Anda di halaman 1dari 1

Pendahuluan

Anak usia dini menurut UU No 20 tahun 2003 anak yang berusia antara
0 sampai 6 tahun adalah berada dalam masa pertumbuhan dan perkembangan. Hasil
konvensi Jenewa tahun 1979 aspek aspek yang harus dikembangkan pada anak usia dini
adalah aspek motorik, bahasa, sosial, emosi, kognisi, moral dan kepribadian. Banyak
pertanyaan bagaimana mengajarkan anak agar semua aspek perkembangan itu dapat
terstimulasi dengan baik. Dalam rangka mengoptimalkan pencapaian tujuan pembelajaran
pada pendidikan anak usia dini yang sesuai dengan aspek
perkembangan, maka Bredekamp dan copple, 1997 menyatakan bahwa pelaksanaan
program pembelajarannya dapat melayani anak dari lahir sampai usia delapan tahun yang
dirancang untuk meningkatkan perkembangan intelektual, sosial, emosional, bahasa dan fisik
anak. Oleh karena itu, dianjurkan memilih dan menggunakan model- model pembelajaran
yang tepat. Model pembelajaran yang dapat menstimulasi aspek perkembangan anak secara
simultan untuk semua aspek perkembangan anak adalah dengan pembelajaran tematik.
Hendrick (dalam Kostelnik, 1991) menyatakan pembelajaran tematik dapat membantu anak
mengembangkan semua peikirannya dalam kegiatan belajar, karena dalam pembelajaran
tamatik, anak dapat membangun konsep melalui hubungan di antara informasi yang satu
dengan informasi lainnya (antara satu topik dengan topik lainya. Jadi dengan pembelajaran
tematik, sejak dini anak-anak sudah terlatih menghubungkan/ mengkaitkan hal yang satu
dengan hal lainnya, objek yang satu dengan objek lainnya. Keterlatihan ini sehingga anak
menjadi biasa menghadapi situasi yang memang adanya saling keterkaitan antara satu
masalah dengan masalah lainnya, yang pada akhirnya anak memiliki kemampuan survive
menghadapi berbagai situasi baru dalam kehidupan nyata. Sebenarnya pembelajaran tema
adalah khas bagi anak usia dini dari jenjang pendidikan anak usia dini sampai kelas-kelas
awal Sekolah Dasar (kelas 1, 2, dan 3). Semua kegiatannya melibatkan pengalaman langsung
bagi anak-anak serta memberikan berbagai informasi atau pemahaman tentang lingkungan
sekitar anak. Kegiatan ini juga memberikan kesempatan kepada anak untuk mengembangkan
keterampilan lebih lanjut seperti mengendalikan kemampuan motorik halus, mengobservasi,
membandingkan, menyimpulkan, mengingat, menghitung, bermain peran serta
mengeksplorasi gagasan.
Diantara model-model pembelajaran yang dapat membantu anak mengembangkan semua
pikirannya secara holistik dalam kegiatan belajar, dan sesuai dengan perkembangan anak
adalah :

Model pembelajaran kooperatif


Model pembelajaran kontekstual.
Model pembelajaran Moving Play

Pembelajaran Kooperatif
1.

Pengertian.

Anda mungkin juga menyukai