Anda di halaman 1dari 3

Kategori

Ilmu Kesehatan Mata


Judul
Diagnosis dan penatalaksanaan dari keratitis pungtata
Abstrak
Keratitis merupakan kelainan akibat terjadinya infiltrasi sel radang pada kornea yang
akan menyebabkan kornea menjadi keruh. Akibatnya tajam penglihatan akan
menurun. Mata merah pada keratitis terjadi akibat injeksi pembuluh darah perikorneal
yang dalam atau injeksi siliar. Keratitis biasanya diklasifikasikan berdasarkan lapisan
yang terkena.
Kata kunci : keratitis, injeksi siliar, kornea
Isi
Pasien datang ke poliklinik mata RSUD Salatiga dengan keluhan mata kanan kelilipan
semen pasir 10 hari yang lalu. Mata kanan terasa perih, merah, nyrocos, pandangan
kabur, dan silau. Pasien sudah ke puskesmas 2 kali dan mata dirasakan sudah
membaik, hanya pandangan masih kabur dan terasa silau. Mata tidak terasa panas,
sakit, ataupun pegal. Tidak ada sekret yang keluar dari mata kanan. Pasien
menyangkal adanya sakit kepala hebt disertai mual dan muntah. Tidak ada orang di
sekitarnya yang menderita sakit mata seperti pasien. Pasien memakai kacamata untuk
membaca.
Riwayat penyakit dahulu : tidak ada riwayat diabetes, hipertensi, TBC, alergi, maupun
sakit mata.
Pemeriksaan fisik ditemukan keadaan umum baik, kesadaran compos mentis.
Pemeriksaan oftalmologi didapatkan konjunctiva palpebra superior dalam batas
normal. Konjunctiva palpebra inferior didapatkan hiperemis (+) dan sekret (-).
Konjunctiva bulbi didapatkan injeksi siliar (+), hiperemi (+), injeksi konjungtiva (-).
Kornea tampak tenang, tidak ada edema, fluorecein test (-), pigmen iris (+). Lensa
tampak jernih, dan COA dalam.
Pemeriksaan penunjang dengan silt lamp didapatkan fluorecein test (+), infiltrat (+),
dan erosi kornea (+).
Diagnosis
Keratitis pungtata oculi dextra
Terapi
Ciprofloxacin 2x500 mg
Asam mefenamat 3x500 mg
Cendomycetine salep 4x1

Sterile eye drop


Cicloplegic
Diskusi
Menurut Biswell (2010), keratitis dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa
hal: berdasarkan lapisan yang terkena keratitis dibagi menjadi keratitis pungtata
(keratitis pungtata superficial dan keratitis pungtata subepitel).
Keratitis pungtata superficial merupakan suatu peradangan akut yang menjadi
satu, kadang-kadang mengenai 2 mata. Dimulai dengan konjungtivitis kataral, disertai
dengan infeksi dari traktus respiratorius bagian atas. 4 hari kemudian disusul dengan
pembentukan infiltrat, yang berupa titik-titik pada kedua permukaan membran
bowman, dapat besar atau kecil. Infiltrat ini mungkin terdapat di bagian superficial
dan stroma. Sedang epitel di atasnya tetap licin. Test fluorecein (-) oleh karena
letaknya subepitel.
Keratitis pungtata disebabkan oleh hal yang tidak spesifik dan dapat terjadi pada
moluskum kontangiosum, akne rosasea, herpes simpleks, herpes zooster, blefaritis
neuroparalitik, infeksi virus, vaksin, trakoma, trauma radiasi, dry eye, keratitis
lagoftalmus, keracunan obat seperti neomisin, tobramisin, dan bahan pengawet
lainnya.
Gejala klinis dapat berupa rasa sakit, silau, mata merah, dan merasa kelilipan.
Penyakit ini ditandai kekerutan epitel yang meninggi berbentuk lonjong dan jelas
yang menampakkan bintik-bintik pada permulaan dengan fluorecein, terutama di
daerah pupil. Uji fluorecein merupakan sebuah test untuk mengetahui terdapatnya
kerusakan epitel kornea. Zat warna fluorecein bila menempel pada epitel kornea maka
bagian yang terdapat defek akan memberikan warna hijau karena jaringan epitel yang
rusak bersifat lebih basa. Kekeruhan sub epitelial di bawah lesi epitel sering terlihat
semasa penyembuhan epitel ini. Uji sensibilitas kornea juga diperiksa untuk
mengetahui fungsi dan saraf trigeminus dan fasial. Pada umumnya sensibilitas kornea
juga akan menurun.
Penatalaksanaan pada keratitis pungtata superficial pada prinsipnya adalah
diberikan sesuai dengan etiologi. Untuk virus dapat diberikan idoxuridin, trifluridin,
atau asiklovir. Untuk bakteri Gram positif pilihan pertama adalah cafazolin, penisilin
G atau vancomisin. Bakteri Gram negatif dapat diberikan tobramisin, gentamisin, atau
polimixin B. Pemberian antibiotik juga diindikasikan jika terdapat sekret
mukopurulen yang menujukkan adanya infeksi campuran dengan bakteri. Untuk
jamur pilihan terapi yaitu natamisin, amfaterisin atau fluconazol.

Selain terapi berdasarkan etiologi, pada keratitis pungtata superficial ini


sebaiknya juga diberikan terapi simptomatis agar dapat memberikan rasa nyaman
seperti air mata buatan, sikoloplegik, dan kortikosteroid.
Kesimpulan
1. Keratitis pungtata superficial merupakan suatu peradangan akut, yang
mengenai satu, kadang-kadang dua mata. Ditandai dengan gejala klinis berupa
rasa sakit, silau, mata merah, dan merasa kelilipan.
2. Terapi sesuai dengan etiologi, antibiotik perlu diberikan jika terdapat infeksi
mukopurulen yang menunjukkan adanya infeksi campuran dengan bakteri.
Perlu diberikan terapi simptomatis agar dapat memberikan rasa nyaman seperti
air mata buatan, sikloplegik, dan kortikosteroid.
Daftar Pustaka
1. Ilyas, Sidarta. 2006. Ilmu Penyakit Mata, Edisi 3. Balai Penerbit FK UI:
Jakarta.
2. Vaughan, Daniel. 2009. Oftalmologi Umum Ed 14. Widya Medika: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai