Anda di halaman 1dari 17

PANCASILA DAN SISTEM KETATANEGARAAN

NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

MAKALAH
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kewarganegaraan
semester genap tahun 2013/2014 yang diampu oleh Drs. Moh. Sinal, SH.,MH., M.Pd.

Disusun Oleh :
ABISENA GUMELAR
ADAM RIZTON
ADHITYA BUDI W.
AGUNG YANA P.

NIM 1141220024
NIM 1141220004
NIM 1141220020
NIM 1141220021

Kelas 3A D4

PROGRAM STUDI TEKNIK OTOMOTIF ELEKTRONIK


JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI MALANG
MALANG
2014

PANCASILA DAN SISTEM KETATANEGARAAN


NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA
Oleh Kelompok I1

I.

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Apabila kita melihat kembali sejarah Republik Indonesia, maka tidak akan

lepas dari Pancasila. Pancasila merupakan landasan dan dasar Negara Indonesia
yang mengatur seluruh struktur ketatanegaraan Republik Indonesia. Sistem
ketatanegaraan Indonesia disusun berdasarkan Dasar Hukum Republik Indonesia
yaitu UUD 1945. Dan dalam penyusunan UUD 1945 tidak akan lepas dari Dasar
Negara yaitu Pancasila. Oleh karena itu dapat diartikan bahwa Pancasila
merupakan sumber dari segala sumber hukum yang ada di Indonesia.
Dalam UUD 1945 juga dapat dilihat adanya lembaga-lembaga Negara
yang berfungsi mendukung berlangsungnya kegiatan Negara. Lembaga-lembaga
Negara tersebut mempunyai wewenang dan kebijakan masing-masing untuk
melangsungkan fungsinya .Fungsi-fungsi dari lembaga-lembaga tersebut antara
lain fungsi membuat undang-undang Negara, fungsi keuangan Negara, fungsi
ketatanegaraan Negara, dll. Wewenang dan kebijakan tersebut sudah diatur oleh
UUD 1945. Oleh karena itu, Pancasila juga berpengaruh bagi pembentukan
lembaga-lembaga Negara.
Selain UUD 1945, Di Indonesia juga pernah berlaku undang-undang yang
lain.Undang-undang tersebut mulai terbentuk setelah tahun 1945. Undang-undang
tersebut terbentuk karena situasi Negara saat itu. Misalnya saat adanya Republik
Indonesia Serikat dan setelah dikeluarkannya Dekrit Presiden 1965. Meskipun
Indonesia pernah berlaku beberapa undang-undang yang mengatur Negara, tetapi
Pancasila tetap menjadi landasan atau pedoman dalam pembentukan undangundang tersebut.
Dari hal-hal diatas maka dapat dikatakan bahwa Pancasila merupakan
pedoman pokok dalam pembentukan hukum-hukum di Indonesia, dari UUD 1945,
dan undang-undang lain yang berlaku di Indonesia. Selain itu Lembaga-lembaga

Abisena Gumelar, Adam Rizton, Adhitya Budi W., Agung Yana P.

Negara yang mengatur fungsi Negara juga dibentuk berdasarkan Pancasila. Oleh
karena itu tulisan ini akan menjelaskan tentang Pancasila sebagai sumber
pembentukan hokum, kemudian Lembaga-lembaga Negara berdasarkan UUD
1945, dan sistem ketatanegaraan di Indonesia berdasarkan undang-undang yang
pernah berlaku.

1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, tulisan ini dirumuskan berdasarkan

pertanyaan sebagai berikut:


1) Mengapa Pancasila dikatakan sebagai sumber dari segala sumber hukum
dalam Tata Hukum Indonesia?
2) Apa sajakah lembaga Negara Republik Indonesia menurut UUD 1945?
3) Bagaimanakah

bentuk

sistem

ketatanegaraan

Republik

Indonesia

berdasarkan UUD yang pernah berlaku?

1.3

Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tulisan ini dirumuskan berdasarkan


pernyataan sebagai berikut:
1) Mengetahui Pancasila dikatakan sebagai sumber dari segala sumber
hukum dalam Tata Hukum Indonesia.
2) Mengetahui Lembaga Negara Republik Indonesia menurut UUD 1945.
3) Mengetahui bentuk sistem ketatanegaraan Republik Indonesia berdasarkan
UUD yang pernah berlaku.

II.

PEMBAHASAN

2.1

Pancasila Sebagai Sumber dari Segala Sumber Hukum dalam Tata


Hukum Indonesia
Di dalam memorandum Dewan Perwakilan Gotong Royong yang telah

diterima oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara dengan ketetapan


MPRS No. XX/MPRS/1966, dikemukakan bahwa Pancasila adalah sumber dari
segala sumber hukum Indonesia. Dimana inti dari Memorandum tersebut adalah
sumber dari tertib hukum Republik Indonesia adalah pandangan hidup, kesadaran
dan cita-cita hukum serta cita-cita kemerdekaan bangsa, cita-cita politik, serta
cita-cita moral Bangsa Indonesia. Kemudian cita-cita tersebut pada 18 Agustus
1945 telah dimurnikan dan dipadatkan Panitia Persiapan Kemerdekaan atas nama
Rakyat Indonesia, menjadi Dasar Negara Republik Indonesia, yakni Pancasila.
Maka dari itu dapat ditarik kesimpulan pada memorandum tersebut, yaitu
tertib hukum atau tata hukum(seperti hukum tata negara Republik Indonesia) yang
ada di Republik Indonesia bersumber dari Dasar Negara Republik Indonesia ,
yaitu Pancasila. Pancasila juga merupakan salah satu azas yang dianut oleh UUD
1945.
Menurut Kusnardi dan Harmaily (1981:102) Pancasila sebagai salah satu
azas yang dianut dalam UUD 1945 dan azas Hukum Tata Negara terdiri dari lima
azas yaitu:2
1. Azas Ketuhanan Yang Maha Esa
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 menyebutkan bahwa:
maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu UndangUndang Negara Indonesia yang berbentuk dalam suatu susunan Negara Republik
Indonesia, yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada: Ketuhanan
Yang Maha Esa ....
Begitu pula dalam batang tubuhnya dapat terlihat rumusan yang
mencerminkan azas tersebut, Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa,
dan Negara menjamin kebebasan penduduknya dalam memilih keyakinan.

Kusnardi & Harmaily., Pengantar Tata Hukum Negara Indonesia, hal. 102.

Dalam bidang eksekutif realisasi dari azas Ketuhanan Yang Maha Esa
dapat dilihat dengan adanya Departemen Agama dan segala bagian-bagiannya
yang mengatur segala soal yang menyangkut agama di Indonesia.
Dalam bidang legislatif tercermin pelaksanaan dari azas Ketuhanan Yang
Maha Esa antara lain pada lahirnya Undang-Undang Perkawinan (UU No.1/1974).
Begitupula dalam bidang yudikatif, seperti disebutkan dalam UndangUndang No. 14 Tahun 1970 Pasal 4 Ayat (1) bahwa Peradilan dilakukan DEMI
KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA, dan ini
tercermin dalam setiap keputusan peradilan umum di Indonesia termasuk
peradilan agama bagi pemeluk Agama Islam.
2. Azas Prikemanusiaan
Selain pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 juga pasal 34 adalah
merupakan perwujudan azas Perikemanusiaan dalam hukum positif Indonesia.
Dari segi legislatif dapat dilihat dari lahirnya Undang-Undang Perburuhan yang
menghilangkan prinsip penghisapan manusia oleh manusia. Dalam bidang
eksekutif terlihat pula adanya Departemen Sosial yang juga berusaha untuk
menanggulangi masalah yang banyak kaitannya dengan perikemanusiaan,
umpamanya dengan adanya Direktorat Bencana Alam, yang dengan aktif
memberikan bantuan dari masyarakat untuk daerah-daerah yang terkena bencana
alam.
3. Azas Kebangsaan
Azas kebangsaan ini menunjukkan bahwa bangsa Indonesia adalah suatu
bangsa yang merdeka dan berdaulat. Merdeka berarti bahwa bangsa Indonesia
bebas untuk menentukan nasibnya sendiri. Dan berdaulat berarti bahwa bangsa
Indonesia tidak membolehkan adanya campur tangan dari bangsa lain dalam halhal yang merupakan urusan dalam negeri Indonesia. Azas kebangsaan ini terlihat
dalam Pembukaan dan Batang Tubuh Undang-Undang Dasar 1945. Realisasinya
terdapat dalam tindakan bangsa Indonesia, umpamanya dalam mewujudkan
maksud pasal 33, bahwa bumi dan air dikuasai oleh Negara dan diusahakan
sebanyak-banyaknya untuk kepentingan rakyat. Begitu pula dalam rangka
perlindungan untuk bangsa Indonesia terhadap kemungkinan pengaruh buruk dari
luar negeri, bahkan orang asing yang ada di Indonesia juga diawasi demi

kepentingan bangsa Indonesia.Dalam bidang legislatif azas ini terlihat dengan


lahirnya Undang-Undang Kewarganegaraan dan Undang-Undang tentang Agraria,
yang jelas banyak hubungannya dengan kehidupan rakyat Indonesia.
4. Azas Kedaulatan Rakyat
Azas ini terlihat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang
menyebutkan sebagai berikut:
maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam UndangUndang Dasar Negara Indonesia, yang berkedaulan rakyat .. , serta pasal
1 ayat 2.
Azas ini menghendaki agar setiap tindakan dari pemerintah harus
berdasarkan kemauan rakyat dan pada akhirnya semua tindakan pemerintah harus
dapat dipertanggungjawabkan kepada rakyat melalui wakil-wakilnya. Persetujuan
dari rakyat atas tindakan pemerintah itu dapat ditunjukkan bahwa presiden tidak
dapat menetapkan Peraturan Pemerintah tanpa terlebih dahulu adanya UndangUndang, artinya tanpa persetujuan rakyat presiden tidak dapat menetapkan suatu
Peraturan Pemerintah. Dan akhirnya presiden harus memberikan pertanggung
jawabannya

kepada

Majelis

Permusyawaratan

Rakyat

yang

merupakan

penjelmaan dari rakyat Indonesia yang memegang kedaulatan rakyat..


Dalam bidang legislatif terlihat perwujudan dari azas kedaulatan rakyat
pada wewenang yang dimiliki oleh Dewan Perwakilan Rakyat, sedangkan dari
segi yudikatif terlihat pula azas ini bahwa hakim-hakim agung baru dapat diangkat
setelah oleh Dewan Perwakilan Rakyat diusulkan kepada Presiden.
5. Azas Keadilan Sosial
Dalam bentuk lembaga azas keadilan sosial ini dapat dilihat pada adanya
Departemen Sosial yang menyelenggarakan masalah-masalah sosial dalam
negara.Dalam bidang legislatif pelaksanaan dari azas ini terdapat dalam rangka
mewujudkan Undang-Undang tentang jaminan sosial. Dalam bidang yudikatif
setiap keputusan hakim senantiasa berpedoman kepada keadilan sosial. sewenangwenang, melainkan dengan berpedoman kepada keadilan sosial selalu
memperhitungkan nasib kaum buruh itu.

2.2

Lembaga Negara Republik Indonesia menurut UUD 1945


Dalam UUD 1945 sebelum direvisi (lewat amandemen) terdapat suatu

lembaga Tinggi Negara, yaitu MPR, dan lima lembaga Tinggi Negara. Kini
setelah UUD 1945 direvisi, ada satu lembaga tinggi Negara yang dihapuskan,
yaitu Dewan Penasehat Agung.
1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
a. Keanggotaan MPR
Keanggotaan MPR menurud UUD 45 sebagaimana yang diatur dalam
pasal 2 ayat (1) adalah lembaga yang anggota-anggotaanya dipilih langsung oleh
rakyat melalui pemilihan umum(Pemilu) yaitu DPR dan DPD.
b. Wewenang MPR
Wewenang MPR yang paling pokok (fundamental) seperti yang diatur
dalam pasal 3 ayat (1) adalah:
1.

Mengubah UUD

2.

Menetapkan UUD

2. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)


a. Kedudukan DPR
DPR merupakan lembaga yang memiliki fungsi legislasi legislate atau
pembuat undang-undang. Secara garis besar lembaga regislatif menurut
J.JRousseau disedut Volume Generale atau General Will mengemban dua
fungsi (kedudukan) utama, yaitu:
1) Lembaga

yeng

memiliki

kekuasaan

membentuk

undang-undang

(Gezetsgebung). Untuk menjalankann fungsi ini DPR diberi hak inisiatif,


hak amandemen dan hak budger (membuat anggaran).
2) Lembaga yang mempunyai kekuasaan mengontrol badan eksekutif agar
sesuai kebijaksanaan yang telah diterapkannya.Untuk menjalankan
fungsinya DPR diberi hak menanyakan pendapat, hak interpelasi dan hak
angket.
b. Wewenang DPR
Wewenang utama yang menjadi tanggung jawab DPR adalah:
1) Bersama-sama pemerintah menetapkan undang-undang.

2) Menetapkan anggaran pendapatan dan belanja Negara melalui UU.


3) Memberikan persetujuan terhadap presiden atas pernyataan perang ,
membuat perdamaian, dan perjanjian dengan negara lain:
c. Hak Dewan Perwakilan Rakyat
Sebagai lembaga yang berperan sebagai pembuat undang-undang (bersama
dengan presiden), DPR memiliki beberapa hak, antara lain:
1) Hak inisiatif (usul)
2) Hak amandemen (mengubah)
3) Hak Refuse (menolak)
4) Hak Ratifikasi (Mengesahkan)

3. Badan Pengawas Keuangan (BPK)


a. Kedudukan BPK.
BPK merupakan salah satu Lembaga Tinggi untuk mengelola dan
bertanggung jawab pada keuangan negara.
b. Wewenang BPK
Tugas pokok BPK, yaitu;
1) Fungsi operatif, yaitu fungsi memeriksa, mengawasi, dan meneliti atas
penguasaan dan pengurusan keuangan Negara.
2) Fungsi Yudikatif, yaitu tuntutan perbendaharaan dan tuntutan ganti rugi
atas pelanggaran hokum yang mengakibatkan kerugian besar bagi Negara.
3) Fungsi memberi Rekomendasi, yaitu fungsi memberi pertimbangan pada
pemerintah tentang pengurusan keuangan Negara.

4. Presiden dan Wakil Presiden


a. Kedudukan Presiden
Berdasarkan hasil amandemen UUD 1945 yang dituangkan pada BAB III
Pasal 3 ayat (1) tersebut maka dalam menjalankan pemerintahan Negara,
kekuasaan dan tanggung jawab adalah berada di tangan presiden.
b. Wewenang Presiden
Wewenang presiden selaku Kepala Negara, antara lain:

1) Sebagai pemegang tertinggi atas Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut


(AL), dan Angkatan Udara (AU) (Pasal 10).
2) Presiden dengan persetujuan DPR berwenang menyatakan Perang,
membuat perdamaian, dan perjanjian dengan Negara lain ( pasal 11 ayat 1)
3) Presiden dalam pembuatan perjanjian lainya yang menimbulkan dampak
yang luas dan mendasar bagi kehidupan rakyat dan terkait dalam badan
keuangan Negara, dan atau mengharuskan perubahan undang-undang
harus dengan persetujuanDPR (pasal 11 ayat 2).
4) Presiden menyatakan keadaan bahaya (pasal 11).
Wewenang Presiden sebagai kepala pemeritah antara lain;
1) Presiden berhak mengangkat menteri dan memperhatikannya (pasal 17
ayat 2).
2) Menjalankan undang-undang (pasal5 ayat 2).
Wewenang Lainya
1) Presiden bersama-sama DPR menjalankan kekuasaan Legislatif (pasal 5
ayat 1)
2) Presiden mengajukan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(Pasal 23 ayat 2).
c. Fungsi Wakil Presiden
Presiden RI memegang kekuasaan pemerintahan menurud UUD, hal ini
mengandung arti bahwa Wakil Presiden tidak semata-mata membantu presiden
selaku Kepala Negara, tetapi juga Selaku Kepala Negara.Selain itu Wapres juga
berfungsi selaku pengganti Presiden manakala berhalangan tetap, seperti bilamana
Presiden Wafat, Berhenti, atau tidak dapat melaksanakan kewajibannya dalam
masa jabatan.

5. Mahkamah Agung
a. Kedudukan Mahkamah Agung
Dalam ketatanegaraan Indonesia yang berdasarkan UUD 1945, kekuasaan
Yudiaktif atau kekuasaan Kehakiman ditangani oleh Mahkamah Agung Adapun
prinsip dari MA sebagai lembaga yang bebas dari berbagai pengaruh luar
diterangkan dalam penjelasan UUD 45 pasal 24 dan 25.

Empat Pilar Peradilan


Lembaga peradilan yang menjadi penyangga kekuasaan Yudikatif ada empat,
yaitu;
1) Peradilan Umum
2) Peradilan Agama
3) Peradilan Militer dan
4) Peradilan Tata Usaha Negara.
Mahkamah Konstitusi
1) Wewenang mahkamah konstitusim menurut pasal 24 C ayat (1) dan ayat
(2):
2) Mengadili pada tingkat pertama dan terahkir yang putussanya bersifat final
untuk perundang-undangan terhadap UUD.
3) Memutus sengketa kewenangan lembaga Negara yang kewenangannya
diberikan oleh UUD.

2.3

UUD yang Pernah Berlaku di Indonesia


1. Undang-Undang Dasar 1945 (18 Agustus 1945 27 Desember 1949)
a. Bentuk Negara
Berdasarkan pasal 1 ayat (1), pasal 6 ayat (2), pasal 18 UUD 1945 dapat

kita ketahui bahwa negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk
republik.
b. Bentuk Pemerintahan
Dalam kurun waktu 18 Agustus 1945 sampai dengan 27 Desember 1949
bentuk pemerintahan yang ditetapkan adalah sesuai dengan bentuk pemerintahan
yang diamanatkan UUD 1945 yakni berbentuk Republik.
c. Pembagian Kekuasaan
Prinsip pembagian kekuasaan di Indonesia menurut UUD 1945
dilaksanakan oleh lembaga-lembaga negara. Adapun lembaga-lembaga negara
yang dimaksud itu adalah:
1) MPR sebagai lembaga tertinggi negara
2) Presiden menjalankan di bidang eksekutif
3) DPR menjalankan dibidang legislatif
4) DPA menjalankan dibidang konsultatif
5) BPK menjalankan dibidang auditif
6) MA menjalankan dibidang yudikatif
Indonesia menurut UUD 1945 menganut sistem presidensial
Sistem presidensial yang dianut di Indonesia dapat dilihat dari UUD 1945:
1) Pasal 4 ayat (1): Presiden memegang kekuasaan pemerintahan menurut
Undang-Undang Dasar
2) Pasal 17 ayat (1): Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara
3) Pasal 17 ayat (2): Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh
presiden.
4) Pasal 17 ayat (3): Menteri-menteri itu memimpin departemen
pemerintahan..

2. Konstitusi RIS (27 Desember 1949-17 Agustus 1950)


a. Bentuk Negara
Dari pasal 1 ayat (1) dan 1 ayat (2) Konstitusi RIS disimpulkan bahwa
bentuk negara RIS adalah federasi (serikat) dan pemerintahannya demokrasi.
b. Bentuk Pemerintahan
Bentuk pemerintahan yang ditentukan oleh UUD 1945, yaitu berbentuk
republik. Republik yang dimaksud adalah republik fusi atau republik
penggabungan dari beberapa negara kesatuan.
c. Pembagian Kekuasaan
Menurut
menjalankan

Konstitusi

RIS

menganut

kekuasaan-kekuasaan

negara

pembagian
ini

kekuasaan

dijalankan

oleh

dalam
alat-alat

kelengkapan negara Federal Republik Indonesia Serikat, adalah :


1)Presiden,
2)Menteri,
3)Senat,
4)DPR,
5)Mahkamah Agung Indonesia,
6)Dewan Pengawas Keuangan
Dan keenam alat-alat perlengkapan negara ini, dimungkinkan untuk saling
mencampuri urusannya dan kerja sama. Buktinya presiden bersama-sama menterimenteri berkedudukan sebagai pemerintah.
Tugas pemerintah adalah :
1) Menjaga kesejahteraan rakyat/bangsa Indonesia
2) Menjalankan Pemerintahan
3) Mengurus konstitusi-konstitusi yang dikehendaki oleh RIS
Menurut Pasal 1 ayat 2 Konstitusi RIS dikatakan bahwa Kekuasaan kedaulatan
republik Indonesia Serikat dilakukan oleh pemerintah bersama-sama dengan
Dewan Perwakilan Rakyat.
Wewenang senat bersama pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat adalah:
1) Mengubah Konstitusi RIS
2) Menetapkan Undang-Undang federal yang menyangkut semua daerah
bagian

3) Menetapkan undang-undang federal untuk menetapkan anggaran belanja


RIS
Pembagian kekuasaan menurut konstitusi RIS yaitu :
1) Kekuasaan Eksekutif adalah kekuasaan untuk menjalankan undangundang, yang dipegang oleh dewan menteri dengan diketuai perdana
menteri hal ini bersumber pada konstitusi pasal 118 yaitu:
Pasal 118 ayat (1): Presiden tidak dapat diganggu gugat
Pasal 118 ayat (2): Menteri-menteri bertanggungjawab atas seluruh
kebijaksanaan

pemerintah baik secara bersama-sama maupun masing-

masing untuk bagiannya sendiri-sendiri.


2) Kekuasaan Legislatif
3) Kekuasaan Yudikatif
d. Sistem Pemerintahan
Sistem pemerintahan RIS adalah parlementer. Bila kita perhatikan sistem
parlementer, maka kita akan mendapatkan 2 segi :
1) Segi positif, yaitu menteri-menteri diangkat sesuai dengan mayoritas
dalam DPR.
2) Segi Negatif,yaitu menteri-menteri harus berhenti kalau kebijaksanannya
tidak disetujui olehmayoritas DPR. Badan legislatif pada masa RIS ialah
DPR dan Senat. Alat-alat perlengkapan RIS menurut ketentuan umum
dalam bab III Konstitusi RIS disebutkan , antara lain: Presiden, Menterimenteri, Senat, DPR, Mahkamah Agung Indonesia, Dewan Pengawas
Keuangan.
3. Undang Undang Dasar Sementara (17 Agustus 1950 5 Juli 1959)
a. Bentuk Negara
Dalam pasal 1 ayat1 UUDS dinyatakan bahwa RI yang merdeka dan berdaulat
adalah suatu negara hukum yang demokratis dan berbentuk kesatuan.
b. Bentuk Pemerintahan
Walaupun tidak secara nyata-nyata ditegaskan dalam UUDS 1950 bahwa
bentuk pemerintahan negara kesatuan adalah republik, akan tetapi hal tersebut
dapat kita tafsirkan dari pasal 1 ayat (1) UUDS 1950 itu sendiri (Tepatnya dari

kata : Republik Indonesia . . .). Selain itu RI juga merupakan negara yang
berdaulat dan kedaulatannya ada ditangan rakyat dan dilakukan oleh pemerintah
bersama-sama dengan DPR (Pasal 1 ayat 2 UUDS 1950). Dengan adanya
ketentuan ini dapat disimpulkan bahwa UUDS 1950 juga menganut paham
Kedaulatan rakyat. Disamping republik sebagai bentuk pemerintahannya.
c. Pembagian Kekuasaan
Negara Republik Indonesia pada saat berlakunya UUDS 1950 menganut sistem
pembagian untuk menjalankan kekuasaan negara adalah :
1)Presiden,
2)Menteri-menteri,
3)Dewan Perwakilan Rakyat,
4)Mahkamah Agung,
5)Dewan Pengawas Keuangan
Tugas Pemerintah adalah :
1) Menjaga kesejahteraan rakyat/bangsa Indonesia
2) Menjalankan Pemerintahan
3) Mengurus knstitusi-konstitusi yang dikehendaki oleh UUDS 1950
Jadi pembagian kekuasaan menurut UUDS 1950, adalah:
1) Kekuasaan Eksekutif
Adalah

kekuasaan

untuk

menjalankan

undang-undang.Kekuasaan

eksekutif dipegang oleh dewan menteri. Ini berdasarkan kepada pasal 83


UUDS 1950 ;
a) Ayat (1): Presiden dan wakil presiden tidak dapat diganggu gugat.
b) Ayat (2): Menteri-menteri bertanggung jawab atas seluruh
kebijaksanaan pemerintah, baik secara bersama-sama untuk
seluruhnya, maupun masing-masing untuk bagian sendiri-sendiri.
2) Kekuasaan Legislatif
Kekuasaan Legislatif dipegang oleh pemerintah, dan DPR atas dasar pasal
90 UUDS 1950.
a) Ayat 1: Usul pemerintahan tentang undang-undang disampaikan
kepada Dewan Perwakilan Rakyat dengan amanat presiden.
b) Ayat 2: Dewan Perwakilan Rakyat telah berhak memajukan usul

undang-undang kepada pemerintah.

3) Kekuasaan Yudikatif
Kekuasaan untuk mengadili sipelanggar undang-undang. Kekuasaan
Yudikatif

dipegang oleh Mahkamah Agung sesuai dengan pasal 78

UUDS 1950.
d. Sistem Pemerintahan
Sistem pemerintahan ialah parlementer. Jadi, RUU yang diajukan oleh
DPR baru dapat diundangkan kalau sudah disahkan oleh presiden. Pada masa
berlakunya UUDS, diadakan pemilihan umum pertama di Indonesia berdasarkan
UU No.7 tahun 1953 yaitu pada tanggal 29 September untuh memilih anggota
Perwakilan Rakyat, dan pada tanggal 15 desember 1955 untuk memilih anggota
Dewan Konstituante. PEMILU bertujuan agar kestabilan dapat dipertahankan,
tetapi ternyata semakin memburuk.
4. Kembali ke Undang-Undang Dasar 1945 (5 Juli 1959)
Kegagalan Konstituante dalam menyusun UUD baru menggantikan UUDS
membuat Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959.
Sejak saat itu sistem pemerintahan yang dianut adalah Sistem Pemerintahan
Presidensial menggantikan sistem parlementer.

III.

SIMPULAN
Dari penjelasan mengenai Pancasila dan sistem Ketatanegaraan Republik

Indonesia dapat disimpulkan sebagai berikut.


1) Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum yang ada di
Indonesia termasuk UUD 1945 yang didalamnya menyangkut sistem
ketatanegaraan

Republik

Indonesia.Diamana

lima

butir

Pancasila

merupakan azas yang dipakai dalam penyusunan UUD 1945.


2) Sesuai amandemen UUD 1945, lembaga-lembaga tinggi negara adalah
sebagai berikut:
a) MPR
b) DPR
c) BPK
d) Presiden dan Wakil Presiden
e) MA
Kelima lembaga tinggi negara tersebut mempunyai fungsi dan wewenang
dalam menjalankan tugasnya sesuai undang-undang yang berlaku.
3) Undang-undang di Indonesia yang pernah berlaku adalah:
a) UUD 1945 ( 18 Agustus 1945-27 Desember 1949).
b) Konstitusi RIS (27 Desember 1949- 17 Agustus 1950).
c) UUDS (17 Agustus 1950 5 Juli 1959).
d) Kembali ke UUD 1945 ( 5 Juli 1959-sekarang) setelah Presiden
Soekarno mengeluarkan dekrit Presiden 5 Juli 1959.

DAFTAR PUSTAKA
Huda, Nimatul.2005.Hukum Tata Negara Indonesia:Jakarta.PT Raja
Grafindo Persada
Joeniarto.2001.Sejarah Ketatanegaraan Republik Indonesia:Jakarta.PT
Bumi Aksara.
Kusnardi dan Ibrahim.Pengantar Hukum Tata Negara
Indonesia:Jakarta.Pusat Studi Hukum Tata Negara Fakultas
Hukum Universitas Indonesia dan CV. Sinar Bakti
Sinal, Moh dkk.Pendidikan Pancasila:Malang.UPT MKU Politeknik
Negeri Malang
http://amaliacharlarosella.blogspot.com/2013/03/pancasila-dalam-konteksketatanegaraan.html
http://muhamad-yogi.blogspot.com/2013/04/makalah-kedudukanpancasila-dalam.html
http://pancasila-ketatanegaraan.blogspot.com/
http://engkyndx.blogspot.com/2012/03/peranan-filsafat-pancasilasebagai.html
http://anysluthfia.blogspot.com/2013/04/pancasila-dalam-konteksketatanegaraan.html

Anda mungkin juga menyukai