Anda di halaman 1dari 16

KELOMPOK 12

Penis atau Mr. P adalah genital eksterna pria. Penis sering


dianggap sebagai simbol keperkasaan dan kesuburan.
Ukuran penis pria bervariasi tergantung dari ras dan gen si
pria.Karena fungsinya yang berkaitan dengan kesuburan, di
semua budaya penis di anggap sebagai sesuatu yang suci dan
harus di tutup. Di Indonesia kita menyebut kelamin (penis)
sebagai kemaluan. Fungsi Penis adalah sebagai alat untuk
menghantarkan spermatozoa melalui saluran yang ada di
dalamnya, dan sebagai alat aktivitas seksual seorang pria.
Penis berada di antara kedua pangkal paha pria. Penis mulai
dari arcus pubis menonjol ke depan berbentuk bulat panjang.
Dari pangkal ke ujung berbentuk cendawan dengan kepala
penis seperti kepala cendawan tetapi bagian ujungnya agak
meruncing ke depan.

Anatomi penis tersusun oleh beberapa bagian penting, antara lain:


3 buah jaringan yang paling banyak diperdarahi untuk ereksi (Bersifat erektil).
Saluran keluar sperma yang menjadi satu dengan saluran keluar air kemih
(urine) dari kandung kencing (Istilah medis: Vesica urinario).
Kepala penis (Istilah medis: Glans penis).
Seluruh anatomi penis yang disebutkan tersebut, berkoordinasi dengan sistem
saraf pusat (otak) dengan menggunakan hormon, dalam menjalankan fungsinya
sebagai:
Alat aktivitas seksual,
Alat pengantar sperma dan spermatozoa di dalamnya ke alat reproduksi wanita,
dan
Alat berkemih (membuang sekret tubuh berupa urine).
Fungsi paling penting dari penis selain untuk aktivitas seksual adalah sebagai
alat untuk penghantaran sperma dari testis menuju saluran reproduksi wanita
ketika ejakulasi terjadi.

Phimosis adalah suatu keadaan dimana prepusium


penis yang tidak dapat diretaksi keproximal sampai
ke korona glandis. Phimosis, baik bawaan sejak
lahir (kongenital) maupun didapat, merupakan
kondisi dimana kulit yang melingkupi kepala penis
(glans penis) tidak bisa ditarik ke belakang untuk
membuka seluruh bagian kepala penis.

W.O.C

1. Data Subjektif
- Pasien mengeluh nyeri saat berkemih
- Pasien mengatakan nyeri pada bagian prepusium penis
-Pasien mengeluh susah buang air kecil dan volume
urine sedikit dan menetes
-Pasien mengatakan takut akan penyakitnya
- Pasien mengatakan tidak mengerti akan penyakitnya
-Pasien tampak bingung dan bertanya-tanya tentang
penyakitnya

2. Data Objektif
- Pasien tampak memegangi bagian
yang sakit
- Pasien tampak meringis
- Pasien tampak susah untuk berkemih
- Peningkatan leukosit
- Pasien tampak cemas dan gelisah
-Pasien tampak bertanya-tanya dan
bingung akan penyakitnya
-Pasien mengatakan skala nyeri 4 dari
0-10 skala nyeri yang diberikan

Data Subjektif
1. Pasien mengeluh nyeri saat
berkemih
2. Pasien mengatakan nyeri pada
bagian prepusium penis

Data Objektif
Kesimpulan
1. Pasien tamapak memegangi
Nyeri Akut
bagian yang sakit
2. Pasien tampak meringgis
3. Pasien mengatakan skala nyeri
4 dari 0-10 skala nyeri yang
diberikan

1. Pasien mengeluh susah buang


air kecil dan volume urine
sedikt

1. Pasien tamapak susah untuk


berkemih

Perubahan pola eliminasi urine

1. Pasien mengeluh susah buang


air kecil dan volume urine
sedikt

1. Peningkatan leukosit

Resiko tinggi penyebaran infeksi

1. Pasien mengatakan tidak


mengerti akan penyakitnya
2. Pasien mengatakan bingung
tentang penyakitnya

1. Pasien tampak bertanya-tanya


dan bingung akan penyakitnya

Kurang pengetahuan

1. Pasien mengatakan takut


tentang penyakitnya

1. Pasien tampak cemas dan


gelisah

Ansietas

1. Nyeri akut berhubungan dengan proses inflamasi akibat

retraksi paksa pada penis ditandai dengan pasien mengeluh saat


berkemih, Pasien mengatakan nyeri pada bagian prepusium,
Pasien mengatakan skala nyeri 4 dari 0-10 skala nyeri yang
diberikan
2. Perubahan pola eliminasi urine berhubungan dengan proses
inflamasi ditandai dengan -Pasien mengeluh susah buang air
kecil dan volume urine sedikit dan tersendat-sendat
3. Ansietas berhubungan dengan prognosis penyakit, ditandai
dengan pasien mengatakan takut akan penyakitnya, pasien
tampak cemas dan gelisah.

4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan


kurangnya informasi terhadap penyakit, ditandai
dengan Pasien mengatakan tidak mengerti akan
penyakitnya, Pasien tampak bingung dan
bertanya-tanya tentang penyakitnya
5. Resiko penyebaran infeksi berhubungan dengan
masuknya mikroorganisme (bakteri) pada daerah
sekitar prepusium akibat timbulnya jaringan
fibrotic ditandai dengan peningkatan leukosit

INTERVENSI

Proses implementasi/ pelaksanaan


merupakan langkah keepat yang
dilaksanakan sesuai dengan yang telah
direncanakan dalam rencana tindakan
keperawatan. Pada pelaksanaan rencana
tindakan terdapat jenis tindakan yaitu
tindakan mandiri dan kolaborasi.

Evaluasi yang diharapkan setelah diberikan


tindakan keperawatan yaitu :
Nyeri berkurang atau terkontrol

Pola eliminasi urine kembali normal


Komplikasi tercegah atau minimal
Pasien mengerti tentang penyakitnya

Ansietas berkurang atau terkontrol

Anda mungkin juga menyukai