Anda di halaman 1dari 14

JEAN PIAGET

Piaget percaya bahwa anak-anak membangun secara aktif dunia kognitif mereka sendiri,
sehingga informasi tidak dituangkan ke dalam pikiran mereka di lingkungan. Piaget yakin
bahwa anak-anak menyesuaikan pemikiran mereka untuk mencakup gagasan-gagasan
baru, karena informasi tambahan mempercepat pemaha
. Menurut Piaget, intelegensi terdiri dari tiga aspek yaitu:
1. Struktur (structure)
Terbentuk dari hubungan fungsional anak antara tindakan fisik, tindakan mental dan
perkembangan berpikir logis anak dalam berinteraksi dengan lingkungan
2. Isi (content)
Isi disebut juga dengan content, yaitu pola perilaku anak yang khas yang tercermin pada
respons yang diberikannya terhadap berbagai masalah atau situasi yang dihadapi.
3.
Fungsi (function)
Fungsi adalah cara yang digunakan organisme dalam mencapai kemajuan intelektual.

Dalam pandangan Piaget , dua proses yang mendasari perkembangan dunia


individu adalah pengorganisasian dan penyesuaian. Untuk membuat dunia kita
masuk akal , kita mengorganisasikan dan menyesuaikan pemgalamanpengalaman dan gagasan-gagasan kita.
Piaget juga yakin bahwa manusia melampaui empat tahap dalam memahami
dunia. Tahap perkembangan kognitif yaitu :
1. Tahap sensori motor (0-2 tahun)
Merupakan gerakan-gerakan sebagai akibat reaksi langsung dari rangsangan
2. Tahap pra operasi (2-7 tahun)
Tahap pra operasi terbagi atas dua yaitu pertama pemikiran prakonseptual
(sekitar usia 2-4 tahun Kedua periode pemikiran intuitif (sekitar usia 4-7 tahun).
3. Tahap operasi konkrit (7-11 tahun)
Pada tahap ini umumnya anak sudah berada di Sekolah Dasar, sehingga
semistanya guru sudah mengetahui benar kondisi anak pada tahap ini.
4. Tahap operasi formal (usia 11 keatas)
Periode operasi formal ini disebut juga periode operasi hipotetik-deduktif yang
merupakan tahap tertinggi dari perkembangan intelektual

VYGOTSKY
Menurut Vygotsky , perkembangan kognitif seseorang disamping ditentukan oleh individu sendiri
secara aktif, juga oleh lingkungan social yang aktif pula.Dalam analisisnya, perkembangan kognitif
seseorang disamping ditentukan oleh individu sendiri secara aktif, juga ditentukan oleh lingkungan
social.
Contohnya yaitu seperti yang ada pada K13 saat ini , dimana anak disamping membangun
pengetahuannya sendiri secara aktif , anak-anak juga sering diajak untuk mengadakan pembelajaran
outdoor atau diluar kelas untuk mengamati berbgai hal yang ada dilingkungan dimana itu
merupakan informasi tambahan bagi mereka.
.Pada dasarnya teori-teori Vygotsky didasarkan pada tiga ide utama:

(1) bahwa intelektual berkembang pada saat individu menghadapi ide-ide baru dan sulit
mengaitkan ide-ide tersebut dengan apa yang mereka telah ketahui
(2) bahwa interaksi dengan orang lain memperkaya perkembangan intelektual
(3) peran utama guru adalah bertindak sebagai seorang pembantu dan mediator pembelajaran
siswa.

TOP DOWN
Top-down berarti siswa mulai dengan masalah-masalah yang kompleks untuk di pecahkan dan selnjutnya
memecahkan atau menemukan (dengan bantuan guru) ketrampilan-ketrampilan dasar yang diperlukan.
Contoh misalnya, pada pembelajaran Bahasa Indonesia, siswa dapat diberi tugas mengarang. Kita ketahui tugas
mengarang adalah sebuah tugas yang amat komplek dan rumit. Nah, setelah mereka berhasil membuat sebuah
karangan, barulah guru mengajarkan akan tentang ejaan, tanda baca, atau tata bahasa. Jadi permasalahan
pembelajaran dimunculkan dari tugas otentik, bukan dibuat-buat oleh guru Bahasa Indonesia. Guru tidak
langsung mengajarkan ejaan dengan langsung membahas ejaan lalu menerapkannya dalam tugas mengarang,
tetapi urutan langkahnya adalah sebaliknya.
Pendekatan kontruktivis dalam pengajaran lebih menekankan pada pengajaran top-down dari pada bottom up.
Proses membaca model ini dimulai dengan hipotesis dan prediksi-prediksi kemudian memverifikasinya dengan
menggunakan stimulus yang berupa tulisan yang ada pada teks. Inti dari model teori Top-down adalah
pembaca memulai proses pemahaman teks dari tataran yang lebih tinggi. Pembaca memulai tahapan
membacanya dengan membaca prediksi-prediksi, hipotesis-hipotesis, dugaan-dugaan berkenaan dengan apa
yang mungkin ada dalam bacaan, bermodalkan pengetahuan tentang isi dan bahasa yang dimilikinya.
Pendekatan pemrosesan top-down ini berlawanan dengan strategi bottom up tradisional dimana ketrampilanketrampilan dasar secara bertahap dilatihkan untuk mewujudkan ketrampilan-ketrampilan yang lebih
kompleks, lengkap dan autentik

PEMBELAJARAN KOOPERATIF
Pendekatan kontruktivis dalam pengajaran menerapkan pembelajaran
kooperatif secara luas, berdasarkan teori bahwa siswa lebih mudah
menemukkan dan memahami konsep-konsep yang sulit jika mereka
sering mendiskusikan masalah tersebut dengan temannya. Sekali lagi,
penekanan pada hakikat social dalam belajar dan penggunaan
kelompok sejawat untuk memodelkan cara berfikir sesuai dan saling
mengemukakan dan menantang miskonsepsi-miskonsepsi diantara
mereka sendiri merupakan unsur kunci darikonsepsi piaget dan
vigostsky tentang perubahan kognitif (pontecorvo,1993)

PEMBELAJARAN KOOPERATIF
Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Hasil belajar akademik , yaitu untuk meningkatkan kinerja siswa dalm
tugas-tugas akademik. Pembelajaran model ini dianggap unggul
dalam membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang sulit.
Penerimaan terhadap keragaman, yaitu agar siswa menerima temantemannya yang mempunyai berbagai macam latar belakang.
Pengembangan keterampilan social, yaitu untuk mengembangkan
keterampilan social siswa diantaranya: berbagi tugas, aktif bertanya,
menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya,
mau mengungkapkan ide, dan bekerja dalam kelompok

Beberapa pendekatan pada model pembelajaran kooperatif dan perbandingannya:

Pendekatan
Unsur

STAD

Jigsaw

Tujuan Kognitif

Informasi akademik
sederhana

Informasi akademik
sederhana

Tujuan Sosial

Struktur Kelompok

Pemilihan topik
Tugas utama

Penilaian

Kelompok Penyelidikan

Pendekatan Struktur

Informasi akademik tingkat


Informasi akademik
tinggi dan keterampilan
sederhana
inkuiri
Kerjasama dalam kelompok Kerjasama dalam kelompok Kerjasama dalam kelompok Keterampilan kelompok dan
kompleks
sosial
Kelompok heterogen dengan Kelompok heterogen dengan Kelompok homogen dengan Kelompok heterogen dengan
4-5 orang
5-6 orang dan menggunakan
5-6 orang
4-6 orang
kelompok asal dan kelompok
ahli
Oleh guru
Oleh guru
Oleh siswa
Oleh guru
Menggunakan LKS dan saling Mempelajari materi dalam
membantu untuk
kelompok ahli dan
menuntaskan materi
membantu kelompok asal
mempelajari materi
Tes mingguan, jenis tes
biasanya berupa kuis

menyelesaikan inkuiri
kompleks

Bervariasi, misal tes


Menyelesaikan proyek dan
mingguan, jenis tes biasanya
menulis laporan.
berupa kuis

Mengerjakan tugas yang


diberikan baik social
maupun kognitif

GENERATIVE LEARNING
Pembelajaran Generatif merupakan suatu model pembelajaran yang menekankan pada
pengintegrasian secara aktif pengetahuan baru dengan menggunakan pengetahuan yang
sudah dimiliki siswa sebelumnya. Pengetahuan baru itu akan diuji dengan cara
menggunakannya dalam menjawab persoalan atau gejala yang terkait. Jika pengetahuan
baru itu berhasil menjawab permasalahan yang dihadapi, maka pengetahuan baru itu
akan disimpan dalam memori jangka panjang.
Contohnya yaitu pada pembelajaran matematika , pada kelas awal anak dikenalkan dengan
bangun datar , lalu dengan bekal pengetahuan bangun datar itulah pada kelas lanjut nanti
akan dikenalkan dengan bangun ruang yang merupakan gabungan-gabungan beberapa
bangun datar.
Intisari dari belajar generatif adalah bahwa otak tidak menerima informasi dengan pasif,
melainkan justru dengan aktif mengkonstruk suatu interpretasi dari informasi tersebut dan
kemudian membuat kesimpulan

MASTERY LEARNING
Belajar tuntas (Mastery learning) adalah proses belajar mengajar yang
bertujuan agar bahan ajaran dikuasai secara tuntas, artinya dikuasai
sepenuhnya oleh siswa. Belajar tuntas ini merupakan strategi pembelajaran
yang diindividualisasikan dengan menggunakan pendekatan kelompok
(group based approach). Pada dasarnya belajar tuntas (mastery learning)
akanmenciptakan siswa memiliki kemampuan dan mengembangkanpotensi
yang dimilikinya, mengecilkan perbedaan antara anakcerdas dengan anak
yang tidak cerdas. Belajar tuntas (masterylearning) menciptakan siswa dapat
mencapai tujuan pembelajaran,sehingga di dalam kelas tidak terjadi anak
cerdas akan mencapaisemua tujuan pembelajaran, sedangkan anak didik
yang kurangcerdas mencapai sebagian tujuan pembelajaran atau
tidakmencapai sama sekali tujuan pembelajaran.

HUMANISTIK
Berdasarkan teori belajar humanistik tujuan belajar adalah untuk memanusiakan seorang manusia.
Kegiatan belajar dianggap berhasil apabila si pelajar memahami lingkungannya dan dirinya. Murid
dalam proses belajar harus berusaha agar secara perlahan dia mampu mencapai aktualisasi diri
dengan baik. Teori belajar humanistik ini beruaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang
pelaku yang belajar, tidak dari sudut pandang pengamatan.
Perspektif humanistik berbeda dari pandangan behavioristik dengan cara yang sangat bertolak
belakang, yaitu bagaimana keduanya memandang keberdayaan individu dalam membuat pilihanpilihan dalam hidupnya (fredoom determination issue). Behavioristik memandang manusia sebagai
makhluk reaktif yang semata-mata memberi respon terhadap lingkungan. Pengalaman dan
pemeliharaan, yang disertai penguatan akan membentuk prilaku. Manusia dipandang sederhana,
perilakunya dapat diprediksi dan dikontrol dengan menerapkan hukum umum perilaku yang
diperoleh dari eksperimen dengan mengamati prilaku hewan. Sedangkan pandangan humanistik
berpandang sebaliknya, bahwa manusia pada dasarnya memiliki kekuatan untuk membuat pilihanpilihan mereka sendiri. Mereka dipandang unik bahwa setiap pengalaman atau fenomena memiliki
makna yang berberbeda-beda bagi tiap individu tergantung pada bagaimana mereka membri
makna pada peristiwa tersebut

ARTHUR COMBS
Belajar terjadi bila mempunyai arti bagi individu, guru tidak bisa mamaksakan materi yang tidak
disukai atau tidak relevan dengan kehidupan mereka. Anak tidak bisa matematika atau sejarah
bukan karena bodoh tetapi karena mereka tidak mau dan terpaksa serta merasa sebenarnya tidak
ada alasan penting mereka harus mempelajarinya. Perilaku buruk itu sesungguhnya tidak lain
hanyalah dari ketidakmauan seseorang untuk melakukan sesuatu yang tidak akan memberikan
kepuasan baginya. Guru tidak bisa memaksakan materi yang tidak disukai atau tidak relevan dengan
kehidupan siswa. Guru harus memahami perilaku siswa dengan mencoba memahami dunia persepsi
siswa tersebut sehingga apabila ingin merubah perilakunya, guru harus berusaha merubah
keyakinan atau pandangan siswa yang ada.

Combs memberikan lukisan persepsi dir dan dunia seseorang seperti dua lingkaran (besar dan
kecil) yang bertitik pusat pada satu. Lingkaran kecil (1) adalah gambaran dari persepsi diri dan
lingkungan besar (2) adalah persepsi dunia. Makin jauh peristiwa-peristiwa itu dari persepsi diri
makin berkurang pengaruhnya terhadap perilakunya. Jadi, hal-hal yang mempunyai sedikit
hubungan dengan diri, makin mudah hal itu terlupakan.

ABRAHAM MASLOW
Teori Maslow didasarkan pada asumsi bahwa dalam diri manusia terdapat dua hal, yaitu suatu usaha positif
untuk berkembang , dan kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan itu. Setiap individu memiliki
perasaan takut utnuk berusaha atau berkembang , takut untuk mengambil kesempatan, takut
membahayakan apa yang sudah ia miliki dan sebagainya. Walaupun demikian tiap individu ini akan terus
berusaha untuk mencapai keutuhan, keunikan diri , kearah berfungsinya semua kemampuan, kearah
kepercayaan diri kepada dunia luar, dan pada saat itu ia akan mencaoai apa yang disebut maslow sebagai
aktualisasi diri. Aktualisasi diri adalah suatu keadaan dimana individu telah mencapai kebutuhan tertingginya
dalam hidup.

Maslow mengemukakan teori kebutuhan yang disebut dengan hierarki kebutuhan yang digambarkan dalam
bentuk pyramid. Kebutuhan yang terletak didasar yaitu kebutuhan dasar seperti makan dan minum sedangkan
yang berada dipuncak adalah kebutuhan aktualisasi diri. Maslow berpendapat bahwa tujuan akhir semua
manusia adalah mencapai aktualisasi diri, walaupun demikian kebutuhan tertinggi ini tidak dapat tercapai
tanpa terpenuhinya kebutuhn-kebutuhan lain dibawahnya.

CARLS ROGER
Menurut pendapat Carl R. Rogers (ahli psikoterapi) praktek pendidikan
menitikberatkan pada segi pengajaran, bukan pada siswa yang belajar.
Praktek tersebut ditandai oleh peran guru yang dominan dan siswa hanya
menghafalkan pelajaran.
guru memberikan kepercayaan kepada kelas agar kelas memilih belajar
secara terstruktur, guru dan siswa membuat kontrak beljara, guru
menggunakan metode inquiri atau belajar menemukan (discovery learning),
guru menggunakan metode simulasi, guru mengadakan latihan kepekaan
agar siswa mampu menghayati perasaan dan berpartisipasi dengan
kelompok lain, guru bertindak sebagai fasilitator agar tercipta peluang bagi
siswa untuk timbulnya kreatifitas dalam belajar.

CARLS ROGER
Jadi dapat ditegaskan belajar menurut Carl R. Rogers adalah untuk
membimbing anak kearah kebebasan dan kemerdekaan, mengetahui apa
yang baik dan yang buruk, dapat melakukan pilihan tentang apa yang
dilakukannya dengan penuh tanggungjawab sebagai hasil belajar.
Kebebasan itu hany dapat di pelajari dengan member anak didik kebebasan
sejak mulanya sejauh ia dapat memikulnya sendiri, hal ini dilakukan dalam
konteks belajar.
Contohnya yaitu saat pembelajaran untuk mengenal mata uang , guru
memberikan simulasi/contoh untuk membeli buku maka memerlukan uang
sebesar Rp. 2000 , maka guru menunjukkan contoh uang 2000, kemudian
anak diminta untuk mengelompokkan barang-barang apa saja yang akan
mereka beli, kemudian mereka diminta untuk menunjukkan besar mata uang
apa saja yang bisa digunakan untuk membeli barang-barang yang telah
mereka kelompokkan.

Anda mungkin juga menyukai