Teknis: Bahasa adalah seperangkat ujaran yang bermakna,
yang dihasilkan oleh alat ucap manusia Praktis: bahasa merupakan alat komunikasi antar anggota masyarakat yang berupa sistem lambang bunyi yang bermakna yang dihasilkan alat ucap manusia Filosofis: Sistem tanda arbitrer yang dipakai oleh anggota masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengembangkan budayanya
Fungsi Bahasa a) b) c) d)
Bahasa sebagai alat komunikasi
Bahasa sebagai alat ekspresi diri Bahasa sebagai alat integrasi dan adaptasi sosial Bahasa sebagai alat kontrol sosial
Bahasa Ina: suatu varian bahasa Melayu
Dasar yang dipakai: bahasa Melayu Riau (abad ke-19) Penggunaan bahasa Melayu ini mulai menyebar di Asia Tenggara Melayu Kuno Melayu Tinggi (abad ke15) karena dipakai oleh Kesultanan Malaka, Kerajaan Sumatera, Jawa, dan Semenanjung Malaya
Kerajaan Sriwijaya (abad ke-7 M)
memakai bahasa Melayu Kuno Prasasti berbahasa Melayu Kuno ditemukan di Jawa Tengah (abad ke-9) Prasasti Bogor terletak di dekat Bogor (abad ke-10)
Semenjak bahasa Indonesia
dicanangkan melalui Sumpah Pemuda, bahasa Ina dinyatakan kedudukannya sebagai bahasa negara (18 Agustus 1945) Untuk memperkuat argumen tersebut: UUD 45 (Bab XV, pasal 36) pun menyatakan: Bahasa negara ialah bahasa Indonesia
Bersifat arbitrer (kultural)
Indonesia memiliki perbedaan ras, suku, dan agama. Sebagai bangsa yang besar, Indonesia memiliki keanekaragaman budaya yang menjadi identitas bangsa. Sebagai bentuk pemersatu nasionalisme, diperlukan satu bahasa yang sentra, yaitu bahasa Indonesia.
Bahasa Verbal Bahasa Nonverbal (isyarat, simbol, kode, dan bunyi)
Keadaan bahasa: Bahasa daerah, bahasa
Indonesia, bahasa asing Alasan bahasa melayu disepakati menjadi bahasa nasional:
1. Bahasa melayu sudah lama menjadi lingua franca
2. Bahasa Melayu memiliki sistem yang lebih sederhana
dan tidak mengenal stratifikasi
3. Mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai sarana pengembang iptek dan kebudayaan 4. Kesadaran suku-suku bangsa lain 5. Daerah asal bahasa Melayu memiliki kerajaan besar yang menguasai lautan dan perdagangan (Kerajaan Sriwijaya dan Malaka)
Kedudukan bahasa Indonesia: (1) sebagai
bahasa nasional dan (2) sebagai bahasa negara
Lambang kebanggaan nasional
Lambang jati diri atau identitas nasional Alat pemersatu berbagai masyarakat yang berbeda latar belakang sosial, budaya, dan bahasanya Alat perhubungan antarbudaya dan antardaerah
Bahasa resmi kenegaraan
Bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan Bahasa resmi dalam perhubungan pada tingkat nasional, baik untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan maupun untuk kepentingan pemerintahan Sebagai bahasa resmi di dalam kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi modern
Diusulkan oleh James Richardson Logan
(18191869): Melayunesia atau Indunesia (nesos = pulau Yunani) Douwes Dekker: Insulinde = kepulauan Hindia (insula = pulau Latin) Pelafalan untuk Indonesia: Dari Belanda: Indonesisch Dari Hindia: Indisch (oleh Vollenhoven) Kemudian istilah inlander (pribumi) Indonesier (orang Indonesia) Ki Hajar Dewantara: Indonesia (1913)
Kerusuhan antaretnis yang
mengatasnamakan suku maupun agama, mis: Sampit dan Poso. Terkadang pemicu kerusuhan adalah hal-hal sepele. Sementara itu, _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ terbentuk hanya karena penjajahan dari negara asing. (12 kata)