Anda di halaman 1dari 3

Idramsyah, SKep.

0806418873

FIK-Universitas Indonesia
Profesi Ners/Kep. Keluarga/2009

LAPORAN PENDAHULUAN
Tanggal: 26 Februari 2009
I.

Kasus
Gangguan sensori persepsi: halusinasi dengar

II.

Proses Terjadinya Masalah


Halusinasi adalah persepsi terhadap suatu stimulus eksternal dimana stimulus tersebut pada
kenyataannya tidak ada (Rawlin, 1993). Halusinasi dapat terjadi oleh karena berbagai faktor diantaranya
gangguan mental organic, harga diri rendah, menarik diri, sindrom putus obat, keracunan obat, gangguan
afektif dan gangguan tidur. Halusinasi pendengaran terjadi jika klien mendengar suara dan bunyi yang tidak
berhubungan dengan stimulus nyata dan orang lain tidak mendengarnya.
Faktor predisposisi yang mungkin mengakibatkan halusianasi adalah aspek biologis, psikologis
dan sosial. Aspek biologis meliputi gangguan perkembangan dan fungsi otak SSP seperti gangguan
perkembangan otak frontal dan temporal, lesi pada korteks frontal, frontalis dan limbik yang berhubungan
dengan perilaku psikotik, gangguan tumbuh kembang pada prenatal, perinatal, neonatal dan anak-anak.
Aspek psikologis sangat dipengaruhi oleh sikap keluarga, pengasuh dan lingkungan yang leiputi sikap
penolakan, kekerasan, sikap cemas, tidak sensitif, atau terlalu melindungi. Konflik pada keluarga seperti
pertengkaran orang tua, penganiayaan, kekerasan atau pola asuh yang tidak adekuat yang disertai dengan
kekosongan emosi,kurang kasih sayang juga menjadi faktor resiko terjadinya halusinasi. Faktor sosial
budaya yang juga mmepengaruhi terjadinya halusinasi antara lain: kemiskinan, kehidupan yang terisolasi,
stress yang menumpuk dan ketidakharmonisan sosial budaya misalnya peperangan, kerusuhan.
Faktor presipitasi dari aspek biologis berhubungan dengan respon neurobiologik yang malaadaptif,
meliputi gangguan dalam putaran umpan balik otak yang mengatur system informasi dan abnormalitas pintu
masuk otak yang mengakibatkan ketidakmampuan menanggapi rangsangan secara selektif.
Dampak dari halusinasi adalah resiko mencederai diri, orang lain atau lingkungan jika isi
halusinasinya menyuruh klien untuk membahayakan diri sendiri, orang lain atau lingkungan. Selain itu, klien
tidak mampu menilai dan berespon pada realitas. Klien juga tidak dapat membedakan rangsang internal
maupun eksternal serta tidak dapat membedakan lamunan dan kenyataan. Pada kondisi ini, klien tidak
mampu berespon secara akurat, sehingga tampak perilaku yang sukar dimengerti dan mungkin
menakutkan. Gangguan sensori persepsi meliputi: gangguan pada fungsi kognitif dan persepsi yang
mengakibatkan kemampuan menilai dan menilik terganggu. Gangguan pada fungsi emosi, motorik dan
sosial mengakibatkan kemampuan berespon terganggu yang tampak dari perilaku nonverbal (ekspresi
muka dan gerakan tubuh), sedangkan perilaku verbal (penampilan hubungan social)

Idramsyah, SKep.
0806418873

III.

FIK-Universitas Indonesia
Profesi Ners/Kep. Keluarga/2009

A. Pohon masalah
Resiko perilaku kekerasan

Gangguan sensori persepsi: halusinasi dengar

Isolasi sosial
B. Masalah keperawatan
1. Resiko perilaku kekerasan
2. Gangguan sensori persepsi: halusinasi dengar
3. Isolasi sosial.
IV.

Data yang perlu dikaji


Kumpulan data
Data Subjektif:
Klien sering mendengar suara-suara atau bisikan yang ingin
membunuh dirinya
Klien takut dengan suara-suara yang ia dengar
Data Objektif:
Klien sering berbicara dan tertawa sendiri
Klien dapat marah tanpa alas an
Data Subjektif:
Klien mengatakan malas untuk berkumpul dengan teman-teman yang
lain dan lebih senang menyendiri.
Data Objektif:
Klien tampak terlihat apatis, afek tumpul, ekspresi wajah kurang berseri
Kurang aktivitas, menunduk, menghindar dari orang lain
Klien tidur dengan posisi seperti janin.
Data Subjektif:
Klien mengatakan ia pernah memukul orang lain karena kesal
Klien mengatakan bahwa ia merasa kesal
Data Objektif:
Sering memaksakan pendapat
Mengajak berkelahi dan sering mengeluarkan ancaman
Jalan mondar-mandir

Data
Gangguan sensori
persepsi: halusinasi
dengar

Isolasi sosial

Resiko perilaku kekerasan

Idramsyah, SKep.
0806418873

V.

FIK-Universitas Indonesia
Profesi Ners/Kep. Keluarga/2009

Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan sensori persepsi: halusinasi dengar
2. Isolasi sosial
3. Resiko perilaku kekerasan

VI.

Rencana tindakan keperawatan (terlampir)

RUJUKAN
Bagian Keperawatan Jiwa Komunitas. (1999). Kumpulan proses keperawatan masalah keperawatan jiwa. Jakarta:
FIK-UI
Stuart, G.W. & Laraia, M.T. (1998). Priciples and practice of psychiatric nursing. (6 thed). St.Louis: Mosby Year Book
Towsend, M.C. (1998). Diagnosa keperawatan pada keperawatan psikiatri: Pedoman untuk pembuatan rencana
keperawatan. Jakarta: EGC (terjemahan).

Anda mungkin juga menyukai