Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
proses
transmisi
tersebut
berkaitan
dengan
bagaimana
cara
mentransmisikannya. Dalam hal ini ada dua bentuk yaitu peran serta dan bimbingan.
Cara transmisi dengan peran serta antara lain dengan melalui perbandingan. Demikian
pula peran serta dapat berwujud ikut serta di dalam kegiatan sehari- hari di dalam
lingkungan masyarakat. Bentuk bimbingan dapat berupa instruksi, persuasi,
rangsangan dan hukuman. Dalam pelaksanaan bimbingan tersebut melalui pranatapranata tradisional seperti inisiasi, upacara-upacara yang berkaitan dengan tingkat
umur, sekolah agama, dan sekolah formal yang sekuler.
budaya yang didasarkan atas umur akan ditemui adanya sub-budaya murid-murid
sekolah dasar dan menengah,serta pendidikan tinggi. Antara berbagai sub-budaya
dalam suatu masyarakat terdapat saling hubungan, baik dalam bentuk kerjasama,
persaingan,penyeragaman dan pemeliharaan ketakseragaman.
2. Transimisi Budaya dan Pendidikan.
Dalam kepustakaan yang berhubungan dengan penyampaian kebudayaan dari
suatu generasi ke generasi berikutnya ditemui beberapa istilah , yakni enculturation
(pembudayaan/pewarisan),
socialization
(sosialisasi/pemasyarakatan),
education
memperoleh
sikap-sikap,
nilai-nilai,
keterampilan-keterampilan
dan
masyarakatnya belajar dengan cara yang tidak resmi yaitu dengan berperan serta
dalam kehidupan rutin sehari-hari. Dimana mereka memperoleh segala pengetahuan,
kemampuan dan keterampilan yang mereka perlukan untk dapat hidup dengan layak
dalam masyarakat dan kebudayaan mereka sendiri. Dalam golongan yang kedua,
warga masyarakat mendapat pelajaran dari warga-warga lain yang lebih tahu, yang
seringkali dilakukan dalam pranata-pranata pendidikan yang resmi, dimana mereka
memperoleh segala pengetahuan, kemampuan dan keterampilan yang mereka
perlukan.
Pendidikan non-formal merupakan kegiatan terorganisasi di luar kerangka
sekolah formal
atau
sistem
universitas
yang ada
b.
Pusat perekonomian
c.
Fungsi edukasi
sifatnya, media massa salah satu fungsinya sebagai media kontrol yang
terjadinya
berbagai penyimpangan dari nilai dan norma serta aturan yang berlaku di masyarakat.
Selain itu berfungsi juga sebagai sarana pendidikan bagi masyarakat. Melalui media
massa akan terjalin hubungan atau kontak sosial secara tidak langsung antar anggota
masyarakat. Keseluruhan itu menunjukkan besarnya peran media massa dalam
pembentukan pewarisan budaya belajar bagi seluruh anggota masyarakat.
Kita tinggal memilih mana yang paling efektif dan efesien untuk
menyampaikan pesan budaya yang diingini sesuai dengan kemampuan yang tersedia.
3. Perkembangan institusi pendidikan
Dalam
masyarakat
manusia
pendidikan
merupakan
gejala
yang
aksara. Pemilikan aksara dapat dipakai sebagai salah satu faktor kunci dalam
menentukan tingkat perkembangan kebudayaan.
Hansen mengemukakan perbedaan kualitatif kehidupan masyarakat yang
memiliki aksara dengan masyarakat tanpa aksara berikut ini :
Masyarakat Tanpa Aksara
Masyarakat Beraksara
tidak berkembang
berkembang
sistematik
Pendidikan ditekankan terutama pada
anak.
Mengajar hanya merupakan satu aspek
10
11
12
13
2.
kelompok manusia secara bersama. Karena terlahir dari potensi yang dimiliki
manusia, maka budaya belajar kelompok itu merupakan suatu karya yang dimiliki
bersama. Bermacam-maca jenis kebudayaan tergantung dari pengkategoriannya. Jenis
kebudayaan dapat dipandang dari latar belakang etnis (kebudayaan etnis Sunda, etnis
Jawa, dll), letak geografis (kebudayaan masyarakat pantai atau pegunungan), agama
(kebudayaan muslim, kristen, dll), bahkan dari perkembangannya (kebudayaan
masyarakat kota, pedesaan, dll).
b.
14
c.
akan berdaya guna untuk keperluan dan memenuhi kebutuhan hidupnya, baik secara
individu maupun kolektif. Ada tiga syarat dasar yang harud dipenuhi oleh manusia
dengan budaya belajarnya, yakni:
a. Syarat dasar alamiah
b. Syarat kejiwaan atau psikologis
c. Kebutuhan dasar sosial.
d. Budaya Belajar Diperoleh Melalui Proses Belajar
Budaya belajar bukanlah sesuatu yang diturunkan secara genetik yangbersifat
herediter, melainkan dihasilkan melalui proses belajar oleh individu atau kelompok
sosial dilingkungannya.
Faktor yang menentukan dalam mempelajari budaya belajar adalah lewat
komunikasi dengan symbol bahasa. Bagaimanapun sederhananya satu kebudayaan
masyarakat, individu atau kelompok sosial pendukungnya masih bisa berkomunikasi
dengan bahasa ciptaannya. Semakin maju suatu budaya belajar, maka struktur
komunikasi berbahasa memperlihatkan kompleksitasnya.
3.
Pertama, perwujudan budaya belajar yangbersifat abstrak, dan kedua perwujudan budaya
yang bersifat kongkrit.
Perwujudan budaya belajar yang bersifat abstrak adalah konsekwensi dari cara
pandang budaya belajar sebagai sistem pengetahuan yang diyakini oleh individu atau
kelompok sosial sebagai pedoman dalam belajar.
15
Perwujudan budaya belajar yang diperlihatkan secara kongkrit berupa (a) dalam
prilaku belajar; (b) dalam ungkapan bahasa dalam belajar; dan (c) hasil belajar berupa
material. Perwujudan prilaku belajar individu atau kelompok belajar sosial dapat dilihat
dari interaksi sosial juga dari kondisi resmi dan tidak resmi. Perbedaan dalam kondisi
mencerminkan adanya nilai, norma dan aturan yang berbeda.
Bahasa adalah salah satu perwujudan budaya belajar secara koongkrit pada individu
atau kelompok sisial. Kekurangan dalam menggunakan bahasa sedikit banyak akan
menghambat percepatan dalam merealisasikan dan mengembangkan budaya belajar.
Penguasaan bahasa ilmu pengetahuan dari berbagai bangsa lain memungkinkan akan
memperkuat dan mengembangkan budaya belajar seorang individu atau kelompok sosial.
Dalamkonteks Bangsa Indonesia yang kenyataannya multikultur menunjukkan wujud
berbahasa apa yang mencerminkan budaya belajarnya. Pada suku bangsa tertentu
memperlihatkan jenis bangsa yang masih sederhan. Kesederhanaan dalam bahasa
menunjukkan symbol dalam pengetahuannya.
Hasil belajar berupa material menjadikan perwujudan kongkret dari sistem budaya
belajar individu atau kelompok sosial. Dalam konsep keterampilan hidup terkandung
didalamnya sejumlah kecakapan-kecakapan yang dihasilkan melalui proses pembelajaran
yang berlangsung di lingkungannya, suatu masyarakat. Kecakapan tersebut diantaranya
(a) kecakapan dalam pengendalian diri; (b) kecakapan dalam kehidupan sosial; (c)
kecakapan akademik; (d) kecakapan bidang kejuruan. Perwujudan kecakapan dalam hasil
belajar banyak berupa perbuatan benda ataupun yang lainnya menunjukkan tingkat
budaya belajar yang selama ini ditempuh dan menjadi perhatiannya.
16
17
Dalam setiap masyarakat pandangan hidup terlihatkan atas sikap terbuka atau
tertutup. Terdapat kelompok masyarakat yang menerima budaya belajar yang hanya
cocok untuk lingkungannya dan menolak yang tidak sesuai dengan lingkungan
masyarakatnya.
5.
bidang garapan atau materi pembelajaran adalah seluruh bidang kehidupan manusia. Para
ahli budaya sepakat untuk menetapkan bidang-bidang kehidupan manusia yang
senantiasa dibutuhkan dalam kehidupan di masyarakat manapun adanya, yakni:
a.
Emosi keagamaan
Pembelajaran emosi keagamaan diarahkan pada kekuatan kolektivitas, sehingga
menjadi identitas suatu kelompok sosial berasarkan kategori agama.
2.
Sistem keyakinan
Sistem keyakinan ini diarahkan dalam budaya belajar untuk mengenal Tuhan
dengan
sifat-sifatnya
(Kosmologi);
terjadinya
alam
dan
kejadian
dunia
(Kosmogoni); percaya pada hari akhirat (esyatologi);. Dalam budaya belajar sistem
keyakinan juga menyangkut nilai dan sistem norma keagamaan, ajaran kesusilaan,
dan dokrin religi lainnya yang berhubungan dengan tingkah laku manusia.
18
3.
kepada tuhan tme atau kekuatan gaib berupa Dewa dan Dewi, roh nenek moyang. Fungsi
ritus adalah sarana manusia untuk melakukan komunikasi secara khusus. Komunikasi itu
dilakukan secara rutin dengan menggunakan tata cara yang sudah ditentukan berupa
prilaku berdoa, bersujud, bersaji, berkorban dll.
4.
Artinya budaya belajar diarahkan untuk mengenal tempat-tempat yang disucikan untk
melaksanakan ritus misalnya bangunan mesjid, langgar, greja, pafoda, stupa, atau tempat
keramat lainnya.
5.
Ummat beragama.
Yakni budaya belajar diarahkan untuk mengenal adanya kesatuan kelompok sosialnya
yang berdasarkan kesamaan dalam sistem agama atau keyakinan pada saat melaksanakan
ritus.
b.
Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa hidup secara kelompok. Mereka memandang
hidup berkelompok jauh lebih menguntungkan dibandingkan hidup menyendiri. Terdapat
dua submateri yang disediakan bahan mengenai kehidupan sosial berikut organisasinya
yakni (a) organisasi simbolik, yakni organisasi yang semata-mata terbentuk atas tingkah
laku fisik yang bersifat otomatis, dan (b) organisasi sosial, yangterbentuk atas dasar
komunikasi dengan menggunakan sistem lambang.
Materi organisasi mempunyaidua aspek penting untuk diajarkan yakni aspek fungsi dan
aspek struktur.
19
c.
suatu masyarakat. Teknologi dipandang sebagai ilmu tentang sejumlah teknik yang
diciptakan masyarakat untuk mempermudah dan meningkatkan kualitas kehidupan suatu
masyarakat. Pada perinsipnya teknologi ditemukan manusia karena terdesaknya oleh
kebutuhan dalam pekerjaannya. Dalam lingkungan keluarga, masyarakat ataupun sekolah
pembelajaran teknologi dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung dan
penggunaannyapun tidak hanya untuk orang dewasa tetapi anak sekolah pun sudah
mempelajarinya.
e.
belajar ini mendapat perhatian yang besar oleh Antropologi mutakhir, mengingat bahasa
dipandang menjadi pangkat terwujud suatu kebudayaan. Bahasa tidak hanya diartikan
sekedar suara (bahasa lisan), melainkanjuga dengan tulisan )bahasa tulisan), bahkan
bahasa gerak (bahasa isyarat).
20
f.
B.
melainkan melalui proses belajar oleh individu atau kelompok sosial di lingkungannya.
Budaya belajar dapat juga dipandang sebagai proses adaptasi manusia dengan
lingkungannya, baik berupa lingkungan fisik maupun lingkunngan sosial. Sistem
pengetahuan belajar digunakan untuk adaptasi dalam kerangka untuk kebutuhan hidup,
yakni: (1) syarat dasar alamiah, yang berupa kebutuhan biologis seperti pemenuhan
kebutuhan makan, minum, menjaga stamina, menjadikan lebih berfungsi organ-organ
tubuh manusia; (2) syarat kejiwaan yakni pemenuhan kebutuhan akan perasaan tenang,
jauh dari perasaan-perasaan takut, keterkucilan, kegelisahan dan berbagai kebutuhan
kejiwaan lainnya; (3) syarat dasar sosial, yakni kebutuhan untuk berhubungan dengan
orang lain, dapat melangsungkan hubungan, dapat mempelajari kebudayaan, dapat
mempertahankan diri dari serangkai musuh dsb (suparlan, 1980;Bennet, 1976: 172).
Pewarisan budaya belajar dapat disamakan dengan istilah tranmisi kebudayaan,
yakni suatu usaha untuk menyampaikan sejumlah pengetahuan atau pengalaman untuk
dijadikan sebagai pegangan dalam meneruskan estapet kebudayaan, faktor yang
menentukan dalam mempelajari budaya belajar adalah lewat komunikasi dengan simbol
bahasa.
21
1.
sementara budaya belajar berkait dengan aspek eksternal individu. Suatu pembahasan
yang komprehensif yang menghubungkan antara aspek kepribadian dengan budaya
belajar bilamana ditempatkan dalam konteks kepribadian publik, artinya suatu
kepribadian yang secara umum dianut oleh masyarakat yang ada dalam suatu lingkungan
masyarakat. Landasannya adalah budaya belajar akan dapat diinternalisasikan dalam
hidup masyarakat.
a)
Sementara itu terdapat pula teori yang menentang adanya kepribadian publik melalui
sosialisasi, yakni psiko-analisis. Teori ini beranggapan bahwa perkembangan kepribadian
adalah suatu yang tidak sederhana seperti yang digambarkan. Kenyataan ini dibuktikan
dengan menunjukan fakta, bahwa kepribadian itu tidak hanya dibentuk oleh lingkungan
eksternal (lingkungan sosial),melainkan juga oleh internal (bakat dan karakteristik) dan
diri anak itu sendiri.
22
2.
paling kecil dan menjadi salah satu lingkungan yang mendapat perhatian penting dalam
mengenali fenomena sosial yang berimplikasi kepada pengenalan sistem kekerabatan dan
organisasi sosial serta sistem mata pencaharian hidupnya. Demikian halnya dengan
mengenal sitem pewarisan kebudayaan, keluarga mempunyai peranan penting karena
dalam keluarga itulah suatu generasi dilahirkan dan dibesarkan. Mereka mendapatkan
pelajaran pertama kali di lingkungan keluarga, apalagi bagi masyarakat yang belum
mengenal dan menciptakan lingkungan pendidikan formal.
Di dalam lingkungan keluarga terdapat fungsi utama keluarga, yaitu:
d.
e.
Pusat perekonomian
f. Fungsi edukasi
Inti proses pewarisan budaya melalui keluarga adalah terjadinya interaksi berjalan
perlahan tetapi pasti tanpa prosedur, yang berbelit-belit. Adapun fokus perhatiannya
yakni dengan meneliti tentang pola pengasuhan anak-anak.
23
4.
yang mempunyai kebiasaan tradisi, sikap dan perasaan untuk hidup bersama. Masyarakat
terdiri atas kesatuan-kesatuan yang paling kecil. Pada perinsipnya suatu masyarakat
berwujud apabila diantara kelompok individu-individu tersebut telah lama melakukan
kerjasama serta hidup bersama secara menetap. Sistem pewarisan budaya lewat
lingkungan masyarakat berlangsung dalam berbagai pranata sosial, diantaranya
pemilikan hak milik, perkawinan, religi, sistem hukum, sistem kekeranatan dan sistem
edukasi.
5.
bertugas
menyebarluaskan berita, opini, pengetahuan, dsb. Sifat media massa adalah mencari
bahan pemberitaan yang aktual (hangat), menarik perhatian, dan menyangkut
kepentingan bersama. Berdasrkan sifatnya, media massa salah satu fungsinya sebagai
media kontrol yang terjadinya berbagai penyimpangan dari nilai dan norma serta aturan
yang berlaku di masyarakat. Selain itu berfungsi juga sebagai sarana pendidikan bagi
24
masyarakat. Melalui media massa akan terjalin hubungan atau kontak sosial secara tidak
langsung antar anggota masyarakat. Keseluruhan itu menunjukkan besarnya peran media
massa dalam pembentukan pewarisan budaya belajar bagi seluruh anggota masyarakat.
C. Proses Perubahan Budaya Belajar
Perubahan budaya merupakan sebuah keharusan yang prosesnya dapat secara
langsung dan tidak langsung.
Individu/kelompok sosial akan berkesesuaian dengan motivasi untuk mengadakan
pembaharuan dalam budaya belajarnya apabila didukung oleh faktor-faktor berikut:
a.
Adanya kesadaran dari para individu akanadanya kelemahan pola budaya belajar yang
selama ini dianutnya.
b.
c.
Adanya sistem perangsang dalam masyarakat yang mendorong adanya mutu budaya
belajar dalam bentuk penghargaan khalayak mengenai temuannya.
d.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi dalam proses perubagan budaya belajar, yakni:
1.
pengambilan suatu unsur budaya luar untuk kemudian dijadikan kepentingan pemenuhan
kebutuhan bagi suatu masyarakat.
25
3.
Dimana perubahan budaya belajar ini pada dasarnya berlangsung dari awal atau seerhana
menuju komplek.
4.
Kontak budaya belajar bisa terjadi antar seluruh anggota masyarakat atau sebagian
saja, bahkan hanya individu-individu dari dua masyarakat. Misalnya kontak budaya
dalam bidang keagamaan.
2.
kontak budaya belajar dapat timbul diantara masyarakat yang mempuyai kekuasaan
26
Asimilasi dapat dipandang sebagai proses sosial yang ditandai dengan makin
bergantungnya perbedaan-perbedaan antar individu dan antar kelompok serta dengan
semakin eratnya persatuan dalam segi aktivitas. Asimilasi berkaiatan dengan sikap dan
proses mental yang berhubungan dengan tujuan dan kepentingan bersama. Asimilasi
budaya belajar pada dasarnya proses saling mempelajari pola budaya belajar
antarindividu dan kelompok sehingga dapat mengembangkan budaya belajar masingmasing.
Proses asimilasi budaya belajar dapat berjalan dengan cepat ataupun lamban bergantung
pada beberapa faktor.
1.
Adanya toleransi yang memadai antar dua individu atau kelompok masyarakat
memiliki perbedaan-perbedaan.
2.
3.
adanya faktor kesan yang baik atau rasa simpatik pada saat mengadakan kontak
budaya belajar pada awalnya.
4.
adanya faktor perkawinan campuran menjadi faktor yang kuat untuk terwujudnya
suatu asimilasi budaya belajar.
6.
memiliki orientasi yang sama namun memiliki perbedaan. Lebih tegasnya Persudi
Suparlan (1987) menyatakan discoveri adalah suatu penemuan baru yang berupa persepsi
mengenai hakikat suatu gejala atau hakikat mengenai hubungan antara dua gejala atau
hakikat mengenai hubungan antara dua gejala/lebih. Sedangkan inventation adalah
ciptaan baru yang berupa benda/pengetahuan yang diperoleh melalui proses pencintaan
27
tahap analisis: melakukan analisis terhadap konfigurasi baru yang dipandang dari
konfigurasi yang sudah ada.
2.
3.
tahap substitusi: menentukan untuk mengganti konfigurasi budaya belajar yang lama
kedalam konfigurasi belajar yang baru.
Individu atau kelompok sosial akan berkesesuaian dengan motivasi untuk mengadakan
pembaharuan dalam budaya belajarnya bilamana didukung oleh faktor-faktor sebagai
berikut:
a)
Adanya kesadaran dari para Individu akan adanya kelemahan pola budaya belajar
selama ini dianutnya.
b)
Adanya mutu dan keahlian para individu yang bersangkutan dalam mendorong
terjadinya penemuan budaya belajar yang baru
c)
Adanya sistem perangsang dalam masyarakat yang mendorong adanya mutu budaya
belajar dalam bentuk penghargaan khalayak mengenai temuannya
d)
Suatu pembaharuan budaya belajar akan diterima oleh suatu masyarakat bila memenuhi
syarat-syarat berikut.
1.
Masyarakat bersangkutan harus merasa butuh dengan perubahan budaya belajar yang
diawali adanya kesadaran bersama bahwa budaya belajar yang saat ini berlangsung
sudah tidak cocok lagi digunakan dalam kehidupan.
28
2.
Perubahan budaya belajar yang ditemukan harus dapat dipahami dan dikuasai oleh
anggota masyarakat lainnya.
3.
4.
5.
7.
29
sifat kebudayaan itu semakin kabur atau dengan kata lain unsur kebudayaan yang
tersebar itu telah mengalami perubahan baik dari bentuknya maupun isinya.
8.
besarnya tuntutan akan kebutuhan hidup. Adanya kesempatan atau peluang dimiliki oleh
lingkungan tersebut untuk memungkinkan terjadinya perubahan budaya belajar. Bila
peluang tersebut dipandang menguntungkan dalam kehidupan sosial, sangat besar
kemungkinan perubahan budaya belajar baru akan diterima.
Dampak perubahan budaya belajar dalam kehidupan dapatlah kita amati dalam
kejadian sehari-hari di lingkungan kita. Setiap individu atau kelompok masyarakat
menginterpretasi semakin sulitnya kehidupan dan semakin ketatnya persaingan yang
menjadikan individu atau kelompok sosial mengubah pola budaya belajar dalam
kehidupannya. Dalam prilaku sehari-hari pembangunan sarana seperti transportasi,
teknologi informasi memungkinkan setiap individu atau kelompok masyarakat di
pedesaan ataupun diperkotaan melakukan perubahan pola belajar. Terlebih lagi dalam
lingkungan, baik dipersekolahan dasar, menengah ataupun tinggi penggunaan ICT telah
berdampak pada perubahan pola budaya belajar.
Dalam pandangan adaptasi budaya belajar, individu atau kelompok sosial melakukan
tindakan adaptasi dalam rangka dapat memenuhi kebutuhan hidup dasar sehingga dapat
melangsungkan kehidupannya dengan sebaik-baiknya. Perbedaan respon dalam
menghadapi budaya belajar baru pada dasarnya disebabkan karena perbedaan dalam
beradaptasi yang dikategori menjadi dua begian, yakni kelompok yang setuju dan yang
tidak setuju dengan perubahan budaya
Penetrasi budaya belajar adalah penyebab budaya belajar individu atau kelompok sosial
dapat berubah yang disebabkan kontak dengan dunia luar. Dapat secara langsung, yakni
30
31
KESIMPULAN
32
33