Funaria adalah lumut yang tumbuh pada substrat seperti batang pohon, batuan cadas,
dan dinding. Seperti pada lumut yang lainnya, Funaria juga tumbuh pada tempat yang teduh
dan lembab seperti pada tanah lembab, bantaran yang teduh, dan seringkali tumbuh pada
lingkungan yang mengalami cekaman seperti pada daerah yang baru saja terbakar (daerah
yang secara periodik mengalami kekeringan). Api pada tempat tersebut akan menimbulkan
banyak perubahan drastis pada kondisi edafik lingkungan. Ada kenaikan kandungan nutrisi
dalam tanah akibat kebakaran tersebut. Steere (1963) menyatakan bahwa kebakaran tersebut
menghasilkan bahan organik terlarut dengan konsentrasi tinggi dan nutrien anorganik.
Southorn (1977) menyatakan bahwa konsentrasi kalsium, kalium, nitrogen, dan fosfor harus
tinggi untuk perumbuhan yang cepat pada Funaria, walaupun nitrogen dan fosfor sepertinya
tidak terlalu penting. Efek dari pemanasan dan kebakaran tanah menyediakan stimulus besar
untuk tumbuh daripada nutrisi yang telah ada sebelumnya.
Funaria terdiri lebih dari 117 spesies termasuk 15 spesies yang ditemukan di India.
Distribusinya ditemukan mulai dari daerah tropis sampai artik. Lamanya siklus hidup
tergantung pada lokasi (sekitar 148-244 hari). Fase gametofit dari Funaria terdiri dari 2 tahap
sama seperti lumut yang lain. Fase tersebut adalah 1) Tahap juvenile yang dihasilkan dari
protonema primer 2) Tahap dewasa yang dihasilkan oleh gametofor berbentuk daun.
Tahapan signifikan dari sejarah hidup Funaria
A. Gametofit
1. Terdiri dari 1) protonema bercabang, hijau, filamen mirip pada alga 2)
gametofor berbentuk daun yang biasanya disebut tumbuhan lumut. Protonema
berumur pendek.
2. Gametofor berbentuk daun terdiri dari sumbu pusat mirip batang yang
ramping, terdapat rhizoid pada dasarnya dan adanya perluasan yang mirip
daun di sepanjang sumbu pusat tersebut. Bersifat bebas.
3. Struktur yang biasa disebut daun dibatasi oleh pelepah yang tebalnya lebih
dari satu sel.
4. Rizhoidnya bercabang dan mutiseluler. Sekat antara sel berbentuk miring.
5. Organ reproduksi (anteridium dan arkegonium) dibentuk dari gugus terminal,
pada pinggiran cabang yang terpisah dari gametofit berbentuk lembaran.
6. Bentukan awal dari organ reproduksi terbentuk dari aktivitas sel apikal.
B. Sporofit
7. Sporofit embrio tumbuh dari 2 titik tumbuh, masing-masing berada pada ujung
yang berlawanan. Embrio yang tumbuh tersebut merupakan apikal.
8. Sporogonium dewasa terdiri dari kaki, tangkai, dan kapsul yang bentuknya
mirip buah pir. Tangkainya panjang dan menopang kapsul di atas gametofit
yang berbentuk lembaran.
9. Kapsul bagian luar terdiri dari apofisis, theca, dan operkulum. Bagian
dalamnya terdiri dari beberapa jaringan. Ada jaringan fotosintesis kompleks
dan rongga udara yang besar yang terletak di atas kantong spora dari filamen
sel-sel hijau dan kolumela. Kapsul tersebut memiliki organisasi kompleks
dalam pembentukan operkulum dan peristom untuk penyebaran spora di
bagian apikalnya.
10. Arkesporium tidak melengkung di atas kolumela, dan berasal dari bagian luar
dari endotesium. Arkesporium tereduksi menjadi satu lapis. Kemajuan
sterilisasi dari jaringan fertil yang potensial telah mencapai tingkat yang
sangat ekstrim pada Funaria.