Anda di halaman 1dari 41

PENUNTUN PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA

LISTRIK DAN ELEKTRONIKA

Oleh :
Dosen:
MARTINUS, S.T., M.Sc.
Asisten:
Dimas Kusuma Putra
Yusuf Abdullah
Baharuddin Marpaung

LABORATORIUM TERPADU MEKATRONIKA


JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2012

TATA TERTIB PELAKSANAAN PRAKTIKUM


1. Setiap praktikan harus sudah hadir di laboratorium paling lambat 10 menit
sebelum waktu pelaksaan praktikum seperti yang telah dijadwalkan.
2. Setiap praktikan tidak diperkenankan memakai sandal, topi, dan merokok
ketika pratikum.
3. Praktikan wajib mengikuti tes awal sebelum melakukan praktikum.
4. Asisten/ teknisi/ dosen penanggung jawab pelaksanaan praktikum
memberikan penjelasan singkat mengenai prosedur pelaksanaanpraktikum,
dan pembagian tugas tanggung jawab masing masing praktikan selama
pelaksanan praktikum.
5. Ikuti semua prosedur pelaksanaan praktikum, seperti yang telah dijelaskan
pada penuntun praktikum.
6. Selama praktikum berlangsung praktikan harus berlaku sopan santun,
bertanggung jawab menjaga ketertiban, kebersihan dan keutuhan peralatan
laboratorium.
7. Data pengujian harus disahkan terlebih dahulu oleh asisten/ teknisi/ dosen
penanggung jawab pelaksanaan praktikum, dan praktikan diizinkan
berkonsultasi mengenai penulisan laporan praktikum sebelum
meninggalkan laboratorium.

PRAKTIKUM I
PENGENALAN KOMPONEN-KOMPONEN ELEKTRONIKA
DASAR

1. TUJUAN
1. Mengetahui komponen-komponen elektronika dan simbol-simbol
elektronika yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Mengetahui prinsip kerja dari komponen-komponen elektronika.
3. Mampu menerapkan komponen-komponen elektronika pada rangkaian
sederhana.

2. ALAT DAN BAHAN


Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Dioda

6. Power supply

2. Resistor

7. Breadboard

3. Transistor

8. dll

4. Inductor
5. Kabel kawat

3. TEORI DASAR
A. KOMPONEN RLC
Resistansi, reaktansi dan impedansi merupakan istilah yang mengacu pada
karakteristik dalam rangkaian yang bersifat melawan arus listrik.

Resistansi

merupakan tahanan yang diberikan oleh resistor. Reaktansi merupakan tahanan


yang bersifat reaksi terhadap perubahan tegangan atau perubahan arus. Nilai

tahanannya berubah sehubungan dengan perbedaan fase dari tegangan dan arus.
Selain itu reaktansi tidak mendisipasi energi. Sedangkan impedansi mengacu
pada keseluruhan dari sifat tahanan terhadap arus baik mencakup resistansi,
reaktansi atau keduanya. Ketiga jenis tahanan ini diekspresikan dalam satuan
ohm. Komponen RLC ini terdiri dari resistor, inductor, capasitor.
1. RESISTOR
Pada dasarnya semua bahan memiliki sifat resistif namun beberapa bahan
seperti tembaga, perak, emas dan bahan metal umumnya memiliki
resistansi yang sangat kecil. Bahan-bahan tersebut menghantar arus listrik
dengan baik, sehingga dinamakan konduktor. Kebalikan dari bahan yang
konduktif, bahan material seperti karet, gelas, karbon memiliki resistansi
yang lebih besar menahan aliran elektron dan disebut sebagai isolator.
Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk
membatasi jumlah arus yang mengalir dalam satu rangkaian. Sesuai
dengan namanya resistor bersifat resistif dan umumnya terbuat dari bahan
karbon. Dari hukum Ohms diketahui, resistansi berbanding terbalik
dengan jumlah arus yang mengalir melaluinya. Satuan resistansi dari suatu
resistor disebut Ohm atau dilambangkan dengan simbol (Omega).
Tipe resistor yang umum adalah berbentuk tabung dengan dua kaki
tembaga di kiri dan kanan. Pada badannya terdapat lingkaran membentuk
gelang kode warna untuk memudahkan pemakai mengenali besar
resistansi tanpa mengukur besarnya dengan Ohmmeter.
Kode warna tersebut adalah standar manufaktur yang dikeluarkan oleh
EIA (Electronic Industries Association) seperti yang ditunjukkan pada
table berikut.

Gambar 1. Resistor dan Cincin Penanda

2. INDUKTOR
Sebuah induktor atau reaktor adalah sebuah komponen elektronika pasif
yang dapat menyimpan energi pada medan magnet yang ditimbulkan oleh
arus listrik yang melintasinya. Kemampuan induktor untuk menyimpan
energi magnet ditentukan oleh induktansinya, dalam satuan Henry.
Biasanya sebuah induktor adalah sebuah kawat penghantar yang dibentuk
menjadi kumparan, lilitan membantu membuat medan magnet yang kuat di
dalam kumparan dikarenakan hukum induksi Faraday. Induktor adalah
salah satu komponen elektronik dasar yang digunakan dalam rangkaian
yang arus dan tegangannya berubah-ubah dikarenakan kemampuan
induktor untuk memproses arus bolak-balik.

Gambar 2. Induktor

3. CAPASITOR
Kapasitor adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi di dalam medan
listrik, dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari
muatan listrik. Sebuah kapasitor (awalnya dikenal sebagai kondensor)
adalah komponen dua terminal pasif listrik yang digunakan untuk
menyimpan energi dalam medan listrik. Bentuk-bentuk kapasitor praktis
bervariasi, tetapi semua mengandung setidaknya dua konduktor listrik
dipisahkan oleh dielektrik (isolator), misalnya, salah satu konstruksi umum
terdiri dari foil logam yang dipisahkan oleh sebuah lapisan tipis isolasi
film. Kapasitor secara luas digunakan sebagai bagian dari sirkuit listrik di
banyak perangkat listrik umum. Ketika ada perbedaan potensial (tegangan)
di seluruh konduktor, medan listrik statis berkembang di seluruh
dielektrik, menyebabkan muatan positif untuk mengumpulkan di satu
piring dan muatan negatif di piring lain. Energi disimpan dalam medan
elektrostatik. Sebuah kapasitor yang ideal ditandai dengan nilai konstan
tunggal, kapasitansi, diukur dalam farad. Ini adalah rasio dari muatan
listrik pada setiap konduktor dengan perbedaan potensial antara mereka.

Gambar 3. Kapasitor

B. DIODA
Dioda adalah komponen aktif bersaluran dua (dioda termionik mungkin memiliki
saluran ketiga sebagai pemanas). Dioda mempunyai dua elektrode aktif dimana
isyarat listrik dapat mengalir, dan kebanyakan dioda digunakan karena
karakteristik satu arah. Sifat kesearahan yang dimiliki sebagian besar jenis dioda
seringkali disebut karakteristik menyearahkan. Fungsi paling umum dari dioda
adalah untuk memperbolehkan arus listrik mengalir dalam suatu arah (disebut
kondisi panjar maju) dan untuk menahan arus dari arah sebaliknya (disebut
kondisi panjar mundur). Karenanya, dioda dapat dianggap sebagai versi elektronik
dari katup pada transmisi cairan. Fungsi diode sebagai rectifier (penyearah),
zener, LED, power supply.

1. RECTIFIER (penyearah)
Dioda penyearah adalah jenis dioda yang terbuat dari bahan Silikon yang
berfungsi sebagai penyearah tegangan / arus dari arus bolak-balik (ac) ke
arus searah (dc) atau mengubah arus ac menjadi dc. Secara umum dioda
ini disimbolnya.

Kaki-kaki dioda yaitu kaki katoda ditandai dengan garis pada ujungnya

2. DIODA ZENER
Dioda Zener merupakan dioda junction P dan N yang terbuat dari bahan
dasar silikon. Dioda ini dikenal juga sebagai Voltage Regulation Diode
yang bekerja pada daerah reverse (kuadran III). Potensial dioda zener
berkisar mulai 2,4 sampai 200 volt dengan disipasi daya dari hingga 50
watt.

Gambar dioda zener beserta symbol

3. DIODA EMISI CAHAYA ( LIGHT EMITTING DIODE )


Dioda emisi cahaya atau dikenal dengan singkatan LED merupakan Solid
State Lamp yang merupakan piranti elektronik gabungan antara elektronik
dengan optik, sehingga dikategorikan pada keluarga Optoelectronic.
Sedangkan elektroda-elektrodanya sama seperti dioda lainnya, yaitu anoda

(+) dan Katoda (-). Ada tiga kategori umum penggunaan LED, yaitu : Sebagai lampu indikator, - Untuk transmisi sinyal cahaya yang
dimodulasikan dalam suatu jarak tertentu, - Sebagai penggandeng
rangkaian elektronik yang terisolir secara total. Simbol, bangun fisiknya
dan konstruksinya diperlihatkan pada gambar berikut.

Bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan LED adalah bahan Galium
Arsenida (GaAs) atau Galium Arsenida Phospida (GaAsP) atau juga
Galium Phospida (GaP), bahan-bahan ini memancarkan cahaya dengan
warna yang berbeda-beda. Bahan GaAs memancarkan cahaya infra-merah,
Bahan GaAsP memancarkan cahaya merah atau kuning, sedangkan bahan
GaP memancarkan cahaya merah atau hijau.
Seperti halnya piranti elektronik lainnya , LED mempunyai nilai besaran
terbatas dimana tegangan majunya dibedakan atas jenis warna

4. POWER SUPPLY
Pencatu daya distabilkan pencatu jenis ini menggunakan suatu mekanisme
balik untuk menstabilkan tegangan keluarannya, bebas dari variasi

tegangan masukan, beban keluaran, maupun dengung. Ada dua jenis


kalang yang digunakan untuk menstabilkan tegangan keluaran, antara lain:

Pencatu daya linier, merupakan jenis pencatu daya yang umum


digunakan. Cara kerja dari pencatu daya ini adalah mengubah
tegangan AC menjadi tegangan AC lain yang lebih kecil dengan
bantuan Transformator. Tegangan ini kemudian disearahkan
dengan menggunakan rangkaian penyearah tegangan/diode, dan di
bagian akhir ditambahkan kondensator sebagai penghalus tegangan
sehingga tegangan DC yang dihasilkan oleh pencatu daya jenis ini
tidak terlalu bergelombang. Selain menggunakan diode sebagai
penyearah, rangkaian lain dari jenis ini dapat menggunakan
regulator tegangan linier sehingga tegangan yang dihasilkan lebih
baik daripada rangkaian yang menggunakan diode. Pencatu daya
jenis ini biasanya dapat menghasilkan tegangan DC yang bervariasi
antara 0 - 60 Volt dengan arus antara 0 - 10 Ampere.

Pencatu daya Sakelar, pencatu daya jenis ini menggunakan metode


yang berbeda dengan pencatu daya linier. Pada jenis ini, tegangan
AC yang masuk ke dalam rangkaian langsung disearahkan oleh
rangkaian

penyearah/diode

tanpa

menggunakan

bantuan

transformer. Cara menyearahkan tegangan tersebut adalah dengan


menggunakan frekuensi tinggi antara 10KHz hingga 1MHz,
dimana frekuensi ini jauh lebih tinggi daripada frekuensi AC yang
sekitar 50Hz.
Pada pencatu daya sakelar biasanya diberikan rangkaian umpan balik agar
tegangan dan arus yang keluar dari rangkaian ini dapat dikontrol dengan
baik.

Gambar 5. Power Supply

C. TRANSISTOR
Transistor adalah salah satu komponen elektronika yang dipakai sebagai penguat,
pemotong (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau fungsi lainnya.
Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus
inputnya (BJT/bipolar junction transistor) atau tegangan inputnya (FET/fieldeffect transistor), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit
sumber listriknya.
Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B), Emitor (E) dan
Kolektor (C). Tegangan yang di satu terminalnya misalnya Emitor dapat dipakai
untuk mengatur arus dan tegangan yang lebih besar daripada arus input Basis,
yaitu pada keluaran tegangan dan arus output Kolektor.
Transistor merupakan komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik
modern. Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat).
Rangkaian analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil (stabilisator)
dan penguat sinyal radio. Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor digunakan
sebagai saklar berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat dirangkai
sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai gerbang logika (logic gate), memori
dan fungsi rangkaian-rangkaian lainnya.

Gambar 3. Transistor BJT dan FET

Gambar 4. Macam-Macam Transistor

4. PERCOBAAN
Buatlah rangkaian pada gambar di bawah ini

TUGAS PRAKTIKUM 1

1. Sebutkan prinsip kerja dan fungsi dari:


a. diode
b. resistor
c. transistor
d. induktor
e. power supply

2.

R1= 1K
R2= 1K
R3= 22K

hitunglah Vout nya jika Vin nya 9Volt!

PRAKTIKUM II
PENGUKURAN KOMPONEN-KOMPONEN ELEKTRONIKA

1. TUJUAN
1. Mengetahui komponen-komponen elektronika dan simbol-simbol
elektronika yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Mampu mengoperasikan alat ukur yang digunakan pada praktikum ini.
3. Mampu menganalisa hasil pengukuran dengan hasil perhitungan teoritis.

2. ALAT DAN BAHAN

Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah :


1. AVO Meter

7. Breadboard

2. Dioda

8. Baterai dan dudukannya

3. Resistor

9. LED

4. Transistor

10. dll

5. Induktor
6. Kabel

3. TEORI DASAR
A. PENGUKURAN DIODA
Dioda adalah komponen aktif bersaluran dua (dioda termionik mungkin memiliki
saluran ketiga sebagai pemanas). Dioda mempunyai dua elektroda aktif dimana
isyarat listrik dapat mengalir, dan kebanyakan dioda digunakan karena
karakteristik satu arah. Sifat kesearahan yang dimiliki sebagian besar jenis dioda
seringkali disebut karakteristik menyearahkan. Fungsi paling umum dari dioda
adalah untuk memperbolehkan arus listrik mengalir dalam suatu arah (disebut

kondisi panjar maju) dan untuk menahan arus dari arah sebaliknya (disebut
kondisi panjar mundur). Karenanya, dioda dapat dianggap sebagai versi elektronik
dari katup pada transmisi cairan.
Dioda adalah komponen elektronik yang terbuat dari unsur semikonduktor. Bahan
ini adalah silikon atau germanium. Dioda silikon bekerja pada tegangan 0.6 VDC
dan dioda germanium bekerja pada tegangan 0,2 VDC.

Simbol Dioda adalah D, simbol gambarnya :

Sifat dioda :
Jika diberi arah maju (tegangan positif => anoda dan tegangan negatif =>
katoda) akan menghantarkan arus dan sebaliknya,

Jika diberi arah mundur (tegangan positif => katoda dan tegangan negatif =>
anoda) tidak akan menghantarkan arus.

Fungsi Dioda :
Sebagai penyearah
Sebagai pengaman rangkaian dari kemungkinan terbaliknya polaritas

B. PENGUKURAN RESISTOR
Resistor adalah suatu komponen yang banyak dipakai di dalam rangkaian
elektronika. Fungsi utamanya adalah membatasi (restrict) aliran arus listrik.
Fungsi lainnya sebagai resistor (R) pembagi tegangan (voltage divider), yang
menghasilkan tegangan panjar maju (forward bias) dan tegangan panjar mundur
(reverse bias), sebagai pembangkit potensial (output) Vo, dan potensial merujuk
pada hukum Ohm : I = V/R, semakin besar nilai tahanan/resistan (R), semakin
kecil arus (I) yang dapat mengalir. Besar kecilnya nilai satuan Ohm yang dimiliki
oleh resistor dapat dihitung dengan melihat pita (band) warna yang terdapat pada
badan resistor. Mengikuti gambar di bawah ini:

Jika pita pertama berwarna kuning, pita kedua berwarna ungu, pita ketiga
berwarna coklat, pita keempat berwarna emas, nilai satuan Ohm dari resistor
tersebut adalah 47 x 101 = 470 dengan toleransi 5%. Harap diingat, warna kuning
menunjukkan angka 4, warna ungu menunjukkan angka 7, warna coklat
menunjukkan angka 1, dengan demikian faktor pengali = 101, jika pita ketiga
berwarna merah, faktor pengali = 102, demikian seterusnya. (Lihat kembali modul
tentang komponen elektronika). Untuk lebih jelas, pelajari gambar di bawah ini,

Cara lain untuk mengetahui besarnya nilai satuan Ohm sebuah resistor adalah
mengukurnya dengan Multimeter. Perhatikan gambar di bawah ini. Saklar
jangkauan ukur pada posisi , batas ukur (range) berada pada posisi x1, x10 atau
k.

C. PENGUKURAN TRANSISTOR
Transistor adalah komponen elektronik yang dirancang sebagai penguat arus,
karenanya transistor disebut juga piranti (device) yang menangani arus (current
handling device). Lihat gambar di bawah ini.

Dilihat dari tipenya, transistor terbagi dua, yaitu tipe PNP (Positif-Negatif-Positif)
dan tipe NPN (Negatif-Positif-Negatif). Saluran masuk (leads) ke transistor
(lazimnya disebut kaki transistor) dinamai dengan : Basis (Base), Kolektor
(Collector), dan Emitor (Emitter).
Transistor pada dasarnya adalah dua buah dioda yang disambung secara
berbalikan. Dioda yang pertama dibentuk oleh Emitor-Basis, dioda yang kedua
dibentuk oleh Basis-Kolektor. Pada transistor tipe PNP, Emitor dan Kolektor
berfungsi sebagai Anoda (+) terhadap Basis, sementara Basis berfungsi sebagai
Katoda (-) terhadap Emitor dan Emitor. Pada transistor tipe NPN, Basis berfungsi

sebagai Anoda (+) terhadap Emitor dan Kolektor, sementara Emitor dan Kolektor
berfungsi sebagai Katoda (-) terhadap Basis. Cermati gambar di bawah ini dengan
seksama.

Gambar. Konfigurasi dan Simbol Transistor

Konsep dioda pada transistor penting untuk dipahami dengan baik, karena erat
kaitannya dengan penggunaan Multimeter dalam mengukur nilai satuan Ohm dari
transistor (baca kembali uraian materi tentang baterai pada Multimeter).
Hal yang perlu diingat ketika mengukur transistor dengan Multimeter adalah :
a. Pada transistor tipe PNP kabel penyidik (probes) warna merah (+)
selalu diletakkan pada kaki Basis, kabel penyidik (probes) warna
hitam (-) diletakkan secara bergantian di kaki Emitor dan Kolektor.
b. Pada transistor tipe NPN kabel penyidik (probes) warna hitam (-)
selalu diletakkan pada kaki Basis, kabel penyidik (probes) warna
merah (+) diletakkan secara bergantian di kaki Emitor dan
Kolektor.
c. Saklar jangkauan ukur berada pada posisi Ohm () dan batas ukur
(range) berada pada posisi x1, x10, atau x1k, sesuai kebutuhan.
Lihat gambar di bawah ini.

Gambar. Pengukuran Transistor


Kaki-kaki Emitor, Basis, dan Kolektor dari transistor dapat ditentukan
dengan tiga cara:
a. Dengan melihat tanda pada badan (case) transistor. Beberapa pabrik
transistor membuat bulatan warna hitam atau tanda lingkaran di atas
kaki kolektor dari transistor yang berbentuk silinder. Lihat gambar di
bawah ini.

b. Dengan menggunakan katalog transistor yang dikeluarkanoleh pabrik


pembuat transistor.
c. Dengan melihat sirip kecil yang menonjol keluar dari badan transistor.
Lihat kembali gambar transistor.
d. Dengan menggunakan Multimeter.
e. Untuk transistor daya (power transistors) badan transistor berfungsi
sebagai kolektor. Lihat gambar di bawah ini.

Gambar. Kaki-kaki Transistor Dilihat Dari Bawah

D. PENGUKURAN INDUKTOR
Gulungan atau Coil atau winding adalah komponen elektronik yang dirancang
khusus untuk menghasilkan induksi magnet. Jika gulungan kawat dialiri arus,
pada gulungan tersebut akan dihasilkan induksi magnet.
Dalam teknik elektronika, gulungan atau coil ini diterapkan di dalam pembuatan
transformator dalam bentuk gulungan primer (P) dan sekunder (S), namun ada
juga yang dibuat terpisah untuk keperluan khusus. Lihat gambar di bawah ini.

Gambar. Berbagai Jenis Gulungan (Coil/Winding) Untuk Berbagai Keperluan


Kondisi sebuah gulungan (coil/winding), apakah masih baik dan dapat digunakan,
atau sudah rusak dapat dibuktikan dengan cara mengukurnya dengan Multimeter.
Hal yang perlu diingat ketika menggunakan Multimeter untuk mengukur
gulungan (coil/winding) adalah :
a. Kedua kabel penyidik (probes) dapat diletakkan secara sembarang (acak)
pada terminal yang terdapat pada gulungan.
b. Saklar jangkauan ukur pada posisi , batas ukur (range) pada posisi x1,
x10, atau k, sesuai kebutuhan. Lihat gambar di bawah ini.

Gambar. Mengukur Gulungan (Coil/Winding)

4. PERCOBAAN
Buatlah rangkaian pada gambar di bawah ini:

TUGAS PRAKTIKUM 2

1. Jelaskan yang disebut dengan pengukuran?


2. Sebutkan dan jelaskan macam-macam teknik pengukuran!

PRAKTIKUM III
PENGENALAN KOMPONEN ELEKTRONIKA LANJUTAN

1. TUJUAN
1. Mengetahui komponen-komponen elektronika dan simbol-simbol
elektronika yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Mengetahui prinsip kerja dari komponen-komponen elektronika
lanjutan.
3. Mampu menerapkan komponen-komponen elektronika lanjutan pada
rangkaian sederhana.

2. ALAT DAN BAHAN


Ada pun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah:
1. Breadboard

7. Potensiometer

2. Baterai dan dudukannya

8. Push button

3. Transistor AN7805

9. kabel

4. LM324

10. dll

5. Resistor
6. LDR

3. TEORI DASAR
A. SEMIKONDUKTOR
Semikonduktor merupakan elemen dasar dari komponen elektronika seperti dioda,
transistor dan sebuah IC (integrated circuit). Disebut semi atau setengah
konduktor, karena bahan ini memang bukan konduktor murni. Bahan
semikonduktor yang banyak dikenal contohnya adalah Silicon (Si), Germanium

(Ge) dan Galium Arsenida (GaAs). Germanium dahulu adalah bahan satu-satunya
yang dikenal untuk membuat komponen semikonduktor. Namun belakangan,
silikon menjadi popular setelah ditemukan cara mengekstrak bahan ini dari alam.
Silikon merupakan bahan terbanyak ke dua yang ada dibumi setelah oksigen(O2).
Pasir, kaca dan batu-batuan lain adalah bahan alam yang banyak mengandung
unsur silikon.

1. JENIS-JENIS SEMIKONDUKTOR
1. A. DIODA
Dioda berasal dari kata DI = dua dan ODA = elektroda atau dua elektroda,
dimana elektroda-elektrodanya tersebut adalah ANODA yang berpolaritas positip
dan KATHODA yang berpolaritas negatip.

Ada berbagai jenis dioda yang dibuat sesuai dengan fungsinya tanpa
meninggalkan karakteristik serta spesifikasinya, seperti dioda penyearah
(rectifier), dioda Emisi Cahaya (LED), dioda Zenner, dioda photo (Photo-Dioda)
dan Dioda Varactor.

1. DIODA PENYEARAH (RECTIFIER)


Dioda penyearah adalah jenis dioda yang terbuat dari bahan Silikon yang
berfungsi sebagai penyearah tegangan / arus dari arus bolak-balik (ac) ke arus
searah (dc) atau mengubah arus ac menjadi dc. Secara umum dioda ini
disimbolnya.

Kaki-kaki dioda yaitu kaki katoda ditandai dengan garis pada ujungnya

2. DIODA ZENER
Dioda Zener merupakan dioda junction P dan N yang terbuat dari bahan dasar
silikon. Dioda ini dikenal juga sebagai Voltage Regulation Diode yang bekerja
pada daerah reverse (kuadran III). Potensial dioda zener berkisar mulai 2,4 sampai
200 volt dengan disipasi daya dari hingga 50 watt.

Gambar dioda zener beserta symbol


3. DIODA EMISI CAHAYA ( LIGHT EMITTING DIODE )
Dioda emisi cahaya atau dikenal dengan singkatan LED merupakan Solid State
Lamp yang merupakan piranti elektronik gabungan antara elektronik dengan
optik, sehingga dikategorikan pada keluarga Optoelectronic. Sedangkan
elektroda-elektrodanya sama seperti dioda lainnya, yaitu anoda (+) dan Katoda (-).
Ada tiga kategori umum penggunaan LED, yaitu : - Sebagai lampu indikator, Untuk transmisi sinyal cahaya yang dimodulasikan dalam suatu jarak tertentu, Sebagai penggandeng rangkaian elektronik yang terisolir secara total. Simbol,
bangun fisiknya dan konstruksinya diperlihatkan pada gambar berikut.

Bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan LED adalah bahan Galium
Arsenida (GaAs) atau Galium Arsenida Phospida (GaAsP) atau juga Galium
Phospida (GaP), bahan-bahan ini memancarkan cahaya dengan warna yang
berbeda-beda. Bahan GaAs memancarkan cahaya infra-merah, Bahan GaAsP
memancarkan cahaya merah atau kuning, sedangkan bahan GaP memancarkan
cahaya merah atau hijau.
Seperti halnya piranti elektronik lainnya , LED mempunyai nilai besaran terbatas
dimana tegangan majunya dibedakan atas jenis warna
TABEL WARNA LED DAN TEGANGANNYA
Warna
Tegangan Maju
Merah
1.8 volt
Orange
2.0 volt
Kuning
2.1 volt
Hijau
2.2 volt

Sedangkan besar arus maju suatu LED standard adalah sekitar 20 mA. Karena
dapat mengeluarkan cahaya, maka pengujian LED ini mudah, cukup dengan
menggabungkan dengan sumber tegangan dc kecil saja atau dengan ohmmeter
dengan polaritas yang sesuai dengan elektrodanya.

4. DIODA CAHAYA ( PHOTO-DIODE)


Secara umum dioda-cahaya ini mirip dengan PN-Junction, perbedaannya terletak
pada persambungan yang diberi celah agar cahaya dapat masuk padanya.
Dioda cahaya ini bekerja pada daerah reverse, jadi hanya arus bocor saja yang
melewatinya. Dalam keadaan gelap, arus yang mengalir sekitar 10 A untuk dioda
cahaya dengan bahan dasar germanium dan 1A untuk bahan silikon. Kuat cahaya
dan temperature keliling dapat menaikkan arus bocor tersebut karena dapat
mengubah nilai resistansinya dimana semakin kuat cahaya yang menyinari
semakin kecil nilai resistansi dioda cahaya tersebut. Penggunaan dioda cahaya
diantaranya adalah sebagai sensor dalam pembacaan pita data berlubang (Punch
Tape), dimana pita berlubang tersebut terletak diantara sumber cahaya dan dioda
cahaya. Jika setiap lubang pita itu melewati antara tadi, maka cahaya yang
memasuki lubang tersebut akan diterima oleh dioda cahaya dan diubah dalam
bentuk signal listrik. Sedangkan penggunaan lainnya adalah dalam alat pengukur
kuat cahaya (Lux-Meter), dimana dalam keadaan gelap resistansi dioda cahaya ini
tinggi sedangkan jika disinari cahaya akan berubah rendah. Selain itu banyak juga
dioda cahaya ini digunakan sebagai sensor sistem pengaman (security) misal
dalam penggunaan alarm.

5. DIODA VARACTOR
Dioda Varactor disebut juga sebagai dioda kapasitas yang sifatnya mempunyai
kapasitas yang berubah-ubah jika diberikan tegangan. Dioda ini bekerja didaerah
reverse mirip dioda Zener. Bahan dasar pembuatan dioda varactor ini adalah
silikon dimana dioda ini sifat kapasitansinya tergantung pada tegangan yang
diberikan padanya. Jika tegangan tegangannya semakin naik, kapasitasnya akan
turun. Dioda varikap banyak digunakan pada pesawat penerima radio dan televisi
di bagian pengaturan suara (Audio).

1. B. TRANSISTOR
Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai
sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi
sinyal atau sebagai fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam kran
listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET),
memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber
listriknya.
Transistor memiliki dua jenis yaitu: Transistor BJT (Bipolar Junction Transistor)
dan Transistor FET.

BJT (Bipolar Junction Transistor) adalah salah satu dari dua jenis
transistor. Cara kerja BJT dapat dibayangkan sebagai dua diode yang
terminal positif atau negatifnya berdempet, sehingga ada tiga terminal.
Ketiga terminal tersebut adalah emiter (E), kolektor (C), dan basis (B).
Perubahan arus listrik dalam jumlah kecil pada terminal basis dapat
menghasilkan perubahan arus listrik dalam jumlah besar pada terminal
kolektor. Prinsip inilah yang mendasari penggunaan transistor sebagai

penguat elektronik. Rasio antara arus pada koletor dengan arus pada basis
biasanya dilambangkan dengan atau . biasanya berkisar sekitar 100
untuk transistor-transisor BJT.

FET
FET dibagi menjadi dua keluarga: Junction FET (JFET) dan Insulated
Gate FET (IGFET) atau juga dikenal sebagai Metal Oxide Silicon (atau
Semiconductor) FET (MOSFET). Berbeda dengan IGFET, terminal gate
dalam

JFET

membentuk

sebuah

diode

dengan

kanal

(materi

semikonduktor antara Source dan Drain). Secara fungsinya, ini membuat


N-channel JFET menjadi sebuah versi solid-state dari tabung vakum, yang
juga membentuk sebuah diode antara grid dan katode. Dan juga, keduanya
(JFET dan tabung vakum) bekerja di "depletion mode", keduanya
memiliki impedansi input tinggi, dan keduanya menghantarkan arus listrik
dibawah kontrol tegangan input.
FET lebih jauh lagi dibagi menjadi tipe enhancement mode dan depletion
mode. Mode menandakan polaritas dari tegangan gate dibandingkan
dengan source saat FET menghantarkan listrik. Jika kita ambil N-channel
FET sebagai contoh: dalam depletion mode, gate adalah negatif
dibandingkan dengan source, sedangkan dalam enhancement mode, gate
adalah positif. Untuk kedua mode, jika tegangan gate dibuat lebih positif,
aliran arus di antara source dan drain akan meningkat. Untuk P-channel
FET, polaritas-polaritas semua dibalik. Sebagian besar IGFET adalah tipe
enhancement mode, dan hampir semua JFET adalah tipe depletion mode.

1. C. RESISTOR
Sebuah resistor adalah terminal dua komponen elektronik yang menghasilkan
tegangan pada terminal yang sebanding dengan arus listrik melewatinya sesuai
dengan hukum Ohm:
V = IR

Resistor adalah elemen dari jaringan listrik dan sirkuit elektronik dan di manamana di sebagian besar peralatan elektronik. Praktis resistor dapat dibuat dari
berbagai senyawa dan film, serta resistensi kawat (kawat terbuat dari paduan
Resistivitas tinggi, seperti nikel / krom). Karakteristik utama dari sebuah resistor
adalah resistensi, toleransi, tegangan kerja maksimum dan power rating.
Karakteristik lainnya meliputi koefisien temperatur, kebisingan, dan induktansi.
Kurang terkenal adalah perlawanan kritis, nilai yang disipasi daya di bawah batas
maksimum yang diijinkan arus, dan di atas batas yang diterapkan tegangan.
Perlawanan kritis tergantung pada bahan yang merupakan resistor dan juga
dimensi fisik, melainkan ditentukan oleh desain. Resistor dapat diintegrasikan ke
dalam sirkuit hibrida dan dicetak, serta sirkuit terpadu. Ukuran, dan posisi lead
(atau terminal) yang relevan dengan peralatan desainer; resistor harus secara fisik
cukup besar untuk tidak terlalu panas ketika menghilangkan kekuasaan mereka.

Pada dasarnya, resistor hanya ada dua macam, yakni resistor tetap (fixed resistor)
dan resistor tidak tetap (variable resistor).

Resistor
Resistor Tetap (Fixed

Resistor Tidak Tetap

Resistor):

(Variable Resistor):

1. Resistor Kawat

1. Potensiometer

2. Resistor Batang Karbon

2. Potensiometer Geser

3. Resistor Keramik atau

3. Trimpot

Porselin

4. NTC dan PTC

4. Resistor Film Karbon

5. LDR

5. Resistor Film Metal

1. D. KAPASITOR
Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan muatan listrik.
Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal yang dipisahkan oleh
suatu bahan dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang umum dikenal misalnya
udara vakum, keramik, gelas dan lain-lain. Jika kedua ujung plat metal diberi
tegangan listrik, maka muatan-muatan positif akan mengumpul pada salah satu
kaki (elektroda) metalnya dan pada saat yang sama muatan-muatan negatif
terkumpul pada ujung metal yang satu lagi. Muatan positif tidak dapat mengalir
menuju ujung kutup negative dan sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju ke
ujung kutup positif, karena terpisah oleh bahan dielektrik yang non-konduktif.
Muatan elektrik ini "tersimpan" selama tidak ada konduksi pada ujungujung
kakinya. Di alam bebas, phenomena kapasitor ini terjadi pada saat terkumpulnya
muatan-muatan positif dan negatif di awan.
Tipe Kapasitor
Kapasitor terdiri dari beberapa tipe, tergantung dari bahan dielektriknya. Untuk
lebih sederhana dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu kapasitor electrostatic,
electrolytic dan electrochemical.

CARA MEMBACA KAPASITOR


Kapasitor yang ukuran fisiknya mungil dan kecil biasanya hanya bertuliskan 2
(dua) atau 3 (tiga) angka saja. Jika hanya ada dua angka satuannya adalah pF
(pico farads). Sebagai contoh, kapasitor yang bertuliskan dua angka 47, maka
kapasitansi kapasitor tersebut adalah 47pF.
Jika ada 3 digit, angka pertama dan kedua menunjukkan nilai nominal, sedangkan
angka ke-3 adalah faktor pengali. Faktor pengali sesuai dengan angka
nominalnya, berturut-turut 1 = 10, 2 = 100, 3 = 1.000, 4 = 10.000 dan seterusnya.
Misalnya pada kapasitor keramik tertulis 104, maka kapasitansinya adalah 10 x
10.000 = 100.000pF atau = 100nF. Contoh lain misalnya tertulis 222, artinya
kapasitansi kapasitor tersebut adalah 22 x 100 = 2200 pF = 2.2 nF.

1. E. INDUKTOR
Arus listrik yang melewati kabel, jalur-jalur pcb dalam suatu rangkain berpotensi
untuk menghasilkan medan induksi. Ini yang sering menjadi pertimbangan dalam
mendesain pcb supaya bebas dari efek induktansi terutama jika multilayer.

Induktor selenoida
Fungsi utama dari induktor di dalam suatu rangkaian adalah untuk melawan
fluktuasi arus yang melewatinya. Aplikasinya pada rangkaian dc salah satunya
adalah untuk menghasilkan tegangan dc yang konstan terhadap fluktuasi beban
arus. Pada aplikasi rangkaian ac, salah satu gunanya adalah bisa untuk meredam
perubahan fluktuasi arus yang tidak dinginkan. Akan lebih banyak lagi fungsi dari
induktor yang bisa diaplikasikan pada rangkaian filter, tuner dan sebagainya.
Ada satu jenis induktor yang kenal dengan nama toroid. Jika biasanya induktor
berbentuk silinder memanjang, maka toroid berbentuk lingkaran. Biasanya selalu
menggunakan inti besi (core) yang juga berbentuk lingkaran seperti kue donat.

Toroida

2. JENIS-JENIS ACTUATOR
Aktuator adalah peralatan yang mengkonversi sinyal elektrik menjadi gerak
mekanik. Secara internal actuator dapat dibagi dalam dua modul yang terpisah

yaitu sinyal amplifier dan tranduser, amplifier mengkonversi sinyal daya rendah
ke sinyal daya tinggi yang di umpan ke tranduser yang kemudian oleh tranduser
dikonversi menjadi tenaga dalam bentuk kerja.

Bentuk umum dari aktuator, antara lain : solenoid, motor listrik, katup dan
silinder.

2. A. SOLENOID
Solenoid merupakan aktuator yang terdiri dari koil atau gulungan kawat, inti besi
sebagai piston gerak linier, dan pegas sebagai pemegang inti besi. Ketika
tegangan masuk pada koil sehingga terjadi aliran arus maka koil akan berubah
menjadi bidang magnet sehigga akan menarik inti besi ke dalam koil sampai
menuju titik tengah koil. Saat tegangan dimatikan makan posisi inti besi akan
kembali seperti semula karena tarikan dari pegas.

Gbr.Prinsip kerja solenoid

Gbr.Solenoid elektro-mekanik
Solenoid banyak diterapkan pada industri seperti solenoid elektromekanik
(AC/DC) , katup pneumatik, katup hidrolik. Pada gambar di bawah ini merupakan
contoh aplikasi solenoid elektromekanik. Cara kerja solenoid ini hampir sama
dengan motor (AC/DC), perbedaannya terletak pada gerakan yang dihasilkan
yaitu linear dan rotasi.

2.B. Katup
Katup adalah peralatan yang berfungsi untuk mengatur aliran fluida sebagai
penggerak aktuator. Katup banyak digunakan pada industry ataupun transportasi.

Katup memiliki berbagai macam jenis antara lain: Katup , katup 5/2 dsb.
Penggerak katup memiliki berbagai jenis, antara lain: Penggerak manual (tuas,
knop, pedal, dll), penggerak magnet/solenoid, udara, dll).

Gambar Katup

2. C. Silinder
Silinder merupakan jenis aktuator yang digerakan oleh fluida, bisa berupa udara
(pneumatik) ataupun minyak (hidrolik). Gerak yang dihasilkan silinder akibat dari
gerakan linear atau maju dan mundur dari sebuah piston. Pemilihan jenis silinder
tergantung dari kerja yang dibebankan, silinder jenis hidrolik memiliki
kemampuan kerja yang lebih tinggi dibandingkan dengan silinder jenis pneumatic.

2. D. Motor Listrik
Motor listrik terdiri dari rotor (bagian yang bergerak), stator (bagian yang diam).
Pada stator terdapat inti magnet, sedangkan pada stator terdapat koil yang
berfungsi sebagai magnet listik apabiladialirkan arus. Motor diklasifikasikan
menjadi dua jenis yaitu AC (arus searah) dan DC (arus bolak balik).
3. CATU DAYA (POWER SUPPLY)
Pencatu Daya (Inggris: power supply) adalah sebuah piranti elektronika yang
berguna sebagai sumber daya untuk piranti lain, terutama daya listrik. Pada
dasarnya pencatu daya bukanlah sebuah alat yang menghasilkan energi listrik
saja, namun ada beberapa pencatu daya yang menghasilkan energi mekanik, dan
energi yang lain.
Pencatu daya tak distabilkan merupakan jenis pencatu daya yang paling
sederhana. Pada pencatu daya jenis ini, tegangan maaupun arus keluaran dari

pencatu daya tidak distabilkan, sehingga berubah-ubah sesuai keadaan tegangan


masukan dan beban pada keluaran. Pencatu daya jenis ini biasanya digunakan
pada peranti elektronika sederhana yang tidak sensitif akan perubahan tegangan.
Pencatu jenis ini juga banyak digunakan pada penguat daya tinggi untuk
mengkompensasi lonjakan tegangan keluaran pada penguat.
Pencatu daya distabilkan pencatu jenis ini menggunakan suatu mekanisme balik
untuk menstabilkan tegangan keluarannya, bebas dari variasi tegangan masukan,
beban keluaran, maupun dengung. Ada dua jenis kalang yang digunakan untuk
menstabilkan tegangan keluaran, antara lain:

Pencatu daya linier, merupakan jenis pencatu daya yang umum


digunakan. Cara kerja dari pencatu daya ini adalah mengubah
tegangan AC menjadi tegangan AC lain yang lebih kecil dengan
bantuan Transformator. Tegangan ini kemudian disearahkan
dengan menggunakan rangkaian penyearah tegangan, dan di bagian
akhir ditambahkan kondensator sebagai penghalus tegangan
sehingga tegangan DC yang dihasilkan oleh pencatu daya jenis ini
tidak terlalu bergelombang. Selain menggunakan diode sebagai
penyearah, rangkaian lain dari jenis ini dapat menggunakan
regulator tegangan linier sehingga tegangan yang dihasilkan lebih
baik daripada rangkaian yang menggunakan diode. Pencatu daya
jenis ini biasanya dapat menghasilkan tegangan DC yang bervariasi
antara 0 - 60 Volt dengan arus antara 0 - 10 Ampere.

Pencatu daya Sakelar, pencatu daya jenis ini menggunakan metode


yang berbeda dengan pencatu daya linier. Pada jenis ini, tegangan
AC yang masuk ke dalam rangkaian langsung disearahkan oleh
rangkaian penyearah tanpa menggunakan bantuan transformer.
Cara

menyearahkan

tegangan

tersebut

adalah

dengan

menggunakan frekuensi tinggi antara 10KHz hingga 1MHz,


dimana frekuensi ini jauh lebih tinggi daripada frekuensi AC yang
sekitar 50Hz.

Pada pencatu daya sakelar biasanya diberikan rangkaian umpan balik agar
tegangan dan arus yang keluar dari rangkaian ini dapat dikontrol dengan baik.

4. RANGKAIAN ANALOG (OP-AMP)


Hampir Semua Rangkaian A/D D/A Converter Menggunakan Op-Amp
(Operational Amplifier).
Ada tiga karakteristik yang dimiliki Op-Amp hingga berfungsi sebagai Amplifier
Ideal :
1. Impedansi input yang tinggi
2. Mempunyai penguatan tegangan yang tinggi
3. Impedansi keluaran yang rendah

Rangkaian Operational Amplifier

4. RANGKAIAN PERCOBAAN
Buatlah rangakaian seperti gambar di bawah ini:

DAFTAR PUSTAKA

Bishop Owen. 2005. Dasar dasar Elektronika, Edisi Pertama, Penerbit:


Erlangga, Jakarta.
Budiharto, widodo.

2004. Interfacing komputer dan mikrokontroller. PT

Gramedia. Jakarta.
Nishimo, Osamu, DR. & DR Soedjana Sapiie. 1994. Pengukuran dan alat-alat
ukur listrik. PT.Pradnya paramita. Jakarta.
Tokheim.1995. Elektronika Digital. Edisi kedua, Penerbit: Erlangga. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai