PENDAHULUAN
klinis yang gawat. Seberapa besar tekanan darah yang dapat menyebabkan Krisis
Hipertensi tidak dapat dipastikan, sebab hal ini juga bisa terjadi pada penderita
yang sebelumnya normotensi atau Hipertensi ringan/sedang. Walaupun telah
banyak kemajuan dalam pengobatan Hipertensi, namun para klinisi harus tetap
waspada akan kejadian Krisis Hipertensi, sebab penderita yang jatuh dalam
keadaan ini dapat membahayakan jiwa/kematian bila tidak ditanggulangi dengan
cepat dan tepat. Pengobatan yang cepat dan tepat serta intensif lebih diutamakan
daripada prosesur diagnostik karena sebagian besar komplikasi krisis HT bersifat
reversibel. Dalam menanggulangi Krisis Hipertensi dengan obat Anti Hipertensi,
diperlukan pemahaman mengenai autoregulasi tekanan darah dan aliran darah,
pengobatan yang selektif dan terarah terhadap masalah medis yang menyertai,
pengetahuan mengenai obat parenteral dan oral anti hipertensi, variasi regimen
pengobatan untuk mendapatkan hasil pengobatan yang memadai dan efek
samping yang minimal.5 Dalam referat ini akan dibahas klasifikasi, Aspek klinik,
prosedur diagnostik dan pengobatan krisis hipertensi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Hipertensi dan Krisis Hipertensi
2.1 Definisi
Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah yang
menetap diatas batas normal yang disepakati, yaitu Diastolik 90mmHg atau
Sistolik 140 mmHg.7Krisis hipertensi adalah suatu keadaan klinis yang
ditandai oleh tekanan darah yang sangat tinggi (tekanan darah sistolik 180
mm Hg dan / atau diastolik 120 mm Hg dengan kemungkinan akan
timbulnya atau telah terjadi kelainan organ target sehingga membutuhkan
penanganan segera. Krisis Hipertensi dibagi menjadi 2 yaitu Hipertensi
Emergensi dan Urgensi. Pada Hipertensi Emergensi terjadi kerusakan organ
target yang terjadi secara progresif.5,6
2.2 Klasifikasi
Menurut The Seventh Report of The Joint National Committee on
Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure
(JNC 7) klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa terbagi menjadi
kelompok normal, Prehipertensi, Hipertensi derajat 1dan derajat 2 (Tabel 1).
Tabel 1. Klasifikasi Tekanan Darah berdasarkan JNC 7 3
Kategori
Sistolik (mmHg)
dan/atau
Diastolik(mmHg)
Normal
Prehipertensi
Hipertensi derajat 1
Hipertensi derajat 2
< 120
120 139
140 159
160
Dan
Atau
Atau
Atau
< 80
80 89
90 99
100
Pada tahun 2003 WHO dan ISH (International Society Of Hypertension) juga
mengklasifikasikan tekanan darah menjadi beberapa tingkatan (Tabel 2).
Sistol
(mmHg)
< 120
< 130
130-139
140-159
140-149
160-179
180
140
140-149
Diastol (mmHg)
< 80
< 85
85-89
90-99
90-94
100-109
110
< 90
< 90
2.
Hipertensi
2.
3.
4.
Hipertensi
2.4 Patofisiologi
Tekanan darah ditentukan oleh 2 faktor utama yaitu : Cardiac Output
(CO) dan Systemic Vasculer Resistance (SVR). Cardiac Output ditentukan
oleh Stroke Volume ( SV ) dan Hearth Rate ( HR ). Resistensi perifer terjadi
akibat Peripheral Vascular Resistensi ( PVR) dan Renal Vascular Resistence
( RVR ).
TD
CO
SV
><
HR
SVR
PVR
RVR
disertai
peningkatan
mendadak
7
keadaan
kerusakan
endovaskuler
disfungsi
endotelial
pembuluh
darah
disertai
Mekanisme
ditingkat
sel
ini
akan
meningkatkan
fibrinolisis
dan
patofisiologi
terjadinya
krisis
hipertensi.
Peningkatan
renin
kembali
untuk
membentuk
vasokonstriktor
olahraga,
merokok,
menderita
Diabetes
Mellitus,
b.
c.
d.
e.
Gastrointestinal
Mual,
muntah
10
2. Pemeriksaan fisik :
Pengukuran tekanan darah pada kedua lengan, perabaan
denyut nadi perifer (raba nadi radialis kedua lengan dan
kemungkinan adanya selisih dengan nadi femoral
Mencari kerusakan organ sasaran:
Mata; Lihat adanya papil edema, pendarahan dan eksudat,
penyempitan arteriol yang hebat.
Jantung; Palpasi adanya pergeseran apeks, dengarkan adanya
bunyi jantung S3 dan S4 serta adanya murmur.
Paru ; ronki basal yang mengindikasikan CHF.
Status neurologik ; pendekatan pada status mental dan
perhatikan adanya defisit neurologik fokal. Periksa tingkat
kesadarannya dan refleks fisiologis dan patologis.
Perlu dicari penyakit penyerta lain seperti penyakit jantung koroner.
3. Pemeriksaan penunjang :
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui apakah Hipertensi Primer
atau Sekunder dan untuk mendeteksi adanya kerusakan organ.3
a. Profil Gula Darah
Kejadian Hipertensi pada pasien Diabetes sangat tinggi. Pemantauan
Glikemik secara efektif sangat bermanfaat pada pasien dengan
Hipertensi dan Diabetes.
b. Profil Lemak Darah
Pada pasien Hipertensi, adanya riwayat keluarga dengan profil lemak
abnormal merupakan faktor resiko Penyakit Jantung Koroner.
c. Asam Urat Serum
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar Asam Urat Serum yang
tinggi berkaitan dengan terjadinya kerusakan organ seperti Hipertropi
Ventrikel Kiri, Aterosklerosis Karotid, dan Mikroalbuminuria.
d. Kliren Kretinin
Terdapat hubungan yang erat antara penurunan fungsi Ginjal dan
morbiditas serta mortalitas serta akibat kardiovaskuler pada pasien
11
Hipertensi.
Pasien
dengan
Klirens
Kreatinin
yang
menurun
12
Jantung
Hipertropi Ventrikel
Unstable Angina atau Infark Miokardium
Gagal Jantung dengan Udema Paru
Diseksi Aorta
2.
Otak
Stroke hemoragik (Perdarahan Intraserebral atau Subdural) atau
Transient Ischemic Attack
Ensefalopati hipertensi
3.
4.
5.
Retinopati
Adanya kerusakan organ target, terutama pada Jantung dan Pembuluh Darah,
akan memperburuk prognosis pasien Hipertensi. Tingginya morbiditas dan
mortalitas pasien Hipertensi terutama disebabkan oleh timbulnya penyakit
kardiovaskular.6
13
Terapi Farmakologis6
Tujuan terapi Antihipertensi adalah mencegah komplikasi Hipertensi
dengan efek samping sekecil mungkin. Obat yang ideal adalah obat yang
tidak mengganggu gaya hidup atau menyebabkan simptomatologi yang
bermakna tetapi dapat mempertahankan tekanan arteri terkendali.6
Jenis-jenis obat Antihipertensi untuk terapi farmakologis Hipertensi
yang dianjurkan oleh JNC 7 yaitu: 6
14
15
16
17
Klasifikasi
Tekanan
Darah
TDS
(mmHg)
TDD
(mmHg)
Perbaikan
Pola Hidup
Normal
<120
dan< 80
Dianjurkan
Prehipertensi
120-139
atau
ya
80- 89
Dengan
Indikasi yang
Memaksa
Tidak indikasi
obat-obatan
obat
untuk
indikasi yang
memaksa
Hipertensi
140- 159
Derajat 1
atau
ya
90-99
Diuretika jenis
obat-obat
Thiazide untuk
untuk
sebagian kasus
indikasi yang
dapat
memaksa
dipertimbangkan
obat
ACEI,ARB,BB
Antihiper
CCB atau
tensi lain
Kombinasi
(Diuretika,
ACEI,ARB,
BB,CCB)
Hipertensi
Derajat 2
160
atau
100
ya
Kombinasi dua
obat untuk
sebagian besar
kasus umumnya
Diuretika jenis
Thiazide dan ACEI
atau ARB atau BB
atau CCB
18
Gagal Jantung
19
Indikasi
Diuretika
(Thiazide)
Diuretika (Loop)
Diuretik (anti
Aldosteron)
CHF, pasca MI
Penyekat
Calsium
Antagonis
(Dyhidropiridin)
Kontraindikasi
Tidak mutlak
Kehamilan
Mutlak
Gout
Gagal Ginjal,
Hiperkalemia
Asma, PPOK, A-V Block
(derajat 2 atau 3
Penyakit Pembuluh
Darah perifer,
Intoleransi glukosa,
Takiaritmia, CHF
Calcium
Antagonis
(Verapamil,
Diltiazem)
Angina pektoris,
Aterosklerosis Karotis,
Takikardia
Supraventrikular.
Penghambat ACE
CHF, Disfungsi
Ventrikel Kiri, pasca MI,
Non Diabetik Nefropati,
Nefropati DM tipe1
Kehamilan,
Hiperkalemia,Stenosis
Arteri Renalis Bilateral
AIIRA
Nefropati DM tipe2,
Proteinuria, Hipertrofi
Ventrikel Kiri, batuk
karena ACEI
Kehamilan, Hiperkalemia,
Stenosis Arteri Renalis
Bilateral
-Blocker
BPH, Hiperlipidemia
Hipotensi Ortostatis
CHF
20
21
Tekanan
Hipertensi Mendesak
Hipertensi Darurat
Biasa
Mendesak
> 180/110
> 180/110
> 220/140
Sakit kepala,
kecemasan; sering
sesak napas
nokturia, dysarthria,
darah
(mmHg)
Gejala
kelemahan, kesadaran
menurun
Pemeriksaan
Tidak ada
Kerusakan organ
Fisik
kerusakan organ
target.
penyakit
jantung
kardiovaskuler.
22
Terapi
mulai/teruskan
pendek
obat IV
Periksa ulang
Rawat ruangan/ICU
dalam 3 hari
24 jam
dosis
Rencana
Pada
hipertensi
darurat
(emergency)
lebih
dianjurkan
untuk
Dosis
Efek / Lama
Perhatian khusus
Kerja
Sodium
0,25-10 mg / kg
langsung/2-3
nitroprusside
/ menit sebagai
menit setelah
infus IV
infus
keracunan tiosianat,
methemoglobinemia, asidosis,
keracunan sianida.
Nitrogliserin
Nicardipine
500-100 mg
sebagai infus IV
min
muntah,
5-15 mg / jam
1-5 min/15-30
sebagai infus IV
min
Klonidin
30-60 min/ 24
per 250 cc
jam
koroner
5-15
ug/kg/menit
30 min
Glukosa 5%
mikrodrip
Diltiazem
sebagi infus IV
intrakranial; hipotensi
Klonidin IV
Klonidin 900 mcg dimasukkan dalam cairan infus glucosa 5% 500cc dan
diberikan dengan mikrodrip 12 tetes/ menit, setiap 15 menit dapat
dinaikkan 4 tetes sampai TD yg diharapkan tercapai. Bila TD target
23
Obat Pilihan
Diseksi aorta
Nitroprusside + esmolol
AMI, iskemia
Edema paru
Nitrogliserin, nitroprusside,
nicardipine
iskemia
Nitroprusside, nitrogliserin,
labetalol
Gangguan Ginjal
Fenoldopam, nitroprusside,
labetalol
Kelebihan
Phentolamine, labetalol
katekolamin
Hipertensi ensefalopati Nitroprusside
Perdarahan
Nitroprusside, nimodipine,
Subarachnoid
nicardipine
Stroke Iskemik
Nicardipine
24
Labetalol IV
Diberikan 20-80 mg IV bolus setiap 10 menit atau dapat diberikan dalam
cairan infus dg dosis 2 mg menit
Hipertensi Urgensi
Tujuan pengobatan Hipertensi Urgensi adalah penurunan tekanan
darah sama seperti Hipertensi Emergensi, hanya dalam waktu 24-48 jam.
Setelah target tercapai harus diikuti program terapi Hipertensi jangka
panjang. Antihipertensi yang dipilih dapat peroral atau parenteral sesuai
fasilitas yang tersedia. Penderita dengan hipertensi urgensi tidak
memerlukan rawat inap di rumah sakit. Sebaiknya penderita ditempatkan
diruangan yang tenang, tidak terang dan TD diukur kembali dalam 30
menit. Bila TD tetap masih sangat meningkat, maka dapat dimulai
pengobatan. Umumnya digunakan obat-obat oral Antihipertensi dalam
menanggulangi Hipertensi Urgensi ini dan hasilnya cukup memuaskan.
Adapun obat Hipertensi oral yang dapat dipakai untuk Hipertensi Urgensi
dapat dilihat pada tabel 12.
Tabel 12. Obat hipertensi oral
Obat
Dosis
Perhatian khusus
Captopril
12,5 - 25 mg PO;
SL 10-20 min/2-6
SL, 25 mg
jam
PO 75 - 150 ug,
Clonidine
ulangi setiap 30
Bronkokonstriksi, Blok
jantung, Hipotensi Ortostatik
min
Nifedipine
5 - 10 mg PO;
ulangi setiap 15
Takikardi, Hipotensi,
Gangguan Koroner
menit
25
26
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.I Kesimpulan
Krisis Hipertensi, yaitu suatu keadaan klinis yang ditandai oleh tekanan
darah yang sangat tinggi dengan kemungkinan akan timbulnya atau telah
terjadi kerusakan organ target, dan merupakan suatu kegawatan medik
yang
memerlukan
pengelolaan
yang
cepat
dan
tepat
untuk
3.2 Saran
Untuk mencegah jatuhnya seseoarang kepada krisis hipertensi, maka
faktor resiko haruslah dihindari, terutama dalam hal kepatuhan minum obat.
Edukasi dari dokter kepada pasien hipertensi sangatlah penting terutama
mengenai komplikasi dan pengaturan pola akan serta gaya hidup yang sehat..
27
DAFTAR PUSTAKA
1.
28