut yang mana material-material tersebut
sudah mulai banyak menggantikan peran logam di manufaktur suatu produk.

REFERENSI
1. http://www.scribd.com/doc/117653348/Road-Map-Pengelasan-Di-Indonesia (waktu akses: 17
Februari 19.20)
2. http://www.ydba.astra.co.id/page.asp?pg=det&id=11&lv1=YDBA%20News&idb=53&ver= (waktu
akses: 17 Februari 20.35)
3. http://world.honda.com/news/2012/4120906Weld-Together-Steel-Aluminum/index.html (waktu
akses: 17 Februari 2013 21.40)

Anda mungkin juga menyukai