Soal 02
Soal 02
1. Berikan penjelasan tentang kaitan antara Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).
2. Jelaskan fungsi dan tujuan penyusunan Kebijakan dan Strategi sektoral dalam suatu
kementerian
3. Buatlah contoh penyusunan strategi pembangunan sektor air limbah menggunakan
analisis SWOT (strengths-weaknesses-opportunities-threats).
JAWABAN
1. Kaitan antara Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) adalah :
SPM digunakan sebagai acuan pemerintah untuk menyusun perencanaan (berupa program dan
pembiayaan), perencanaan tersebut tertuang dalam rencana Pembangunan Pemerintah yaitu
pada dokumen RPJMN. Jadi dalam dokumen RPJM juga terdapat target-target yang akan dicapai,
target-target tersebut harus menyesuaikan (sama atau lebih tinggi) dengan SPM yang ada dan
juga disesuaikan dengan anggaran yang ada.
2. Fungsi dan tujuan penyusunan Kebijakan dan Strategi sektoral dalam suatu kementerian adalah
untuk memberikan pedoman bagi para stake holder untuk meningkatkan kinerja dalam
melaksanakan tugas pokoknya (melaksanakan perbaikan maupun pembangunan). Kebijakan dan
strategi yang telah terbentuk akan menghasilkan program dan kegiatan sebagai acuan bagi para
stake holder (Pemda dll) untuk melaksanakan pembangunan yang telah ditargetkan dengan
terencana dalam kurun waktu tertentu.
3. Contoh penyusunan strategi pembangunan sektor air limbah menggunakan analisis SWOT
(strengths-weaknesses-opportunities-threats).
KEKUATAN (STRENGTH)
Adanya desa STBM (Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat) yang tersebar
di beberapa Distrik
KELEMAHAN (WEAKNESS)
Sebagian besar septic tank yang ada
belum sesuai dengan SNI
Kegiatan pembuangan air limbah dari
kamar mandi, cucian dan dapur dialirkan
langsung ke saluran / badan air
PELUANG (OPPORTUNITY)
Adanya kesediaan dan kemampuan
masyarakat untuk membayar iuran
bulanan pengoperasian dan
pemeliharaan IPAL
ANCAMAN (THREATNESS)
Pertambahan jumlah penduduk semakin
meningkat sehingga meningkatkan jumlah
limbah domestik
No.
Parameter
Bobot
(%)
A. Internal
I. Kekuatan (Strength)
Adanya kebijakan pendukung berupa RPJPD,
RPJMD, RPIJM, RTRW, dan RAD yang
1.
30%
mendukung peningkatan dan pembangunan
SPAL.
IPLT (Instalasi Lumpur Tinja) sudah memasuki
2.
30%
tahap pembangunan pada saat ini.
Adanya sistem on site yang sudah berjalan
3. dan turut mempercepat cakupan akses
20%
sanitasi yang layak dan berkelanjutan.
Adanya desa STBM (Sanitasi Total Berbasis
4.
20%
Masyarakat) yang di beberapa distrik.
Total
100%
II. Kelemahan (Weakness)
1. Belum adanya regulasi mengenai
21%
Tingkat
Pengaruh
Perkalian Bobot
dan Tingkat
Pengaruh
0,9
1,2
0,6
0,6
3,3
0,84
No.
2.
3.
4.
5.
Parameter
Bobot
(%)
Tingkat
Pengaruh
Perkalian Bobot
dan Tingkat
Pengaruh
21%
0,84
18%
0,54
19%
0,57
21%
0,84
Total
100%
3,63
-0,33
1,2
1,2
0,6
0,6
3,6
0,5
0,75
1,05
0,45
2,75
0,85
Berdasarkan analisa SWOT yang telah dilakukan, maka kondisi ini berada pada Kuadran II ,
dengan beberapa kelemahan (Weakness/W) yang lebih dominan daripada kekuatan
(Strength/S), namun memiliki potensi peluang (Opportunity/O) yang cukup tinggi untuk
dikembangkan dalam mengatasi beberapa ancaman (Threatness/T) yang ada terkait dengan
pengelolaan air limbah. Strategi yang dapat dilakukan di Kuadran II adalah memaksimalkan
peluang yang ada untuk meminimalisir kelemahan yang ada dengan Mengembangkan sistem
off-site pada kawasan tertentu. Analisa SWOT terhadap kondisi dan proyeksi pengelolaan air
limbah dapat dilihat dalam Gambar di bawah ini :.
B
A
Gambar Posisi terletak pada Kuadran Pemilihan dan Penetapan Arah Pengembangan Sistem
Pengelolaan Air Limbah