Anda di halaman 1dari 25

TEKNIS PENGAWASAN

DAN MEKANISME PELAPORAN

ERNA KASYPIAH, S.Ag, M.Si

BAWASLU PROV. KALSEL

PENGAWASAN
PEMILU ?

KEGIATAN :
MENGAMATI
MENGKAJI
MEMERIKSA dan
MENILAI

Proses Penyelenggaraan Pemilu


Sesuai Peraturan
perundang_undangan
10/01/2015

TUJUAN UMUM PENGAWASAN


(1) menegakkan integritas, kredibilitas
penyelenggara, transparansi
penyelenggaraan dan akuntabilitas hasil
Pemilu;
(2) mewujudkan Pemilu yang demokratis;
dan
(3) memastikan terselenggaranya Pemilu
secara langsung, umum, bebas, rahasia,
jujur, adil, dan berkualitas, serta
dilaksanakannya peraturan perundangundangan mengenai Pemilu secara
menyeluruh.
10/01/2015

STRATEGI PENGAWASAN
(Perbawaslu No:13 Tahun 2012)

Pencegahan terhadap potensi


pelanggaran dengan melakukan
tindakan, langkah-langkah, dan upaya
optimal mencegah secara dini terhadap
potensi pelanggaran
Penindakan terhadap dugaan
pelanggaran
dengan melakukan tindakan
penanganan secara cepat dan tepat
terhadap temuan dan/atau laporan
dugaan pelanggaran Pemilu .
10/01/2015

Rakor Pengawas Pemilu dan KPU Kab/Kota


Se- Sulut

PELANGGARAN
LAPORAN
DUGAAN

POTENSI

PENCEGAHAN

TEMUAN

PENINDAKAN

SENGKETA

Diagram kerja pengawasan pelanggaran pemilu UU 15/2011

BUKTI

Strategi Pengawasan
sosialisai
Pelibatan
stakeholders
Peringatan
dini
Pencegahan
Strategi
Pengawasan

Publikasi
media massa
Penindakan
rekomendasi
dll

TEPAT
PROSEDUR

FOKUS
PENGAWASAN

TEPAT WAKTU
LENGKAP
DATA/DOKUMEN
YANG DIPERSYARATKAN

BENAR DAN ABSAH


DATA/DOKUMEN
YANG DIPERSYARATKAN

10/01/2015

TERBUKA/TRANSPARAN
DATA/DOKUMEN
YANG DIPERSYARATKAN

FOKUS
PASAL 10 Perbawaslu Tata Cara Pengawasan

PENYELENGGARA

a.

kebenaran dan ketepatan


proses;

b.

transparansi proses;

c.

ketepatan waktu proses;

d.

keberpihakan atau
kecenderungan terhadap
partai politik tertentu; dan

e.

Kepatuhan untuk tidak


melakukan perbuatan yang
dikategorikan sebagai
pelanggaran pemilu.

10/01/2015

PESERTA

a. kelengkapan, kebenaran,
dan keabsahan data atau
dokumen persyaratan
pendaftaran;
b. ketepatan waktu
penyerahan dokumen
persyaratan pendaftaran;
dan
c. kepatuhan untuk tidak
melakukan perbuatan
yang dikategorikan
sebagai pelanggaran
pemilu.
8

PENANGANAN PELANGGARAN
PELAPOR

WNI yang
mempunyai hak pilih

Pemantau Pemilu

Vide Pasal 249 ayat (2) UU Nomor 8 Tahun 2012

Peserta Pemilu

PROSES PELAPORAN PELANGGARAN


PEMILU LEGISLATIF
PELAPOR

7 Hari
sejak diketahui dan/atau ditemukannya pelanggaran

Pelanggaran
Kode Etik PP

PENGAWAS
PEMILU

Hasil
Tindaklanjut

Pelanggaran
Administrasi
Pemilu

3 + 2 HARI

Sengketa Pemilu
- Klarifikasi
-Mengumpulkan Bukti
-Kajian

Pelanggaran
Umum (Adm.
Dan Pidana)

Tindak Pidana
Pemilu

PROSES PENANGANAN PELANGGARAN


PEMILU LEGISLATIF

PELANGGARAN KODE ETIK

Pelanggaran Kode Etik


Penyelenggara Pemilihan
Umum adalah Pelanggaran
terhadap etika Penyelenggara
Pemilu yang berpedomankan
sumpah dan/atau janji sebelum
menjalankan tugas sebagai
penyelenggara Pemilu.
Pelanggaran Kode Etik diselesaikan
oleh
DEWAN KEHORMATAN
PENYELENGGARA PEMILIHAN
UMUM

1. Ps 251 dan Pasal 252 UU No 8 Th 2012


2. Peraturan Bersama DKPP, KPU dan Bawaslu
ttg Kode Etik PP
3. Peraturan Bersama DKPP, KPU dan Bawaslu
ttg Pedoman Beracara

PELANGGARAN ADMINSTRASI PEMILU

Pelanggaran Administrasi Pemilu adalah pelanggaran yang


meliputi tata cara, prosedur, dan mekanisme yang berkaitan
dengan administrasi pelaksanaan Pemilu dalam setiap tahapan
penyelenggaraan Pemilu di luar Tindak Pidana Pemilu dan
Pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu.

KPU, KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota wajib menindaklanjuti rekomendasi


Bawaslu, Bawaslu Provinsi dan Panwaslu Kabupaten/Kota.

KPU, KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota


Memeriksa dan Memutus Pelanggaran Administrasi paling lama 7 hari sejak
diterimanya rekomendasi Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan Panwaslu Kabupaten/Kota

PELANGGARAN ADMINSTRASI PEMILU


Vide Ps 256 UU Nomor 8 Tahun 2012

Dalam Hal KPU, KPU Provinsi, KPU


Kabupaten/Kota, PPK, PPS atau Peserta
Pemilu

TIDAK MENINDAKLANJUTI
REKOMENDASI PENGAWAS PEMILU

BAWASLU
Memberikan SANKSI Peringatan
Lisan atau Peringatan Tertulis

SENGKETA PEMILU
DEFINISI

Sengketa yang terjadi antarpeserta Pemilu dan


sengketa peserta Pemilu dengan
Penyelenggara Pemilu sebagai akibat
dikeluarkannya keputusan KPU, KPU Provinsi,
dan KPU Kabupaten/Kota.

BAGAN RUANG LINGKUP dan WEWENANG


Menerima/
Mengkaji

Musyawarah

Antar

Peserta
(Sengketa
Peserta
Penyelenggaraan Pemilu)
Peserta dengan Penyelenggara (Sengketa
TUN Pemilu)
o Tentang penetapan parpol peserta
Pemilu
o Tentang pencoretan dst

Tidak
Sepakat

Pengambilan
Keputusan

Sepakat

Final
BInding

Final
Banding

PT TUN

MA

Sengketa Pemilu
Sengketa Pemilu timbul karena adanya:
a. perbedaan penafsiran antar peserta Pemilu atau suatu
ketidakjelasan tertentu yang berkaitan dengan suatu
masalah fakta kegiatan, peristiwa, dan/atau ketentuan
akibat dikeluarkannya keputusan KPU, KPU Provinsi, dan
KPU Kabupaten/Kota;
b. keadaan dimana pengakuan atau pendapat dari salah satu
peserta Pemilu mendapatkan penolakan, pengakuan yang
berbeda, dan/atau penghindaran dari peserta pemilu yang
lain akibat dikeluarkannya Keputusan KPU, KPU Provinsi,
dan KPU Kabupaten/Kota.

Sengketa Antara Peserta Pemilu dengan Penyelenggara


Pemilu
Sengketa Antara Peserta Pemilu dengan Penyelenggara Pemilu timbul
karena adanya:
a. Sengketa antara Partai Politik calon Peserta Pemilu yang tidak lolos
verifikasi dengan KPU sebagai akibat dikeluarkannya Keputusan KPU
tentang penetapan Partai Politik Peserta Pemilu (Pasal 17 UU Nomor
8 Tahun 2012);
b. Sengketa antara calon anggota DPR dan DPD yang dicoret dari daftar
calon tetap dengan KPU sebagai akibat dikeluarkannya Keputusan KPU
tentang penetapan daftar calon tetap (Pasal 65 dan Pasal 75 UU
Nomor 8 Tahun 2012); atau
c. Sengketa antara calon anggota DPRD provinsi dan
DPRD
kabupaten/kota yang dicoret dari daftar calon tetap dengan KPU
Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota sebagai akibat dikeluarkannya
Keputusan KPU tentang penetapan daftar calon tetap (Pasal 75 UU
Nomor 8 Tahun 2012).

Jangka Waktu
Penyelesaian Sengketa
Pengawas Pemilu menyelesaikan sengketa
12 (dua belas) hari sejak sengketa
dilaporkan atau ditemukan

Pemohon Penyelesaian Sengketa


a. Partai Politik Calon Peserta Pemilu;
b.Partai Politik Peserta Pemilu;
c. Bakal calon Anggota DPR, DPD, dan DPRD;
atau
d.Calon anggota DPR, DPD, dan DPRD

TERMOHON
a. KPU Republik Indonesia,KPU/KIP
Provinsi, dan KPU/KIP
Kabupaten/Kota
b. Parpol Peserta Pemilu; atau
c. Calon Anggota DPR, DPD, dan
DPRD

Syarat Permohonan
Permohonan ditulis dalam bahasa Indonesia dan harus memuat:
o lembaga yang dituju untuk menyelesaikan sengketa:
1. Bawaslu untuk penyelesaian sengketa tata usaha negara Pemilu;
2. Bawaslu/Bawaslu Provinsi/Panwaslu Kabupaten/Kota untuk
penyelesaian sengketa Pemilu
o Identitas pemohon
o Identitas termohon
o Uraian yang jelas tentang
1. kewenangan menyelesaikan sengketa;
2. kepentingan langsung pemohon atas penyelesaian sengketa;
3. masalah/obyek sengketa; dan
4. hal-hal yang diminta untuk diputuskan

Sengketa Antar Peserta Pemilu


Sengketa proses penyelenggaraan Pemilu timbul karena
adanya:
a. perbedaan penafsiran atau suatu ketidakjelasan
tertentu yang berkaitan dengan suatu masalah fakta
kegiatan, peristiwa, dan/atau ketentuan peraturan
perundang-undangan mengenai Pemilu antar peserta
Pemilu; atau
b. keadaan dimana pengakuan atau pendapat dari salah
satu peserta Pemilu mendapatkan penolakan,
pengakuan yang berbeda, dan/atau penghindaran dari
peserta Pemilu yang lain.

SELESAI DAN GUGURNYA SENGKETA PEMILU


1. Sengketa Pemilu Dinyatakan Selesai Oleh Pengawas Pemilu
apabila:
a) telah tercapainyaa musyawarah dan mufakat; dan
b) Pengawas Pemilu telah membuat keputusan yang bersifat final
dan mengikat.
2. Permohonan penyelesaian sengketa Pemilu Dinyatakan Gugur
apabila:
a) Pemohon dan/atau Termohon meninggal dunia;
b) Pemohon atau kuasanya tidak datang dan hadir dalam
pertemuan pertama setelah 3 (tiga) kali dilakukan
pemanggilan secara patut dan sah oleh Pengawas Pemilu;
c) Termohon telah memenuhi tuntutan Pemohon sebelum
dilaksanakannya proses penyelesaian sengketa Pemilu; dan
d) Pemohon mencabut permohonannya..

Anda mungkin juga menyukai