Anda di halaman 1dari 5

Evaluasi Mata Kuliah

STRATEGI PEMBANGUNAN SEKTORAL


Kerjakan soal-soal di bawah ini secara mandiri. Jawaban dalam format pdf dengan nama file
NRP.pdf dan dikirim lewat email: masduqi5@yahoo.co.id selambat-lambatnya 22 Desember
2014 pukul 16.00 WIB.

1. Berikan penjelasan tentang kaitan antara Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).
2. Jelaskan fungsi dan tujuan penyusunan Kebijakan dan Strategi sektoral dalam suatu
kementerian
3. Buatlah contoh penyusunan strategi pembangunan sektor air limbah menggunakan
analisis SWOT (strengths-weaknesses-opportunities-threats).

JAWABAN

1. Kaitan antara Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) adalah :
SPM digunakan sebagai acuan pemerintah untuk menyusun perencanaan (berupa program dan
pembiayaan), perencanaan tersebut tertuang dalam rencana Pembangunan Pemerintah yaitu
pada dokumen RPJMN. Jadi dalam dokumen RPJM juga terdapat target-target yang akan dicapai,
target-target tersebut harus menyesuaikan (sama atau lebih tinggi) dengan SPM yang ada dan
juga disesuaikan dengan anggaran yang ada.
2. Fungsi dan tujuan penyusunan Kebijakan dan Strategi sektoral dalam suatu kementerian adalah
untuk memberikan pedoman bagi para stake holder untuk meningkatkan kinerja dalam
melaksanakan tugas pokoknya (melaksanakan perbaikan maupun pembangunan). Kebijakan dan
strategi yang telah terbentuk akan menghasilkan program dan kegiatan sebagai acuan bagi para
stake holder (Pemda dll) untuk melaksanakan pembangunan yang telah ditargetkan dengan
terencana dalam kurun waktu tertentu.
3. Contoh penyusunan strategi pembangunan sektor air limbah menggunakan analisis SWOT
(strengths-weaknesses-opportunities-threats).

Pemilihan arah pengembangan/penyusunan strategi sistem pengelolaan air limbah dapat


dibagi ke dalam 4 (empat) kuadran yang terdiri dari :
a. Mengoptimalkan sistem setempat (on-site) yang sudah berjalan (kuadran I);
b. Mengembangkan sistem off-site pada kawasan tertentu (kuadran II);
c. Mengembangkan sistem off-site skala kota (kuadran III); dan
d. Mengembangkan sistem off-site dengan teknologi maju (kuadran IV).

Dilakukan analisa SWOT, dengan contoh sebagai berikut


KEKUATAN (STRENGTH)
KELEMAHAN (WEAKNESS)
Adanya kebijakan pendukung berupa
RPJPD, RPJMD, RPIJM, RTRW, dan
Belum adanya regulasi mengenai
RAD yang mendukung peningkatan pengelolaan air limbah domestik
dan pembangunan SPAL
IPLT (instalasi Lumpur Tinja) sudah
Belum adanya kelembagaan khusus yang
memasuki tahap pembangunan pada menangani pengelolaan air limbah
saat ini
termasuk pula Pokja Air Minum
Adanya sistem on site yang sudah
berjalan dan turut mempercepat
cakupan akses sanitasi yang layak dan
berkelanjutan

Tidak semua fasilitas umum (rumah sakit)


dan komersial (hotel, restoran, pusat
perbelanjaan) memiliki sarana
pengolahan limbah

KEKUATAN (STRENGTH)
Adanya desa STBM (Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat) yang tersebar
di beberapa Distrik

KELEMAHAN (WEAKNESS)
Sebagian besar septic tank yang ada
belum sesuai dengan SNI
Kegiatan pembuangan air limbah dari
kamar mandi, cucian dan dapur dialirkan
langsung ke saluran / badan air

PELUANG (OPPORTUNITY)
Adanya kesediaan dan kemampuan
masyarakat untuk membayar iuran
bulanan pengoperasian dan
pemeliharaan IPAL

ANCAMAN (THREATNESS)
Pertambahan jumlah penduduk semakin
meningkat sehingga meningkatkan jumlah
limbah domestik

Kurangnya pemahaman dan kesadaran


masyarakat terhadap pengelolaan limbah,
khususnya limbah domestik / rumah tangga
yang dihasilkan dari setiap rumah
Kurangnya sarana pengelolaan limbah
Hasil pengolahan air limbah tinja bisa
domestik / rumah tangga yang memenuhi
dimanfaatkan menjadi biogas dan
standar teknis, misalnya jamban dan septic
pupuk organik.
tank rumah tangga yang sesuai dengan SNI
Pengembangan teknologi
pengolahan air limbah tinja yang
semakin maju.

Kurangnya kesadaran masyarakat


mengenai perlunya dilakukan penyedotan
septic tank secara berkala

Dilakukan pembobotan berdasarkan analisa SWOT diatas

No.

Parameter

Bobot
(%)

A. Internal
I. Kekuatan (Strength)
Adanya kebijakan pendukung berupa RPJPD,
RPJMD, RPIJM, RTRW, dan RAD yang
1.
30%
mendukung peningkatan dan pembangunan
SPAL.
IPLT (Instalasi Lumpur Tinja) sudah memasuki
2.
30%
tahap pembangunan pada saat ini.
Adanya sistem on site yang sudah berjalan
3. dan turut mempercepat cakupan akses
20%
sanitasi yang layak dan berkelanjutan.
Adanya desa STBM (Sanitasi Total Berbasis
4.
20%
Masyarakat) yang di beberapa distrik.
Total
100%
II. Kelemahan (Weakness)
1. Belum adanya regulasi mengenai
21%

Tingkat
Pengaruh

Perkalian Bobot
dan Tingkat
Pengaruh

0,9

1,2

0,6

0,6
3,3

0,84

No.

2.

3.

4.
5.

Parameter

Bobot
(%)

Tingkat
Pengaruh

Perkalian Bobot
dan Tingkat
Pengaruh

21%

0,84

18%

0,54

19%

0,57

21%

0,84

pengelolaan air limbah domestik


Belum adanya kelembagaan khusus yang
menangani pengelolaan air limbah termasuk
pula Pokja Air Minum
Tidak semua fasilitas umum (rumah sakit)
dan komersial (hotel, restoran, pusat
perbelanjaan) memiliki sarana pengolahan
limbah
Sebagian besar septic tank yang ada belum
sesuai dengan SNI
Kegiatan pembuangan air limbah dari kamar
mandi, cucian dan dapur dialirkan langsung
ke saluran / badan air

Total

100%

3,63
-0,33

Selisih Kekuatan dan Kelemahan


B. Eksternal
I. Peluang (Opportunity)
Adanya kesediaan dan kemampuan
1. masyarakat untuk membayar iuran bulanan
30%
pengoperasian dan pemeliharaan IPAL
Pengembangan teknologi pengolahan air
2.
30%
limbah tinja yang semakin maju.
Hasil pengolahan air limbah tinja bisa
3. dimanfaatkan menjadi biogas dan pupuk
20%
organik.
Adanya kesediaan dan kemampuan
4. masyarakat untuk membayar iuran bulanan
20%
pengoperasian dan pemeliharaan IPAL
Total
100%
II. Ancaman (Threatness)
Pertambahan jumlah penduduk semakin
1. meningkat sehingga meningkatkan jumlah
25%
limbah domestik
Kurangnya pemahaman dan kesadaran
masyarakat terhadap pengelolaan limbah,
2.
25%
khususnya limbah domestik / rumah tangga
yang dihasilkan dari setiap rumah
Kurangnya sarana pengelolaan limbah
domestik / rumah tangga yang memenuhi
3.
35%
standar teknis, misalnya jamban dan septic
tank rumah tangga yang sesuai dengan SNI
Kurangnya kesadaran masyarakat mengenai
4. perlunya dilakukan penyedotan septic tank
15%
secara berkala
Total
100%
Selisih Peluang dan Ancaman
Keterangan :

1,2

1,2

0,6

0,6
3,6

0,5

0,75

1,05

0,45
2,75
0,85

1: Tidak berpengaruh dalam pengelolaan air limbah


2: Tingkat pengaruh rendah dalam pengelolaan air limbah
3: Tingkat pengaruh sedang dalam pengelolaan air limbah
4: Tingkat pengaruh tinggi dalam pengelolaan air limbah

Berdasarkan analisa SWOT yang telah dilakukan, maka kondisi ini berada pada Kuadran II ,
dengan beberapa kelemahan (Weakness/W) yang lebih dominan daripada kekuatan
(Strength/S), namun memiliki potensi peluang (Opportunity/O) yang cukup tinggi untuk
dikembangkan dalam mengatasi beberapa ancaman (Threatness/T) yang ada terkait dengan
pengelolaan air limbah. Strategi yang dapat dilakukan di Kuadran II adalah memaksimalkan
peluang yang ada untuk meminimalisir kelemahan yang ada dengan Mengembangkan sistem
off-site pada kawasan tertentu. Analisa SWOT terhadap kondisi dan proyeksi pengelolaan air
limbah dapat dilihat dalam Gambar di bawah ini :.

B
A

Gambar Posisi terletak pada Kuadran Pemilihan dan Penetapan Arah Pengembangan Sistem
Pengelolaan Air Limbah

Anda mungkin juga menyukai