Anda di halaman 1dari 19

PENGEMBANGAN PIRANTI PENYUSUN

SOAL UJIAN BERBASIS WEB UNTUK


MATA PELAJARAN
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
Shinta Nurhariyanti,
Kepala Seksi Kepemerintahan Pusat
Direktorat e-Government, Ditjen Aplikasi Informatika, Kementerian Kominfo RI
Jl. Medan Merdeka Barat No.9 Jakarta
Email: shinta_n@depkominfo.go.id
Eko Nugroho, Sri Suning Kusumawardani
Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Elektro Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
email:nugroho@ugm.ac.id, email::suning@mti.ugm.ac.id
Naskah diterima: 15 Mei 2011, Disetujui: 21 Juni 2011
Abstrak
Penerapan teknologi informasi dalam memberikan penilaian kepada
murid sangat membantu memenuhi harapan, sehingga hasil penilaian
dapat diterima. Penelitian mencoba untuk mengembangkan sebuah alat
komposer item yang memiliki kemampuan untuk mengukur kualitas item
dan sebagai alat untuk menegakkan penilaian berbasis web invigilated.
Penelitian ini dilakukan melalui langkahlangkah rekayasa perangkat
lunak, sehingga dapat diimplementasikan menjadi alat komposer item
berbasis web untuk mata siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP), mata
pelajaran akan diuji untuk mengukur kualitas item yang dinilai. Alat yang
diproduksi telah memberikan fasilitas bagi guru guna menyusun item dan
mendapatkan kualitas barang yang telah dinilai. Hal ini juga dapat
memberikan umpan balik kepada siswa dalam bentuk skor penilaian dan
informasi tentang kompetensi siswa.
Kata kunci: perekayasa perangkat luna, alat komposer item, siswa SMP

Jurnal Penelitian IPTEK-KOM

THE DEVELOPMENT OF WEB-BASED QUESTIONS


COMPILATION SOFTWARE
FOR SUBJECTS OF JUNIOR HIGH SCHOOL
Abstract
The implementation of information technology in giving evaluation to the
students is very helpful to meet the expectations, so that evaluation results
can be accepted. The research attempts to develop a tool that has the item
composer ability to measure the quality of items and as a means to enforce
invigilated web-based assessment. The research was conducted through the
steps of software engineering, so it can be implemented into the item
composer web-based tool for Junior High School students, subjects will be
tested to measure the quality of the item being evaluated. A tool that has
been produced provides facilities for teachers to arrange items and get the
qualified goods that have been evaluated. It can also provide feedback to the
students in the form of evaluation scores and information about students'
competencies.
Keywords: software engineering, item composer tool, Junior High School
students
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Teknologi informasi saat ini telah
semakin dikembangkan terutama di
bidang pendidikan untuk mendukung
penyelenggaraan ujian. Suatu ujian pada
dasarnya diselenggarakan guna meman
tau secara rutin keberhasilan suatu
proses belajar mengajar yang hasilnya
kemudian dapat digunakan untuk menge
tahui kemampuan siswa dalam menyerap
materi dan keberhasilan guru dalam
memberikan materi pelajaran. Salah satu
penerapan teknologi informasi dalam
penyelenggaraan ujian adalah ComputerAssisted Assessment (CAA) yaitu: software
to allow assessments to be delivered to
candidates (SQA,2003) yang telah digu
nakan secara luas pada tahun 1990an.
Perkembangan ketersediaan jaringan

komputer pada pertengahan 1990


memungkinkan CAA untuk diinstall pada
komputer pusat kemudian diakses mela
lui browser. Kemudahan yang diberikan
teknologi informasi ini telah membantu
untuk menyampaikan hasil ujian segera
setelah ujian dilaksanakan.
Ujian yang berfungsi baik adalah
yang menghasilkan informasi akurat dan
dapat dipercaya yang dapat menunjukkan
perbedaan antara siswa yang pandai dan
yang tidak. Suatu ujian yang dapat di
jawab dengan mudah atau sebaliknya
tidak mampu dijawab sama sekali oleh
seluruh peserta akan siasia karena hasil
yang diperoleh masingmasing siswa
sama, sehingga guru tidak dapat mem
bedakan antara siswa yang menguasai
materi atau yang tidak paham akan
materi yang diujikan. Kualitas suatu ujian
sangat tergantung dari soalsoal yang
Jurnal Penelitian IPTEK-KOM

menyusunnya. Kesulitan yang dialami


siswa dalam mengerjakan ujian dapat
terjadi karena kekurangpahaman siswa
atas materi yang diujikan, namun dapat
juga terjadi karena kesalahan guru dalam
menyusun soal sehingga tidak dapat
dipahami oleh siswa. Kondisi kedua inilah
yang perlu untuk dihindari, karena soal
yang salah akan memberikan informasi
yang salah pula mengenai kemampuan
penguasaan materi siswa, sehingga guru
perlu senantiasa memantau keandalan
soal ujian yang telah dibuatnya. Peng
ukuran keandalan suatu soal dapat dila
kukan dengan menggunakan metode
statistik analisis item, dengan metode ini
guru mempunyai dasar untuk melakukan
perbaikan soal yang dibuatnya dan dapat
membantu guru untuk menghasilkan soal
yang teruji kehandalannya.
Penelitian ini bertujuan untuk
mengembangkan suatu piranti penyusun
soal ujian yang dapat mengukur kualitas
keandalan soal secara otomatis dan seka
ligus sebagai sarana untuk penyelengga
raan ujian berbasis web namun terawasi.
TINJAUAN PUSTAKA
Beberapa penelitian telah dilakukan
berkaitan dengan penerapan teknologi
informasi dalam suatu ujian dan penga
ruhnya terhadap peningkatan kualitas
pembelajaran, seperti yang dilakukan
Dobbs (Wielicki,2006), Swan (2004), dan
Avello,dkk (2003). Dobbs dalam definisi
nya mengenai situasi online learning, yang
menitikberatkan pada salah satu rintang
an utama dalam elearning berkualitas
tinggi yaitu adanya kesalahan persepsi
Jurnal Penelitian IPTEK-KOM

bahwa reading is learning. Dobbs


menyarankan bahwa interaksi yang lebih
baik harus dibangun dalam elearning
seperti mekanisme assessment yang
efektif (Wielicki,2006).
Swan (2004) dalam penelitiannya
mengenai online quizzes membuktikan
bahwa online quizzes juga berpengaruh
terhadap kebiasaan belajar siswa. Online
quizzes yang digunakan memberikan
praktek penyelesaian masalah dan umpan
balik detil dengan segera yang dapat
digunakan untuk meningkatkan nilai.
Beberapa siswa mengakui bahwa online
quizzes telah membantu mereka untuk
bekerja lebih konsisten sepanjang
semester.
Avello, dkk (2003) membuktikan
pengaruh antara online self-assessment
terhadap metode pembelajaran siswa dan
menyatakan bahwa penggunaan soal
pilihan ganda dapat membangkitkan
ingatan siswa, karena membantu siswa
dalam menghubungkan antara pengeta
huan sebelumnya dengan pengetahuan
saat ini. Pentingnya suatu assessment
module dalam elearning terlihat dari
penelitian yang dilakukan oleh Klifartha
(2008) yang menunjukkan ketertarikan
nya dengan melakukan perancangan
ulang aplikasi ielisa. Penelitian hanya
menitikberatkan pada assessment module
yang terdapat pada ielisa. Pada peneli
tiannya, Klifartha melakukan studi ana
lisis dari assessment module yang terdapat
pada aplikasi Atutor dan Moodle untuk
diadopsi dan diterapkan pada ielisa.
Kekhawatiran adanya kecurangan
dibantah oleh penelitian Wielicki (2006)

mengenai dampak online assessment pada


kemampuan murid. Pada penelitiannya,
Wielicki menyatakan bahwa ratarata
siswa tidak tertarik untuk melakukan
kecurangan dalam ujian yang dilakukan
secara online. Siswa menganggap bahwa
dengan melakukan kecurangan dalam
ujian online justru memakan waktu yang
cukup lama. Meskipun demikian, penya
jian soal secara acak dapat digunakan
sebagai salah satu alternatif untuk meng
hindari kecurangan. Ozden, dkk (2004)
meneliti pendapat siswa terhadap peman
faatan CAA (computer-assisted assessment) dan salah satu diantaranya adalah
pendapat siswa terhadap penyajian soal
secara acak, yang menyarankan agar soal
yang disajikan tetap berurutan berdasar
kan kategori soal, namun masingmasing
soal dalam kategori yang sama dapat
disajikan dalam urutan acak.
Pengukuran kualitas keandalan soal
dapat dilakukan dengan menggunakan
metode analisis item. Azwar (2005)
mendefinisikan kriteria untuk mengukur
kualitas suatu soal yaitu indeks kesukaran
item dan indeks daya diskriminasi item.
Beberapa cara yang dapat digunakan
untuk mengukur diskriminasi item, yaitu
dengan menggunakan indeks diskriminasi
item (d), korelasi productmoment (rix),
korelasi point biserial (rpbis), dan korelasi
biserial (rbis) (Azwar, 1997). Varma
memilih menggunakan koefisien rpbis dan
nilai p untuk menguji suatu tes (ujian)
agar akurat dan dapat dipercaya.
Penelitian ini mencoba untuk mene
rapkan teknologi CAA dalam menyeleng
garakan ujian untuk dapat menghasilkan

umpan balik dalam waktu cepat baik bagi


guru maupun siswa. Peranan guru lebih
dititikberatkan pada penelitian ini untuk
menyusun soal dan dapat menjaga kua
litas keandalan soal melalui pengem
bangan piranti penyusun soal ujian
berbasis web untuk mata pelajaran SMP.
LANDASAN TEORI
Fungsi ujian sebagai pengukur
prestasi perlu didukung dengan kualitas
soal yang baik dan telah melalui tahap uji
yang berulangulang berdasarkan proses
analisis item. Proses penyelenggaraan
ujian saat ini telah dapat dilakukan
dengan bantuan komputer sehingga
proses analisis item pun dapat menjadi
lebih mudah dilakukan pada soal ujian
dalam jumlah banyak dan dengan peserta
ujian yang banyak pula.
Beberapa pedoman pengembangan
aplikasi CAA telah tersedia secara online
baik dalam bentuk pedoman yang dike
luarkan oleh institusi pendidikan, imple
mentasi aplikasi, maupun hasil penelitian
penerapan aplikasi e-assessment. Pedom
an ini selanjutnya dapat digunakan
sebagai landasan untuk pengembangan
aplikasi CAA.
Ujian sebagai Pengukur Prestasi
Belajar
Robert L. Ebel dalam Azwar (2005)
menyatakan bahwa fungsi utama ujian
prestasi di kelas adalah mengukur
prestasi belajar para siswa. Ujian dise
lenggarakan tidak sekedar untuk mem
berikan angka ke dalam rapor siswa atau
laporan hasil studi mahasiswa, karena
Jurnal Penelitian IPTEK-KOM

pada dasarnya prosedur ujian bertujuan


mengukur prestasi mengandung nilai
nilai pendidikan yang sangat penting.
Seringkali ujian membantu para guru
untuk memberikan nilai yang lebih akurat
(valid) dan lebih dapat dipercaya
(reliabel). Usaha yang dilakukan oleh
siswa dalam belajar tentu tidak akan
dapat dideteksi dengan cermat apabila
ujian yang digunakan tidak dirancang dan
ditulis dengan baik pula (Azwar, 2005,
15). Penyusunan suatu ujian dengan teliti,
cara penulisan yang mengikuti kaidah
kaidah standar yang ada, dan evaluasi
yang berkelanjutan akan menghasilkan
ujian yang bermanfaat untuk mengukur
hasil yang dicapai siswa dalam belajar
secara lebih layak. Evaluasi berkelanjutan
suatu item yang disertakan dalam ujian
ini dapat dilakukan dengan menggunakan
prosedur analisis item.
Analisis item
Analisis item merupakan prosedur
kerja dalam melakukan pengujian seluruh
soal yang didasarkan pada data empirik
yang diperuntukkan pada soal dengan
tipe pilihan ganda (Azwar,2005). Analisis
item digunakan untuk menguji respon
siswa terhadap soal yang diujikan dan
menjadi pertimbangan apakah suatu soal
akan tetap digunakan terus, perlu
diperbaiki atau akan dihilangkan. Kriteria
untuk mengukur kualitas item antara lain
yaitu (a) indeks kesukaran item dan (b)
indeks daya diskriminasi item. Keduanya
dihitung secara terpisah, namun dalam
evaluasinya keduanya dilihat sebagai ke
satuan komponen yang akan menentukan
Jurnal Penelitian IPTEK-KOM

apakah suatu item dapat dianggap baik


atau tidak. Suatu item juga akan di
evaluasi efektivitas distraktornya untuk
mengetahui apakah suatu distraktor telah
berfungsi sebagaimana mestinya. Distrak
tor adalah pilihan jawaban (alternatif)
bukan kunci pada suatu soal pilihan
ganda.
Indeks kesukaran item
Indeks kesukaran suatu item dihi
tung untuk mengetahui tingkat kesukaran
suatu soal ketika digunakan dalam suatu
ujian. Besarnya p yang dihitung menun
jukkan indeks kesukaran item bagi selu
ruh kelompok bukan bagi masingmasing
siswa secara individu. Formula yang digu
nakan untuk menghitung indeks kesukar
an item sebagaimana pada persamaan 1.
p=ni / N ............................................................ (1)
ni = Banyaknya siswa yang menjawab
item dengan benar
N = Banyaknya siswa yang menjawab
item
Klasifikasi tingkat kesukaran soal
berdasarkan nilai p yang diperoleh adalah
sebagai berikut :
0,00
soal tergolong sukar, yang
0,30 :
dapat diartikan memiliki
tingkat kesukaran tinggi
0,31
soal tergolong tidak sukar
0,70 :
juga tidak mudah, yang
dapat diartikan memiliki
tingkat kesukaran sedang
0,71
soal tergolong mudah,
1,00 :
yang dapat diartikan
memiliki
tingkat
kesukaran rendah

Indeks daya diskriminasi item


Daya diskriminasi item adalah
kemampuan item dalam membedakan
antara siswa yang mempunyai kemam
puan tinggi dan siswa yang mempunyai
kemampuan rendah. Indeks daya diskri
minasi item dihitung dengan mengguna
kan persamaan korelasi point biserial
(Verma), dengan nilai yang bisa diterima
adalah koefisien rpbis di atas 0,2 sesuai
dengan pendapat Crocker dan Algina
(Azwar, 1997. Formula sebagaimana per
samaan 2 digunakan untuk menghitung
indeks diskriminasi item .
.................... (2)
Mi = ratarata skor ujian bagi subjek
yang menjawab item dengan benar
MX = ratarata
skor
ujian
bagi
keseluruhan subjek
Sx = standar deviasi skor ujian bagi
keseluruhan subjek
P = proporsi subjek yang menjawab
item dengan benar
q = 1p
Efektivitas distraktor
Efektivitas distraktor dapat diana
lisis untuk mengetahui apakah distraktor
yang diberikan telah berfungsi sebagai
mana mestinya. Suatu distraktor dikata
kan tidak berfungsi dengan baik jika
distraktor yang ada tidak dipilih oleh
satupun siswa atau justru dipilih oleh
sebagian besar siswa skor tinggi. Jika
kondisi tersebut terjadi, berarti distraktor
yang diberikan perlu untuk diperbaiki
agar dapat berfungsi sebagaimana mesti
nya. Karena itu sangat penting untuk

mengetahui efektivitas distraktor untuk


menghasilkan soal yang berkualitas baik,
tidak hanya dari sisi pertanyaan saja,
namun juga alternatif jawaban yang dibe
rikan juga harus menjadi perhatian guru.
Ujian berbasis komputer
Beberapa istilah umum digunakan
untuk mendefinisikan ujian berbasis
komputer. Scottish Qualifications Autho
rity (SQA) menggunakan istilah online
assessment dalam penggunaan alat bantu
berbasis internet untuk :
pembuatan,
penyimpanan
dan
penyampaian ujian ke siswa
pengcapture-an, penilaian, penyim
panan dan analisis tanggapan siswa
pemeriksaan, pengembalian dan
analisis hasilnya
JISC/QCA menggunakan istilah eassesment untuk menyatakan the end-toend electronic assessment processes where
ICT is used for the presentation of assessment activity, and the recording of responses. This includes the end-to-end assessment process from the perspective of
learners, tutors, learning establishments,
awarding bodies and regulators, and the
general public.
Bull & McKenna menyatakan computer-assisted assessment (CAA) encompasses a range of activities, including the
delivery, marking, and analysis of all or
part of the student assessment process
using stand-alone or networked computers
and associated technologies. (Ozden, dkk,
2004). Berdasarkan istilah yang berbeda
beda tersebut, masingmasing memiliki
arti yang sama, yaitu pemanfaatan kom
Jurnal Penelitian IPTEK-KOM

puter untuk menyelenggarakan ujian.


Penyelenggaraan ujian berbasis
komputer memiliki beberapa keuntungan
jika dibandingan dengan pengujian berba
sis kertas (Cheng dan Basu,2006), antara
lain:
- Penurunan
biaya
yang
sangat
menguntungkan.
Saat ini hampir 75% biaya penyeleng
garaan ujian terletak pada proses
desain grafis, pencetakan, memper
banyak soal, dan transportasi
- Pertanyaan yang dipilih berdasarkan
tingkat kemampuan siswa.
Ujian
konvensional
kebanyakan
mengandung pertanyaan
dengan
kesulitan ratarata.
- Pengurangan waktu administrasi.
Total waktu untuk mengurus persiapan
ujian juga dapat dikurangi karena
proses distribusi kertas ujian telah
dihilangkan.
- Penyajian skor dengan waktu cepat.
Komputer secara otomatis menilai
jawaban segera setelah siswa mema
sukkan jawabannya.
Pedoman perancangan aplikasi
Penelitian Ozden, dkk (2004) yang
dilakukan untuk memperoleh masukan
dari siswa mengenai model CAA yang
telah digunakan, menghasilkan beberapa
masukan yang dapat digunakan sebagai
pedoman merancang piranti penyusun
soal, antara lain :
a. penyajian soal per halaman terbukti
membuat siswa nyaman dalam mengi
kuti ujian karena membuat siswa lebih
fokus pada 1 soal.
Jurnal Penelitian IPTEK-KOM

b. beberapa siswa merasa tidak nyaman


dengan penyajian soal secara acak
yang ditujukan untuk menghindari
kecurangan. Siswa menyarankan agar
penyajian soal tetap berurutan berda
sarkan kategorinya, namun urutan
pertanyaan dapat dimunculkan secara
acak berdasarkan kategori tersebut.
c. sistem melakukan pencegahan kecu
rangan dengan menyembunyikan ja
waban yang telah dipilih sehingga sis
wa mengalami kesulitan untuk mem
perbaiki jawabannya. Siswa berharap
mereka tetap dapat melihat jawaban
yang telah dipilihnya dan melakukan
perubahan pada jawabannya
Scottish Qualification Authority
(2003) mengeluarkan pedoman yang
lebih detail dalam merancang CAA,
seperti berikut.
a. Siswa dapat mengerjakan soal secara
tidak urut, dan dapat melakukan per
ubahan jawaban. Siswa dapat menan
dai soalsoal yang akan ditunda
pengerjaannya. Siswa harus menda
pat pemberitahuan bahwa mereka
telah menyelesaikan seluruh soal
ketika mereka akan mengakhiri ujian.
b. Informasi mengenai sisa waktu untuk
mengerjakan juga perlu diberikan..
c. Kondisi soal dan jawaban ketika
siswa mengerjakan ujian harus di
simpan dalam database, sehingga jika
ingin dimunculkan ulang maka kon
disinya tidak akan berubah, termasuk
urutan soal dan jawabannya.
d. Jumlah item dalam suatu ujian harus
disesuaikan dengan waktu yang ter
sedia. British Standard Institution

menyarankan agar siswa tidak meng


habiskan waktu lebih dari 1,5 jam
untuk duduk di depan komputer.
Ujian yang memerlukan waktu lebih
dari 1,5 jam hendaknya dibagi
menjadi beberapa sesi
e. Pemberian umpan balik dapat mela
lui berbagai cara tergantung tujuan
dari penyelenggaraan ujian. Umpan
balik yang berkaitan dengan jawaban
benar dapat berupa alasan, penjelas
an, referensi ke sumber lain, dan
petunjuk untuk pelajaran lebih lanjut.
Pada ujian sumatif, umpan balik
hendaknya tidak membahayakan
kerahasiaan ujian yang mungkin saja
digunakan oleh siswa lain.
f. Analisis kualitas soal dapat diukur
dengan mengukur tingkat kesukaran
soal,
daya
diskriminasi,
dan
efektivitas distraktor.
METODOLOGI
Penelitian ini akan dilakukan mela
lui beberapa tahap, antara lain analisis
kebutuhan sistem, perancangan sistem,
implementasi hasil rancangan ke dalam
bahasa pemrograman untuk menjadi pi
ranti penyusun soal, serta pengujian sis
tem dengan membandingkan hasil ana
lisis item yang diperoleh menggunakan
piranti dan hasil penghitungan yang
diperoleh dengan menggunakan Micro
soft Excel.
Gambaran Umum Piranti Penyusun
Soal
Sebagaimana tujuan dari penelitian
ini, bahwa piranti ini didesain untuk

membantu guru dalam menyusun soal


dan mengukur kualitas keandalan soal
yang telah digunakan dalam ujian
berbasis web namun terawasi. Pada ujian
terawasi, siswa tetap mengikuti ujian
secara bersamasama dalam satu ruangan
di bawah pengawasan, tetapi penyajian
soal ujian dilakukan melalui.
Soal ujian yang dapat dibuat dengan
piranti ini adalah soal pilihan ganda
dengan 1 jawaban benar. Pembuatan soal
bertipe bacaan, yaitu soal yang mengacu
pada 1 bacaan juga didukung pada piranti
ini sehingga guru dapat menyusun 1
bacaan untuk diacu oleh banyak soal.
Pada proses penyelenggaraan ujian,
soal disajikan secara acak namun ber
urutan berdasarkan tingkat kesukaran
soal dari soal dengan tingkat kesukaran
rendah hingga tingkat kesukaran tinggi,
dan dalam 1 halaman hanya disajikan 1
soal agar siswa lebih fokus dalam
mengerjakan soal. Soalsoal yang telah
diujikan akan dievaluasi dengan metode
analisis item untuk mengetahui kualitas
keandalan suatu soal. Pada piranti ini,
proses analisis item akan dilakukan setiap
kali peserta selesai mengerjakan ujian.
Soal dengan hasil analisis item di bawah
standar akan ditandai agar mendapat
perhatian dari guru untuk diperbaiki.
Kriteria yang digunakan untuk mengukur
kualitas item, meliputi :
a. indeks kesukaran item (persamaan 1)
b. indeks
daya
diskriminasi
item
(persamaan 2).
c. efektivitas distraktor, dengan menghi
tung jumlah siswa yang memilih

Jurnal Penelitian IPTEK-KOM

masingmasing alternatif jawaban dan


nilai rataratanya.
Analisis kebutuhan sistem
Tahap analisis kebutuhan sistem
dilakukan dengan mengadaptasi dari
aplikasi CAA yang telah ada, yaitu Georgia
OAS, dan pedoman yang dikeluarkan oleh
institusi lain, yaitu SQA Guideline (2003).
Berdasarkan kedua referensi tersebut
dengan menyesuaikan kebutuhan piranti
sebagai sarana penyelenggara ujian ber
basis web namun tetap terawasi, maka
piranti ini dirancang untuk memenuhi
kebutuhan dari beberapa pengguna
antara lain guru, siswa, pengawas, dan
admin sebagaimana digambarkan melalui
diagram use case Gambar 1, Gambar 2,
Gambar 3 dan Gambar 4.

<<extend>>

M engi kuti uj i an

M eli hat skor

Login

<<i ncl ude>>

M eneri m a saran perbai kan

Gambar 2 Diagram use case pengguna


Siswa
<<exten d>>
M en ga tur wa ktu uj i a n

<<exte nd>>

M engakti fka n pe se rta


<<exte n d >>

Peng awa s

Login

<<exte nd>>
M el a p o rka n pel a ksa na a n u j i an

M el i ha t so al uj i a n

<<i n cl ud e>>
M en gel ol a soal

<<extend>>

Sis wa

Gambar 3 Diagram
pengguna Pengawas

M e ngel ol a baca an

Guru

use

case

Login
M el i hat hasi l anal i si s i tem
M e nge l ol a d ata p en g g u na
<<exte n d >>

<<exte n d >>

M enetapka n uj i an
M e n ge l ol a dat a kel as
<<exte n d >>

Login

Adm in

<<exte n d >>

Meli hat hasi l uj i an

Gambar 1 Diagram use case pengguna


Guru

M e n ge l ol a d ata si swa

M e n ge l ol a d at a m ata pe l aj a ran

Gambar 4 Diagram use case pengguna


Admin
Proses bisnis piranti penyusun soal
Proses bisnis dari masingmasing
pengguna digambarkan pada Gambar 5,
Jurnal Penelitian IPTEK-KOM

Gambar 6, dan Gambar 7. Aplikasi Georgia


OAS mengidentifikasikan seorang guru
dapat melakukan aktivitas pembuatan
soal maupun penetapan ujian. Pada
aktivitas penetapan ujian, guru dapat
menyusun soal dari bank soal (kumpulan
soal) yang telah tersimpan pada database
atau membuat sendiri soal baru. Aplikasi
Georgia OAS juga menyediakan fasilitas
untuk menyajikan soal yang bertipe
bacaan yang dapat diacu oleh lebih dari 1
soal. Proses bisnis bagi guru yang akan
merancang soal dijelaskan sekaligus
dalam proses bisnis perancangan ujian.
pada Gambar 5.
SQA Guideline (2003) mendefinisi
kan adanya pengguna pengawas yang
bertanggung jawab selama proses ujian
berlangsung dan memiliki tugas untuk
mengatur waktu ujian dan membuat
laporan pelaksanaan ujian. Selain peranan
yang didefinisikan SQA Guideline, pada
piranti yang akan dibuat ini ditambahkan
lagi tanggung jawab pengawas untuk
mengaktifkan peserta ujian dalam upaya
meminimalkan adanya kecurangan, se
perti adanya joki. Pengawas harus me
mastikan bahwa siswa yang diaktifkan
adalah benarbenar peserta ujian yang te
lah terdaftar. Proses bisnis dari pengawas
yang melakukan pengawasan ujian seba
gaimana digambarkan pada Gambar 6.
Bagi seorang siswa untuk dapat
mengikuti ujian pada aplikasi Georgia
OAS melalui beberapa proses pemilihan
jenis ujian yang terdiri dari, student test
atau teacher-created assessment test. Alur
proses bagi siswa untuk mengikuti ujian
pada piranti yang akan dirancang ini akan

menggunakan metode yang digunakan


oleh Georgia OAS dengan menghilangkan
tahap pemilihan jenis ujian karena ujian
yang diselenggarakan hanya berdasarkan
ketentuan guru sebagaimana digambar
kan pada gambar 7. Pada pengguna siswa
dilakukan pemeriksaan status siswa
ketika proses login, untuk memastikan
bahwa siswa telah diaktifkan oleh peng
awas, jika status siswa belum aktif, maka
siswa tidak dapat mengerjakan ujian dan
akan kembali pada proses Login.

Gambar 5 Diagram alir


merancang ujian dan soal

guru

Jurnal Penelitian IPTEK-KOM

telah dirancang, maka selanjutnya dapat


digunakan sebagai pedoman untuk me
rancang DFD (Data Flow Diagram) dari
piranti penyusun soal. Tahap awal yang
dilakukan adalah merancang diagram
konteks dari piranti penyusun soal
sebagaimana yang digambarkan pada
Gambar 8.

Gambar 6 Diagram alir pengawas


mengawasi ujian

Gambar 8 Diagram konteks piranti


penyusun soal

Gambar 9 DFD level 0 piranti


penyusun soal

Gambar 7 Diagram alir siswa akan


mengikuti ujian
Perancangan DFD
Berdasarkan proses bisnis yang
Jurnal Penelitian IPTEK-KOM

Berdasarkan diagram
konteks
selanjutnya dipecah dalam DFD level 0
(Gambar 9) yang menunjukkan 4 proses
yang terjadi di sistem. Pada Gambar 10
digambarkan secara detail prosesproses
yang terjadi pada proses ujian.

Implementasi pengguna guru


Aktivitasaktivitas
yang
dapat
dilakukan guru difasilitasi melalui menu
Administrasi Soal dan Administrasi Ujian.
Menu Administrasi Soal diperuntukkan
bagi guru yang hanya ingin melakukan
pengelolaan data soal yang telah dibuat
nya saja tanpa melakukan pengelolaan
data ujian. Gambar 11.menunjukkan tam
pilan dari halaman utama Administrasi
Soal. Pada halaman ini guru dapat
memilih tingkat kesukaran soal yang akan
ditampilkan pada Daftar Soal.

Gambar 10 DFD level 1 Proses ujian

Gambar 11 Halaman utama Administrasi Soal

Jurnal Penelitian IPTEK-KOM

Gambar 12 Form Tambah/Edit Soal

Gambar 13 Menu Administrasi Ujian


Penambahan maupun pengedit-an
soal dapat dilakukan melalui menu akan
menampilkan form sebagaimana Gambar

Jurnal Penelitian IPTEK-KOM

12. Administrasi bacaan dapat dilakukan


ketika guru memilih bacaan pada proses
pembuatan jenis soal bacaan.

Gambar 14 Tampilan Hasil Analisis Item


Pengelolaan ujian dapat dilakukan
melalui menu Administrasi Ujian. Gambar
13 yang juga menunjukkan fasilitas
fasilitas menu yang dapat digunakan guru.
Guru yang akan merancang ujian dapat
melakukan penetapan ujian untuk
menentukan waktu ujian akan dilaksa
nakan, penetapan soal yang akan diguna

kan dalam ujian, kemudian menentukan


siswa yang diizinkan mengikuti ujian.
Ujian yang telah dilaksanakan dapat
langsung dilihat hasil penghitungan
analisis itemnya. Gambar 14 menunjuk
kan halaman hasil penghitungan analisis
item sehingga guru dapat mengetahui
kualitas masingmasing soal yang diuji

Gambar 15 Tampilan halaman Pengawasan Ujian

Jurnal Penelitian IPTEK-KOM

kan. Pada hasil analisis item, soalsoal


yang memiliki kualitas baik ditandai,
sehingga guru dapat menggunakannya
dalam ujian selanjutnya.
Soalsoal yang tidak ditandai
menunjukkan bahwa soal tersebut perlu
mendapatkan perhatian dari guru untuk
dapat dilakukan perbaikan.
Implementasi pengguna pengawas
Ujian yang telah siap (telah
ditetapkan jumlah peserta dan soalnya)

bawah kendali pengawas. Pengawas perlu


mengaktifkan ujian terlebih dahulu dan
menentukan waktu ujian akan dimulai.
Ujian yang dapat diaktifkan oleh
pengawas adalah ujian yang masih berada
dalam batas waktu penyelenggaraan.
Setelah ujian diaktifkan maka akan ditam
pilkan halaman Pengawasan Ujian
sebagaimana Gambar 15. Pada halaman
ini pengawas dapat mengaktifkan peserta
ujian, mengetahui peserta yang sedang
mengikuti ujian maupun yang telah

Gambar 16 Tampilan halaman ujian

Gambar 17 Halaman hasil ujian


oleh guru dapat

diselenggarakan di

Jurnal Penelitian IPTEK-KOM

menyelesaikan ujian..

Implementasi pengguna siswa


Siswa
yang
telah
diizinkan
mengikuti ujian adalah siswa yang telah
diaktifkan oleh pengawas. Siswa yang
berhasil login akan dihadapkan pada
halaman informasi yang berisi informasi
ujian yang akan diikuti. Pada halaman
informasi ujian juga terdapat petunjuk
pengisian yang dapat dilihat secara
lengkap bagi peserta yang belum
mengetahui cara pengisian ujian. Peserta
yang telah mengetahui cara pengisian
ujian dapat mengabaikan petunjuk ini dan
segera mulai mengerjakan ujian. Ketika
waktu ujian yang telah ditentukan

Demi kenyamanan peserta, soal disajikan


berurutan berdasarkan tingkat kesukaran
soal, dari soal dengan tingkat kesukaran
rendah, hingga soal dengan tingkat
kesukaran tinggi dan soal bacaan hanya
diacak berdasarkan materi bacaan dan
ditampilkan pada urutan awal. Gambar 16
merupakan tampilan halaman ujian.
Jika peserta telah selesai menger
jakan ujian, jawaban peserta segera
diproses untuk menghasilkan informasi
nilai yang diperoleh dan tingkat kemam
puan peserta sebagaimana Gambar 17.
yang terdiri dari jumlah jawaban benar,
salah, dan kosong serta perolehan nilai

Gambar 18 Halaman utama Admin


sebelumnya oleh pengawas telah tiba,
maka peserta dapat mulai mengerjakan
soal. Alternatif jawaban dapat dipilih
langsung pada soal atau memilih pada
lembar jawaban. Peserta dapat menandai
soal yang perlu untuk diperiksa lagi. Pada
halaman ini juga diinformasikan waktu
ujian yang tersisa.
Soal disajikan dengan urutan acak,
sehingga masingmasing peserta akan
menghadapi soal dengan urutan yang
berbedabeda,
untuk
meminimalkan
kemungkinan terjadinya kecurangan.

peserta. Nilai ujian peserta dihitung


dengan persamaan:
Jawaban benar

.(3)
Tingkat penguasaan peserta terha
dap materi yang diujikan dihitung
berdasarkan persentase jumlah soal yang
dijawab benar dengan total keseluruhan
soal per sub materi.

Jurnal Penelitian IPTEK-KOM

Implementasi pengguna admin


Admin bertugas mengelola data
data awal seperti data pengguna, data
kelas, data siswa dan data mata pelajaran
sebagaimana digambarkan diagram use
case pada Gambar 4. Keseluruhan peran
an admin tersebut diimplementasikan ke
dalam menumenu admin yang terdiri
dari Administrasi Pengguna, yang mem
punyai aktivitas administrasi seperti
penambahan,
pengeditan
maupun
penghapusan data pengguna. Adminis
trasi Kelas, disini admin dapat melakukan
administrasi penambahan, pengeditan
maupun penghapusan data kelas dan data
sub kelas, Administrasi Siswa, terdapat
beberapa informasi tambahan seperti
Nomor Induk, Kelas, Tahun. Tahun dalam
hal ini untuk menjelaskan tahun siswa
masuk, dan Administrasi Mata Pelajaran,
meliputi aktivitas administrasi Mata
Pelajaran, administrasi Materi dan admi
nistrasi Sub Materi . Gambar 18 merupa
kan gambar halaman utama admin.
PEMBAHASAN
Pada piranti yang telah dihasilkan,
kemudian dilakukan pengujian pada hasil
analisis item yang diperoleh piranti.
Pengujian dilakukan dengan memban
dingkan hasil penghitungan analisis item
dari piranti dengan penghitungan manual
dengan menggunakan Microsoft Excel
untuk menjamin bahwa piranti yang
dibuat telah dapat digunakan untuk
menggantikan penghitungan analisis item
yang dilakukan secara manual dengan
menggunakan Excel.
Pada tahap pengujian, dilakukan
Jurnal Penelitian IPTEK-KOM

penghitungan analisis item pada ujian


dengan 30 peserta dan 10 soal. Masing
masing soal yang berhasil dijawab benar
oleh peserta mendapat skor 1, sedangkan
soal yang dijawab salah oleh peserta
mendapat skor 0. Berdasarkan skor ja
waban tersebut kemudian dapat dihitung
jumlah dan nilai dari peserta yang
menjawab soal dengan benar sehingga
dapat diperoleh nilai p dan. Hasil yang
diperoleh telah menunjukkan bahwa nilai
p dan Rpbis yang dihasilkan piranti telah
sesuai dengan penghitungan manual yang
dilakukan dengan Excel.
Penghitungan efektivitas distraktor
dilakukan dengan mencatat alternatif
jawaban yang dipilih peserta. Setiap
alternatif jawaban yang dipilih peserta
ditandai dengan nilai 1 untuk kemudian
dihitung jumlahnya. Ratarata nilai dari
peserta yang memilih alternatif jawaban
dihitung untuk mengetahui tingkat ke
mampuan peserta yang memilih alternatif
jawaban yang tersedia sehingga dapat
diketahui efektivitas distraktor dari
masingmasing soal.
Berdasarkan penghitungan manual
efektivitas distraktor yang dilakukan
dengan Excel dilakukan pembandingan
dengan hasil yang diperoleh dengan
menggunakan piranti. Hasil yang diper
oleh menunjukkan bahwa hasil analisis
item yang dihasilkan piranti telah sesuai
dengan penghitungan manual yang
dilakukan dengan Excel.
PENUTUP
Berdasarkan rancangan diagram
use case dan diagram alir yang telah
dibuat telah diimplementasikan suatu

piranti penyusun soal ujian berbasis web


untuk mata pelajaran SMP. Piranti yang
dihasilkan memberikan fasilitas bagi guru
untuk menyusun soal ujian dan dapat
mengetahui kualitas keandalan soal yang
dibuatnya dalam setiap ujian berdasarkan
kriteria indeks kesukaran item, indeks
daya diskriminasi item dan efektivitas
distraktor. Tambahan peranan pengawas
diberikan pada piranti ini untuk
mengurangi terjadinya kecurangan ketika
ujian berlangsung sehingga hasil ujian
yang diterima lebih terpercaya.
Setelah siswa menyelesaikan ujian,
piranti dapat memberikan hasil analisis
item bagi guru dan memberikan informasi
nilai serta hasil kompetensi bagi peserta
ujian. Hasil penghitungan analisis item
yang dihasilkan piranti telah sesuai
dengan hasil penghitungan manual,
sehingga piranti dapat digunakan untuk
penghitungan analisis item menggantikan
metode penghitungan manual. Rekomen
asi yang dapat dihasilkan penelitian ini
adalah pada pengembangan piranti
penyusun soal selanjutnya dapat ditam
bahkan fasilitas untuk mendukung pem
buatan soal matematika yang mengan
dung persamaan atau simbol matematika,
serta fasilitas exportimport soal ujian
dari 1 server ke server lainnya. Selain itu
piranti ini masih membutuhkan studi
kelayakan lebih lanjut untuk mengetahui
tingkat penerimaan pengguna dalam
memanfaatkan piranti
yang telah
dihasilkan.

DAFTAR PUSTAKA
Azwar, S. 1997. Analisis Aitem untuk Tes
Objektif. Semiloka Evaluasi Peni
laian dan Pengukuran Hasil Belajar
Mahasiswa.
Azwar, S. 2005. Tes Prestasi. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar Offset.
Avello, D. G.; & Cuervo, H. F.2003. Online
Self-Assessment as a Learning
Method. Proceedings of the The 3rd
IEEE International Conference on
Advanced Learning Technologies
(ICALT03).
Cheng. I; & Basu.A. 2006 Improving
Multimedia Innovative Item Types
for Computer Based Testing. Eighth
IEEE International Symposium on
Multimedia (ISM'06).
Klifartha, N. 2007. Perancangan Ulang
Assessment Module pada Sistem ELearning I-Elisa. Tesis tidak
terpublikasi.
Yogyakarta:
Universitas Gadjah Mada.
zden, M. Y.; Ertrk, I., Sanli,R .2004.
Students Perceptions of Online
Assessment: A Case Study. Journal
Of Distance Education Revue De
Lducation Distance Spring/
Printemps 2004 Vol. 19, No 2, 77-92.
Paleleng, S. 2008. Pengembangan Sistem
Test Penempatan (Placement Test)
berbasis Komputer. Tesis tidak
terpublikasi. Yogyakarta: Univer
sitas Gadjah Mada.
Swan, G.I. 2004. Online assessment and
study. R. Atkinson, C. McBeath, D.
Jonas Dwyer & R. Phillips (Eds),
Beyond the comfort zone: Pro
Jurnal Penelitian IPTEK-KOM

ceedings of the 21st ASCILITE


Conference (pp.891894). Perth, 5
8 December. http://www.ascilite.
org.au/conferences/perth04/
procs/swan.htmlUHH.
Varma. Seema.Preliminary Item Statistics
Using Point-Biserial Correlation and
P-Values. Morgan Hill : Educational
Data Systems, Inc. http://www.
eddata.com. Diakses tanggal 9 Juni
2008, pukul 14.04 WIB. Wielicki,
Tom.2006. Integrity of Online Testing in E-Learning : Empirical Study.
Proceedings of the Fourth Annual
IEEE International Conference on
Pervasive Computing and Commu
nications Workshops (PERCOMW
06).
. http://www.usability.gov/basics/i
ndex.html. Diakses pada tanggal 29
April 2008
.2003. SQA Guidelines on Online
Assessment for Further Education.
Midlothian : Scottish Qualifications
Authority
. 2007. Effective Practice with eAssessment.
HHUhttp://www.jisc.ac.ukUHH.
Diakses tenggal 16 Mei 2008, pukul
8.24 WIB.

Jurnal Penelitian IPTEK-KOM

Anda mungkin juga menyukai