MAKALAH
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kewarganegaraan
semester genap tahun 2013/2014 yang diampu oleh Drs. Moh. Sinal, SH.,MH., M.Pd.
Disusun Oleh :
ABISENA GUMELAR
ADAM RIZTON
ADHITYA BUDI W.
AGUNG YANA P.
NIM 1141220024
NIM 1141220004
NIM 1141220020
NIM 1141220021
Kelas 3A D4
I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Apabila kita melihat kembali sejarah Republik Indonesia, maka tidak akan
lepas dari Pancasila. Pancasila merupakan landasan dan dasar Negara Indonesia
yang mengatur seluruh struktur ketatanegaraan Republik Indonesia. Sistem
ketatanegaraan Indonesia disusun berdasarkan Dasar Hukum Republik Indonesia
yaitu UUD 1945. Dan dalam penyusunan UUD 1945 tidak akan lepas dari Dasar
Negara yaitu Pancasila. Oleh karena itu dapat diartikan bahwa Pancasila
merupakan sumber dari segala sumber hukum yang ada di Indonesia.
Dalam UUD 1945 juga dapat dilihat adanya lembaga-lembaga Negara
yang berfungsi mendukung berlangsungnya kegiatan Negara. Lembaga-lembaga
Negara tersebut mempunyai wewenang dan kebijakan masing-masing untuk
melangsungkan fungsinya .Fungsi-fungsi dari lembaga-lembaga tersebut antara
lain fungsi membuat undang-undang Negara, fungsi keuangan Negara, fungsi
ketatanegaraan Negara, dll. Wewenang dan kebijakan tersebut sudah diatur oleh
UUD 1945. Oleh karena itu, Pancasila juga berpengaruh bagi pembentukan
lembaga-lembaga Negara.
Selain UUD 1945, Di Indonesia juga pernah berlaku undang-undang yang
lain.Undang-undang tersebut mulai terbentuk setelah tahun 1945. Undang-undang
tersebut terbentuk karena situasi Negara saat itu. Misalnya saat adanya Republik
Indonesia Serikat dan setelah dikeluarkannya Dekrit Presiden 1965. Meskipun
Indonesia pernah berlaku beberapa undang-undang yang mengatur Negara, tetapi
Pancasila tetap menjadi landasan atau pedoman dalam pembentukan undangundang tersebut.
Dari hal-hal diatas maka dapat dikatakan bahwa Pancasila merupakan
pedoman pokok dalam pembentukan hukum-hukum di Indonesia, dari UUD 1945,
dan undang-undang lain yang berlaku di Indonesia. Selain itu Lembaga-lembaga
Negara yang mengatur fungsi Negara juga dibentuk berdasarkan Pancasila. Oleh
karena itu tulisan ini akan menjelaskan tentang Pancasila sebagai sumber
pembentukan hokum, kemudian Lembaga-lembaga Negara berdasarkan UUD
1945, dan sistem ketatanegaraan di Indonesia berdasarkan undang-undang yang
pernah berlaku.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, tulisan ini dirumuskan berdasarkan
bentuk
sistem
ketatanegaraan
Republik
Indonesia
1.3
Tujuan Penulisan
II.
PEMBAHASAN
2.1
Kusnardi & Harmaily., Pengantar Tata Hukum Negara Indonesia, hal. 102.
Dalam bidang eksekutif realisasi dari azas Ketuhanan Yang Maha Esa
dapat dilihat dengan adanya Departemen Agama dan segala bagian-bagiannya
yang mengatur segala soal yang menyangkut agama di Indonesia.
Dalam bidang legislatif tercermin pelaksanaan dari azas Ketuhanan Yang
Maha Esa antara lain pada lahirnya Undang-Undang Perkawinan (UU No.1/1974).
Begitupula dalam bidang yudikatif, seperti disebutkan dalam UndangUndang No. 14 Tahun 1970 Pasal 4 Ayat (1) bahwa Peradilan dilakukan DEMI
KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA, dan ini
tercermin dalam setiap keputusan peradilan umum di Indonesia termasuk
peradilan agama bagi pemeluk Agama Islam.
2. Azas Prikemanusiaan
Selain pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 juga pasal 34 adalah
merupakan perwujudan azas Perikemanusiaan dalam hukum positif Indonesia.
Dari segi legislatif dapat dilihat dari lahirnya Undang-Undang Perburuhan yang
menghilangkan prinsip penghisapan manusia oleh manusia. Dalam bidang
eksekutif terlihat pula adanya Departemen Sosial yang juga berusaha untuk
menanggulangi masalah yang banyak kaitannya dengan perikemanusiaan,
umpamanya dengan adanya Direktorat Bencana Alam, yang dengan aktif
memberikan bantuan dari masyarakat untuk daerah-daerah yang terkena bencana
alam.
3. Azas Kebangsaan
Azas kebangsaan ini menunjukkan bahwa bangsa Indonesia adalah suatu
bangsa yang merdeka dan berdaulat. Merdeka berarti bahwa bangsa Indonesia
bebas untuk menentukan nasibnya sendiri. Dan berdaulat berarti bahwa bangsa
Indonesia tidak membolehkan adanya campur tangan dari bangsa lain dalam halhal yang merupakan urusan dalam negeri Indonesia. Azas kebangsaan ini terlihat
dalam Pembukaan dan Batang Tubuh Undang-Undang Dasar 1945. Realisasinya
terdapat dalam tindakan bangsa Indonesia, umpamanya dalam mewujudkan
maksud pasal 33, bahwa bumi dan air dikuasai oleh Negara dan diusahakan
sebanyak-banyaknya untuk kepentingan rakyat. Begitu pula dalam rangka
perlindungan untuk bangsa Indonesia terhadap kemungkinan pengaruh buruk dari
luar negeri, bahkan orang asing yang ada di Indonesia juga diawasi demi
kepada
Majelis
Permusyawaratan
Rakyat
yang
merupakan
2.2
lembaga Tinggi Negara, yaitu MPR, dan lima lembaga Tinggi Negara. Kini
setelah UUD 1945 direvisi, ada satu lembaga tinggi Negara yang dihapuskan,
yaitu Dewan Penasehat Agung.
1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
a. Keanggotaan MPR
Keanggotaan MPR menurud UUD 45 sebagaimana yang diatur dalam
pasal 2 ayat (1) adalah lembaga yang anggota-anggotaanya dipilih langsung oleh
rakyat melalui pemilihan umum(Pemilu) yaitu DPR dan DPD.
b. Wewenang MPR
Wewenang MPR yang paling pokok (fundamental) seperti yang diatur
dalam pasal 3 ayat (1) adalah:
1.
Mengubah UUD
2.
Menetapkan UUD
yeng
memiliki
kekuasaan
membentuk
undang-undang
5. Mahkamah Agung
a. Kedudukan Mahkamah Agung
Dalam ketatanegaraan Indonesia yang berdasarkan UUD 1945, kekuasaan
Yudiaktif atau kekuasaan Kehakiman ditangani oleh Mahkamah Agung Adapun
prinsip dari MA sebagai lembaga yang bebas dari berbagai pengaruh luar
diterangkan dalam penjelasan UUD 45 pasal 24 dan 25.
2.3
kita ketahui bahwa negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk
republik.
b. Bentuk Pemerintahan
Dalam kurun waktu 18 Agustus 1945 sampai dengan 27 Desember 1949
bentuk pemerintahan yang ditetapkan adalah sesuai dengan bentuk pemerintahan
yang diamanatkan UUD 1945 yakni berbentuk Republik.
c. Pembagian Kekuasaan
Prinsip pembagian kekuasaan di Indonesia menurut UUD 1945
dilaksanakan oleh lembaga-lembaga negara. Adapun lembaga-lembaga negara
yang dimaksud itu adalah:
1) MPR sebagai lembaga tertinggi negara
2) Presiden menjalankan di bidang eksekutif
3) DPR menjalankan dibidang legislatif
4) DPA menjalankan dibidang konsultatif
5) BPK menjalankan dibidang auditif
6) MA menjalankan dibidang yudikatif
Indonesia menurut UUD 1945 menganut sistem presidensial
Sistem presidensial yang dianut di Indonesia dapat dilihat dari UUD 1945:
1) Pasal 4 ayat (1): Presiden memegang kekuasaan pemerintahan menurut
Undang-Undang Dasar
2) Pasal 17 ayat (1): Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara
3) Pasal 17 ayat (2): Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh
presiden.
4) Pasal 17 ayat (3): Menteri-menteri itu memimpin departemen
pemerintahan..
Konstitusi
RIS
menganut
kekuasaan-kekuasaan
negara
pembagian
ini
kekuasaan
dijalankan
oleh
dalam
alat-alat
kata : Republik Indonesia . . .). Selain itu RI juga merupakan negara yang
berdaulat dan kedaulatannya ada ditangan rakyat dan dilakukan oleh pemerintah
bersama-sama dengan DPR (Pasal 1 ayat 2 UUDS 1950). Dengan adanya
ketentuan ini dapat disimpulkan bahwa UUDS 1950 juga menganut paham
Kedaulatan rakyat. Disamping republik sebagai bentuk pemerintahannya.
c. Pembagian Kekuasaan
Negara Republik Indonesia pada saat berlakunya UUDS 1950 menganut sistem
pembagian untuk menjalankan kekuasaan negara adalah :
1)Presiden,
2)Menteri-menteri,
3)Dewan Perwakilan Rakyat,
4)Mahkamah Agung,
5)Dewan Pengawas Keuangan
Tugas Pemerintah adalah :
1) Menjaga kesejahteraan rakyat/bangsa Indonesia
2) Menjalankan Pemerintahan
3) Mengurus knstitusi-konstitusi yang dikehendaki oleh UUDS 1950
Jadi pembagian kekuasaan menurut UUDS 1950, adalah:
1) Kekuasaan Eksekutif
Adalah
kekuasaan
untuk
menjalankan
undang-undang.Kekuasaan
3) Kekuasaan Yudikatif
Kekuasaan untuk mengadili sipelanggar undang-undang. Kekuasaan
Yudikatif
UUDS 1950.
d. Sistem Pemerintahan
Sistem pemerintahan ialah parlementer. Jadi, RUU yang diajukan oleh
DPR baru dapat diundangkan kalau sudah disahkan oleh presiden. Pada masa
berlakunya UUDS, diadakan pemilihan umum pertama di Indonesia berdasarkan
UU No.7 tahun 1953 yaitu pada tanggal 29 September untuh memilih anggota
Perwakilan Rakyat, dan pada tanggal 15 desember 1955 untuk memilih anggota
Dewan Konstituante. PEMILU bertujuan agar kestabilan dapat dipertahankan,
tetapi ternyata semakin memburuk.
4. Kembali ke Undang-Undang Dasar 1945 (5 Juli 1959)
Kegagalan Konstituante dalam menyusun UUD baru menggantikan UUDS
membuat Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959.
Sejak saat itu sistem pemerintahan yang dianut adalah Sistem Pemerintahan
Presidensial menggantikan sistem parlementer.
III.
SIMPULAN
Dari penjelasan mengenai Pancasila dan sistem Ketatanegaraan Republik
Republik
Indonesia.Diamana
lima
butir
Pancasila
DAFTAR PUSTAKA
Huda, Nimatul.2005.Hukum Tata Negara Indonesia:Jakarta.PT Raja
Grafindo Persada
Joeniarto.2001.Sejarah Ketatanegaraan Republik Indonesia:Jakarta.PT
Bumi Aksara.
Kusnardi dan Ibrahim.Pengantar Hukum Tata Negara
Indonesia:Jakarta.Pusat Studi Hukum Tata Negara Fakultas
Hukum Universitas Indonesia dan CV. Sinar Bakti
Sinal, Moh dkk.Pendidikan Pancasila:Malang.UPT MKU Politeknik
Negeri Malang
http://amaliacharlarosella.blogspot.com/2013/03/pancasila-dalam-konteksketatanegaraan.html
http://muhamad-yogi.blogspot.com/2013/04/makalah-kedudukanpancasila-dalam.html
http://pancasila-ketatanegaraan.blogspot.com/
http://engkyndx.blogspot.com/2012/03/peranan-filsafat-pancasilasebagai.html
http://anysluthfia.blogspot.com/2013/04/pancasila-dalam-konteksketatanegaraan.html