Abstrak. Serium (IV) telah berhasil dipisahkan dari mineral monasit melalui dua tahap proses
membran cair berpendukung (supported liquid membrane, SLM). Pada SLM tahap pertama logamlogam tanah jarang (LTJ) dipisahkan secara serentak dari larutan hasil destruksi mineral monasit
dengan NaOH. Pada SLM tahap kedua serium dipisahkan dari fasa penerima SLM pertama dengan
terlebih dahulu dioksidasi menjadi Ce(IV). Larutan carrier yang digunakan pada penelitian ini
merupakan campuran TBP dan D2EHPA dengan komposisi 0,25 M dan 0,75 M dalam pelarut
kerosen. Selanjutnya larutan carrier tersebut diamobilkan pada membran PTFE yang mempunyai
ukuran pori 0,5 m, sebagai fasa penerima digunakan larutan HCl. Pada penelitian ini oksidasi
Ce(III) menjadi Ce(IV) dilakukan dengan menggunakan campuran HClO4 dan HCl. Pada kondisi
tersebut jumlah Ce(IV) yang dipindahkan ke fasa penerima sangat sedikit dibandingkan dengan ion
LTJ (III) lainnya, ion Ce(IV) tetap tinggal pada fasa penerima sehingga dapat dipisahkan dari LTJ(III)
lainnya. Faktor-faktor yang dipelajari untuk mengoptimalkan pemisahan Ce(IV) dari ion LTJ(III)
adalah, dengan memvariasikan: pH fasa umpan, konsentrasi total ion LTJ pada fasa umpan dan
konsentrasi HCl pada fasa penerima. Nilai parameter-parameter tersebut yang memberikan hasil
pemisahan serium (IV) terbaik diperoleh pada: pH fasa umpan 3,0 dan konsentrasi total ion LTJ
dalam fasa umpan 2000 ppm. Pada kondisi tersebut kemurnian garam serium berhasil ditingkatkan
dari 54,8 % menjadi 91,8 %. Selain itu dengan meningkatnya konsentrasi asam pada fasa penerima,
laju pemisahan serium (IV) dari ion LTJ(III) lainnya juga semakin meningkat.
Kata kunci: serium, mineral monasit, SLM
Pendahuluan
Serium merupakan salah satu logam tanah
jarang (LTJ) yang cukup penting dalam aplikasi
komersial. Serium banyak digunakan sebagai
bahan oksidator, katalis, batu pemantik api,
polishing ketelitian tinggi, pewarna gelas, keramik
dan cat. Salah satu mineral utama serium adalah
monasit (Ln,Th)PO4 yang banyak terdapat di
sekitar kepulauan Bangka, Belitung, dan Singkep.
Monasit saat ini diperoleh sebagai hasil samping
pada pengolahan timah. Agar monasit menjadi
bahan yang bernilai ekonomis tinggi maka perlu
diolah lebih lanjut.
Pemisahan dan pemurnian serium dari monasit
masih sulit dilakukan. Hal ini disebabkan karena
kelompok LTJ mempunyai sifat-sifat kimia dan
fisika yang mirip. Penelitian dan pengembangan
teknik ekstraksi dan pemisahan LTJ masih perlu
dilakukan mengingat sampai saat ini belum ada
metode yang benar-benar handal untuk
memisahkan antar unsur-unsur tersebut. Masalah
Fraksi Ce(IV)
90
110
130
150
170
Suhu ( C)
1
0.99
0.98
Fraksi Ce(IV)
0.97
0.96
0.95
0.94
0.93
0.92
0.91
0
20
40
60
waktu (menit)
1
1
0.8
0.9
0.7
0.8
0.6
0.7
0.5
0.6
C/Co
C/Co
0.9
0.4
Ce(IV)
La(III)
Nd(III)
Gd(III)
Lu(III)
0.5
0.3
0.4
0.2
0.3
0.1
0.2
0.1
60
120
180
240
300
Waktu (menit)
Ce(IV)
Gd(III)
La(III)
Lu(III)
0
0
Nd(III)
0.5
1.5
2.5
Pengaruh konsentrasi HCl dalam fasa penerima terhadap perpindahan ion Ce(IV), La(III),
Nd(III), Gd(III) dan Lu(III) melalui SLM.
Peningkatan optimasi pemisahan ion Ce(IV) dari
ion LTJ lainnya dicoba dengan memvariasikan
konsentrasi HCl dalam fasa penerima, mulai dari
konsentrasi 0,5 M hingga 3 M. Gambar 5 menunjukkan pengaruh variasi konsentrasi HCl terhadap
fraksi konsentrasi masing-masing LTJ yang
dipelajari dalam fasa umpan.
Pada Gambar 5 ditunjukkan bahwa dengan
semakin bertambahnya konsentrasi HCl dalam fasa
penerima, jumlah ion LTJ yang dipindahkan juga
meningkat. Hal ini terutama disebabkan oleh
meningkatnya gradien pH antara fasa umpan dan
fasa penerima sebagai pendorong perpindahan dan
bertambahnya daya tampung dari fasa penerima
terhadap ion-ion tanah jarang yang masuk. Namun
demikian keadaan ini tidak mempengaruhi jumlah
ion Ce(IV) yang dipindahkan, karena laju transpor
ion Ce(IV) ditentukan oleh bisa tidaknya membentuk kompleks netral dengan senyawa carrier,
sehingga tetap tidak dipindahkan. Namun demikian
fenomena tersebut tetap akan meningkatkan
kemurnian Ce(IV) yang diperoleh, karena
perbandingan jumlah ion Ce(IV) terhadap jumlah
ion LTJ lainnya dalam fasa umpan (target produk)
semakin meningkat, selain itu juga untuk mencapai
tingkat kemurnian produk yang sama diperlukan
waktu yang lebih pendek.
Pengaruh konsentrasi LTJ dalam fasa umpan terhadap perpindahan ion Ce(IV), La(III),
Nd(III), Gd(III), dan Lu(III) melalui SLM.
Berdasarkan informasi dari pengaruh variasi
konsentrasi HCl dalam fasa penerima terhadap
perpindahan ion LTJ melalui SLM.
Maka
penelitian selanjutnya diarahkan kepada bagaimana
cara meningkatkan efisiensi proses pemisahan.
Yang dimaksud dengan efisiensi proses pemisahan
di sini adalah keadaan yang dapat memberikan
produk yang banyak, dalam waktu yang relatif
singkat dengan biaya yang relatif murah. Hal
tersebut antara lain bisa dicapai dengan meningkatkan konsentrasi LTJ dalam fasa umpan, dan
hal ini akan sangat tergantung pada kelarutan ionion LTJ tersebut dan kemurnian produk yang ingin
diperoleh. Komposisi ion LTJ dalam fasa penerima
SLM-1 (larutan induk fasa umpan SLM-2) adalah
sebagai berikut: Ce(III) 2135 ppm; La(III) 1267
ppm; Nd(III) 330 ppm; Gd(III) 122 ppm dan
Lu(III) 43 ppm dan total = 3897 ppm. Komposisi
tersebut dalam penelitian ini merupakan
konsentrasi tertinggi, maka variasi konsentrasi LTJ
dalam fasa umpan dilakukan dengan cara mengatur
jumlah volume larutan induk kemudian diatur pHnya = 3 dan diencerkan sampai 100 mL,
selanjutnya dimasukkan ke tabung fasa umpan.
Volume larutan induk yang dipipet ke fasa umpan
adalah : 25, 50, 75, dan 90 mL.
Gambar 6 menunjukkan pengaruh variasi
konsentrasi LTJ dalam fasa umpan terhadap fraksi
100%
91.85
80%
91.41
81.7
32.51
79.2
Lu
60%
Gd
54.8
Nd
La
40%
Ce
20%
0%
Asal
25 mL
50 mL
75 mL
90 mL
1
0.9
C/Co
Ce(IV)
0.8
La(III)
0.7
Nd(III)
0.6
Gd(III)
0.5
Lu(III)
0.4
0.3
0.2
0.1
0
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Kesimpulan
Teknik SLM dapat digunakan untuk memisahkan ion LTJ dari ion non-LTJ dalam satu
kali proses dengan baik. Dengan teknik ini serium
dapat dipisahkan dari ion LTJ lainnya dengan
terlebih dahulu dioksidasi menjadi ion Ce(IV).
Dalam satu kali tahap proses SLM, kemurnian ion
Ce(IV) dapat ditingkatkan dari 54,8 % menjadi
91,8 %.
Pustaka
1. Sulaeman, A., Disertasi Doktor. Departemen Kimia
ITB; Bandung, 2002.
2. Kopunec, R.; Benitiz, JC., J of Radioanalytical and
Nuclear Chemistry, 1991, 150(2), 269-280
3. Gaiwad, A.G., Chem. Biochem. Eng. Q., 2003, 17
(4), 327334.